PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN IMACULATA NIM F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH HASANAH

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PEMBELAJARAN IPA DISEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 8 SUNGAI PINYUH ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN BENGKAYANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH YUSPITA NIM.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK MIS AL-MUJAHIDIN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MATA PELAJARAN IPA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH RUSMITRIYANI F

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA JURNAL. Oleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH DI KELAS V

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ENERGI DAN PENGGUNAANYA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR HEWAN KELAS II SDN 35 TUMABANG LANDAK ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROMIDA NIM F

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

EMILIANA NIM.F

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PESERTA DIDIK KELAS V SDN KAPUAS HULU ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

Marsina, Rosnita Maridjo A. Hajsmy, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Untan

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL DI KELAS I SDN 4 ANJONGAN ARTIKEL PENELITIAN. Oleh NURSIAH NIM F

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA JURNAL. Oleh ISNAINI FITRAH SARI SULISTIASIH A. SUDIRMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

PENERAPAN TALKING STICK UNTUK MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 04 PONTIANAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE KERJA KELOMPOK ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DI KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SDN 04 PEMAHAN KETAPANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MUNGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 19 KUBU ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL PENELITIAN OLEH ELISABET SIANTURI NIM F34211275 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI Elisabet Sianturi, Kartono, Suhardi Marli Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email: elisabet_sianturi@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penggunaan media demonstrasi dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 12 Mempawah Timur. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 12 Mempawah Timur yang berjumlah 10 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung. Alat pengumpul data yang digunakan untuk memperoleh informasi pada penelitian ini adalah lembar observasi yang menjadi alat utama dalam mengumpulkan informasi. Hasil penelitian menunjukan kemampuan guru merancang pembelajaran mengalami peningkatan 3,67 kategori baik, Kemampuan melaksanaan pembelajaran 3,96 kategori mendekati amat baik dan aktivitas mengalami peningkatan sebesar 78,8%. Kata Kunci: aktivitas pembelajaran, metode demonstrasi, IPA Abstract: This study aims to describe the use of a demonstration media in improving student learning activities in the learning of Natural Science in Class II Elementary School 12 East Mempawah. The method used is the method demonstration with actions class research. research subject grade student the subject Elementary School 12 East Mempawah totaling 10 students. This study using direct observation techniques. Data collection tool that is used to obtain information on this study is the observation sheet which becomes a major tool in gathering information. The results showed the ability of teachers to design learning increased 3.67 category a very good, learning ability 3.96 a very good approach and activity increased by 78.8% Keywords: learning activities, demonstration method, IPA A ktivitas siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena dalam pembelajaran siswa biasanya akan aktif, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Aktivitas tersebut terbentuk melalui hubungan interaksi antara guru dan siswa. Adanya aktivitas siswa tersebut juga menunjukkan efektif tidaknya suatu proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), juga harus ada aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan tuntutan pelajaran itu

sendiri. Dengan aktivitas belajar, unsur kebermaknaan dan pengalaman belajar IPA akan diperoleh siswa selama pembelajaran. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada pembelajaran IPA di Kelas II SDN 12 Mempawah Timur menunjukkan rendahnya aktivitas belajar siswa, baik aktivitas fisik, mental, maupun emosional. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang melakukan aktivitas fisik sekitar 25,90%, aktivitas mental 15,3%, dan aktivitas emosional 10,5%. Untuk memunculkan aktivitas siswa, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah melalui penggunaan metode demonstrasi. Untuk Pemilihan metode demonstrasi sebagai salah satu bentuk metode untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran didasarkan atas beberapa keunggulan yang dimiliki oleh metode ini. Dengan metode ini, terjadinya proses belajar mengajar yang bersifat verbalisme bisa dihindari karena siswa secara langsung disuruh untuk memperhatikan materi yang didemonstrasikan. Selain itu, proses belajar mengajar akan lebih menarik, karena siswa tidak hanya mendengarkan saja, tetapi juga melihat secara langsung peristiwa yang terjadi. Dengan mengamati secara langsung, siswa dapat lebih mudah bagaimana cara melakukan suatu pekerjaan yang telah didemonstrasikan. Berdasarkan beberapa keunggulan tersebut, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian guna meningkatkan aktivitas siswa apabila pembelajaran dilaksanakan dengan metode demonstrasi di Kelas II SDN 12 Mempawah Timur. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (1) meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi; (2) meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi; (3) meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara sistematis dan ilmiah serta meningkatkan kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas; (2)Untuk mengembangkan potensi siswa melalui metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk belajar; (3)Untuk dapat memperhatikan aktivitas dalam pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dengan meningkatkan, mengubah metode pembelajaran sehingga mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, (4)Meningkatkan prestasi sekolah, karena memiliki guru yang kreeatif, inovatifm dan suka mengembangkan diri melalui penelitian. Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya Kegiatan atau Keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: Belajar merupakan suatu

proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi siswa berupa hal-hal berikut sebagaimana dipaparkan oleh Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2014: 24): a. Siswa memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal untuk belajar sejati. b. Siswa mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. c. Siswa belajar dengan menurut minat dan kemampuannya. d. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan siswa. e. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme. f. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan siswa sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat siswa melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya. Selanjutnya Hamalik (2001: 175) mengatakan penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa.

Dengan mengemukakan beberapa pandangan di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Adapun beberapa aktivitas belajar sebagaimana dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005: 132) di antaranya adalah: (1) Menyimak; (2) Mengamati; (3) Menulis/mencatat; (4) Membaca; (5) Menjawab; (6) Bertanya; (7) Menyimpulkan; (8) Melaporkan; (9) Keberanian; (10) Kesungguhan; (11) Kegembiraan. Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI menurut Silabus Pendidikan Berkarakter (2010: 9) meliputi aspek-aspek berikut. a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Hakikat IPA menurut Depdiknas (2006) meliputi empat unsur utama yaitu: a. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended b. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. c. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penelitian ini menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan Wina Sanjaya (2006). Sementara itu, Djamarah (2005) menyatakan bahwa, metode demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Roestiyah (2008) yang menyebutkan metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati mendengar ataupun merasakan proses yang dipertunjukkan guru tersebut. Selanjutnya menurut Sagala (2006), mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau tiruannya. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah suatu cara guru mengajar, dengan mempertunjukkan atau memperlihatkan kepada siswa tentang suatu proses atau

cara kerja suatu benda secara nyata ataupun tiruan, untuk mencapai tujuan pengajaran dan dengan harapan siswa dapat memahamibahkan biasa melakukannya sendiri. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Kelebihan Metode Demonstrasi: (1) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati; (2) Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama; (3) Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek; (4) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan jika dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan karena siswa mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya; (5) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan, maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak; (6) Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. Kelemahan Metode Demonstrasi: (1) Derajat visibilitasnya kurang, siswa tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan, kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol; (2) Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu sukar didapat; (3) Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan oleh siswa-siswa; (4) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas; (5) Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum; (6) Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau yang sebenarnya; (7) Memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, penerapan metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan menggunakan langkah pembukaan, langkah pelaksanaan, dan langkah mengakhiri demonstrasi. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang sedang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya (Hadari Nawawi:1965:63). Bentuk Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Rustam dan Mundilarto (dalam Asrori, dkk., 2009: 9) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II yang terdiri dari 8 orang siswa perempuan dan 2 orang siswa laki-laki. Lokasi Penelitian adalah SDN 14 Mempawah Timur. Dalam pelaksanaannya, kegiatan penelitian tindakan kelas ini

secara umum terdiri dari empat tahap, yakni: (1) merencanakan perbaikan; (2) melaksanakan tindakan, (3) mengamati, dan (4) melakukan refleksi. Berdasarkan hasil analisis dilakukan refleksi, yaitu renungan atau mengingat kembali apa yang sudah berhasil dikerjakan, mengapa berhasil. Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan perencanaan tindak lanjut, yang dapat berupa revisi dari rencana lama, atau baru sama sekali. Bogdan dan Taylor (Iskandar, 2009: 74) menyatakan bahwa Analisis data adalah proses mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menyeleksi atau memilah-milah data yang diperlukan. Setelah semua data terseleksi, data tersebut dideksripsikan dan disajikan dalam bentuk tabel. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan. Penyajian data melalui teknik observasi langsung dalam penelitian ini dianalisis dengan rumus menurut Anas Sudijono (2008: 43), yakni: P = x 100% Keterangan: P = Angka persentase (Angka persentase ini merupakan angka yang dicapai oleh setiap aspek dan indikator dari setiap siklus yang dilaksanakan). f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Jumlah siswa Selanjutnya hasil persentase tersebut akan dirata-ratakan dan disesuaikan dengan kriteria rata-rata persentase, yaitu: Sangat Tinggi = 81-100% Tinggi = 61 80% Sedang = 41 60% Rendah = 21 40% Sangat Rendah = 0 20% HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil observasi pelaksanaan penelitian awal menunjukkan bahwa dalam aspek pra pembelajaran, secara umum sudah baik. Pembukaan pelajaran, dan kegiatan inti pembelajaran, termasuk kategori baik. Selain itu, pemanfaatan media atau sumber belajar juga sudah baik. Penilaian yang dilakukan oleh guru juga dapat dikatakan baik. Pelaksanaan penutupan pembelajaran termasuk dalam kategori baik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Baseline Siklus I Siklus II No Indikator Muncul % Muncul % Muncul % A Aktivitas Fisik

1 Mengamati 3 30% 6 60% 9 90% 2 Menulis 4 40% 7 70% 8 80% 3 Melaporkan 2 20% 4 40% 6 60% Rata-rata 3 30% 5,67 56,7% 7,67 76,7% B Aktivitas Mental 1 Menjawab 4 40% 7 70% 9 90% 2 Bertanya 2 20% 5 50% 7 70% 3 Menyimpulkan 0 0% 3 30% 6 60% Rata-rata 2 20% 5 50% 7,3 73,3% C Aktivitas Emosional 1 Keberanian 3 30% 6 60% 7 70% 2 Kesungguhan 4 40% 7 70% 9 90% 3 Kegembiraan 3 30% 7 70% 10 100% Rata-rata 3,3 33,3% 6,67 66,7% 8,67 86,7% JUMLAH 8,3 83,3 17,34 173,4% 23,64 173,4% RATA-RATA TOTAL 2,67 26,7% 5,78 57,8% 7,88 78,8% Dalam hal aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA telah menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari peningkatan masing-masing aspek. aktivitas fisik pada siklus I dari 56,7% ke siklus II meningkat menjadi 76,7%, aspek aktivitas mental pada siklus I dari 50% ke siklus II meningkat menjadi 73,3% dan aspek aktivitas emosional dari siklus I 66,7% ke siklus II menjadi 86,7%. Sedangkan secara rata-rata aktivitas belajar IPA pada siklus I mencapai 57,8% dengan kategori sedang, pada siklus II meningkat menjadi 78,8% dengan kategori tinggi. Adanya peningkatan ini memberikan gambaran bahwa penggunaan metode demontrasi mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Mengingat bahwa pencapaian motivasi belajar siswa pada siklus II ini telah melebihi standar yang ditentukan. Pembahasan Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa kemampuan guru merancang pembelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan data aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kemampuan guru merancang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode demonstrasi terlihat adanya peningkatan kemampuan guru dalam hal perencanaan pembelajaran. Skor perencanaan pembelajaran pada siklus I mencapai 3,32 dan meningkat menjadi 3,67 pada siklus 2. Hal ini bermakna bahwa kemampuan guru yang sudah baik dalam hal perencanaan pembelajaran menjadi lebih baik lagi. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga terlihat adanya peningkatan, dari skor rata-rata 3,77 pada siklus I dan meningkat menjadi 3,96

pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa guru semakin baik dalam melaksanakan dan mengorganisir kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode demonstrasi selama pelaksanaan tindakan ini dapat dilihat adanya peningkatan yang terjadi pada setiap indikatornya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kolaborator, peneliti dapat menarik suatu simpulan bahwa: (1) Kemampuan guru merancang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode demonstrasi terlihat adanya peningkatan kemampuan guru dalam hal perencanaan pembelajaran. Skor perencancaan pembelajaran pada siklus I mencapai 3,32, dan meningkat menjadi 3,67 pada siklus 2. Hal ini bermakna bahwa kemampuan guru yang sudah baik dalam hal perencanaan pembelajaran menjadi lebih baik lagi, (2) Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 12 Mempawah Timur yang dilaksanakan guru telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari perolehan skor dari 3,77 pada siklus I dan meningkat menjadi 3,96 pada siklus II, (3) Terdapat peningkatan yang siginifikan dalam aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 12 Mempawah Timur. Pada siklus I hanya mencapai 57,8%, meningkat menjadi 78,8% pada siklus II. Saran Adapun saran yang diberikan berdasarkan penelitian ini adalah (1) Metode demonstrasi merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah rendahnya aktivitas belajar siswa. Untuk keberhasilan metode ini perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai di sekolah dan disarankan sekolah perlu memberikan dukungan sarana dan prasarana demi terlaksana kegiatan pembelajaran yang diharapkan, (2) Penggunaan metode demonstrasi tidak hanya meningkatkan aktivitas belajar siswa tetapi juga dapat meningkatkan kreativitas guru. Untuk itu disarankan agar siswa dapat menggunakan metode ini sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya pada materi. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono (2008). Teknik Statistika. Bandung: Remaja Karya. Asrori, dkk., (2009) Penelitian Tindakan Kelas; Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Yogyakarta: Multi Pressindo. Djamarah (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hadari Nawawi. (1991). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hamalik (2001) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksar Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: GP Press.

Masnur Muslich. (2009). KTSP: Konsep dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara. Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2014). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Roestiyah (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rohani (2004). Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka. Cipta. Sagala (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sardiman A.M. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Silabus Pendidikan Berkarakter (2010) Sugiyono. (2008) Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Erlangga.