Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan, Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nita Pani dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

ABSTRAK

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Makmur Sirait dan Euodia Siaen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Fadhli dan Togi Tampubolon Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA FISIKA SMP

Fernando Lumban Batu dan Nurdin Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Jurnal Saintech Vol. 08 No.03 September 2016 ISSN No

Unnes Physics Education Journal

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Jonny Haratua Panggabean dan Ira Kesuma Sari Tampubolon

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS


The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIPISPIS T.P. 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

Anton Jahuda Parhusip dan Eva Marlina Ginting Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Yehuda

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CAHAYA DI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 10 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

Anggita Stefany K.D dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Diana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH GROUP INVESTIGATION (GI) TYPE IN TEACHING BIOLOGY TO STUDENT AT THE CLASS X MAN KOTO SOLOK

Transkripsi:

33 Jurnal Inpafi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAININGTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKKALOR DAN PERPINDAHANNYA DI KELAS XSMA CERDAS MURNI T.P2014/2015 Elva Riani Harahap dan Betty M. Turnip Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan, Sumatera Utara elvaharahap@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya di kelas X semester II SMA Cerdas Murni T.P. 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Cerdas Murni yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 3 kelas secara acak yaitu kelasx MIA-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA-3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal. Hasil pengujian pretes sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 26,67 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 27. Kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata afektif adalah 72,35 dengan kategori nilai B, dan nilai rata-rata psikomotorik adalah 77,63 dengan kategori nilai B. Nilai postes diperoleh dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 60 dan kelas kontrol 55. Berdasarkan hasil pengolahan data postes diperoleh bahwa thitung = 1,739 dan ttabel = 1,671, sehingga thitung > ttabel (1,739 > 1,671) maka H a diterima maka dapat disimpulkan ada pengaruh hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya di kelas X semester II SMA Cerdas Murni T.P. 2014/2015.Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan model pembelajaran yang lebih menarik. Kata Kunci : model pembelajaran inquiry training, pembelajaran konvensional dan hasil belajar ABSTRACT This study aims to determine the effect of Inquiry learning model training on learning outcomes of students in the subject matter and the Heat The move in the second half of the class X SMA Cerdas Murni TP 2014/2015. This research is a quasi experiment. Population in the study were all students of class X Semester II SMA Cerdas Murni consisting of 3 classes. Sampling was done by cluster random sampling by taking two classes of third grade are randomly MIA class X-1 as the experimental class and the

class X MIA-3 as the control class. The instrument used to determine student learning outcomes is the achievement test in the form of multiple choice question number 20. The test results pretest before being given different treatment, which is the average value of the experimental class pretest 26.67 and the average value of the control class pretest 27. Both classes of normal distribution and homogeneous. During the learning process, the average value is 72.35 with the affective value category B, and the average value was 77.63 psychomotor with category B. Value postes value obtained with an average yield of 60 experimental class and control class 55. From the data processing postes obtained that t = 1.739 and table = 1.671, so thitung> t table (1.739> 1.671) then H is received, it can be concluded there is influence student learning outcomes treated with learning model Inquiry training and classroom control with conventional learning subject matter The move heat and the second semester in class X SMA Cerdas Murni TP 2014/2015. Is expected to further research using training Inquiry learning model with a more interesting learning methods. Keywords: Inquiry Learning Model Training, Learning Conventional and Learning Outcomes PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan (Trianto, 2009:1). Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Menurut Buchori(2001) dalam Trianto (2009:5), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut, dilakukannya berbagai pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam 34

dunia pendidikan sekarang ini semakin giat dilaksanakan. Berbagai cara pun ditempuh untuk memperoleh pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun pendidikan secara nonformal. Hal ini menunjukan bahwa kurikulum 2013 sekarang ini benarbenar berorientasi pada pendidikan berkarakter dengan mewujudkan anak-anak bangsa yang berakhlak bagus sesuai tuntutan agama. Sehingga dengan kurikulum 2013 ini akan mampu mengurangi angka degradasi moral yang terjadi pada bangsa ini. Kurikulum 2013 ini merupakan lanjutan dari pada kurikulum KBK 2004 dulu yang di sempurnakan dan menjadi kurikulum 2013 ini. Inti dari Kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematikintegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Berkembangnya pendidikan sudah pasti berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini dapat terlihat dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu fisika yang banyak menghasilkan temuan baru dalam bidang sains dan teknologi. Fisika dalam hal ini ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting karena salah satu syarat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang di dalamnya termasuk fisika. Fisika salah satu cabang IPA yang merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari ilmu-ilmu alam dan interaksi didalamnya. Pelajaran fisika lebih menekankan pada pemberian langsung untuk meningkatkan kompetensi agar siswa mampu berfikir kritis dan sistematis dalam memahami konsep fisika, sehingga siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang fisika. Pemahaman yang benar akan pelajaran fisika akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kemampuan matematis siswa yang lemah secara otomatis akan mengalami kesulitan dalam memahami fisika, karena sebagian besar penyelesaian soal-soal fisika dilakukan melalui pendekatan secara matematis. Siswa yang memiliki kecerdasan dalam bidang angka atau logika (Logical Mathematical Intelligence) saja yang dapat memahami pelajaran fisika dengan baik. Padahal tidak semua siswa memiliki kemampuan yang cukup dalam bidang matematika. Pemilihan metode dan model yang digunakan sangat berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu pemilihan metode dan model pembelajaran merupakan salah satu cara membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran. Metode dan model dalam pembelajaran yang bersifat teacher centre learning menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Hasil observasi di SMA Cerdas Murni Tembung dan pengalaman PPL penulis, guru masih melakukan proses pembelajaran teacher centre 35

learning termasuk guru fisika. Hasil wawancara yang diperoleh dari guru bidang studi fisika di SMA Cerdas Murni Tembung, beliau mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif pernah juga diterapkan namun hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan daya analisis siswa masih sangat rendah dalam penyelesaian permasalahan yang diberikan. Angket yang disebarkan kepada beberapa siswa, memperlihatkan memang banyak siswa yang kurang memahami pelajaran fisika. Hal ini terlihat dari hasil angket yang disebar, diketahui bahwa siswa kurang aktif dalam pembelajaran fisika itu sendiri sehingga kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep fisika kurang yang menyebabkan nilai hasil belajar juga rendah. Pembelajaran yang disampaikan sangat monoton, sehingga kebanyakan aktivitas siswa dalam memecahkan suatu masalah hanya dengan menghafal rumus yang ada dalam bukunya tanpa dianalisa terlebih dahulu. Aktivitas seperti yang menyebabkan sikap ilmiah siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang berkembang dengan baik. Model pembelajaran latihan inkuiri (inquiry training) merupakan salah satu model yang menantang siswa untuk mencari solusi suatu masalah dari dunia nyata yang dapat diselesaikan secara berkelompok. Model pembelajaran inquiry training mengajak siswa secara langsung aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Joice, dkk (2011:202), melalui model pembelajaran inquiry training siswa diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu terjadi. Inquiry training dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki atau pengetahuan bersifattentative (tidak pasti) kepada siswa. Mengenai model pembelajaran inquiri training sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Diantaranya oleh peneliti Arisa dan Simamora, (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengarh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Fluida Statis. Selanjutnya oleh peneliti Nasution dan Hasibuan (2014) yang meneliti pengaruh model pembelajaran inkuiri training pada pembelajaran fisika pada Materi Suhu dan. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inquiry training mempengaruhi hasil belajar siswa dalam menyelesaikan konsep fisika. Adapun yang perlu diperhatikan pada penelitian ini adalah kepada peneliti, guru dan calon guru yang ingin menggunakan model pembelajaran inkuiri hendaknya melakukan perencanaan yang lebih baik, terutama dalam hal kelengkapan alat-alat praktikum, sebab tidak semua siswa mendapat kesempatan menggunakan alat-alat percobaan dan melakukan eksperimen. Berdasarkan hal ini maka saya sebagai peneliti berikutnya tertarik untuk mengambil model pembelajaran ini dengan harapan dapat memperbaiki hasil penelitian sebelumnya. 36

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya di kelas X semester II SMA Cerdas Murni T.P. 2014/2015 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Cerdas Murni Tembung dengan populasi kelas X MIA sebanyak 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Dari tiga kelas hanya dua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis, yaitu variabel bebas adalah pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry training pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dan variabel terikat adalah hasil belajar yang diakibatkan pemberianmodel pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional kepada siswa pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi experiment dengan desain two group pretest-postest design seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Desain Penelitian tipe Two GroupPretest -Posttest Sampel Pretes Perlakuan Kelas T1 X1 T2 Kelas kontrol T1 X2 T2 Sumber: Arikunto, (2010) Keterangan : T1 = Pemberian tes awal (pretes) X1 = Menggunakan model pembelajaran inquiry training X2 = Menggunakan pembelajaran konvensional T2 = Pemberian tes akhir (postes) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan berganda dan diberikan sebanyak 2 kali yaitu pretes dan postes. Indikator hasil belajar berdasarkan Anderson dan Krathwohl. (2010). Tes hasil belajar terlebih dahulu distandarisasi dengan menggunakan uji validitas oleh dua orang dosen dan satu guru sesuai pakar ahlinya. Setelah data pretes diperoleh, dilakukan analisis data dengan uji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji kesamaan varians. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis uji t satu pihak untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelompok sampel, dalam hal ini kemampuan awal kedua sampel tersebut harus sama. Selanjutnya peneliti mengajarkan materi dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Untuk mengetahui perbedaan hasil akhirnya maka dilakukan postes menggunakan uji t dua pihak untuk mengetahui pengaruh penerapan 37

model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Awal pertemuan kedua kelas diberikan pretes untuk melihat tingkat kemampuan awal siswa dan untuk mengetahui apakah tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran tersebut tidak berbeda secara signifikan, kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 26,67 dan standar deviasi 8,64 dan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 27,00 dan standar deviasi 8,69. Setelah memperoleh data hasil pretes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan pengujian analisis data dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata pretes dimana syaratnya data harus berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji normalitas data pretespostes kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pretes dan Data Data Kesim Pretes pu Kelas lan Ekspe rimen Kontr ol Lhit 4 2 Lta b 6 6 Lhit 2 3 Ltab 6 6 Norm al Norm al Berdasarkan Tabel 2 setelah dilakukan pengujian dengan uji Lilliefors data pretes dan postes kedua kelas dapat dikatakan normal dengan nilai Lhitung < Ltabel. Uji homogenitas data pretespostes pada kelas eksperimen dan kontrol ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Homogenitas Pretes dan Data Ftabel Fhitung Kesimpulan Pretes Pretes 1,85 1,01 Homogen Kontrol Kontrol 1,85 1,25 Homogen Berdasarkan Tabel 3 setelah dilakukan pengujian dengan uji F maka data pretes dan postes kedua kelas dapat dikatkan homogen dengan Fhitung < Ftabel. Selanjutnya hasil uji hipotesis pretes-postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Data Pretes dan Data ttabel thitu ng Kesimpula n Pretes Kemampua 2,00 0.14 n awal Pretes siswa sama Kontrol Model inquiry Kontrol 1,67 1,73 training lebih baik daripada konvension al Berdasarkan Tabel 4 dapat diperoleh bahwa nilai thitung pada data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil daripada ttabel (4<2,00), sehingga dapat disimpulkan kemampuan awal siswa sama. Sedangkan nilai thitung pada data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari pada ttabel (1,73 >1,67), sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberi perlakuan dengan model inquiry 38

training lebih baik dari pada pembelajaran konvesional. Penilaian afektif dan psikomotorik merupakan bagian dari hasil belajar dan harus tampak dalam proses belajar yang dicapai oleh siswa yang dinilai hasil-hasilnya. Dalam penelitian ini yang menjadi aspek aspek dalam ranah afektif adalah penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penentuan sikap (value), organisasi (organization), pengembangan pola (value complex) dan ranah psikomotorik adalah persepsi, kesiapan, reaksi yang diarahkan, reaksi natural, reaksi yang kompleks, adaptasi dan kreativitas. Hasil penilaian afektif dan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen dapat ditunjukkanpada Tabel 5. Tabel 5. Penilaian afektif dan psikomotorik siswa Pada Kelas Pertemuan I II III afektif 64 73 80 psikomotorik 61 82 87 BerdasarkanTabel 5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa di kelas eksperimen selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training. PEMBAHASAN Penelitian diawali dengan memberikan pretes terhadap kedua sampel dengan jumlah soal 20 butir dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 opsi yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretes kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 26,67dan nilai ratarata kelas kontrol adalah 27,00. Hasil tersebut menyatakan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Setelah diberi perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran inquiry training sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan kedua kelas diberikan tes akhir (postes) untuk melihat adanya perbedaan akibat diberikan perlakuan pembelajaran yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata postes kelas X-1 sebagai kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 60,00. Sedangkan nilai rata-rata postes kelas X-3 sebagai kelas kontrol 55,00. Hasil uji normalitas untuk kedua sampel diperoleh bahwa nilai pretes berdistribusi normal dimana Lhitung tidak melebihi Llabel dan berasal dari populasi yang homogen. Hasil uji hipotesis untuk postes menggunakan uji t satu pihak pada taraf signifikan α = 0.05 diperoleh thitung> ttabel (1,73> 1,67) yang berarti bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar eksperimen bila dibandingkan dengan kelas kontrol maka penguasaan atau penyerapan pengetahuan kognitif sebagai hasil belajar lebih baik daripada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Terjadinya penurunan peningkatan hasil belajar dari pelitian terhdahulu disebabkan adanya perbedaan media pembelajaran yang digunakan, materi yang diajarkan, dan lokasi serta waktu penelitian. Hasil belajar ranah afektif pada kelas eksperimen lebih baik 39

daripada hasil belajar afektif di kelas kontrol dan hasil belajar siswa ranah psikomotorik yang menekankan pada proses mental dan psikologi siswa juga perkembangannya lebih baik di kelas dengan model pembelajaran inquiry training dibandingkan di kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal inilah yang dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran inquiry training sangat baik digunakan untuk proses pembelajaran. Berdasarkan ketiga ranah hasil belajar siswa tersebut kita juga dapat melihat adanya suatu hubungan yang berkaitan. Hasil belajar ranah kognitif, menggambarkan karakter dan keterampilan sosial yang diperoleh siswa. Apabila langkah-langkah model pembelajaran inquiry trainingdapat dilakukan seefektif mungkin maka model pembelajaran inquiry training dapat dijadikan salah satu model pembelajaran yang dapat memperbaiki hasil belajar fisika siswa. Hal ini sejalan degan peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Indahwati, dkk (2012:264), diperoleh bahwa terdapat pengaruh antara keberagaman aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan pembelajaran inquiry training. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya di kelas X semester II SMA Cerdas T.P. 2014/2015 pada ranah kognitif memiliki nilai ratarata pretes 38,86 dan postes 57,14 dengan kategori kurang baik; pada ranah afektif dengan nilai rata-rata 64,43 dengan kategori kurang baik; dan ranah psikomotorik dengan nilai rata-rata57,45 dengan kategori kurang baik. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya di kelas X semester I SMA Cerdas Murni T.P. 2014/2015 pada ranah kognitif memiliki nilai rata-rata pretes 27,00 dan postes 60,00 pada ranah afektif dengan nilai rata-rata 72,35 dengan kategori cukup baik; dan ranah psikomotorik dengan nilai rata-rata 77,63 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Kalor dan Perpindahannya di kelas X semester II SMA Cerdas Murni T.P. 2014/2015. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dalam model pembelajaran inquiry training ini terdapat kelebihan dan kelemahan yang ditemukan oleh peneliti selama proses kegiatan pembelajaran. Adapun yang menjadi kelebihan model pembelajaran ini adalah meningkatnya tingkat berfikir siswa untuk memecahkan masalah yang diajukan. Sedangkan kelemahannya kurang tertarik selama proses pembelajaran dengan model ini karena adanya kebiasaan siswa belajar dengan simple, guru mengajar siswa mendengarkan, memberikan latihan pada siswa kemudian mengerjakan soal. Disarankan bagi peneiti selanjutnya hendaknya membuat pembelajaran lebih menarik dengan model pembelajaran inquiry training. 40

DAFTAR PUSTAKA Anderson, L.W dan David R. Krathwohl. (2010). Terjemahan. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Revisi Taksonomi Bloom, Penerbit Pustaka, Yogyakarta. Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Arisa, Y. dan Simamora P. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Trainingterhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis, Jurnal INPAFI, Vo.2. No. 4. Indahwati.,T.S. Sunarno., W. dan Sajidan, (2012). Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori. Jurnal Fisika UNS, Hal 258-265. Joyce., B. Weil., M. dan Calhoun., E, (2011), Models of Teaching: Model-model Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Nasution, D. dan Hasibuan T. B. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2013/2014. Jurnal INPAFI, Vo.2. No. 4. Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Kencana Prenada Media, Jakarta 41