2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 18 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan

BAB I PENDAHULUAN. hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis pembangunan. Ketersediaan

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian di negara yang sedang berkembang seperti

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

III. GAMBARAN UMUM. 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada era desentralisasi saat ini, pemberian wewenang dari pemerintah pusat kepada

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 102

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. haruslah ditekankan pada pembangunan produksi dan infrastruktur untuk memacu

BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN KARET DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN KEBUTUHAN PELAYANAN KAWASAN PERINDUSTRIAN KALIJAMBE BERDASARKAN PREFERENSI PENGUSAHA MEBEL KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SRAGEN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENGANTAR. masa yang akan datang. Selain sebagai sumber bahan pangan utama, sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan salah satu upaya manusia dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha sadar untuk mengelola dan memanfaat sumber daya yang tersedia guna meningkatkan kehidupan masyarakat. Dewasa ini pembangunan selalu dikaitkan dengan kegiatan industrialisasi. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mendorong peningkatan kesempatan usaha, peningkatan investasi, pengembangan teknologi, peningkatan pemanfaatan sumber daya ekonomi secara optimal sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan bisa bersaing dengan produk luar negeri. Untuk tujuan tersebut pembangunan industri perlu dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan melibatkan peran serta masyarakat serta mengoptimalkan seluruh sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien. Pembangunan industri berperan sebagai pemimpin (leading sector) sebab pembangunan industri dapat memicu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan, pertanian, ataupun sektor jasa. Berkembangnya sektor-sektor tersebut akan mendukung meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.selain itu pembangunan industri juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optimal. Hal ini berarti bahwa pembangunan industri dianggap sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sumaatmadja (1988, hlm.183) yang menyatakan bahwa: Pembangunan industri(industrialisasi) dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan nasional dan kesejahteraan penduduk, juga harus sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menimbulkan masalah baru yang lebih gawat. Oleh karena itu, baik potensi pengembangan industrimaupun masalah yang sedang dialami masyarakat dan Negara, harus diteliti sungguh-sungguh. Potensi berbagai daerah dengan segala masalah yang ada pada daerah yang bersangkutan,

2 harus diintegrasikan sebagai suatu upaya yang menyejahterakan masyarakat dan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan kutipan di atas maka pembangunan industri dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada pada wilayah tersebut. Pembangunan industri juga harus membantu masyarakat memecahkan berbagai persoalan yang ada terutama masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan. Pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran serta pemerintah untuk menarik investor agar bersedia menanamkan investasinya. Perwujudan investasi ini dalam bentuk kegiatan industri baru di Indonesia, seperti pembangunan pabrik. Kegiatan industri ini memicu timbulnya lokasi-lokasi industri baru di sekitar wilayah kota besar. Pada umumnya pemilihan lokasi industri didasarkan atas pertimbangan bahwa lokasi tersebut mendukung kegiatan usahanya. Berbagai faktor yang menjadi pertimbangan untuk menetapkan lokasi industri diantaranya adalah ketersediaan bahan mentah dan bahan baku, ketersediaan sarana dan prasarana transportasi, infrastruktur, ketersediaan tenaga kerja, sumber energi, serta kebijakan dari pemerintah daerah setempat.hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bintarto (1977, hlm. 8) bahwa, Munculnya industri di suatu wilayah didukung oleh tersedianya bahan mentah/dasar, tersedia tenaga kerja, tersedia modal, lalu lintas yang baik, organisasi, keinsafan dan kejujuran masyarakat. Kabupaten Cianjur, adalah salah satu wilayah di Propinsi Jawa Barat yang saat ini banyak dibidik oleh para investor untuk menempatkan lokasi industrinya. Sebab Cianjur merupakan daerah dengan berbagai potensi yang dapat menarik para investor. Lokasinya yang berdekatan dengan ibu kota propinsi dan ibu kota negara menjadikannya sebagai kawasan strategis yang banyak dilirik oleh para investor untuk menempatkan industrinya di wilayah ini. Posisi strategis ini memberikan dampak pada biaya pemasaran yang rendah serta barang lebih mudah dan cepat sampai ke tangan konsumen. Ini berarti pemasaran semakin mudah, sehingga keuntungan usaha yang menjadi tujuan utama kegiatan industri dapat

3 dicapai secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamari (1975, hlm.37),yang menyatakan bahwa: Beberapa keuntungan industri yang dibangun di (dekat) daerah pemasaran, bukan hanya biaya transportasi hasil industri yang murah saja, tetapi juga erat hubungannya dengan perubahan-perubahan situasi pasaran artinya, dengan diketahuinya perubahan-perubahan permintaan di pasaran, maka pengusaha bisa mengikuti selera konsumen. Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa lokasi industri yang dekat dengan daerah pemasaran memiliki berbagai keuntungan seperti biaya transportasi yang murah, dan dapat mudah mengetahui perubahan selera konsumen. Industriindustri yang memilih lokasi dekat dengan daerah pemasaran biasanya merupakan industri yang menghasilkan barang cepat rusak atau kadaluwarsa, dan jumlah barang yang diproduksinya sedikit. Kabupaten Cianjur memiliki sejumlah potensi industri yang sedang berkembang. Pertumbuhan industri di Cianjur terus meningkat dari tahun ke tahun. Industri industri tersebutmerupakan industribesar,menengah, industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besarjumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun dengan investor dari dalam dan luar negeri. Industri besar ini pada umumnya merupakan industri padat karya yang banyakmembutuhkan tenaga kerja, seperti industri tekstil, garmen, dan elektronik. Perkembangan industri di Cianjur didukung oleh banyak potensi yang dimiliki Cianjur. Selain letaknya yang strategis yaitu sebagai penghubung antara kota-kota besar di Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Sukabumi dan Jakarta, Cianjur juga memiliki sejumlah potensi alam yang berguna untuk mendukung kegiatan industri, jumlah penduduk sebagian pada usia produktif sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga kerja, serta kebijakan pemerintah yang memberi kelonggaran untuk pendirian industri.selain itu pemerintah Kabupaten Cianjur juga sedang giat memperbaiki dan menambah infrastruktur seperti jalan dan fasilitas lainnya yang diharapkan

4 dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal danmengembangkan industrinya di Kabupaten Cianjur. Jumlah dan jenis industri yang terdapat di Kabupaten Cianjur menurut data dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Data Jumlah dan Jenis Industri di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 No. Jenis Industri Jumlah 1. Industri Kecil a. Unit Usaha 1.249 b. Tenaga Kerja 16.529 c. Nilai Produksi 80.578.749.223 2 Industri kecil per jenis kerajinan a. Kulit 1 b. Kayu 18 - Mebeulair 85 - Penggergajian kayu 19 c. Logam/logam mulia 17 d. Anyaman/Gerabah/Keramik 4 e. Konveksi 120 f. Makanan 617 g. Batik 16 h. Alas Kaki/Sepatu 2 3 Rumah Tangga Non Formal a. Unit Usaha 18.166

5 No. Jenis Industri Jumlah b. Kerja 46.709 Sumber : Dinas TenagaPerindustrian dan Perdagangan Kab. Cianjur Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa industri yang berkembang di Kabupaten Cianjur merupakan industri besar, menengah, industri kecil dan industri rumah tangga. Pertumbuhan industri di Kabupaten Cianjur dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini dibuktikan dari perkembangan jumlah Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI) Kabupaten Cianjur selama lima tahun terakhir. Banyak perusahaan mengajukan permohonan izin usaha industri dan mendaftarkan industrinya ke pemerintah. Perkembangan Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI) Kabupaten Cianjur selama lima tahun terakhir ditunjukkan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Perkembangan Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI) Kabupaten Cianjur Tahun 2008-2012 No. Uraian Tahun Total 2009 2010 2011 2012 2013 1. Tanda Daftar Industri (TDI) 24 15 22 39 56 156 2. Izin Usaha Industri (IUI) 16 5 3 3 6 33 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cianjur Tabel di atas menunjukkan bahwa Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) Dan Izin Usaha Industri (IUI) terus meningkat. Jumlah terbanyak perusahaan yang mengajukan izin usaha industri yaitu Tahun 2009 sebanyak 16, serta tanda daftar industri terbanyak yaitu Tahun 2013 sebanyak 56. Jumlah tenaga kerja dan nilai investasi industri di Kabupaten Cianjur selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3

6 No. 1. 2. Uraian Jumlah Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp) Jumlah Tenaga Kerja Dan Nilai Investasi Industri Kabupaten Cianjur Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Total 617 784 356 629 844 3.230 5.757,896 5.292.000 2.138.500 4.534.850 9.433.500 21.404.608 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cianjur Berdasarkan data pada tabel di atas bahwa nilai investasi di Kabupaten Cianjur terus meningkat dari tahun ke tahun. Demikian juga penyerapan tenaga kerja oleh industri semakin banyak. Hal ini tentunya memberikan banyak keuntungan bagi Kabupaten Cianjur, terutama mengurangi pengangguran dan terjadinya peningkatan pada sektor perdagangan. Keberadaan industri di Kabupaten Cianjur, tentu memberikan dampak terhadap masyarakatdan lingkungannya.terhadap perekonomian daerah, sektor industri memberikan sumbangan pada peningkatan nilai investasi dan jumlah tenaga kerja yang mampu terserap di industri. Hal ini tentunya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan mengurangi angka pengangguran. Pengaruh dari pembangunan industri yang positif dalam arti mendukung ke arah kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat harus terus dikembangkan, sedangkan pengaruh yang sifatnya negatif perlu dihindari dan ditekan sekecil mungkin. Untuk memfasilitasi investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten Cianjur maka pemerintah telah menyiapkan lokasi yang akan dikembangkan untuk menjadi zona industri. Diharapkan adanya pengembangan zona industri ini akan menjadi sentra utama dalam memproduksi khususnya produk-produk pertanian sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur. Hal ini sesuai dengan RTRW Kabupaten Cianjur Tahun 2013 yang menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan dari setiap sentra-sentra produksi yang tersebar di seluruh kecamatan, maka ke depan akan

7 disiapkan satu zona industri yang bersifat footloose, non polutan dan berorientasi pada bahan baku lokal. Lokasi yang dipilih oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk dijadikan zona kawasan industri adalah di sekitar Kecamatan Sukaluyu dan Ciranjang. Pemilihan lokasi ini dengan mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas, sebab wilayah ini rencananya dijadikan interchange pembangunan jaringan jalan tol antara Sukabumi-Padalarang. Sehingga diharapkan dengan kemudahan aksesibilitas tersebut, akan memperlancar kegiatan industri, meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan serta mampu meningkatkan daya saing kawasan dengan kawasan industri lainnya yang berada di luar Kabupaten Cianjur. Perkembangan industri dan investasi di Kecamatan Sukaluyu ditampilkan pada Tabel 1.4: No. Nama Industri Tabel 1.4 Data Jenis Industri di Sukaluyu Tahun Pendirian Jenis Produksi Asal Investor Jumlah Tenaga Kerja 1 PT. Aurora 2012 Boneka Korea ± 3.500 2 PT. Fasic 2012 Garmen Korea ± 1.400 3 PT. Ikon Garmindo 2013 Garmen Korea ± 350 4 PT. GSI 2014 Sepatu Korea ± 3.500 5 PT. HanyoungNux 2014 Elektronik Korea ± 1.000 6 PT. Holcim 2013 Konstruksi China ± 700 7 PT. Unitama Jaya 2013 Tekstil China ± 77 8 Lestari PT IwasakiManufactur ing Indonesia 2013 Suku cadang Jepang ± 400 9 PT KSS Precision Komponen 2014 Indonesia elektronik China ±350 10 PT Bumi Mineral Air minum Indonesia 2014 Nusantara kemasan (Jakarta) ± 250 11 PT. Semesta Jaya Pengolahan Indonesia 2012 Lestari Karet (Cianjur) ± 24 12 PT. Risma Jaya 2012 Pengolahan Indonesia batu split (Cianjur) ± 24 13 PT. Dwi Putra 2013 Pengisian Indonesia ± 28

8 No. Nama Industri Tahun Pendirian Jenis Produksi Asal Investor Makmur Gasindo Gas (Jakarta) 14 PT. Sari Alam 2013 Pengisian Indonesia gas (Cianjur) 15 PT. Bumi Jidan 2013 Perbaikan Indonesia tabung gas (Kuningan) Sumber : BPPT Kabupaten Cianjur 2014 Jumlah Tenaga Kerja ± 27 ± 30 Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa di kawasan industri Sukaluyu terdapat berbagai jenis industri besar sampai industri rumah. Selain investor pribumi yang berasal dari Cianjur, di kawasan industri Sukaluyu juga terdapat investorasing yang membuka industrinya di kawasan industri Sukaluyu. Investor-investor tersebut umumnya berasal dari Korea dan China. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan industri Sukaluyu telah berhasil menarik investor untuk menanamkan modal dan mengembangkan industrinya di kawasan ini.dengan di latar belakangi hal-hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah perkembangan kawasan industri Sukaluyu Kabupaten Cianjur? 2. Faktor dominan apakah yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri Sukaluyu Kabupaten Cianjur? 3. Bagaimanakah dampak kawasan industri Sukaluyu Kabupaten Cianjur terhadap lingkungan alam dan sosial masyarakat? D. TUJUAN PENELITIAN

9 Tujuan penelitian yang ingin di capai oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi perkembangankawasan industri Sukaluyu Kabupaten Cianjur. 2. Mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri Sukaluyu Kabupaten Cianjur. 3. Mengidentifikasi dampak kawasan industri Sukaluyu Kabupaten Cianjur terhadap lingkungan alamdan lingkungan sosial masyarakat. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis, Sebagai bahan pembelajaran serta referensi pengembangan ilmu Geografi,khususnya di bidang perencanaan wilayah, Geografi pembangunan, Geografi industri, ekologi lingkungan dan Geografi ekonomi. 2. Manfaat praktis, a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Cianjur khususnya Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,dalam mengembangkan kawasan industri Sukaluyu. b. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian lain yang berkaitan dengan perkembangan kawasan industri di suatu daerah. F. DEFINISI OPERASIONAL Untuk memudahkan pembahasan dan menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini maka berikut di uraikan konsep yang terkandung dalam penelitian ini:

10 1. KawasanIndustri Kawasan industri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah zona industri seperti yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur berdasarkan RTRW Kabupaten Cianjur. Zona industri dimaksud adalah kawasan yang merupakan pusat kegiatan ekonomi terutama industri di Kabupaten Cianjur dan pusat akumulasi berbagai kegiatan investasi yang dapat menjadi pemicu bagi kegiatan pembangunan, yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Zona tersebut berada di Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur. 2. Perkembangan kawasan industri Perkembangan kawasan industri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perkembangan kawasan industri Sukaluyu, Kabupaten Cianjur. Perkembangan ini meliputi perubahan dan peningkatan jumlah dan jenis industri serta peningkatan fasilitas yang berada di kawasan industri Sukaluyu, Kabupaten Cianjur. 3. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri Faktor-faktor dominan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang memberikan pengaruh paling besar dalam perkembangan kawasan industri Sukaluyu, baik fisik maupun sosial. Faktor-faktor tersebut meliputi bahan mentah dan bahan baku, transportasi, tenaga kerja, bahan bakar, dan pemasaran. 4.Dampak lingkungan sosial Dampak lingkungan sosial yang dimaksud dalam penelitian adalah dampak kawasan industri Sukaluyu terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar kawasan industri Sukaluyu. Dampak tersebut adalah perubahan kehidupan masyarakat secara sosial, ekonomi, dan kebudayaan, yang meliputi perubahan mata pencaharian, pendapatan, peningkatan jumlah penduduk, perubahan budaya dan perilaku masyarakat.

11 5. Dampak lingkungan alam Dampak lingkungan alam yang dimaksud dalam penelitian adalah dampak yang ditimbulkan dengan adanya kawasan industri Sukaluyu terhadap kondisi lingkungan dan alam di sekitar kawasan industri Sukaluyu. Dampak tersebut berupa kerusakan dan perubahan lingkungan alam karena adanya kawasan industri Sukaluyu, seperti alih fungsi lahan pertanian, pencemaran, penurunan kesuburan tanah, kerusakan jalan dan infrastruktur lainnya

12 G. Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Tahun Judul Masalah Tujuan Metode Hasil 1 ERMILIA NOVITRI (0906048) 2013 Lingkungan Sekitar Kawasan Industri Di Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung 1. Bagaimana lingkungan fisik sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk? 2. Bagaimana lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk? 3. Bagaimana upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk? 1. Memperoleh gambaran lingkungan fisik sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk 2. Memperoleh gambaran lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk 3. Memperoleh gambaran upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk Deskriptif survey Lingkungan Fisik Kecamatan Solokan Jeruk mulai tercemar terbukti dari air sumur warga mulai tercemar oleh limbah pabrik dan tanah yang menghitam juga udara yang berdebu. Lingkungan sosialnya tingkat pendidikannya hanya sampai SMA, tingkat pengangguran rendah dan pendapatan masyarakat cukup. Masyarakat sadar lingkungannya tercemar sehingga mulai untuk menjaga

13 No. Nama Peneliti Tahun Judul Masalah Tujuan Metode Hasil lingkungan fisik 2 DEDE YOGI ISKANDAR (0901102) 2014 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi 1. Adakah dampak alih fungsi lahan pertanian yang terjadi antara Tahun 2006 sampai 2013 terhadap perubahan orientasi mata pencaharian petani di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi? 2. Adakah dampak alih fungsi lahan pertanian yang terjadi antara Tahun 2006 sampai 2013 terhadap tingkat pendapatan penduduk di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi? 3. Adakah dampak alih fungsi lahan pertanian yang terjadi antara Tahun 2006 sampai 1. Untuk menganalisis dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan orientasi mata pencaharian petani di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi 2. Untuk mengidentifikasi dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap perubahan luas kepemilikan lahan pertanian di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi 3. Untuk mengidentifikasi dampak alih fungsi lahan pertanian Deskriptif Kuantitatif Banyak petani yang berganti mata pencaharian menjadi pedagang, buruh bangunan, buruh pabrik karena lahan pertaniannya beralih fungsi. Tidak terdapat dampak antara luas kepemilikan lahan dikarenakan petani yang mempunyai lahan sendiri akan membeli lahan di tempat lain yang harganya masih murah. Untuk dampak terhadap pendapatan tidak tergantung ada alih fungsi lahan karena mereka beralih

14 No. Nama Peneliti Tahun Judul Masalah Tujuan Metode Hasil 3 INDRI IRENA (0602815) 4 MUHAMMAD RIDWANTO (056664) 2013 Dampak Industri Sepatu Pt. Gsi Terhadap Kesejahteraan Pekerja Di Desa Bojong Raharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi 2012 Eksistensi Sentra Industri Peuyeum Di Kecamatan 2013 terhadap perubahan luas kepemilikan lahan pertanian di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi? 1. Bagaimanakah keberadaan industri sepatu PT. GSI di desa Bojong Raharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi? 2. Bagaimana tingkat kesejahteraan pekerja di industri sepatu PT. GSI di Desa Bojong Raharja Kabupaten Sukabumi? 1. Faktor geografi apa yang mendukung keberadaan industri peyeum Cimenyan? terhadap tingkat pendapatan penduduk di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi 1. Untuk mengetahui keberadaan industri sepatu PT. GSI di desa Bojong Raharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi 2. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan pekerja sepatu PT. GSI di desa Bojong Raharja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi 1. Mengidentifikasi mengenai faktor faktor geografi yang mendukung Deskriptif Survei profesi disebabkan oleh minimnya penghasilan. Keberadaan industri sepatu terhadap pengalaman kerja karyawan sangat meningkat. Terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan pekerja sebelum dan setelah ada industri sepatu. Karena yang sebelumnya bekerja serabutan menjadi pegawai tetap industri sepatu tersebut Faktor produksi yang menunjang terhadap industri peyeum diantaranya

15 No. Nama Peneliti Tahun Judul Masalah Tujuan Metode Hasil Cimenyan Kabupaten Bandung 2. Faktor produksi apa yang menunjang terhadap industri peyeum Cimenyan? 3. Upaya apakah yang dilakukan oleh pengrajin peyeum Cimenyan untuk mempertahankan industrinya? keberadaan industri peyeum Cimenyan 2. Mengidentifikasi mengenai faktor faktor produksi yang menunjang eksistensi industri peyeum Cimenyan 3. Untuk mengetahui perkembangan produksi peyeum di Kecamatan Cimenyan 4. Mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan pengrajin dalam mempertahankan industri peyeum modal, bahan mentah, tenaga kerja dan pemasaran. Keterbatasan bahan mentah berdampak pada hasil produksi. Pemasaran yang dekat dengan lokasi industri merupakan hal yang mendukung industri ini bertahan, perlu penyuluhan kepada petani ubi kayu dan lahan tanaman ubi kayu yang tersisa di Kecamatan Cimenyan harus tetap di pertahankan luasnya demi eksistensi sentra industri di Kecamatan Cimenyan

16