BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Visi Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

TINJAUAN TEORITIK DAN EMPIRIK PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Pertemuan 1 Ana, S.Pd. M.Pd, dkk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

Personal Philosophy Pages

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

PENDAHULUAN. di sekolah. Manajemen kurikulum mengatur pemenuhan kebutuhan. pendidikan berdasarkan hasil analisis kondisi lingkungan internal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susi Susanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

PROPOSAL MAGANG PERIODE 17 JULI 16 SEPTEMBER 2017 DIAJUKAN KEPADA BURSA EFEK INDONESIA KANTOR PERWAKILAN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan/ madrasah aliyah kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERAN SERTA DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI TERHADAP KEBERADAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DAN SINKRONISASI KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung melalui pengajaran dan pelatihan. Sistem pendidikan di Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan terampil, serta berkepribadian untuk membangun kemajuan bangsa. Dengan kata lain, pendidikan mempunyai peranan penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang utuh dalam rangka menghadapi era globalisasi. Dengan kata lain sangat diperlukan peningkatan mutu pendidikan di sekolah guna meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang handal. Untuk membangun harapan di atas pemerintah mulai menggantungkan harapan terhadap suatu pendidikan kejuruan di Indonesia baik tingkat menengah maupun perguruan tinggi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (3) Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan, dengan karakteristik pendidikan kejuruan sebagai berikut: 1. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. 2. Didasarkan kebutuhan dunia kerja Demand- Market Driven. 3. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 4. Kesuksesan siswa pada Hand-On atau performa di dunia kerja. 5. Hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan. 6. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi.

2 7. Learning By Doing dan Hands On Experience. 8. Membutuhkan fasilitas mutakhir untuk praktik. 9. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum. Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan SDM yang terampil, produktif dan mandiri sesuai harapan Negara Indonesia yaitu melalui melakukan perluasan pendidikan baik menengah maupun diperguruan tinggi dengan rencana strategisnya dengan fleksibel sesuai dengan tuntutan pasar kerja yang berkembang. Hal ini sejalan dalam tujuan pendidikan kejuruan terutama pada perguruan tinggi, salah satunya pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI memiliki beberapa program studi dibidang teknologi kejuruan. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan juga terus mengembangkan dan memperluas program pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tuntutan pasar dan potensi daerah, misalnya dengan membuka Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri. Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri mempunyai visi dan misi sebagai berikut Visi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri adalah menjadi program studi pelopor dan unggul dalam bidang ilmu pendidikan teknologi agroindustri di tingkat nasional dan di tingkat regional ASEAN. Misi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri yaitu: 1. Menyelenggarakan program pendidikan teknologi agroindustri untuk mempersiapkan tenaga pendidik profesional yang mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun global. 2. Melakukan penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan IPTEK dalam bidang pendidikan tekologi agroindustri untuk memperkuat disiplin ilmu pendidikan teknologi agroindustri. 3. Menyelenggarakan layanan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka menerapkan iptek bidang pendidikan teknologi agroindustri serta teknologi tepat guna.

3 4. Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan lembaga lain, dunia usaha dan dunia industri untuk mengembangkan pendidikan teknologi agroindustri. Berdasarkan visi dan misi yang dijelaskan di atas, Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri membekali mahasiswa dengan penguasaan ilmu mengenai bidang profesi kependidikan dan penguasaan bidang non kependidikan yaitu bidang agroindustri. Sebagai lembaga pendidikan kejuruan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri menyusun suatu program praktik industri pada kurikulumnya. Salah satu bagian yang tidak kalah pentingnya terhadap keberhasilan tahapan impelementasi praktik industri yaitu persepsi tentang karir pekerjaan oleh mahasiswa sesuai dengan visi dan misi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri. Dengan adanya penerbitan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar pengelolaan Pendidikan, pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tanggal 23 mei 2007 bagian B Point 10 tentang peran serta masyarakat dan kemitraan dengan lembaga lain dengan tujuan untuk meningkatkan mutu lulusannya, sehingga terkait dengan peraturan diatas seluruh pihak pendidikan kejuruan harus menyusun suatu kegiatan Praktik Industri dalam kurikulumnya. Djojonegoro (1998:79) mengemukakan bahwa praktik industri adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI), secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional. Wakhinuddin (2009;2) praktik industri memiliki banyak manfaat baik untuk individu pesertadidik maupun untuk sekolah secara kelembagaan. Adapun manfaat pelaksanaan praktik industri bagi sekolah pendidikan kejuruan adalah: 1. Menumbuhkan sikap kerja yang tinggi. 2. Siswa mendapatkan kompetensi yang tidak didapatkan disekolah. 3. Siswa dapat memberikan kontribusi tenaga kerja diperusahaan.

