PERBEDAAN PERILAKU ANTARA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK KLASIK PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP TINGKAT DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-bidang lain

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dengan masyarakat (Maslim, 2002 ; Maramis, 2010). masalah yang mesti dihadapi, baik menggunakan fisik ataupun psikologig

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. A DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari 70,1 tahun padaperiode menjadi

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat kreativitas pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

PENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

Transkripsi:

PERBEDAAN PERILAKU ANTARA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK KLASIK PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar S-1 Keperawatan Diajukan Oleh: JUMIYATUN J 210 040 021 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan perubahan zaman yang semakin maju memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan ekonomi, pembangunan gedung, tersedianya sarana dan prasarana yang canggih adalah dampak positif dari perkembangan tersebut. Dibidang kesehatan, perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia merupakan suatu bentuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan. Undang Undang Dasar 1945 mencantumkan bahwa kesehatan merupakan hak azazi manusia. Oleh sebab itu pemerintah memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia (Maramis, 2005). Kemajuan teknologi menuntut manusia beradaptasi dengan perubahan tersebut dan harus bersaing untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini memberikan tekanan bagi manusia itu sendiri dan apabila tidak bisa ditangani dengan baik akan menjadi faktor peningkatan masalah kesehatan baik itu fisik maupun kesehatan mental yang menjadi dampak negatif perkembangan teknologi.

Perubahan yang tidak diinginkan, kehilangan sesuatu yang berharga, tekanan bisnis, dan tekanan lingkungan akan membuat perasaan sedih. Apabila perasaan sedih ini berlarut larut dan terjadi dalam waktu yang lama akan terjadi depresi. Kehilangan harapan, kesepian, isolasi, keputusasaan akan mengusai perasaan seseorang yang mengalami depresi. Gangguan depresi adalah masalah kesehatan yang sering terjadi dengan angka kejadian kira kira 15 % pada laki laki, 25% pada wanita. Insidensi gangguan depresi juga lebih tinggi dari pada biasanya pada pasien perawatan primer yang mendekati 10% dan pada pasien medis rawat inap yang mendekati 15 % (Kaplan and Saddock, 1997). Pada masyarakat umum kira kira 17 % pernah mengalami depresi dalam kehidupannya (Kessler cit Boyd, 1998). Jumlah prosentase ini diperkirakan dari 11 juta orang tiap tahunnya kurang lebih 1 juta orang setiap bulannya menderita depresi (Green cit Boyd, 1998). Depresi dapat berlangsung dalam jangka bulanan atau satu tahun atau lebih. Sejumlah orang mengalami depresi dapat sembuh seperti semula tetapi 85 % pasien depresi dapat kambuh secara berulang (Mueller cit Nevid dkk, 2006). Pelayanan kesehatan untuk penderita depresi selain pemberian obat dapat juga diberi terapi elektro convulsi terapi (ECT) walaupun efektif untuk mengatasi depresi tetapi terapi ini memeberi efek samping berupa hipotensi atau hipertensi, bradikardi atau takikardi dan aritmia ringan selama atau

segera setelah pemberian ECT. Efek samping yang lain biasanya dialami adalah mual, muntah, sakit kepala, nyeri kepala (Boyd, 1998). Penanganan untuk pasien gangguan jiwa yang ada di RSJD Surakarta selain farmakologi yaitu dengan ECT dan terapi aktivitas kelompok. Berbagai macam pengobatan yang mampu mengurangi depresi, walaupun obat obatan dapat mengendalikan gejala atau tanda tanda yang muncul, obat obat tersebut tidak bisa menyembuhkan depresi. Terapi obat dan ECT membutuhkan biaya yang mahal. Retret dan psikoterapi, hipnotis dan bahkan latihan lahir merupakan cara cara yang baik untuk menangani depresi. Tetapi alat penyembuhan yang bermanfaat serta mudah ditemukan sering kali dilupakan, alat tersebut adalah musik. Seseorang yang mengalami rasa sedih atau mengalami depresi, musik dapat memberikan bantuan yang luar biasa bagi kesehatan mental. Apabila dapat mengabungkan antara jenis musik yang tepat dan imajinasi yang terarah dan meditasi akan berpengaruh baik bagi penderita depresi (Mucci and Kate, 2002). Musik dapat menghubungkan antara pikiran dan hati para penderita depresi sehingga mereka dapat membuka diri. Menurut Plato musik adalah suatu hukum moral yang memberi jiwa dan sayap kepada pikiran dan imajinasi serta memberi keceriaan, kegembiraan dan kehidupan kepada segala hal. Musik adalah esensi keteraturan dan membawa pada semua hal yang baik, adil dan indah (Merit, 2003)

