JURNAL. Diajukan oleh : GIOVANI AGNELLI SUSANTI. NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL. Diajukan oleh: Britha Mahanani Dian Utami. Program Kekhususan: Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa :

PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH ADAT (KONVERSI) DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM LARASITA DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

JURNAL PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ADAT MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA (PRONA) DI KABUPATEN JAYAWIJAYA PROVINSI PAPUA

JURNAL PELAKSANAAN KONVERSI HAK ATAS TANAH ADAT (LETTER C) MENJADI HAK MILIK DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

JURNAL PELAKSANAAN PEMBERIAN HAK MILIK DARI TANAH NEGARA DAN PERLINDUNGAN HUKUMNYA DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan salah satu modal pokok bagi bangsa Indonesia dan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi salah

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN DAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN

PELAKSANAAN PRONA (TANAH HAK MILIK) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

JURNAL. Diajukan oleh: PRISKA LARAS DAMASWARI ZEBUA. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PEWARISAN DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. hukum adat. Setelah Indonesia merdeka Indonesia merupakan negara hukum yang

SKRIPSI PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK MILIK ADAT MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA (PRONA) DI KABUPATEN JAYAWIJAYA PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk. kelangsungan hidup umat manusia, hubungan manusia dengan tanah

JURNAL KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN REDISTRIBUSI TANAH PERTANIAN YANG BERASAL DARI TANAH ABSENTEE DI KABUPATEN BANTUL

JURNAL NASKAH PUBLIKASI PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ADAT KARENA JUAL BELI SETELAH PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN SARMI PROVINSI PAPUA

JURNAL. Diajukan Oleh : WINARDI WIJAYA LIE. N P M : Program Studi : Ilmu Hukum Program kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

LETER. Disusun oleh : NPM. Hukum. : Ilmu. Program Studi. Hidup

BAB I PENDAHULUAN. berlindung dan melanjutkan kehidupannya. Sejalan dengan bertambahnya

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan pendaftaran hak milik adat (Letter C) secara sporadik dalam

BAB III PELAKSANAAN KONVERSI TANAH ATAS HAK BARAT OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh : AGNES APRILIA SARI

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh: ADE KURNIADY NOOR NPM : Program Kekhususan : Hukum Pertanahan Dan Lingkungan Hidup

PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH ADAT (KONVERSI) DALAM MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM LARASITA DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah. Tanah

JUAL-BELI TANAH HAK MILIK YANG BERTANDA BUKTI PETUK PAJAK BUMI (KUTIPAN LETTER C)

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DI HADAPAN CAMAT SEBAGAI PPAT SEMENTARA SETELAH BERLAKUNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYIMPANGAN DALAM PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH. Urip Santoso Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh: CLAUDIA TIARA YULINDA. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH OBJEK LANDREFORM DI DESA AJUNG KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBER

dikuatkan oleh camat yang membenarkan tentang hak seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kekayaan alam yang ada dibumi yang

JURNAL PEROLEHAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH KARENA PERALIHAN (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KOTA SAMARINDA

BAB III PENUTUP. pendaftaran Hak Milik atas tanah melalui PRONA pada tahun 2010 di. Kabupaten Bantul telah mewujudkan kepastian hukum karena seluruh

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEMBIAYAAN PERSIAPAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS YANG DIBEBANKAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 64 Tahun 2017 Seri E Nomor 52 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan tanah dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan

PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI RUGI ATAS TANAH HAK MILIK DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR MASS RAPID TRANSIT ( MRT

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

PENDAFTARAN TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

JURNAL. Diajukan oleh : Akbar Prihadi Manggala Putra

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini karena hampir sebagian besar aktivitas dan kehidupan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. peruntukkan dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara

Lex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, dikarenakan tanah adalah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

JURNAL ILMIAH. Diajukan oleh : NI PUTU EKA ARINI. NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan penunjang kesejahteraan dan kemakmuran diseluruh

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya tanah bagi manusia, menyebabkan tanah mempunyai nilai tinggi, dimana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB V PEMBAHASAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung. Bupati pada saat itu, Bapak

KEPASTIAN HUKUM SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI BUKTI KEPEMILIKAN BIDANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusional Undang-Undang Dasar Pasal 33 ayat (3) Undang-

Kata Kunci : Pelaksanaan Hibah, Tanah Milik Adat, Kutipan Buku Letter C.

BAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DI KABUPTEN BANGLI (STUDY KASUS DI BPN KABUPATEN BANGLI)

HIBAH TANAH PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA KEPADA WARGA NEGARA INDONESIA

MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Berbicara masalah hidup manusia, berarti juga berbicara masalah tanah

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

JURNAL PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI (KONVERSI HAK MILIK ATAS TANAH ADAT) DALAM RANGKA MEMBERIKAN JAMINAN KEPASTIAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

JURNAL. Diajukan oleh : ELVI MORINA SITEPU. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena tanah merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBEBASAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN PASAR INPRES DI KOTA RUTENG, MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan sesuatu yang mempunyai peran penting bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara bercorak

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 75 TAHUN 2017 T E N T A N G

1.PENDAHULUAN. masih memerlukan tanah ( K. Wantjik Saleh, 1977:50). sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak

milik adat yang diperoleh secara turun-temurun (pewarisan).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 19 TAHUN 2017

SKRIPSI PELAKSANAAN PERALIHAN DAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN

A. Latar Belakang Masalah

TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN

PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA SEBAGAI UPAYA TERTIB HUKUM PERTANAHAN (Studi di Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap)

Transkripsi:

JURNAL PELAKSANAAN KONVERSI HAK MILIK ADAT (LETTER C) MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Diajukan oleh : GIOVANI AGNELLI SUSANTI NPM : 090510048 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM 2014 HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL

PELAKSANAAN KONVERSI HAK MILIK ADAT (LETTER C) MELALUI PROYEK OPERASI NASIONAL DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Giovani Agnelli Susanti, S.W. Endah Cahyowati, Maria Hutapea Jurusan Ilmu Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta ABSTRACT This legal writing is entitled The Conversion of Customary Property Rights (Letter C) through PRONA in fulfilling Land Administration Order in Gunungkidul. The problem formulation is how does the implementation of conversion of customary property rights through PRONA on 2012 in Gunungkidul and is it orderly administration of land. The resources such as primary data and secondary data. The primary data was collected from respondents and the speakers. The secondary data consist of primary legal materials derived from legislation and secondary legal materials of a literature study related to the conversion of customary property rights (Letter C) through PRONA to realize land administration order. The analysis method used is qualitative analysis stated orally by the respondents and also studied, analyzed as so solid method. In drawing conclusion, the inductive way of thinking is needed because facts that are specified are drawn from generic conclusions. 1

The customary property rights (Letter C) converted into the property through the PRONA on 2012 in Gunungkidul there are some ways done based on the Government Regulation Number 24 of 1997 on Land Registration and Presidential Decree Number 189 of 1981 on Proyek Operasi Nasional Agraria but there are 13 respondents who earn income above the minimum eligibility standards, 9 respondents acquire land through the grant without the grant deed, and each respondent charged an administration fee. The constraints of conversion are the existence of another distant heir, the Letter C have been damaged and geographical location. It is suggested for the local government not to collect money from villagers and the land offices conduct training about the land registration in order to let the citizen understand about the importance to register their land. Keywords: Conversion of Customary Property Rights, Letter C, Land Registration, Land Administration Order. A. Latar belakang masalah PENDAHULUAN Tanah berperan penting bagi kesejahteraan rakyat salah satunya adalah sebagai tempat tinggal sehingga antara tanah dan manusia terdapat hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 2

Untuk mencapai fungsi bumi, air dan ruang angkasa maka dibentuk Undangundang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA). Sebelum berlakunya UUPA, hukum tanah Indonesia bersifat dualistis yaitu selain diakui berlakunya hukum tanah adat yang bersumber pada Hukum Adat, diakui pula peraturan-peraturan mengenai tanah yang didasarkan pada Hukum Barat. 1 Berlakunya peraturan-peraturan tersebut tentu saja menimbulkan berbagai masalah antargolongan yang tidak sesuai dengan cita-cita bangsa dan tidak memberikan jaminan kepastian hukum. Setelah berlakunya UUPA, kedua macam hak atas tanah yang berlaku sebelum UUPA tersebut dikonversi berdasarkan ketentuan UUPA. Konversi hak atas tanah menurut A.P Perlindungan adalah perubahan hak-hak tanah yang ada sebelum berlakunya UUPA menjadi hak atas tanah yang diatur dalam UUPA. 2 Berdasarkan Pasal II ayat (1) Ketentuan Konversi UUPA juncto Pasal 1 Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria, hak-hak atas tanah yang mirip dengan hak yang dimaksud dalam Pasal 20 ayat 1 UUPA yaitu hak agrarische eigendom, milik, yasan, andarbeni, hak atas druwe, hak atas druwe desa, pesini, grant Sultan, landerijenbezitrecht, altijddurende erfpacht, hak usaha atas bekas tanah partikelir dan hak-hak lain dikonversi salah satunya menjadi hak milik. Pasal 20 ayat (1) UUPA menentukan bahwa hak milik adalah hak 1 Adrian Sutedi, 2006, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.1. 2 A.P. Parlindungan, 1990, Konversi Hak-Hak Atas Tanah, Mandar Maju, Bandung, hlm.1. 3

turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat Pasal 6. Pasal 19 UUPA menentukan bahwa : (1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. (2) Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi: a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah; b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak tersebut; c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Pasal 23 ayat (1) UUPA menentukan bahwa setiap peralihan, hapus dan pembebanan hak milik wajib didaftarkan. Untuk melaksanakan pendaftaran tanah sebagaimana ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaan Tanah juncto Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menentukan bahwa : Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Berdasarkan Pasal 3 huruf (a) Peratuuran Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah pemegang hak atas tanah yang sudah 4

mendaftarkan hak atas tanahnya akan menerima sertipikat hak atas tanah. Bagi yang namanya tercantum dalam sertipikat hak atas tanah maka orang tersebut memperoleh kepastian hukum atas tanahnya. Pasal 3 huruf (c) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, terbitnya sertipikat tersebut merupakan dasar dan perwujudan dari tertib administrasi di bidang pertanahan. Tertib administrasi pertanahan diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III). Tertib administrasi berarti data-data setiap bidang tanah dicatat dapat diketahui dengan mudah, baik mengenai riwayat, kepemilikan, subjek haknya, keadaan fisik serta ketertiban prosedur dalam setiap urusan yang menyangkut tanah. Pendaftaran tanah meliputi dua kegiatan yaitu kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menentukan bahwa Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik dilakukan serentak terhadap semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam suatu wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan. Salah satu kegiatan pendaftaran tanah yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA) yang diatur dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek Nasional Operasi Nasional Agraria. Sasaran dari kegiatan PRONA 5

adalah masyarakat golongan ekonomi lemah dengan maksud masyarakat yang karena keadaan perekonomiannya tidak mungkin untuk bisa membiayai semua pungutan biaya yang diperlukan untuk memperoleh sertipikat sehingga oleh karenanya perlu mendapat perhatian dari pemerintah. 3 Kegiatan PRONA di Kabupaten Gunungkidul teah dilaksanakan sejak tahun 2006 namun sampai tahun 2001 baru mencapai 40,78% bidang tanah yang didaftar. Berdasarkan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, pendaftaran hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama oleh masyarakat Indonesia salah satunya dibuktikan dengan Letter C seperti yang berlaku di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimanakah pelaksanaan konversi hak milik adat (Letter C) melalui PRONA pada tahun 2012 di Kabupaten Gunungkidul dan apakah telah mewujudkan tertib administrasi pertanahan. PEMBAHASAN a. Pelaksana kegiatan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN) sesuai Pasal 3 huruf (l) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional membentuk Tim Pengarah Kegiatan PRONA untuk melaksanakan 3 Adiran Sutedi, Op. Cit., hlm.71. 6

pembinaan dan pengawasan kepada Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Provinsi DIY dan Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul. Kanwil BPN Provinsi DIY sesuai Pasal 3 huruf (b) dan (c) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan menentukan bahwa Kanwil BPN melaksanakan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi menyeluruh mengenai pelaksanaan kegiatan PRONA di Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul sesuai Pasal 53 huruf (e) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan dan Kantor Pertanahan melaksanakan pendaftaran tanah melalui kegiatan PRONA mulai dari perencanaan sampai dengan penyerahan sertipikat. b. Penetapan lokasi Pelaksanaan kegiatan PRONA pada tahun 2012 di Kabupaten Gunungkidul berdasarkan perencanaan lokasi dan jumlah bidang oleh Kakanwil BPN Provinsi DIY dengan memperhatikan usulan data nominasi peserta dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul yaitu Desa Pampang dan Desa Karangduwet (Kecamatan Paliyan) dan Desa Krambilsawit dan Desa Kepek (Kecamatan Saptosari) sesuai dengan Pasal 46 ayat (1) PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 juncto Diktum Kedua KMDN Nomor 189 Tahun 1981 yaitu penentuan lokasi berdasarkan masyarakat golongan ekonomi lemah. 7

c. Penyuluhan Sesuai Pasal 56 PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 yaitu disampaikan langsung secara lisan oleh Kakanwil BPN Provinsi DIY, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul, petugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Desa (Desa Pampang, Karangduwet, Krambilsawit dan Kepek). Kegiatan penyuluhan bertempat di masing-masing balai desa. Dalam rangka melaksanakan tugas kegiatan PRONA dibentuk panitia sesuai dengaan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Tim Koordinasi PRONA terdiri dari : 1) Kepala Sub Bagian Tata; 2) Kepala Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan; 3) Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah; Panitia lapangan terdiri dari : 1) Seorang petugas yuridis dari Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul untuk setiap desa; 2) Seorang petugas ukur dari Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul untuk setiap desa; 3) Kepala Desa yang dibantu oleh Kepala Bagian Pemerintahan Desa, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Badan Permusyawaratan Desa, Dukuh, Ketua RT dan RW (Desa Pampang, Karangduwet, Krambilsawit dan Kepek). 8

d. Pengumpulan data Pengumpulan data (persyaratan) dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan cara responden memperoleh bidang tanah yaitu sebagai berikut: 1) Pemilik pertama (konversi murni) Dua puluh satu responden yang terdiri dari dua responden berusia 40-50 tahun, 14 responden berusia 51-60 tahun dan lima responden berusia 61-70 tahun adalah pemilik pertama bidang tanah. Luas tanah responden berkisar antara 100 sampai dengan 1500 m 2. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh responden pemilik tanah pertama untuk mengajukan permohonan konversi melalui PRONA tahun 2012 sebagai berikut adalah salinan Letter C atas nama responden, fotokopi Kartu Keluarga responden, fotokopi KTP responden dan SPPT PBB tahun 2011. Dalam hal pemenuhan persyaratan, 21 responden pemilik tanah pertama tidak mengalami kesulitan. 2) Pewarisan Delapan belas responden yang terdiri 11 responden berusia 30-40 tahun, lima responden berusia 41-50 tahun dan dua responden berusia 51-60 tahun memperoleh tanah melalui pewarisan. Luas tanah yang dimiliki berkisar 100 sampai dengan 1800 m 2. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh responden yang memperoleh tanah melalui pewarisan untuk mengajukan konversi melalui PRONA tahun 2012 adalah salinan Letter C atas nama pewaris, fotokopi Surat Kematian 9