4 4. Memberi motivasi dan meningkatkan etos kerja siswa. 5. Mempererat hubungan kerjasama antara sekolah dengan institusi pasangan. 6. Memungkinkan untuk industri memberikan bantuan kepada sekolah misal magang guru, bantuan praktik dan sebagainya. 7. Sebagai promosi tamatan Pendidikan Kejuruan. Perlu juga dipahami bahwa keberhasilan pelaksanaan praktik industri bukan hanya ditentukan dari kerjasama antar lembaga pendidikan dan pihak industri saja, namun perlu juga dilihat dari kesiapan ataupun pemahaman peserta didik terhadap bidang keahliannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Widiyatmoko (2005;33) bahwa penguasaan bidang produktif atau bidang pekerjaan yang sesuai bidang keahlian merupakan faktor keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pelaksanaan praktik industri dan pendapat Fatchurrochman (2011;61) bahwa peran motivasi berprestasi menjadi penting bagi siswa dalam mempersiapkan proses belajar ataupun dalam pelaksanaan prakerin sehingga akan berimplikasi pada pencapaian kompetensi produktif yang dipelajarinya sebagai persiapan memasuki dunia kerja Berkaitan dengan persepsi karir pekerjaan dan motivasi berprestasi mahasiswa, dilakukan suatu pengungkapan masalah pada awal penelitian terhadap mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri angkatan 2010 sebanyak 20 mahasiswa, dengan menyebarkan pertanyaan masalah persepsi tentang karir pekerjaan dan motivasi berprestasi baik sebelum maupun saat pelaksanaan praktik industri. Adapun hasil ungkapan yang didapatkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel. 1.1 Hasil Ungkapan Awal Penelitian No Pertanyaan Persentase Jawaban (%) Ya Tidak 1 Memiliki persepsi yang baik tentang karir pekerjaan dibidang Pendidikan Teknologi 45 55 Agroindustri, baik sebelum maupun pada saat mengikuti pelaksanaan praktik industri? 2 Memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, baik sebelum maupun pada saat mengikuti pelaksanaan praktik industri? 40 60

5 Dari tabel di atas dapat ketahui bahwa dari 20 mahasiswa, 55% mahasiswa menyatakan tidak memiliki persepsi yang baik tentang karir pekerjaan dibidang Pendidikan Teknologi Agroindustri dan 60% mahasiswa tidak memiliki motivasi berprestasi yang tinggi baik sebelum maupun pada saat mengikuti pelaksanaan praktik industri. Dari hasil observasi yang telah dilakukan menggambarkan bahwa di Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri masih mengalami permasalahan dalam pelaksanaan praktik industrinya terutama pada masalah persepsi tentang karir pekerjaan dibidangnya dan motivasi berprestasi mahasiswa yang rendah. Permasalahan di atas diperkuat dari hasil wawancara peneliti terhadap dosen koordinator, dosen pembimbing program praktik industri mahasiswa di Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri dan penanggung jawab program praktik industri di suatu industri terkait, yang mengungkapkan bahwa Selama mengikuti perkuliahan mahasiswa diberikan kuliah pemahaman tentang karir pekerjaan terkait dibidang yang sedang digelutinya baik ketika melaksanakan perkuliahan maupun kuliah umum, namun tidak secara spesifik dibidang Non-Pendidikan tetapi ke bidang Pendidikan dan motivasi berprestasi mahasiswa dalam mengikuti program praktik industri belum begitu baik karena mahasiswa masih beranggapan Program Praktik industri merupakan mata kuliah ringan atau hanya untuk memenuhi persyaratan lulus perkuliahan saja. Zoraya (2013;414) berpendapat bahwa secara sederhana persepsi mengandung arti cara seseorang dalam memahami sesuatu atau bagaimana ia melihat suatu objek, sedangkan Gunarsa (1991;141) mengartikan dorongan motivasi berprestasi sebagai kecenderungan untuk mencapai sukses atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki, keterlibat seseorang terhadap suatu tugas dengan harapan untuk berhasil dalam suatu tugas yang diberikan, dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan, perjuangan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang cukup sulit / menantang secara cepat dan tepat. Melalui penjelasan di atas dapat diketahui apabila mahasiswa memiliki persepsi tentang karir pekerjaan dengan baik dan motivasi berprestasi yang baik akan mendorong mahasiswa bersungguh-sungguh

6 dalam mengikuti kegiatan praktik industri di industri yang pada akhirnya akan ikut menentukan keberhasilan pada pelaksanaan praktik industri terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri. Melihat dari berbagai permasalahan di atas tentang implementasi praktik industri mahasiswa di Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri terutama dalam hal persepsi tentang karir pekerjaan dan motivasi berprestasi mahasiswa, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Persepsi Tentang Karir Pekerjaan dan Motivasi Berprestasi Terhadap Pelaksanaan Praktik Industri Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri UPI. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut 1. Apakah persepsi tentang karir pekerjaan mahasiswa berpengaruh terhadap pelaksanaan praktik industri pada Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri? 2. Apakah motivasi berprestasi mahasiswa berpengaruh terhadap pelaksanaan praktik industri pada Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri? 3. Apakah persepsi tentang karir pekerjaan dan motivasi berprestasi mahasiswa berpengaruh secara bersama-sama terhadap pelaksanaan praktik industri? 4. Apakah persepsi tentang karir pekerjaan mahasiswa berhubungan dengan motivasi berprestasi mahasiswa? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang karir pekerjaan mahasiswa terhadap keberhasilan pelaksanaan praktik industri pada Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri.

7 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi mahasiswa terhadap keberhasilan pelaksanaan Praktik Industri. 3. Untuk mengetahui apakah persepsi tentang karir pekerjaan mahasiswa dan motivasi berprestasi mahasiswa berpengaruh secara bersama-sama terhadap pelaksanaan praktik industri. 4. Untuk mengetahui hubungan persepsi tentang karir pekerjaan mahasiswa dan motivasi berprestasi mahasiswa. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang Pengaruh Persepsi Tentang Karir Pekerjaan dan Motivasi Berprestasi Terhadap Pelaksanaan Praktik Industri Mahasiswa. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri Memberikan masukan dan gambaran kepada praktisi pendidikan khususnya pengajar, koordinator praktik industri dan pengelola program studi pendidikan teknologi agroindustri, sehingga bisa dilakukan upaya-upaya konkrit dalam pelaksanaan program praktik industri mahasiswa kedepannya. 2. Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan SPs UPI Melalui penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi Prodi PTK SPs UPI dalam bidang penelitian terkait dengan peran persepsi tentang karir pekerjaan dan motivasi berprestasi terhadap pelaksanaan praktik industri mahasiswa dan semoga bisa menjadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut dengan kajian yang sama. 3. Peneliti Penelitian ini memberikan makna dalam mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian bidang pendidikan dan sebagai dasar untuk

8 melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang diharapkan mampu memberikan ide-ide lain kepada penelitian selanjutnya atau peneliti lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan.