BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kerusakannya (WHO, 2016). Sebagai penyebab utama disabilitas jangka

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit epidemik global. yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kualitas hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kardiovaskuler dan kanker. Di pusat-pusat pelayanan neurologi di

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sietem persepsi, perilaku dan daya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu keadaan akut yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). Lebih ringkas, stroke juga dapat didefinisikan sebagai suatu sindroma klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal ataupun global dan berlangsung selama 24 jam atau lebih yang disebabkan oleh gangguan aliran darah otak, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler (Setyopranoto, 2012). Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang menjadi penyebab pertama disabilitas neurologis di dunia yang ditandai dengan gangguan motorik dan kognitif pada penderitanya (Ambrose et al., 2015). Pada stroke fase akut, gangguan motorik yang terjadi dapat berupa hemiplegi atau hemiparesis, yaitu sebesar 88% (Axanditya, 2014). Semakin berat defisit motorik yang terjadi pada serangan akut, maka semakin sulit pula perbaikan motorik pasien tersebut karena kekuatan motorik saat fase akut merupakan suatu prediktor yang kuat dalam menentukan prognosis pasien (Hedna et al., 2013). Sementara itu, gangguan kognitif saat serangan akut berkisar 70% (Danovska et al., 2012). Diketahui, pasien dengan nilai kognitif yang tinggi pada fase akut, juga akan memiliki perbaikan motorik yang baik pula (Čengić et al., 2011). Selain menyebabkan disabilitas neurologis, stroke juga dapat menimbulkan kematian akibat terganggunya aliran darah menuju otak. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit pembuluh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

darah lebih banyak dibandingkan penyakit lain, yaitu sekitar 15 juta tiap tahunnya dan stroke memberikan kontribusi 4,5 juta pertahunnya dari total angka kematian tersebut (Agustina L, 2011). Angka kematian yang disebabkan oleh stroke mencapai 9,7% dari total seluruh penyebab kematian. Angka ini menduduki peringkat kedua tertinggi di seluruh dunia (Kulshreshtha et al., 2012). Sebuah tinjauan sistematis mengenai insiden stroke menunjukkan hasil yang berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Pada negara maju, selama 4 dekade terakhir terjadi penurunan insiden stroke sebanyak 42%. Sementara itu, pada negara berkembang selama 4 dekade terakhir mengalami kenaikan 100%. Antara tahun 1990 dan 2020, kasus stroke diperkirakan akan meningkat sebanyak 120% untuk perempuan dan 137% untuk laki-laki di negara berkembang. Angka ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara maju yang mengalami peningkatan hanya sebesar 30-60% (Kulshreshtha et al., 2012). Angka kejadian stroke juga mengalami peningkatan dari 8,3 per 1000 penduduk pada tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 penduduk pada tahun 2013 di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, didapatkan prevalensi stroke tertinggi menurut kelompok umur terjadi pada rentang umur lebih dari 75 tahun, yaitu sebanyak 43,1 per 1000 penduduk pertahunnya. Sementara itu, prevalensi stroke menurut kelompok jenis kelamin didapatkan terbanyak pada kelompok laki-laki, yaitu 7,1 per 1000 penduduk dibandingkan perempuan, yaitu 6,8 per 1000 penduduk (Riskesdas, 2013). Prevalensi stroke berdasarkan terdiagnosis nakes dan gejala di Sumatera Barat adalah sebesar 12,2 (Riskesdas, 2013). Sementara itu, data dari Dinkes Kota Padang tahun 2013 menunjukkan bahwa stroke masih menduduki peringkat 10 2 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

besar penyebab kematian, yaitu pada peringkat kelima dengan proporsi perempuan berjumlah 43 orang dan laki-laki berjumlah 37 orang. RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Sumatera Barat yang menangani kasus stroke. Tercatat dalam rekam medis RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013, pasien stroke iskemik yang dirawat inap sebanyak 172 pasien, dengan jumlah terbanyak terdapat pada Bulan Oktober, yaitu 23 orang pasien. Jumlah pasien stroke iskemik yang dirawat inap mengalami peningkatan pada tahun 2014, yaitu berjumlah 206 pasien dengan jumlah terbanyak terdapat pada Bulan September, yaitu 27 orang pasien. Adapun jumlah pasien laki-laki adalah sebesar 112 orang dan pasien perempuan sebesar 94 orang di tahun 2014. Sementara itu, jumlah pasien stroke iskemik yang dirawat inap hingga bulan Juli 2015 di RSUP Dr. M. Djamil Padang berjumlah 145 pasien dengan proporsi laki-laki 87 orang dan perempuan 58 orang. Stroke dapat memberikan dampak berupa gangguan gerak pada penderitanya, yaitu berupa kelumpuhan sebelah badan (hemiplegia). Hemiplegia merupakan karakteristik stroke yang muncul di tingkat hemicorpus yang berlawanan dengan lokasi lesi otak yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak (Marcu et al., 2014). Hemiplegia merupakan penyebab kecacatan jangka panjang utama pada pasien stroke, sehingga hal ini dapat mempengaruhi seluruh aktivitas dari penderita (Andaka, 2013). Hemiparesis dapat pula terjadi pada penderita stroke. Beratnya hemiparesis pada pasien stroke bergantung pada besarnya penurunan aliran darah yang terjadi pada bagian hemisfer otak yang dikenai dan peningkatan aliran darah otak yang asimetris (Mori et al., 1994). Penurunan aliran darah otak dapat juga diperberat 3 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dengan adanya faktor-faktor premorbid pada pasien stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, penyakit jantung, dan kebiasaan merokok. Stroke juga dapat mengakibatkan kerusakan hingga kematian sel otak. Akibatnya, dapat timbul kelainan klinis sebagai dampak dari kerusakan sel otak dan terganggunya proses aktivitas mental atau fungsi kortikal luhur, termasuk fungsi kognitif (Yudawijaya dkk., 2011). Gangguan fungsi kognitif merupakan gangguan fungsi luhur otak berupa orientasi, perhatian, kosentrasi, daya ingat, bahasa, dan fungsi intelektual yang ditunjukkan dengan adanya gangguan dalam berhitung, berbahasa, daya ingat semantik (kata-kata), dan penyelesaian masalah (Lisnaini, 2012). Gangguan fungsi kognitif ini juga dapat dipengaruhi oleh kondisi premorbid pasien stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, penyakit jantung, dan kebiasaan merokok yang menyebabkan penurunan aliran darah otak, sehingga juga mengakibatkan kerusakan hingga kematian neuron (Khedr et al., 2009; Oktavia, 2014; Kurniati, 2014). Gangguan fungsi eksekutif adalah salah satu konsekuensi yang paling umum dari gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke. Fungsi eksekutif memainkan peranan penting dalam menentukan perbaikan kemampuan fungsional pasien stroke (Ambrose et al., 2015). Apabila fungsi eksekutif terganggu, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan fungsional pasien dalam menjalani kehidupan seharihari, terkhusus adalah ketidakmampuan dalam merawat dirinya sendiri, sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk merawat dirinya. (Darmawati et al., 2014). Menurut Hausdorff et al (2013) terdapat hubungan antara defisit motorik dan gangguan kognitif pada pasien stroke. Fungsi motorik yang rendah, misalnya berjalan yang lambat merupakan faktor risiko untuk berkembangnya Mild 4 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Cognitive Impairment (MCI) dan demensia. Sebaliknya, fungsi kognitif yang rendah, terutama yang melibatkan fungsi eksekutif adalah sebuah faktor risiko untuk berkembangnya gangguan motorik, terutama jatuh. Defisit kognitif yang terjadi dapat mengganggu inisiasi, perencanaan, dan kontrol gerakan. Hal ini berbeda dengan gangguan motorik yang tidak bisa berdiri sendiri dalam menyebabkan gangguan fungsi kognitif. Studi terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui hubungan gangguan kognitif-motorik. Studi pertama dilakukan untuk mengetahui hubungan usia dengan kemampuan dual-task seseorang. Hal ini karena diketahui bahwa usia memiliki peranan pertama dalam gangguan kognitif-motorik. Dual-task merupakan suatu metode untuk mengetahui keterlibatan kemampuan motorkognitif pasien pascastroke yang melibatkan kemampuan kognitif, kontrol postur tubuh, dan berjalan yang dilakukan secara bersamaan (Kim et al., 2014). Penelitian yang melibatkan kemampuan dual-task yang dilakukan pada pasien stroke memperlihatkan hasil bahwa selama dilakukannya dual-task tersebut, terdapat 7% pengurangan pada panjang langkah subjek dan 4% pengurangan pada kemampuan kognitifnya (Plummer-D'Amato et al., 2008). Penelitian lainnya yang melibatkan kecepatan berjalan pasien stroke juga telah dilakukan, yaitu mengenai hubungan kecepatan berjalan dengan gangguan motorik-kognitif pada pasien stroke kronik. Pada penelitian ini didapatkan nilai p< 0,05. Artinya, terdapat hubungan antara kedua komponen tersebut (Dennis et al., 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "Hubungan Defisit Motorik dengan Penurunan Fungsi Kognitif pada Pasien Stroke Iskemik Akut". 5 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1.2 Perumusan Masalah Besarnya dampak yang disebabkan oleh penyakit stroke menyebabkan stroke menjadi perhatian di kalangan klinisi. Dampak yang ditimbulkan oleh stroke antara lain adalah gangguan fungsi kognitif dan gangguan motorik yang secara tidak langsung dapat memengaruhi seluruh aktivitas kehidupan penderita. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gangguan kognitif dan gangguan motorik. Oleh karena itu, pada penelitian ini didapatkan masalah: "Bagaimana Hubungan Defisit Motorik dengan Penurunan Fungsi Kognitif pada Pasien Stroke Iskemik Akut". 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan defisit motorik dengan penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik akut di Bangsal Neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik pasien stroke iskemik akut di Bangsal Neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang. 2. Mengetahui gambaran defisit motorik dan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik akut di Bangsal Neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang. 3. Mengetahui hubungan faktor risiko dengan defisit motorik dan faktor risiko dengan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik akut di Bangsal Neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang. 6 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

4. Mengetahui hubungan defisit motorik dan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik akut di Bangsal Neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Ilmu Pengetahuan Memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan defisit motorik dengan penuruan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik akut di bangsal neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang 1.4.2 Aspek Klinis 1. Manfaat bagi peneliti Memperkaya wawasan penulis di bidang ilmu kedokteran, terutama mengenai hubungan defisit motorik dengan penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik akut. 2. Manfaat bagi praktisi Sebagai gambaran dan masukan mengenai hubungan defisit motorik dengan penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik akut, sehingga dapat dilakukan tindakan lebih dini berupa upaya peningkatan kekuatan motorik dan fungsi kognitif. 3. Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya pasien yang menderita stroke iskemik akut mengenai hubungan faktor risiko stroke iskemik akut dengan defisit motorik dan faktor risiko stroke iskemik akut dengan fungsi kognitif. 7 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas