Potensi Kuantitatif dan Kualitatif 10 Galur Unggul Baru Padi Jenis Pandan Wangi

dokumen-dokumen yang mirip
Uji Daya Hasil Sepuluh Galur Baru Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Rakitan Politeknik Negeri Lampung

Uji Ketahanan Galur Padi Baru Terhadap Cekaman Tanah Asam. Resistance Test of New Strain Rice on Acid Soil Stress

Ana Tri Lestari, Jaenudin Kartahadimaja *, dan Nurman Abdul Hakim

ISSN eissn Online

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

Oleh: Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 25 Agustus 2004, disetujui: 27 September 2004)

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI BERAS HITAM FUNGSIONAL TOLERAN KEKERINGAN SERTA BERDAYA HASIL TINGGI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

Pengaruh Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term) terhadap Viabilitas dan Vigor Empat Galur Benih Inbred Jangung

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

DAYA WARIS DAN HARAPAN KEMAJUAN SELEKSI KARAKTER AGRONOMI KEDELAI GENERASI F 2

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

PENAMPILAN KARAKTER FENOTIPIK 15 GALUR INBRED JAGUNG SELFING KE-14 (S-14) RAKITAN POLINELA

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

Kemajuan Genetik Dan Heritabilitas Karakter Agronomi Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) Generasi F 2 Persilangan Wilis Dan Mlg 2521

Potensi Hasil Tiga Belas Galur Jagung Hibrida Silang Tunggal Rakitan Politeknik Negeri Lampung

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

UJI DAYA HASIL DELAPAN GALUR HARAPAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) YIELD TRIAL OF EIGHT PROMISING LINES OF LOWLAND RICE (Oryza sativa, L.

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. digunakan untuk pangan pokok saja, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk

I. PENDAHULUAN. meningkat. Sementara lahan pertanian khususnya lahan sawah, yang luas

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

PENDAHULUAN Latar Belakang

KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

SKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG PEMULIAAN TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PREFERENSI KONSUMEN KALIMANTAN SELATAN TERHADAP BERAS DAN RASA NASI VARIETAS UNGGUL

AKSI GEN DAN HERITABILITAS KANDUNGAN ANTOSIANIN BERAS MERAH PADA HASIL PERSILANGAN GALUR HARAPAN PADI BERAS MERAH TOLERAN KEKERINGAN X KALA ISI TOLO

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

Agrivet (2015) 19: 30-35

PENGARUH PROPORSI KEDELAI DAN JAGUNG TERHADAP TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

POLA SEGREGASI KARAKTER AGRONOMI TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN WILIS X MALANG 2521

KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33

PERAKITAN KEDELAI UNGGUL BARU BERDAYA HASIL TINGGI, BERUMUR GENJAH, DAN TAHAN HAMA UTAMA KEDELAI (ULAT GRAYAK)

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

IDENTIFIKASI GALUR-GALUR PADI GOGO TOLERAN TERHADAP KERACUNAN ALUMINIUM

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

I. PENDAHULUAN. protein yang mencapai 35-38% (hampir setara protein susu sapi). Selain

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 130/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

TOLERANSI VARIETAS PADI HITAM (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN. Tesis Program Studi Agronomi

KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH

Hajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 72/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA H 36 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIPA 6 JETE

SELEKSI NOMOR- NOMOR HARAPAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) GENERASI F 5. HASIL PERSILANGAN WILIS x MLG 2521

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) PADA TANAH SALIN

DAYA HASIL TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KEBON AGUNG BANTUL THE POTENTIAL YIELD OF THREE NEW PADDY VARIETIES AT KEBON AGUNG BANTUL

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

Pengaruh Asam Sitrat terhadap Pertumbuhan Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Bagendit di Bawah Cekaman Aluminium

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L]. Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 16 (2): 109-113 http://www.jptonline.or.id ISSN 1410-5020 eissn Online 2047-1781 Potensi Kuantitatif dan Kualitatif 10 Galur Unggul Baru Padi Jenis Pandan Wangi Potential Quantitative and Qualitative 10 Superior New Strain of Rice Pandan Wangi Jaenudin Kartahadimaja 1, Eka Erlinda Syuriani 1, dan Marlinda Apriyani 2 1 Dosen Program Studi Teknologi Perbenihan Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Polinela 2 Dosen Agribisnis Jurusan Ekonomi dan Bisnis Polinela Jl. Soekarno- Hatta, No.10 Rajabasa, Bandar Lampung, Tlp. 0721703995 Email: jaenudinkartahadimaja@gmail.com ABSTRACT Rice is a staple food that is very dominant for Indonesia. Production of rice in 2014 as many as 70,85 million tons of milled rice, 0,61% lower than production in 2013. One way to increase production is the use of high yielding varieties. Polinela have to assemble ten new rice lines Pandan wangi species which have superior appearance. The research goal is to test the potential yield and quality of rice ten new rice strains. The study was conducted in Polinela for 6 months. The study was conducted using Randomized Completely Block Design ( RCBD ).The treatment consisted of ten strains of rice, is repeated three times. The variables measured were (1) dry milled grain yield per hectare; (2) the levels of amylose and amylopectin. Qualitative variables measured were the texture and the smell of ricewith organoleptic method. Quantitative data were analyzed by analysis of variance, if there is a difference between the treatment continued with Test Honestly Significant Difference (HSD) on the real level of 0.05. Heritability of quantitative variables were observed calculated to estimate whether the variable-variable controlled bygenetic factors or environment?the results showed the new rice lines Polinela assemblies have a range of potential outcomes of milled rice ( GKG ) between 6.47 to 9.79 tonnes/ha,amylose content is low to moderate, very fluffier texture until fluffier rice. Keywords: yield potential, new rice strains Diterima: 01 Februari 2016, disetujui 20 April 2016 PENDAHULUAN Bagi bangsa Indonesia, beras merupakan pangan pokok yang sangat dominan. Kelangkaan penyediaan beras menyebabkan melonjaknya harga beras yang berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memperparah krisis ekonomi, sosial, dan politik (Suryana dkk., 2009). Produksi padi tahun 2014 sebanyak 70,85 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 0,43 juta ton (0,61%) dibanding tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2015). Produksi beras dapat dipacu melalui peningkatan luas tanam dan penggunaan varietas yang memiliki produktivitas tinggi. Peningkatan potensi hasil suatu tanaman padi dapat dilakukan dengan memodifikasi arsitektur tan tanaman melalui pemuliaan tanaman dan seleksi (Abdullah, 2009). Jenis dan kualitas padi yang dikembangkan di masyarakat bervariasi, mulai dari yang berkualitas rendah sampai berkualitas tinggi (baik). Beras kualitas rendah dicirikan dengan warna

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan yang putih kotor, butiran beras banyak yang patah, tekstur nasi yang keras atau pera, aroma yang tidak harum bahkan ada yang bau apek. Beras berkualitas baik memiliki karakter butiran beras agak besar dan seragam, butiran beras tidak patah, warna beras putih cerah, tekstur nasi yang lunak atau pulen, memiliki aroma yang harum atau wangi. Politeknik Negeri Lampung (Polinela) sedang mengembangka n padi jenis Pandan Wangi. Perakitaan dilakukan dengan teknik pemuliaan konvensional. Plasma nutfah yang digunakan sebagai tetua persilangan berasal dari beberapa varietas unggul nasional yang memilki keragaman genetik yang berbeda disilangkan dengan jenis padi pandan wangi yang memiliki potensi hasil tinggi, kualitas beras baik dengan aroma nasi yang wangi. Zuriat hasil persilangan mulai generasi ke-2 (F 2 ) diseleksi dengan metode pedigre, saat ini telah dihasilkan 10 galur harapan generasi ke-8 (F 8 ) yang memiliki penampilan superior (Kartahadimaja dan Syuriani, 2014). Galur-galur harapan tersebut menunjukkan karakter agronomi yang unggul, seperti tinggi tanaman rata-rata pendek, batang kekar, bentuk gabah agak besar, malai panjang, dan jumlah gabah tiap malai berkisar antara 150-250 butir. Tujuan Penelitian adalah menguji potensi hasil dan kualitas beras sepuluh galur padi baru rakitan Polinela. METODE Penelitian dilakukan di Politeknik Negeri Lampung (Polinela) selama 6 bulan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS). Sebagai perlakuan adalah 10 galur padi, setiap perlakuan diulang tiga kali. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah (1) hasil gabah kering giling tiap hektar; (2) kadar amilosa da n amilopektin. Analisis kadar amilosa dan amilopektin dilakukan dengan metode spektrofotometri, sedangkan pengamatan rasa, tekstur dan aroma nasi dilakukan uji organoleptik dengan menggunakan 15 orang panelis. Data dianalisis dengan sidik ragam, jika terdapat perbedaan diantara perlakuan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 0,05. Untuk menduga apakah variabel variabel yang diamati itu dikendalikan oleh faktor genetik atau lingkungan maka dari setiap nilai variabel yang dihasilkan, dihitung nilai heritabilitasnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi hasil gabah kering giling (GKG) ke 10 galur padi baru rakitan polinela bervariasi, yaitu berkisar antara 6,47-9,79 ton/ha (Tabel 1). Galur E nyata lebih tinggi dari galur C, D, H, da n J. Berdasarkan potensi hasil yang dimiliki oleh galur padi baru di atas, peluang untuk dikembangkan menjadi calon varietas komersial sangat besar. Untuk mengetahui stabilitas hasil dan penampilan karakter unggul yang lain yang dimiliki oleh masing-masing galur, maka perlu dilanjutkan dengan uji multilokasi-multitahun. Kadar amilosa merupakan salah satu sifat fisikokimia beras yang ditentukan oleh sifat pati yang berantai lurus. Kadar amilosa tekstur nasi 0 10% termasuk ketan, tekstur nasi dengan kandungan amilose 10-20% termasuk katagori kandungan amilosa rendah dengan tekstur nasi sangat pulen, kandungan amilosa antara 20-25% termasuk kandungan amilosa sedang, dengan tekstur nasi yang pulen. Kandungan amilosa >25% termasuk katagori kandungan amilosa tinggi dengan tekstur nasi yang pera (Juliano, 1990 dalam Suprihatno dkk., 2009; Allidawati dan Bambang, 1989). 110 Volume 16, Nomor 2, Mei 2016

Jainudin dkk: Potensi Kuantitatif dan Kualitatif 10 Galur Unggul Baru Padi Jenis Pandan Wangi... Tabel 1. Rata-rata bobot 1000 butir gabah, hasil gabah tiap rumpun, hasil gabah tiap hektar, kadar amilosa, dan amilopektin 15 galur padi baru rakitan Polinela Kode Galur Hasil Gabah/Ha Amilosa Amilopektin (kg) (%) (%) B (P.W xglr ) 7478.7 ab 20.2 e 46.5 d C (IR-64 xcgls) 6801.2 b 18.3 g 48.1 c D(P.WxCgls) 6921.2 b 13.2 j 51.3 a E (P.W xglr ) 9786.1 a 19.2 f 45.1 e G (P.WxCgls) 7390.4 ab 16.1 i 49.6 b H (CglsxP.W) 7140.4 b 20.5 d 33.5 k I (P.WxCgls) 7530.3 ab 21.0 c 33.6 k J (GlrxP.W) 6473.8 b 16.7 h 40.9 f K (P.W x Chr) 7522.3 ab 16.7 h 35.4 i O (P.WxGlr) 7437 ab 20.7 d 36.7 h Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata pada uji BNJ 0.05 Kesepuluh galur padi baru yang dirakit Polinela memiliki potensi kandungan amilosa yang rendah sampai sedang (Tabel 1). Kandungan amilosa yang rendah memberikan gambaran bahwa tekstur nasi ke 10 galur tersebut berkisar antara sangat pulen sampai pulen. Terdapat enam galur yang memiliki kadar amilosa rendah, yaitu galur C, D, E, G, J, dan K, sedangkan yang memiliki kandungan amilosa sedang ada empat galur yaitu galur B, H, I, dan O (Tabel 1). Variabel produksi menghasilkan nilai heritabilitas 0,50, sedangkan kandungan amilosa dan amilopektin nilai heritabilitas 0,99. Karakter kuantitatif yang memiliki nilai heritabilitas dan kemajuan genetik tinggi dapat djadikan sebagai karakter seleksi (Wi dyawati dkk., 2014). Pendugaan heritabilitas perlu dilakukan supaya seleksi dapat berjalan efektif. Nilai heritabilitas ( h 2 ) merupakan rasio varian genotipe ( σ 2 g) terhadap varian fenotipe ( σ 2 ph) suatu karakter (Fehr, 1987). Selain itu nilai heritabilita s juga merupakan suatu indikasi tingkat kehomozigotan gen-gen pengendali karakter tersebut. Nilai duga heritabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa karakter tersebut merupakan karakter kuantitatif yang dikendalikan oleh banyak gen. Sebaliknya nilai duga heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa suatu karakter merupakan karakter kualitatif yang dikendalikan oleh sedikit gen-gen mayor. Menurut Stanfield (1983) dalam Alia, dkk. (2004), nilai heritabilitas diklasifikasikan kedalam tiga katagori, yaitu tinggi (0.5 h 2 ), sedang (0.2 h 2 < 0.5), dan rendah (h 2 < 0.2). Peubah yang menunjukkan nilai heritabilitas yang tinggi yaitu peubah hasil gabah tiap hektar, kandungan amilosa, dan kandungn amilopektin yaitu lebih besar dari 50% (Tabel 2). Ini menunju kkan bahwa peubah-peubah tersebut lebih dipengaruhi oleh genetik, sehingga karakter tersebut bisa diturunkan. Tabel 2. Pendugaan ragam genetik dan heritabilitas Peubah Ragam Genetik Heritabilitas KKg (%) Hasil Gabah/Ha 736404 ± 17474* 0.50 ± 0.12 * 0.12 Amilosa 6.278 ± 1.110* 0.99 ± 0.17 * 0.13 Amilopektin 42.47 ± 7.509* 0.99 ± 0.17 * 0.16 * = ragam genetik dan heritabilitas berbeda dari 0 Volume 16, Nomor 2, Mei 2016 111

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Nilai heritabilitas yang tinggi (>50%) menunjukkan pengaruh lingkungan terhadap sifat yang diwariskan kecil, artinya kemungkinan sifat ini dapat diturunkan sangat tinggi, karena sumbangan faktor genetik terhadap keragaman total besar (Asadi dkk., 2003). Warna nasi yang telah masak (tanak) berbeda-beda tergantung dari jenis beras yang digunakan. Pada umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan berwarna putih. Beras akan menghasilkan warna nasi yang serupa dengan warna berasnya. Kandungan amilosa yang rendah pada pati beras akan menghasilkan nasi yang cenderung lebih transparan dan lengket. Beras yang mengandung kadar amilosa sekitar 12-15% nasinya lebih lengket daripada nasi yang kadar amilosanya sekitar 20%. Pada umumnya, beras dengan kadar amilosa lebih dari 24% akan menghasilkan nasi yang pera (tidak lekat, keras, dan mudah terpisah-pisah). Hasil uji secara organoleptik dengan menggunakan 10 panelis, diperoleh gambaran kualitas nasi dari setiap galur padi baru rakitan Polinela. Semua galur memiliki tekstur nasi yang lunak (pulen), warna nasi yang putih cerah serta aroma yang bervariasi, yaitu agak wangi (aroma harum atau wangi yang sedang), dan memiliki aroma yang harum atau wangi. Galur yang memiliki aroma harum adalah galur E, galur G, dan galur I, sedangkan galur B, F, H, J, K, dan O, memiliki aroma nasi yang agak wangi (aroma wangi yang sedang). KESIMPULAN 1) Galur padi baru rakitan Polinela memiliki kisaran potensi hasil gabah kering giling (GKG) antara 6,47-9,79 ton/ha. 2) Ke 10 galur padi rakitan Polinela memiliki potensi kandungan amilosa yang rendah sampai sedang, memiliki tekstur nasi sangat pulen sampai pulen. Galur yang memiliki kadar amilosa rendah, yaitu galur C, D, E, G, J, dan K dengan tekstur nasi sangat pulen. Galur yang memiliki kandungan amilosa sedang adalah B, H, I, dan O dengan tekstur nasi yang pulen, aroma agak wangi sampai wangi. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, B. 2009. Perakitan dan Pengembangan Varietas Padi Tipe Baru. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Padi Buku 2: 67 89. Alia, Y, A. Baihaki, N. Hermiati, dan Y. Yuwariah. 2004. Pola pewarisan karakter jumlah berkas pembuluh kedelai. Zuriat.15:24-30. Allidawati dan Bambang. 1989. Analisis Kadar Amilosa dalam Beras. http://beraskarawang. wordpress.com/2010/01/07/analisis-kadar-amilosa-dalam-beras/#respond. Asadi, Soemartono, M. Woerjono, dan Jumanto. 2003. Kendali genetik ketahanan kedelai terhadap penyakit virus kerdil (Soybean Stunt Virus). Zuriat, 14:1-11. Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai. Angka Ramalan I Tahun 2015. Berita Resmi Statistik No.62/07/Th.XVIII, 1 Juli 2015. Fehr, W.R. 1987. Principles of cultivar depelopment.vol I. Theory ad Technickue.McMillan Publ.Co. Kartahadimaja, J. dan Syuriani, E.E. 2014. Laporan Penelitian. Politeknik Negeri Lampung. Tidak dipublikasikan. 112 Volume 16, Nomor 2, Mei 2016

Jainudin dkk: Potensi Kuantitatif dan Kualitatif 10 Galur Unggul Baru Padi Jenis Pandan Wangi... Suryana, A., S. Mardianto, K. Kariyasa, dan I.P. Wardana. 2009. Kedudukan Padi Dalam Perekonomian Indonesia. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Suprihatno, B., Daradjat, A.A., Satoto, Baehaki, Widiarta, IN., Setyono, A., Indrasari, S.D.,dan Lesmana, O. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Widyawati, Z., I. Yulianah dan Respatijarti. 2014. Heritabilitas dan Kemajuan Genetik Harapan Populasi F2 Pada Tanaman Cabai Besar ( Capsicum annum L.) Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2013: 247-252. Volume 16, Nomor 2, Mei 2016 113