BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam Undang-Undang Dasar RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang ditegaskan dalam bab 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. 1 Menurut UU No 2 Tahun 2003 tentang Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman yang memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agr menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepda Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak 1 Taufiqurrahman Saleh, Membangun Pendidikan Indonesia, (Jakarta :lembaga pers dan penerbitan PP IPNU, 2009), h 148.

mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Tujuan pendidikan secara umum adalah mampu melaksanakan tugas dari Tuhan sebaik baiknya, mampu melaksanakan tugas kemanusiaan, mampu melaksanakan tugas kewarganegaraan, mampu melaksanakan tugas kemasyarakatan dan mampu melakukan tugas pribadi sebaik baiknya, serta mampu menuju kehidupan sebagai insan kamil, dimana terjamin adanya hakikat manusia secara harmonis. 3 Untuk memenuhi tujuan dari pendidikan diatas, hal yang berperan untuk mewujudkannya yaitu isi pendidikan yang tidak lain daripada kurikulum. Kurikulumlah yang merupakan alat pembentuk yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Dalam hal ini kurikulum dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. 4 Praktek pendidikan pada umumnya selalu akan membawa tiga misi penting yang menyangkut perkembangan psikis dan fisik peserta didik. Bloom (1960) menyebut 3 misi tersebut sebagai domain yang menyangkut Kognitif, Efektif dan Psikomotor. 5 Oleh sebab itu dalam pembelajaran serang gurubhendaknya tidak hanya membangun aspek kognitif namun aspek afektif dan psikomotor peserta didik yang dikembangkan. Pada pembahasan ini peneliti memfokuskan pada ranah afektif pada aspek penerapan di masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan 2 Ibid, h 184 187. 3 Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (. Jakarta :Rineka Cipta. 2007). h 108 4 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h 65. 5 Bloom, The Domain In Psichological Bahaviour, (Los Angeles, Allin and Bacon, 1960)

yang diharapkan maka harus didikung juga oleh perencanaan yang seksama. Perencanaan itu berisi sejumlah materi yang harus diajarkan dalam proses pendidikan sampai pelaksanaan evaluasi. 6 Untuk itu materi merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran, tanpa materi proses pembelajaraan tidak akan terjadi. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah materi Pendidikan Agama Islam (PAI). Di SMA materi PAI diajarkan dalam satu pelajaran yang di sebut dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sedangkan di MA materi PAI lebih dirinci sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Agama (Permenag). Materi PAI terdiri dari pelajaran Alqur an Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih dan SKI. Pada penelitian ini materi pendidikan agama islam adalah dalam materi bidang aqidah akhlak. Dari fenomena diatas dapat dilihat antara SMA dan MA dalam mendapatkan materi Agama berbeda baik dari segi materi maupun waktu pembelajarannya, meskipun antara SMA dan MA merupakan tingkat yang sama. Di SMA materi agama dijadikan satu dan waktunya sedikit, sedangkan di MA materi yang diperoleh lebih luas dan waktu pembelajarannya lebih banyak dan terperinci. Sehingga ketika mereka sudah lulus dan terjun ke masyarakat yang dominan masyarakat muslim, mereka sebagai generasi penerus dituntut untuk menerapkan Pemahaman Agama Islam di masyarakat. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian 6 Abd. Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agam Islam di Sekolah, ( Yogyakarta : Teras, 2010), cet. Ke-3, hal 16.

tentang IMPLEMENTASI TINGKAT PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) ANTARA LULUSAN SMA dan MA di MASYARAKAT untuk membuktikan bahwasannya tidak semua lulusan SMA tidak dapat menerapkan Pemahaman Pendidikan Agama di masyarakat, bisa saja sama atau bahkan lebih unggul dan menguasai dibanding lulusan MA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam skripsi ini dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam lulusan SMA dan MA di masyarakat? 2. Bagaimana Implementasi Tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam antara lulusan SMA dan MA di Masyarakat? 3. Apa saja faktor yang mempengaruhi Implementasi tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam lulusan SMA dan MA di masyarakat? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jawaban yang jelas dari beberapa rumusan masalah tersebut diantaranya : 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaiman tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam lulusan SMA dan MA di masyarakat.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana Implementasi Tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam antara lulusan SMA dan MA di Masyarakat. 3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi Implementasi Tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam antara lulusan SMA dan MA di Masyarakat. D. Kegunaan Penelitian 1. secara teoritis, menambah wawasan dan pengalaman dalam hal ilmu pengetahuan, khususnya tentang Implementasi Tingkat Pemahaman Pendidikan Agama Islam antara lulusan SMA dan MA di Masyarakat. Dan Sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I (SI) pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya 2. secara praktis, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan pemahaman pendidikan agama islam, khususnya di desa tambak rejo. E. Definisi perasional Sebagai upaya untuk mengantisipasi agar tidak meluasnya pembahasan dan ambiguitas. Maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah dibawah ini : 1. Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, karya atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa

perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap 7. Yang dimaksud ini adalah pengamalan PAI yang difahami dari sekolahnya. 2. Tingkat pemahaman adalah upaya sadar dan terencana dalam mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam. 3. PAI adalah suatu aktifitas atau usaha pendidikan terhadap anak didik menuju ke arah terbentuknya kepribadian muslim yang muttaqien. 8 4. SMA adalah sekolah menengah atas yang merupakan lanjutan dari sekolah menengah pertama. 5. MA adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pegajaran tingkat menengah atas dan menjadikan mata pelajaran Agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum 9. 6. Masyarakat adalah kelompok sosial antar mausia yang tinggal di suatu tempat, mempunyai tujuan tertentu, mempunya norma yang ia sepakati bersama. 10 7. Tambakrejo adalah nama sebuah desa yang terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Tambakrejo, dusun Tambaksari dan dusun Tambakbulak. Yang terletak di Desa Tambakrejo Kecamatan Waru Kabuaten Sidoarjo. Maksud dari penelitian ini adalah pengamalan pemahaman PAI remaja yang lulus dari SMA dan MA mengenai tentang akhlak yang meliputi ibadah 7 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2003) 8 Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta. Jakarta. 2007. Hal 110. 9 Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002) h. 104 10 Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (. Jakarta :Rineka Cipta. 2007). Hal 30

sholatnya dan tentang tingkah laku ketika dengan orang tua, teman dan etika berpakaiannya. F. Ruang Lingkup Agar penelitian ini tidak keluar dari jalur yang ditentukan dan hanya dibatasi masyarakat tambakrejo, maka ruang lingkup yang akan diteliti lebih dalam lagi adalah pemahaman PAI remaja yang telah lulus SMA dan MA, khususnya dalam bidang Hablu minallah dan Hablu minannas, yakni : 1. Hablu MinAllah yang meliputi ibadah shalatnya. 2. Hablu Minannas yang meliputi orang tua, etika bergaul dan etika pakaian muslim. Menurut Dr. Zakiyah Dradjat tahap perkembangan dan umur yakni : 0 7 tahun = masa kanak-kanak 7 14 tahun = masa sekolah 14 21 tahun = pubertas / remaja. Jadi usia yang dimaksud remaja dalam penelitian ini adalah maksimal pada usia 21 tahun. Remaja dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1. masa remaja pertama yaitu umur 13 16 tahun 2. masa remaja terakhir yaitu umur 17 21 tahun.

G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah memahami dan mempelajari apa yang ada di penelitian ini, maka sistematika penulisan pembahasan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, ruang lingkup, sistematika pembahasan. BAB II KAJIAN PUSTAKA yang meliputi tinjauan tentang pemahaman, tinjauan tentang materi PAI., hubungan timbal balik masyarakat dan sekolah, implementasi tingkat pemahaman pendidikan agama Islam antara lulusan SMA dan MA di masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN yang meliputi pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis data dan tahap-tahap penelitian. BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN yang meliputi gambaran umum obyek penelitian sejarah berdirinya desa Tambakrejo, keadaan demografis, keadaan pemerintahan, keadaan sosial pendidikan, keadaan sosial ekonomi, keadaan sosial keagamaan. BAB V PENUTUP yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.