BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang mendiami daerah tertentu mempunyai suku dan adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan saat ini masih dipercaya sebagai media yang ampuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. didapat dalam semua kebudayaan dimanapun di dunia. Unsur kebudayaan universal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh unsur kebudayaan universal juga dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi Astana Mangadeg terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM UPACARA ADAT KIRAB PUSAKA MALAM I SURA. ( Studi Kasus di Kraton Surakarta Hadiningrat )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

Oleh: SRI MULYANINGSIH A

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

DAWET. Disusun oleh: A

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tentu memerlukan tanah, bahkan bukan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pernah statis. Sejak lahir bahkan sejak pembuahan hingga meninggal dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki culture yang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Kraton Kartasura yang porak-poranda akibat geger pacinan tahun 1743. Istana terakhir Kerajaan Mataram didirikan di desa Sala. Setelah resmi istana kerajaan Mataram selesai dibangun, nama desa itu diubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Istana ini pula menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram oleh Sunan Pakubuwono II kepada VOC di tahun 1749. Setelah perjanjian Giyanti resmi bagi Kasunan Surakarta sampai dengan resmi menghapus Kasunanan Surakarta dan menjadikannya sebuah Karesidenan langsung dibawah Presiden Indonesia. Eksistensi Kraton Surakarta Hadiningrat setelah tidak mempunyai kekuasaan politik adalah sebagai lembaga kebudayaan atau sumber budaya, sejarah, pariwisata dan penelitian keilmuan yang dapat direalisasikan pada masa sekarang. Oleh karena itu, Kraton Surakarta berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan cita-citanya dengan mengaktifkan semua unsur-unsur budaya yang ada di Kraton Surakarta Hadiningrat guna melestarikan kebudayaan dan meningkatkan pariwisata. Budaya pada hakekatnya adalah cermin nilai-nilai dari sekumpulan manusia yang ada di dalamnya. Indonesia merupakan negara yang memiliki keaneka- 1

2 ragaman budaya, karenanya pelestarian budaya yang ada menjadi keharusan. Agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat berperan membimbing perilaku masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tradisi Kirab Malam 1 Sura adalah tatacara adat Kraton Surakarta Hadiningrat yang dilaksanakan secara tetap pada setiap malam menjelang tanggal 1 Sura Tahun Baru Jawa. Dari persebaran yang tidak merata tersebut, pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya dibandingkan dengan jumlah penduduk di pulau lainnya. Di Pulau Jawa ini tidak hanya didiami oleh suku bangsa Jawa saja, melainkan juga suku-suku bangsa lainnya. Pada dasarnya masing-msing suku bangsa memiliki kebiasaan, tradisi, adat istiadat dan budaya yang saling mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu kehidupan budaya diantaranya adalah budaya Jawa yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut sudah banyak berbeda dan bervariasi yang bersifat lokal dalam berbagai unsur kebudayaan seperti perbedaan dialek, bahasa, kesenian perilaku dalam pergaulan maupun adat-istiadat dan upacara adat. Dari perbedaan-perbedaan tersebut terdapat keunikan yang tidak dijumpai di daerah lain, sehingga sangat menarik bagi kita untuk datang mengadakan pengamatan atau penelitian. Budaya sering dikaitkan dengan hal-hal gaib yang berujung pada tindakan mempersekutukan Tuhan. Dewasa ini masyarakat Indonesia telah banyak mengalami perubahan, terutama keyakinan terhadap Tuhan. Masyarakat telah memahami pentingnya beragama, namun masyarakat tidak begitu saja meninggalkan budaya atau tradisi yang telah ada, karenanya terjadi pergeseran makna dalam

3 sebuah tradisi guna menghindari tindakan-tindaakan yang menyimpang dari nilainilai agama. Pada masa pemerintahan Pakubuwono X (1893-1939)M), tradisi mahesa Lawung ditambah Kirab Pusaka Kangjeng Kyai Slamet pada setiap malam Jum at dan malam hanggarakasih mengelilingi Baluwarti Kraton bagian dalam. Sementara sesaji dan wilujengan tetap dilaksanakan di dalam Kedhaton. Namun pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwono XI Karaton Surakarta tidak melaksanakan sesaji Mahesa Lawung dan juga tidak melaksanakan Kirab Pusaka berkeliling Baluwarti bagian dalam. Kemudian Pada masa pemerintahan Pakubuwono XII mulai melaksanakan kembali Kirab Pusaka Kangjeng Kyai Salamet, hanya berada di dalam Kraton, mengelilingi Baluwarti bagian dalam. Upacara Kirab Pusaka baru diadakan sejak tahun 70an adalah tatacara adat Kraton Surakarta Hadiningrat yang dilaksanakan secara tetap pada setiap malam menjelang tanggal 1 Sura Tahun baru Jawa. Kirab Pusaka berupa pawai atau arakarakan beberapa Pusaka Kraton Surakarta hadiningrat yang memiliki daya prabawa yang dipercaya mengandung daya ampuh, kasekten. Pusaka-pusaka yang dikirabkan adalah peninggalan dari zaman Karaton majapahit, oleh karena itu pusaka-pusaka tersebut memiliki nilai sejarah disamping itu juga memilikki nilai historis yang sangat kuat. Budaya sering dikaitkan dengan hal-hal gaib yang berujung pada tindakan mempersekutukan Tuhan, namun tradisi Kirab Puska Malam 1 Sura tidak termasuk ke dalam tindakan yang mempersekutukan Tuhan. Dewasa ini masyarakat Indonesia telah banyak mengalami perubahan, terutama keyakinan