pewaris, fotokopi Kartu Keluarga pewaris, fotokopi KTP istri/suami pewaris yang masih hidup, surat Keterangan Ahli Waris, surat Keterangan Tidak Menerima Warisan, fotokopi KTP para ahli waris, fotokopi akta kelahiran responden dan SPPT PBB tahun 2011. Dalam hal pemenuhan persyaratan, 2 responden yang berasal dari Desa Kepek mengalami kesulitan memperoleh identitas ahli waris yang lain karena sudah tidak bertempat tinggal di Provinsi DIY dan Pulau Jawa. Hal ini ditanggapi oleh panitia Desa Kepek untuk bertemu langsung dengan ahli waris yang bersangkutan dan untuk memastikan bahwa pewarisan tidak mengalami masalah sehingga proses konversi dapat berjalan lancar. 3) Hibah Sembilan responden yang terdiri dari empat responden berusia 20-30 tahun, dua responden berusia 31-40 tahun dan tiga responden berusia 41-50 responden memperoleh tanah melalui hibah. Luas tanah yang dimiliki berkisar antara 100 sampai dengan 1600 m 2. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh responden yang memperoleh tanah melalui hibah untuk mengajukan konversi melalui PRONA tahun 2012 adalah salinan Letter C atas nama penghibah, akta hibah, fotokopi Kartu Keluarga pemberi hibah, fotokopi KTP pemberi hibah, fotokopi Kartu Keluarga reponden, fotokopi KTP responden dan SPPT PBB tahun 2011.Sembilan responden tidak mengetahui bahwa tanah yang dimiliki adalah melalui hibah, mereka memahami bahwa tanah diperoleh dari 10

orang tua yang masih hidup adalah pewarisan sehingga perolehan hibah tidak dilengkapi dengan akta hibah. Maka diberikan solusi dalam hal persyaratan menggunakan persyaratan seperti yang ditentukan kepada responden sebagai pemilik tanah pertama. 4) Jual beli Dua responden berusia 43 tahun dan 55 tahun memperoleh tanah melalui jual beli. Luas tanah yang dimiliki adalah 75 m 2 dan 144 m 2. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh responden yang memperoleh tanah melalui jual beli untuk mengajukan permohonan konversi melalui PRONA tahun 2012 adalah salinan Letter C atas nama penjual, akta jual beli, fotokopi Kartu Keluarga penjual, fotokopi KTP suami/istri penjual, fotokopi Kartu Keluarga responden, fotokopi KTP responden dan suami/istri responden, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Responden yang terpilih sebagai peserta PRONA adalah responden yang mendaftarkan diri terlebih dahulu sampai batas jumlah yang telah ditetapkan oleh Kakanwil BPN Provinsi DIY. Responden yang telah mempersiapkan persyaratan mendaftarkan diri ke ketua RT. Ketua RT akan menyerahkan persyaratan kepada dukuh kemudian oleh dukuh diserahkan kepada panitia lapangan di Kantor Desa. Kemudian panitia lapangan dari masing-masing desa membantu mengisi berkas permohonan konversi dan petugas yuridis membimbing dan memeriksa kelengkapan persyaratan responden serta berkas permohonan konversi kepada petugas 11

administrasi Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul untuk diteliti oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul. Setiap responden dari masing-masing desa dikenakan biaya administrasi oleh masingmasing kantor desa sebesar Rp 297.500,00 (Desa Pampang), Rp 450.00,00 (Desa Karangduwet), Rp 400.000,00 (Desa Krambilsawit) dan Rp 350.000,00 (Desa Kepek) yang dapat dibayarkan pada awal pendaftaran atau pada saat pengambilan sertipikat. Biaya tersebut digunakan untuk keperluan materai, alat tulis, sampul sertipikat, patok, akomodasi panitia dan honor panitia. Pembayaran dapat dilakukan dua kali. Hal ini tidak sesuai dengan Diktum Kedua huruf (a) dan Diktum Ketujuh KMDN Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional Agraria sebab kegiatan PRONA ditujukan kepada lapisan masyarakat golongan ekonomi lemah dan semua biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek ini dibebankan kepada Anggaran Belanja Direktorat Jenderal Agraria Departmen Dalam Negeri dan Yayasan Dana Landreform. e. Pengukuran dan pemetaan Pengukuran dilakukan oleh seorang petugas ukur yang dibantu oleh panitia dari masing-masing desa. Pengukuran dilakukan dengan memasang tanda batas sesuai Pasal 23 ayat (2) huruf (e) PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yaitu berupa tugu beton (patok) dengan tinggi 0,5 meter. Pengukuran dan pemasangan patok dihadiri oleh responden dan empat orang saksi 12

(tetangga). Pemetaan dilakukan di hari yang sama setelah pengukuran masing-masing bidang tanah selesai dengan pembuatan sket data lapangan dalam satu gambar ukur sesuai dengan Pasal 18 angka (1) PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. f. Pengumuman Pengumuman data fisik dan data yuridis dilaksanakan selama 60 hari di Kantor Desa Pampang, Karangduwet, Krambilsawit dan Kepek telah dengan sesuai Pasal 86 angka (2) PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah g. Pengesahan data fisik dan data yuridis Sesuai dengan Pasal 87 angka (1) PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yaitu selama 60 hari pengumuman baik ada atau tidak ada sanggahan, sesuai Pasal 64 ayat (1) PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah diterbitkan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis yang disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul. h. Pembukuan hak dan penerbitan sertipikat Sesuai Pasal 67 PMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 13

tentang Pendaftaran Tanah yaitu diadakan pembukuan hak dengan penegasan konversi dibukukan berdasarkan Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis. Jangka waktu penerbitan sertipikat pelaksanaan kegiatan PRONA tahun 2012 adalah enam sampai delapan bulan dari awal proses kegiatan PRONA. Penyerahan sertipikat dilakukan di masingmasing balai desa. Pengambilan sertipikat dilakukan langsung oleh 50 responden setelah menyelesaikan biaya administrasi kepada pemerintah desa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pelaksanaan konversi hak milik adat (Letter C) melalui PRONA pada tahun 2012 di Kabupaten Gunungkidul ada yang sesuai dan tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional Agraria jis Peraturan Pemerrintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah dan KMNA/KBPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuaan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Ada 13 responden (26% dari 50 responden) yang mengkonversikan Letter C mereka melalui PRONA dengan penghasilan di atas Standar Kelayakan Minimum Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 sehingga tidak sesuai dengan Diktum Kedua huruf (a) KMDN Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional Agraria. Ada dua responden (4% dari 50 responden) yang belum 14

menerima sertipikat karena belum menyelesaikan biaya administrasi konversi hak milik adat (Letter C) melalui PRONA pada tahun 2012 di Kabupaten Gunungkidul kepada pemerintah desa sehingga tidak sesuai dengan Diktum Ketujuh KMDN Nomor 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasioanl Agraria. 2. Pelaksanaan konversi hak milik adat (Leter C) melalui PRONA di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 telah mewujudkan tertib administrasi pertanahan karena sebanyak 50 bidang tanah telah disertipikatkan dan dicatat di Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul sehingga mempermudah masyarakat yang memerlukan informasi mengenai data fisik dan data yuridis ke-50 bidang tanah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Adrian Sutedi. 2006. Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta. A.P. Parlindungan, 1990, Konversi Hak-hak Atas Tanah, Mandar Maju, Jakarta. 15