Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Problematika Lulusan SMK Pariwisata di Industri Pariwisata Jasa Boga. Di susun Oleh : Ana/2008

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2009: 94) bahwa secara deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB VI PENUTUP. dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata dan perolehan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PRAKTIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA DI SMK PARIWISATA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

MODEL PENILAIAN KEAHLIAN TATA BUSANA BERBASIS STANDAR KOMPETENSI NASIONAL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. reaksi dan sikap secara mental dan fisik.tingkah laku yang berubah sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Sebagai lembaga

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan baik dan terciptanya kondisi belajar sesuai dengan tujuan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

2016 EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SOFTWARE CST STUDIO SUITE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM ANTENA DI SMK NEGERI 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

Transkripsi:

Efektifitas Metoda Mengajar Tata Boga oleh Guru SMK Pariwisata Bandung Agnes Sri Warsitaningsih (Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi pada kenyataan bahwa output SMK Pariwisata yang diserap oleh industri pariwisata dan jasa boga serta yang berwirausaha dalam bidang boga sangat rendah. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah metoda mengajar yang dilakukan oleh guru kurang efektif, sehingga kurang memberikan motivasi yang mendorong siswa bekerja di industri pariwisata dan jasa boga ataupun berwirausaha di bidang boga. Penelitian dilakukan dalam dua tahap mengenai ke-profesinal-an dan efektivitas metoda mengajar Tata Boga meliputi pembuatan rancangan, pelaksanaan dan penilaian pengajaran Tata Boga baik teori maupun praktek. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara untuk memperoleh data tentang keprofesionalan guru dan observasi untuk memperoleh data tentang pembuatan rancangan, pelaksanaan dan penilaian pengajaran Tata Boga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Guru SMK Pariwisata cukup professional 2. Efektivitas mengajar meliputi : a) pembuatan rancangan pengajaran cukup efektif, b) pelaksanaan pengajaran praktek cukup efektif namun pelaksanaan pengajaran teori kurang efektif c) penilaian pengajaran lebih dari setengah responden berada pada kategori cukup dan kurang dari setengah responden berada pada kategori tinggi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan guna meningkatkan proses pembelajaran khususnya untuk materi teori. Kata Kunci : Efektivitas Tata Boga Latar Belakang Masalah SMK Pariwisata khususnya SMKK merupakan institusi pendidikan kejuruan mengemban visi dan misi dalam mencetak tenaga professional tingkat menengah untuk memasuki lapangan kerja maupun berwirausaha dalam bidang pariwisata di tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional. Visi dan misi SMK Pariwisata khususnya SMKK tersebut, dapat dicapai apabila ditunjang oleh pola pembelajaran yang ditangani oleh guru yang professional. Sosok guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena proses pembelajaran khususnya pembelajaran Tata Boga pada dasarnya bukan hanya sekedar transfer ilmu bidang boga dari guru kepada siswa, tetapi merupakan suatu proses di mana guru memberikan kesempatan pada siswanya untuk dapat memahami, memikirkan, menjabarkan dan mengaplikasikan ilmu bidang boga yang diterimanya dalam kehidupan siswa, bahkan melalui ilmunya tersebut dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Kemampuan guru dalam mengimplementasikan metode mengajar, harus dapat menumbuhkan minat dan dorongan belajar bagi siswa. Oleh karena itu metoda mengajar yang efektif harus dilakukan oleh 41

No. 3/XXIV/2005 guru SMK Pariwisata agar tujuan pembelajaran Tata Boga dapat dicapai. Tujuan pembelajaran program keahlian Tata Boga difokuskan pada kemampuan untuk menjadi tenaga menengah yang siap kerja di industri pariwisata seperti horel, restoran, industri jasa boga dan berwirausaha dalam bidang boga, sehingga materi pembelajaran terdiri dari materi teori dan praktek. Hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran tersebut tidak dapat dicapai secara maksimal karena : Daya serap industri pariwisata khususnya hotel dan restoran terhadap lulusan SMK kelompok Pariwisata termasuk dalam kategori yang sangat rendah. Begitu pula yang berwirausaha di sektor pariwisata dengan mengelola hotel setara hotel Melati, mengelola restoran dan katering termasuk kategori yang sangat rendah karena berada pada rentang 0% - 25%. (Warsitaningsih. A, 2002 : 121) Keadaan semacam ini perlu segera dicari jalan keluarnya, agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru Tata Boga dapat memberikan output yang berkualitas sehingga daya serap lulusan dalam industri pariwisata dan jasa boga dapat meningkat serta dapat menumbuhkan minat berwirausaha dalam bidang boga. Guru Profesional Guru adalah pejabat professional karena mereka mendapat tunjangan jabatan profesi. Bagi seorang guru, inovasi dalam bidang pendidikan kadang-kadang merupakan sesuatu yang memberatkan karena berdampak pada tuntutan kinerja guru baik dari segi administratif maupun kemampuan profesionalnya. Suatu jabatan dikatakan professional kalau hanya pejabat yang bersangkutan bisa melaksanakan tugas tersebut (Pidarta Made, 1997 : 265). Mengacu pada pendapat beberapa ahli dapat dirangkum beberapa kriteria professional sebagai berikut : 1) Pilihan terhadap jabatan tertentu merupakan panggilan hidup, 2) Telah memiliki ilmu, pengetahuan dan keterampilan khusus yang bersifat dinamis dan terus berkembang, 3) Ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus tersebut merupakan hasil belajar dalam waktu yang lama di Perguruan Tinggi, 4) Memiliki otonomi dalam bertindak pada waktu melaksanakan tugasnya, 5) Memiliki kode etik profesi, 6) Memiliki kekuatan dan status sebagai ekspert yang diakui masyarakat, 7) Berhak memperoleh imbalan yang layak. Dengan demikian, baik dari rumusan maupun kriteria profesional sangat jelas perbedaannya antara pendidik dalam keluarga dan di masyarakat dengan pendidik di lembaga pendidikan sebagai guru. Pekerjaan mendidik yang dilakukan oleh guru adalah : membuatkan kesempatan dan menciptakan situasi yang kondusif agar anak-anak sebagai subjek berkembang sendiri dan berupaya membuat anak-anak mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi dan potensi-potensi lainnya secara optimal (Pidarta Made, 1997 : 268). Agar dapat memenuhi persyaratan profesi tersebut, perlu diberikan pengertian pendidikan secara mendalam kepada calon guru bahwa mendidik bukan sekedar mengajarkan sesuatu melainkan membangunkan siswa agar aktif mengembangkan dirinya dengan penuh semangat. Metode Mengajar yang Efektif Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi yang harus dikuasai dan dilaksanakan dengan terampil oleh seorang 42

guru. Guru merupakan koordinator yang melakukan aktivitas dalam interaksi antara guru dan siswa sehingga siswa belajar seperti yang diharapkan. Sebagai guru yang profesional, salah satu tugas yang harus dilakukan adalah mengajar dengan efektif. Mengajar dengan efektif dapat membawa siswa bekerja secara efektif juga. Pelaksanaan motode mengajar yang efektif perlu persyaratan tertentu, dalam hal ini penulis telah merangkumnya dari Slameto (1995 : 92-95) sebagai berikut : 1. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Metode mengajar yang bervariasi akan membuat penyajian menjadi lebih menarik, mudah diterima dan tidak membosankan. 2. Guru harus membuat perencanaan sebelum mengajar. Perencanaan yang matang akan menimbulkan inisiatif dan daya kreatif yang tinggi waktu mengajar. 3. Guru harus memberikan motivasi dan pengaruh sugestif pada siswa karena akan mendorong siswa giat belajar serta berperan pada perkembangan siswa selanjutnya. 4. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual karena setiap siswa memiliki keunikan masingmasing. 5. Guru harus menciptakan suasana yang demokratis, saling mengisi dan saling menghormati namun tetap berwibawa 6. Materi yang disampaikan harus mendorong siswa untuk berfikir kritis dan terintegrasi dengan materi pelajaran lainnya. 7. Harus dihubungkan dengan keadaan faktual masyarakat sekelilingnya 8. Harus memberi kebebasan pada siswa untuk belajar, mengamati, menyelidiki dan memecahkan masalahnya sendiri sehingga siswa lebih bertanggung jawab 9. Melaksanakan pengajaran remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar Syarat-syarat tersebut menjadi acuan dan dijadikan indikator dalam mengamati efektivitas metode mengajar yang dilakukan guru-guru program keahlian Tata Boga. Pelaksanaan Mengajar Tata Boga yang Efektif Pembelajaran pada SMK khususnya SMK Pariwisata dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi (Competency Based Training = CBT) dan pendekatan berbasis produksi (Production Based Training = PBT). Pendekatan CBT menekankan pada penguasaan kompetensi mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan serta tata nilai secara tuntas dan utuh, sedangkan pendekatan PBT, selain menekankan pada kompetensi yang harus dikuasai, juga menekankan pada pengalaman yang lebih bermakna melalui proses kerja yang sesungguhnya dan dapat menghasilkan produk barang atau jasa sesuai dengan standard pasar yang layak jual. Mengajar merupakan tugas yang sangat kompleks, dan menjadi guru Tata Boga yang berhasil, disamping mampu melaksanakan metode mengajar yang efektif, diperlukan pula sifat dan penguasaan kompetensi sebagai berikut : (Arends, 1997 dalam Nur Mohamad, 2000 : 2) : 1. Guru yang berhasil memiliki kualitas pribadi yang memungkinkan ia mengembangkan hubungan kemanusiaan yang tulus dengan siswanya, orangtua siswa dan kolega-koleganya. 2. Guru yang berhasil mempunyai sikap yang positif terhadap ilmu pengetahuan 43

No. 3/XXIV/2005 3. Guru yang berhasil menguasai sejumlah keterampilan mengajar yang telah dikenal oleh dunia pendidikan, untuk mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar 4. Guru yang berhasil memiliki sikap dan keterampilan yang mendorong siswa untuk berfikir reflektif dan mampu memecahkan masalah Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik wawancara dan observasi. Populasi adalah guru-guru SMK Pariwisata di Bandung terdiri dari SMKN 9, SMKN 2 Baleendah dan SMK Kartini dengan sample sejumlah 30 orang. Melalui wawancara dan observasi yang dilakukan dalam dua tahap, ditemukan perolehan penelitian sebagai berikut : 1. Ke-profesional-an guru Tata Boga ditunjukkan melalui pilihan menjadi guru merupakan cita-cita, latar belakang pendidikan perguruan tinggi yaitu IKIP, pengalaman mengajar antara 11 30 tahun, tidak pernah mengajar di luar bidang studi Tata Boga serta berusaha mengembangkan karir dan meningkatkan kemampuan mengajarnya dengan mengikuti penataran, seminar, on the job training, in house training, kursus-kursus dan studi banding. Guru Tata Boga merasa puas menjadi guru, walaupun imbalan gaji yang diterima dirasakan kurang layak. 2. Efektivitas mengajar Tata Boga meliputi : a. Pembuatan rancangan pengajaran Tata Boga sudah cukup efektif karena indikator TPK, bahan belajar dan metode/strategi pembelajaran berada pada kategori tinggi sedangkan media dan evaluasi pembelajaran berada pada kategori cukup. b. Pelaksanan pengajaran praktek Tata Boga menunjukkan cukup efektif karena indikator persiapan pengajaran, pengelolaan kelas, metode mengajar, penggunaan sumber belajar dan penutup pengajaran berada pada kategori tinggi, sedangkan pemilihan media pengajaran berada pada kategori cukup. Pelaksanaan pengajaran teori Tata Boga menunjukkan kurang efektif berdasarkan data materi teori sangat sedikit diberikan sehingga wawasan siswa agak kurang dan kurang disesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan sekolah, metode mengajar kurang bervariasi sehingga menjenuhkan dan kurang disenangi siswa serta kurang mempertimbangkan perbedaan individual siswa. 3. Penilaian Pengajaran Tata Boga dilihat dari dua tahapan observasi, tidak menunjukkan peningkatan yang berarti karena terdapat sedikit penambahan jumlah pada kategori tinggi dan penurunan jumlah pada kategori cukup. Penilaian cukup terpadu antara pengetahuan, sikap dan keterampilan serta penilaian proses dan penilaian hasil pada evaluasi praktikum. Dari hasil temuan penelitian yang menunjukkan bahwa pelaksanaan pengajaran teori Tata Boga masih kurang efektif disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum jangan terlalu kaku, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan sekolah sehingga bila ada 44

bahan/alat yang sulit didapat dapat diganti dengan yang terdapat di lingkungan sekitar. 2. Seyogyanya guru menggunakan lebih dari satu metode pada waktu mengajar, misalnya : ceramah dan bermain peran dalam materi teori tata hidang agar penyajian materi lebih menarik perhatian, mudah diterima dan kelas menjadi lebih hidup. 3. Perbandingan materi teori dan praktek seyogyanya menjadi 40 60 agar siswa memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas 4. Seyogyanya guru lebih mempertimbangkan perbedaan individual karena masing-masing siswa memiliki perbedaan inteligensi, bakat, sikap, tingkah laku, dan sebagainya. Materi teori Tata Boga merupakan penunjang dan acuan dalam melaksanakan materi praktek. Kenyataan yang menunjukkan bahwa pelaksanaan pengajaran materi teori masih kurang efektif, masih memerlukan penelitian lanjutan tentang model pengajaran yang efektif untuk pembelajaran materi teori. Daftar Pustaka Departemen Pendidikan Nasional (1999), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Pariwisata, Program Keahlian Tata Boga. Jakarta, Depdiknas (2004), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Edisi 2004 Bagian I. Landasan Program dan Pengembangan, Depdiknas, Dikmenjur (2001), Panduan Praktek Kependidikan (PPK), UPT-PPL, UPI Fattah Nanang (2000), Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya Nur Mohamad (2000), Pengembangan Program Pascasarjana Kependidikan Berkaitan dengan Misi Utama Universitas Menghasilkan Guru Bermutu. Universitas Negeri Yogyakarta, Depdiknas Pidarta Made (1997), Landasan Kependidikan Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta, PT. Rineka Cipta Roestiyah, N.K (1991), Strategi Belajar Mengajar Teknik Penyajian. Jakarta, PT. Rineka Cipta Slameto (1995), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, PT. Rineka Cipta Warsitaningsih, SA (2002), Daya serap Industri Pariwisata Terhadap Lulusan SMK Kelompok Pariwisata di DIY, Tesis pada FPS UNY, tidak diterbitkan Penulis : Dra. Agnes Sri Warsitaningsih, M.Pd adalah Dosen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Magister pendidikan teknologi dan kejuruan dari Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2002. 45