Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alur Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas Perencanaan Dermaga Data Lingkungan : 1. Data Topografi 2. Data Pasut 3. Data Batimetri 4. Data Kapal 5. Data Tanah Analisa Dermaga Analisa Hidrologi Data Perencanaan Analisa Beban Kerja Analisa Gaya 1. Gaya Akibat Angin 2.. Gaya Akibat Arus 3. Tumbukan Kapal 4. Tarikan Kapal Analisa Beban Kerja 1. Beban Mati 2.. Beban Hidup 3. Beban Gempa Analisa Struktur Pemodelan dan Penganalisaan Dermaga Pada Program SAP 2000 Perencanaan Struktur Dermaga Kapasitas 2000 DWT Perencanaan Pondasi Hasil Perencanaan Dermaga Dimensi Konstruksi Dermaga III - 1
3.2 Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah Kawaluso Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara, terletak 04 o 13 54 LU dan 125 o 19 27 BT. Gambar 24 Peta Lokasi Studi Pulau Sangihe 3.3 Jenis Data Dan Sumber Data Adapun data yang digunakan merupakan data sekunder / tidak langsung. Data yang diperoleh melalui bahan-bahan tertulis, maupun informasi lain yang erat kaitannya dengan objek penelitian yaitu : a. Data topografi b. Data pasang surut c. Data arus d. Data angin e. Data bathymetri III - 2
f. Data kapal g. Data tanah 3.4 Metode Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan akan diolah, adapun tahapan dalam analisa data meliputi : 1. Penyajian data kapal rancangan; 2. Penyajian data topografi dan Bathymetri; 3. Penyajian data hidro-oseanografi, mencakup : a. Pasang Surut; b. Arus ; c. Data Angin; d. Gelombang. 4. Penyajian data karakteristik tanah. 3.4.1 Penyajian Data Kapal Rencana Type Kapal Tonase Panjang Kapal Full draft Kecepatan tambat Loa (m) : Kapal Perintis dan General Kargo : 2000 DWT : 81 m : 4,9 m : 0,15 m/det : 12,7 m III - 3
3.4.2 Topografi dan Bathimetri 3.4.2.1 Kondisi Topografi Pengukuran topografi diperlukan untuk mengetahui profil daratan. Profil ini berguna dalam penentuan area untuk membangun dermaga, serta fasilitas-fasilitas darat yang dibutuhkan oleh suatu dermaga seperti jalan, gudang, terminal dan daerah industri serta pengembangannya dimasa mendatang. Adapun kondisi topografi areal rencana dengan elevasi berkisar -5,623 meter dari LWS. Koordinat dan ketinggian BM, yang dipasang adalah sebagai berikut: Tabel 12 Kordinat BM PATOK/ TITIK KOORDINAT (m) x y Z BM 757.754,00 467.880,00 + 5.623 3.4.2.2 Bathimetri Peta bathimetri digunakan untuk mengetahui kondisi dasar laut di lokasi. Peta topografi dan bathimetri di lokasi studi dapat dilihat pada gambar dibawah ini : III - 4
+ 2 + 1 0,00-3 + 2-18 - 28-7 + 1 0,00-38 - 48-58 - 18-3 - 7-68 - 148-38 - 28-78 - 138-48 - 88-58 - 98-68 - 108-118 - 78-88 - 128-98 - 108-138 - 118-128 LAYOUT PELABUHAN KAWALUSO - 148-138 Gambar 25 Layout Rencana Dermaga, Peta Topografi dan Bathimetri Kawaluso Sulawesi Utara III - 5
Data bathimetri diperlukan untuk mengetahui kontur bawah laut dan lokasi dermaga. Pengetahuan mengenai kontur bawah laut berguna dalam tinjauan daerah perairan yang menyangkut luas, kedalaman perairan, alur pelayaran, penambatan, tempat labuh dan kemungkinan pengembangannya di masa mendatang. Dalam survey pembuatan peta bathimetri diperlukan adanya titik kontrol tanah (bench mark) yang dapat menjadi kordinat acuan dalam survey dan pembuatan peta bathimetri. 3.5 Data Hidrooceanografi 3.5.1 Data Pasang Surut Fenomena pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Dalam perencanaan dermaga data pasang surut diperlukan untuk menentukan elevasi muka air rencana, kedalaman kolam pelabuhan dan dimensi bangunan-bangunan pelabuhan. Pengamatan pasang surut dan pengolahan data pasang surut dilakukan oleh PT. Dinamika Karya Konsultan. Dalam pengamatan dilakukan selama 15 hari dengan interval pembacaan 30 menit, yang dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2013 s.d 03 Januari 2014. Hasil pengamatan pasang surut dapat dilihat pada tabel berikut : III - 6
Tabel 13 Pengamatan Pasang Surut Kawaluso (sumber : Pengamatan PT. Dinamika Karya Konsultan) Kesimpulan hasil analisa konsultan yang mengacu pada elevasi LWS sebagai elevasi ± 0,00 meter; maka parameter pasang surut diberikan dibawah ini : elevasi HAT elevasi HWS elevasi MSL elevasi LWS elevasi LAT = + 2,01 m = + 1,97 m = + 1,27 m = ± 0,00 m = - 0,49 m III - 7
Keterangan : HAT/LAT : Highest Astronomical Tide/ Lowest Astronomical Tide (adalah permukaan laut tertinggi/terendah yang dapat diramalkan terjadi di bawah pengaruh keadaan meteorologis rata-rata dan kombinasi keadaan astronomi. Permukaan ini tidak akan dicapai pada setiap tahun. HAT dan LAT bukan permukaan laut yang ekstrim yang dapat terjadi, storm surges mungkin saja dapat menyebabkan muka laut yang lebih tinggi dan lebih rendah. Secara umum permukaan (level) di atas dapat dihitung dari peramalan satu tahun. Harga HAT dan LAT dihitung dari data beberapa tahun. HWS MSL LWS : High Water See (muka air tertinggi) : Mean See Level (muka air rata-rata) : Low Water See (muka air terendah) III - 8
Gambar 26 Data Pasang Surut Kawaluso Sulawesi Utara III - 9
3.5.2 Data Arus Data Arus diperlukan untuk menghitung gaya lateral yang terjadi pada dermaga yang disebabkan oleh arus. Data arus diperoleh dari penyelidikan oleh PT. Dinamika Karya Konsultan. Pengukuran arus dilakukan di dua titik yang berbeda dengan waktu pengamatan saat Spring Tide dan Neap Tide serta lama waktu pengamatan selama 25 jam dengan pencatatan setiap interval waktu 30 menit. Hasil pengukuran arus disekitar lokasi rencana dermaga dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 14 Kecepatan Arus Saat Neap Tide LOKASI A Arah Ratarata(m/det) Kec.Rata-rata(m/det) Kec. Maksimum(m/det) 0,2 d Utara - Selatan 0,12 0,24 0,6 d Utara - Selatan 0,13 0,26 0,8 d Utara - Selatan 0,11 0,24 LOKASI B Arah Ratarata(m/det) Kec.Rata-rata(m/det) Kec. Maksimum(m/det) 0,2 d Utara - Selatan 0,13 0,24 0,6 d Utara - Selatan 0,14 0,26 0,8 d Utara - Selatan 0,12 0,25 (Sumber: Analisis PT. Dinamika Karya Konsultan) III - 10
Tabel 15 Kecepatan Arus Saat Spring Tide LOKASI A Arah Ratarata(m/det) Kec.Rata-rata(m/det) Kec. Maksimum(m/det) 0,2 d Selatan Utara 0,13 0,28 0,6 d Selatan Utara 0,14 0,29 0,8 d Selatan Utara 0,13 0,28 LOKASI B Arah Ratarata(m/det) Kec.Rata-rata(m/det) Kec. Maksimum(m/det) 0,2 d Selatan Utara 0,14 0,28 0,6 d Selatan Utara 0,14 0,30 0,8 d Selatan Utara 0,13 0,28 (Sumber: Analisis PT. Dinamika Karya Konsultan) 3.5.3 Data Angin Data angin diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai arah dan magnitude kecepatan. Angin merupakan fluida yang bergerak akibat perubahan tekanan pada atmosphere bumi. Pergerakan angin mengakibatkan gaya pada bangunan, termasuk pelabuhan. Data angin yang dianalisis adalah data magnitude kecepatan dan arah angin maksimum harian dengan selang waktu data selama 5 tahun di ambil dan stasiun Klimatologi terdekat milik Badan Meteorologi dan Geofisika. Data angin yang representatif untuk lokasi studi adalah data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Jakarta Pusat. Data angin kemudian diklasifikasikan dalam arah dan kecepatan yang dibagi dalam 8 (delapan) arah penjuru angin yaitu Utara (N), Timur Laut (NE), Timur (E), Tenggara (SE), Selatan (S), Barat Daya (SW), Barat (W), dan Barat Laut (NW). Berdasarkan klasifikasi ini, distribusi frekuensi dan setiap kecepatan dan arah angin dihitung kemudian ditabulasikan III - 11
dalam tabel serta digambarkan berupa mawar angin (wind rose) untuk tiap bulan (Januari s.d. Desember) dan tahunan. Untuk mengetahui arah angin yang dominan, kita dapat melihat mawarangin (grafik arah angin) yang dibuat berdasarkan data angin yang diamati. Data angin yang diperoleh dikelompokkan dalam arah untuk 10 tahun. Data angin yang telah diperoleh digambar menggunakan Software WinRose. Hasil analisa ini disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut ini berikut ini. Tabel 16 Data Angin harian Bulan Januari 2005-2008 (Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta Pusat) III - 12
Tabel 17 Data Angin harian Bulan Desember 2009-2012 (Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta Pusat) 3.5.4 Data Gelombang Data gelombang didapat dari penganalisaan data angin, yang hasil peramalan gelombang pada Kawaluso didapatkan hasil sebagai berikut: III - 13
Tabel 18 Tinggi Gelombang dan Periode Gelombang Laut Dalam Untuk Tahun 2005 Hingga Tahun 2008 (Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta Pusat) Tabel 19 Tinggi Gelombang dan Periode Gelombang Laut Dalam Untuk Tahun 2009 Hingga Tahun 2012 (Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta Pusat) III - 14
3.6 Data Geoteknik Data soil diperlukan untuk mendapatkan alternatif letak dermaga dalam kerangka Studi Kelayakan dan memperoleh data geoteknik bawah permukaan yang meliputi parameter teknik dan fisik tanah/batuan disekitar rencana dermaga. Data soil dapat dilihat pada lampiran. III - 15