TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENYUSUNAN RANSUM UNTUK ITIK PETELUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

Itik Petelur - Itik Indian Runner (Malaysia dan Cina) - Itik Khaki Cambell (Inggris) - Itik lokal tersebar di Indonesia (Itik Cirebon, Itik Tegal, Iti

Manajemen Pakan pada Itik

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BUDIDAYA TERNAK ITIK Oleh : Sapto Waluyo

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang Peralatan dan Perlengkapan Pakan dan Air Minum

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

BUDIDAYA TERNAK ITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

Tipe Kandang Itik TIPE KANDANG ITIK. Dalam budidaya itik dikenal 3 tipe kandang. 60 cm. 60 cm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA AYAM KAMPUNG UNGGUL (KUB) BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI JAMBI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

I. PENDAHULUAN. industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah. Masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

III. KEBUTUHAN ZAT-ZAT GIZI AYAM KUB. A. Zat-zat gizi dalam bahan pakan dan ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Line atau ayam

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO

BUDIDAYA BEBEK PEKING

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

USAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

Penyiapan Mesin Tetas

BEBEK PEDAGING Langkah-Langkah Penggemukan Bebek Pedaging : Cara Memilih Bibit Bebek Pedaging Yang Baik : komposisi Pakan Bebek Yang Seimbang:

BUDIDAYA PEKING DUCK (ITIK PEKING) Oleh : Ir. H. Idih Purnama Alam. Pegawai Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat BAB I.

Transkripsi:

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN Iitik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam. Kelebihan ternak itik adalah lebih tahan terhadap penyakit sehingga pemeliharaannya mudah dibandingkan dengan ayam. Di Propinsi Sumatera Barat umumnya itik masih dipelihara secara tradisional dengan penggembalaan secara berpindah-pindah. Dengan semakin sempitnya areal penggembalaan dan banyaknya resiko kematian ternak akibat keracunan pestisida maka pemeliharaan sistim gembala ini makin terancam. Salah satu usaha yang dirasa mampu mengatasinya adalah melakukan pemeliharaan itik secara intensif, atau semi intensif.pemeliharaan itik secara intensif dapat dilakukan dengan sistem terkurung yang didukung dengan pemberian pakan yang baik, tatalaksana pemeliharaan yang memadai, dan pengawasan kesehatan ternak yang baik. Pada sistem pemeliharaan semacam ini ternak lebih banyak dan bahkan terus menerus berada dalam kandang. Semua keperluan dan lingkungan hidupnya disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhannya.usaha beternak itik secara terkurung ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan dibelakang rumah. Kandangnya dilengkapi umbaran yang dipagar keliling setinggi 0,75-1m. TEKNOLOGI BUDIDAYA A.Pemilihan Bibit Bibit itik petelur, pedaging, dan pejantan harus memiliki persyaratan sebagai berikut: a. Pertumbuhan badannya cepat,besarnya seragam serta tidak mempunyai cacat tubuh. Bobot badan itik pejantan muda pada umur 20 minggu 1,6 kg dan pada umur 40 minggu 1,8 kg, sedangkan bobot badan itik betina muda pada umur 20 minggu 1,4 kg dan pada umur 40 minggu 1,6 kg. b. Pertumbuhan bulunya cepat dan warna bulu seragam. Bulu sudah tumbuh lengkap pada umur 14 hari. c. Cepat mencapai dewasa kelamin dimana itik sudah mulai bertelur pada umur 5 6 bulan. d. Mempunyai daya hidup yang tinggi, yang ditandai oleh angka kematian yang rendah. Angka kematian pada periode pemeliharaan anak sampai dengan umur mulai 1