4 terhadap Tuhan. Masyarakat telah memahami pentingnya beragama, namun masyarakat tidak begitu saja meninggalkan budaya atau tradisi yang telah ada, karenanya terjadi pergeseran makna dalam sebuah tradisi guna menghindari tindakan-tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai agama. Demi melestarikan budaya adat Kraton tersebut sampai saat ini masih dilaksanakan dan terpelihara dengan baik serta dihormati oleh masyarakat yang sering disebut dengan nama upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura. Upacara ini dilaksanakan setiap setahun sekali dilaksanakan secara tetap pada setiap malam menjelang tanggal 1 Sura Tahun Baru Jawa. Maksud dan tujuan dari upacara adat Kirab Pusaka Kirab Pusaka 1 Sura di Kraton Surakarta Hadiningrat adalah sebagai ungkapan terimakasih terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan Kraton Surakarta Hadiningrat beserta negara Indonesia. Berdasarkan pada latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai nilai religius dalam upacara adat Kirab Pusaka 1 Sura di Karaton Surakarta Hadiningrat. Penelitian tersebut berkaitan dengan misi program studi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu menyelenggarakan pendidikan guru bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Tatanegara, dengan kompetensi tambahan dalam hukum adat yang selaras dengan tuntutan jaman. B. Fokus Penelitian Keanekaragaman masyarakat dan budaya yang telah terbentuk, sangatlah besar kemungkinan masuknya faktor dari luar maupun faktor dari dalam, baik faktor geografis maupun historis, dimana suatu bangsa mendiami suatu daerah

5 kepulauan, sehingga memberikan warna dan corak tersendiri terhadap keanekaragaman budaya Indonesia. Berdasarkan fokus permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang munculnya upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Kraton Surakarta Hadiningrat? 2. Bagaimana prosesi upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Kraton Surakarta Hadiningrat? 3. Bagaimana aspek pendidikan nilai religius dalam upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Kraton Surakarta Hadiningrat? C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh manusia pasti mempunyai tujuan tertentu sebagai motivasi gerak dan langkah yang ingin dicapai sehingga kegiatan yang dilakukan terarah dan teratur. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menggambarkan latar belakang upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Karaton Surakarta Hadiningrat. 2. Untuk mendiskripsikan prosesi pelaksanaan upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Karaton Surakarta Hadiningrat. 3. Untuk mendiskripsikan aspek pendidikan nilai religius yang terdapat dalam upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Karaton Surakarta Hadiningrat.

6 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau kegunaan teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya. b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan, khususnya mengenai upacara adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Karaton Surakarta Hadiningrat sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia, yang secara langsung telah menyentuh kehidupan sosial budaya dan ekonomi masyarakat sekitarnya. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau kegunaan praktis a. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan digunakan sebagai salah satu masukan dan kerangka acuan yang sangat berharga bagi para pengambil keputusan, terutama dalam pengelolaan dan pelestarian tradisi Kirab Pusaka Malam 1 Sura. b. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya pelaksanaan tradisi Kirab Pusaka Malam 1 Sura. c. Sebagai calon pendidik pelajaran pendidikan kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

7 d. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi jurusan pendidikan kewarganegaraan pada khususnya mengenai pengembangan mata kuliah antropologi budaya. E. Daftar Istilah 1. Pendidikan : Sebagai usaha sadar terencana yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang. Dan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 2. Religius : Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam serta menguasai seisinya. 3. Aspek pendidikan Religius : Identitas yang mengikat masyarakat dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan yang dapat membentuk pola perilaku manusia sehingga melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi. 4. Upacara Adat : Tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya. 5. Upacara Adat Kirab Pusaka Malam 1 Sura : Tatacara adat Karaton Surakarta Hadiningrat yang dilaksanakan secara tetap pada setiap malam menjelang tanggal 1 Sura Tahun Baru Jawa.