Musik yang digunakan dalam penyembuhan depresi ini adalah musik klasik. Para ahli terapi musik dan ilmuwan otak yang pernah meneliti dampak musik terhadap otak setuju bahwa musik klasik memiliki dampak terapi yang paling besar dan berpotensi dalam meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri. Musik klasik mempunyai pengaruh yang besar dalam memunculkan kreatifitas, musik musik jenis lain memiliki dampak yang tidak seefektif dengan musik klasik. Musik rock tidak bisa memberikan inspirasi dan keterkaitan spiritual yang diinginkan. Bunyi yang ingar bingar tidak bisa memberikan efek yang baik karena bunyi seperti itu menggetarkan dan mengganggu ritme tubuh dan pikiran. Berdasarkan uraian diatas, penanganan depresi memerlukan biaya yang mahal dan memiliki efek samping yang membuat pasien merasa bosan. Musik dapat diterapkan untuk penderita selain harganya murah, mudah dilakukan dan menyenangkan, mendengarkan musik dapat dilakukan siapa saja, di rumah sakit jiwa belum adanya program terapi musik klasik untuk pasien, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Perilaku Antara Sebelum Dan Setelah Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Depresi Di Rumah Sakit Jiwa Surakarta.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui Apakah ada perbedaan perilaku antara sebelum dan setelah diberikan terapi musik klasik pada pasien depresi di Rumah Sakit Jiwa Surakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh terapi musik pada pasien depresi di RSJD Surakarta. 2. Tujuan khususnya dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui perilaku pada pasien depresi yang terjadi di rumah sakit. b. Mengetahui perilaku pasien depresi sebelum diberikan terapi musik klasik. c. Mengetahui perilaku pasien depresi setelah diberikan terapi musik klasik d. Mengetahui perbedaan sebelum dan setelah diberikan terapi musik klasik pada perilaku pasien depresi. D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap perilaku depresi.

2. Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta : Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan dalam menentukan kebijakan operasional RSJD Surakarta agar mutu layanan keperawatan dapat terus ditingkatkan. 3. Bagi institusi lain yang menggunakan RSJD Surakarta sebagai lahan praktek, hasil penelitian ini dapat sebagai petimbangan dan masukan sehingga mengetahui lebih banyak tentang jenis layanan keperawatan jiwa. 4. Bagi para pembaca maupun mahasiswa hasil penelitian ini dapat sebagai pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan jiwa di masa yang akan datang. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang telah diketahui penulis adalah : 1. Nugraheni, (2005), tentang Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Depresi Pada Usia Lanjut Di Wirosaban. Penelitian ini menggunakan metode experiment dengan control Group Pretest Postest, instrument yang digunakan adalah Geriatrik Depression Scale, Short Portuble Mental Status Questionnairre (SPMSQ) dan Standar Permainan. Kelompok perlakuan di beri terapi tertawa dengan permainan 2 kali dalam seminggu, sedangkan kelompok kontrol tidak. Tingkat depresi sebelum dilakukan

terapi tertawa sebagian besar pada depresi ringan. Tingkat depresi sesudah dilakukan terapi tertawa sebagian besar tidak terjadi depresi dan depresi ringan. 2. Yuliastati, (2003), tentang Tingkat Depresi Sebelum Dan Setelah Melakukan Terapi Senam Aerobik Low Impact Pada Pasien Gangguan Jiwa DI Rumah Sakit Ghrasia Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian quasi exsperimental dengan rancangan pretest postest one group desain, populasinya adalah seluruh pasien di RS Ghrasia. Variabel bebas senam aerobic low impact dan variable terikat tingkat depresi, dengan menggunakan alat ukur skala CES D20 dan Cut Off Score 16 dan system kategori pasien jiwa. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tingkat depresi sebelum dan sesudah melakukan terapi senam aerobic low impact pada pasien, dan terdapat perbedaan tingkat deprsi sebelum dan sesudah. 3. Satiadarma dan Widjaja, (2004), Musik Ludwig Van Beethoven Dan Perasaan Inferioritas Individu Yang Bisa Memainkan Dan Menyukai Musiknya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori musik Ludwig Van Beethoven dan teori Psikologi tentang perasaan inferioritas dari Alfred Adler. Teori musik Ludwig Van Beethoven mengemukakan musik baginya tidak hanya merupakan hiburan, tetapi juga merupakan kekuatan moril yang mampu menciptakan visi yang ideal. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi sebagai tehnik tambahan berlangsung dalam jangka waktu 1 minggu, pada bulan Mei tahun 2000. Responden dari penelitian ini terdiri dari 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang bisa memainkan dan menyukai musik Beethoven. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa musik Ludwig Van Beethoven ternyata memiliki dampak terapiutik terhadap perasaan inferioritas responden. Perbedaan dari ketiga penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah : judul, tempat penelitian dan metode penelitian.