bertelur sebesar 3%, sedangkan dari awal bertelur sampai dengan diafkir sebesar 2%. f. Lebih efisien dalam penggunaan pakan dengan angka konversi pakan berkisar 2-2,5. Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebanyak 2,5 kg. Untuk memperoleh bibit bermutu, peternak dapat: 1. Membeli anak itik dari pembibitan yang sudah dikenal, ciri-ciri anak itik yang baik adalah tidak cacat, warna bulu kering dan mengkilat 2. Melakukan pembibitan sendiri untuk mendapatkan telur tetas. Untuk itu perlu dilakukan a.pemilihan induk dan pejantan dimana induk memiliki sosok badan ramping dan Umumya lebih tua dari pejantan, sedangkan pejantan memiliki sifat matang kelamin baik dan mempunyai sifat mengasuh bukan mengejar-ngejar betina. b.memelihara pejantan dan betina secara khusus dengan perbandingan 1 ekor pajantan untuk 6 8 ekor betina. c.memilih telur tetas dengan kriteria sebagai berikut : - beratnya 60-70 gram, - bentuknya oval atau lonjong, - tidak kotor dan retak, - umurnya tidak lebih dari 1-5 hari karena kalau lebih dari 7 hari daya tetasnya telah menurun, - menetaskan telur dengan menggunakan mesin tetas atau dieramkan dengan ayam atau entog, 3. Membeli telur tetas dari induk yang dijamin keunggulannya. B. Pakan dan Pemberiannya Biaya pakan merupakan biaya terbesar yaitu sekitar 60-70% dari biaya produksi yang dikeluarkan pada usaha ternak itik. Oleh karena itu, faktor pakan sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya itik. Dengan demikian, penanganan yang cermat terhadap pakan, baik kuantitas maupun kualitas, sangat dituntut untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk mencapai produksi yang optimal dan keberhasilan usaha peternakan itik, maka pemberian pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan zat gizi sangat diperlukan. Kebutuhan gizi itik dapat dipenuhi dari berbagai campuran bahan pakan. Pemilihan bahan pakan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kadar protein dan energi yang diperlukan oleh ternak. Kebutuhan beberapa zat gizi untuk itik petelur dapat dilihatl pada tabel1. 2

Tabel 1. Kebutuhan Beberapa Zat Gizi untuk Itik Petelur. Zat makanan Anak(0-8 mg) Dara(9-20 mg) Petelur (>20 mg} Energi metaboliskkal/kg 2900 2800 2700 Protein (%) 17-20 18 16-18 Ca(%) 0,6-1,0 0,6-1,0 2,9-3,25 P (%) 0,6 0,6 0,47 Jumlah pakan yang harus diberikan kepada ternak itik sangat tergantung pada jenis itik, kualitas pakan, dan ukuran badan itik. Angka perkiraan kebutuhan pakan itik petelur dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Pakan Itik Petelur sesuai Tahapan Pertumbuhan. Uraian Umur Kbutuhan pakan Anak (starter) Dara (grower) Dewasa(petelur) 0-1 minggu 1-2 minggu 2-3 minggu 3-4 minggu 4-5 minggu 5-6 minggu 6-7 minggu 7-8 minggu 8-9 minggu 9-15 minggu 15-20 minggu >20 minggu 15 gram /ekor/hari 41 67 93 103 115 115 120 total 4,5 kg/ekor 130 gram/ekor/hari 145 150 Total 12,5 kg/ekor 160-180 gram/ekor/hari Penggunaan bahan pakan lokal yang murah, tidak bersaing dengan manusia, dan bermutu baik sangat disarankan agar usaha peternakan itik menguntungkan. Selain itu, bahan pakan yang digunakan sebaiknya tidak beracun, tidak asin, kering, tidak berjamur, tidak busuk, dan tidak menggumpal. Beberapa jenis bahan pakan sumber energi untuk itik antara lain: dedak padi (bekatul), jagung (dedak jagung), sagu, dan singkong. Bahan pakan sumber protein diantaranya adalah tepung ikan, bekicot, bungkil kedelai dan ikan rucah. Selain itu, terdapat beberapa sumber vitamin yang murah untuk dimanfaatkan sebagai pakan itik seperti genjer, eceng gondok, rumput muda, dan kangkung. 3

Sejak tahun 1996, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera telah melakukan kajian mengenai susunan ransum bagi itik petelur. Perbaikan susunan ransum ternyata dapat mempercepat umur itik mulai bertelur (table 3) Tabel 3. Beberapa Susunan Ransum Itik Petelur yang dilaksanakan BPTP Sumatera Barat Bahan (%) Itik Pitalah 1996 Itik Pitalah 1998 Itik MA 2003 Itik MA 2010 Dedak 40 50 35 35 Jagung 40 6,30 40 30 Konsrntrat 20 6,80 20 Bungkil krlapa 5,94 2,50 Tepung ikan 11,89 15 4 Bungkil Kedele 4,00 Tepung Kapur 6,44 Cassapro 15 Kulit kakao fermentasi 10 Premix B 0,5 0,5 Mineral Bebek 0,5 Grit 0,5 garam 0,20 Kandungan Protein (%) 16,28 18,71 16,38 18,625 Ebergi metabolis Kkal/kg 2737 2600 2800 2798,30 Umur mulai bertelur 5 bulan 5 bulan 164 hari 141 hari Berat badan mulai bertelur(gr) 1709 1876 1525 Pengadukan pakan dilakukan sekali 15 hari 4

C. Kandang Itik Sama halnya dengan ternak ayam, ternak itik juga memerlukan kandang terutama pada malam hari. Kandang itik harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Mempunyai luas yang cukup untuk jumlah itik yang di pelihara. 2. Mempunyai ventilasi udara yang cukup. 3.Mudah dibersihkan, lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah sekelilingnya dan harus padat lantainya. 4. Tinggi kandangnya harus cukup bagi peternak untuk bekerja didalamnya. Konstruksi Kandang Pada periode starter (anak) ternak itik dipelihara pada kandang boks yang dilengkapi dengan alat pemanas. Setelah masa dara dan petelur itik dipelihara pada kandang sistem ren yang terdiri dari dua bagian yaitu: bagian muka digunakan untuk tempat itik bermain, makan dan minum, disekelilingnya dibuat pagar setinggi 0,75-1 m. bagian belakang digunakan untuk tempat itik tidur dan bertelur,didinding rapat kecuali dinding bagian depan (menghadap ketempat bermain) dibagi dua, bagian atas diberi jerajak sedangkan bagian bawahnya ditutup setinggi 1 m. Pada periode grower dan petelur itik dipelihara pada kandang umbaran Kepadatan kandang untuk ukuran 1x1 m dapat menampung: 1. Anak itik 10 20 ekor 2. Iik remaja 8 10 ekor 3. itik dewasa 6 7 ekor 5

D. Tata Laksana Pemeliharaan Itik Walaupun bibit itik yang dipelihara mutunya baik dan dikandangkan dalam kandang yang sesuai serta diberi pakan yang dapat mencukupi kebutuhan gizinya,kalau tidak diikuti dengan pemeliharaan yang baik pula tidak akan memberikan hasil maksimal. Dengan demikian pemeliharaan harus disesuaikan dengan umur itik, sistem pemeliharaan dan tujuan pemeliharaan 1. Pemeliharaan anak itik Pemeliharaan pada periode starter merupakan tahap penting sebagai langkah awal dalam menghasilkan itik petelur yang baik. Pemeliharaan pada tahap ini memiliki tujuan untuk menekan kematian pada fase awal kehidupan anak itik dan meningkatkan bobot badan itik sesuai dengan yang diharapkan. Induk buatan atau alat pemanas lampu minyak atau lampu listrik sangat diperlukan sampai itik berumur 3 minggu. Pada umur diatas 4 minggu lampu digunakan hanya sebagai alat penerang saja. Suhu alat pemanas yang baik adalah sebagai berikut : - Minggu I 32 0 C - Minggu II 27 0 C - Minggu III 21 0 C Suhu (panas) yang baik untuk anak itik dapat dilihat dari penyebaran anak itik di bawah alat pemanas. jika anak itik menyebar rata dibawah alat pemanas berarti temperaturnya sudah cukup. Pada periode starter, anak itik dipelihara pada kandang boks yang dilengkapi dengan alat pemanas. 6

2. Pemeliharaan itik dara Begitu masuk periode dara, perhatian pertama yang perlu diberikan adalah itik jangan sampai stres, untuk itu perlu persiapan pencegahannya. Hal lain yang diperlukan adalah pemberian pakan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, karena itik periode ini sebagai calon itik petelur. Artinya, itik-itik tersebut jangan terlalu gemuk ataupun terlalu kurus. Sebagai patokan, itik mulai bertelur sekitar umur 5 bulan dengan bobot badan ideal 1,4 kg. Untuk itu, pada periode ini perlu pembatasan pemberian pakan, yaitu sekitar 75-80% dari yang dapat dihabiskan. Kapasitas kandang untuk pemeliharaan itik pada periode dara ini 5-6 ekor/m 2 terkurung penuh, tetapi kandang dengan pelataran (ren) bisa sampai 8 ekor/m 2.. 3.Pemeliharaan itik dewasa (petelur) Untuk itik dewasa yang sudah bertelur, faktor-faktor penyebab stress perlu ditangani secara serius, karena erat hubungannya dengan produksi yang akan dihasilkan. Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan perlu diperhatikan, karena pakan akan dipergunakan untuk pembentukan telur di samping mempertahankan hidupnya. Tingkat kepadatan kandang (3-4 ekor m 2 ) kebersihan perkandangan termasuk peralatannya harus selalu dikontrol setiap hari. Pakan yang diberikan jangan sampai tersisa didalam tempat pakan, terutama pakan basah, karena dapat menjadi tengik dan berpengaruh jelek terhadap itik yang dipelihara. Hal ini untuk menghindari agar sisa tersebut jangan sampai tempat tumbuh jamur, karena sangat berbahaya bagi itik. Itik sangat peka terhadap aflatoksin (sejenis racun) yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus. Penyediaan sarang bertelur sangat diperlukan untuk mencegah agar telur-telur yang dihasilkan jangan kotor. Kalau telur bersih mutunya dapat dipertahankan (tidak mudah rusak). Pengaturan cahaya yang menerangi itik dewasa petelur harus diperhatikan, karena ada hubungannya dengan reproduksi. Sebaiknya selama satu hari satu malam, lamanya penerangan selama 14 jam, dengan demikian kalau hari mendung perlu ditambah penerangan. Sarang bertelur perlu disediakan dalam kandang agar telur tidak kotor 7

G. Pengendalian Penyakit Usaha pencegahan terhadap penyakit lebih menguntungkan secara ekonomis dibandingkan dengan usaha pengobatan karena selain mahal usaha pengobatan itu sendiri belum tentu menyembuhkan. Cara terbaik untuk menghindari penyakit adalah dengan memelihara itik dalam kandang yang memadai baik sanitasi maupun luasnya, selain pakan yang mencukupi kebutuhan gizi dan kesegarannya. KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan produktifitas ternak itik maka sistem pemeliharaannya dilakukan secara intensif, dimana semua keperluan dan lingkungan hidupnya disediakan atau diatur sesuai kebutuhannya. Daftar Bacaan Abdul Wakhid. 2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Itik. Agro Media Pustaka.Jakarta Bambang Suharno dan Chairul Amri. 1998. Beternak Itik Secara Intensif.Penebar Swadaya. Jakarta. IP2TP.2000. Penyusunan Ransum Untuk Itik Petelur. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Telnologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Jakarta. L. Hardi Prasetyo. 2010. Panduan Budidaya dan Usaha Ternak Itik. Balai Penelitian Tenak. Bogor. Murtidjo, Bambang Agus. 1992. Mengelola Itik. Penerbit Kanisius. Jakarta. 8