PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

Meningkatkan Efektifitas Karburisasi Padat pada Baja Karbon Rendah dengan Optimasi Ukuran Serbuk Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH DENGAN PERLAKUAN CARBURIZING ARANG BAMBU

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Campuran Arang Tempurung Kelapa Bekas dan Arang Tempurung Kelapa Baru untuk Media Karburasi Baja Karbon Rendah

PENGARUH KETEBALAN MEDIA KARBURASI PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambahan karbon yang disebut carburizing atau karburasi, dilakukan dengan

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

APLIKASI SERBUK ARANG TONGKOL JAGUNG DAN SERBUK CANGKANG KERANG MUTIARA SEBAGAI MEDIA CARBURIZER PROSES PACK CARBURIZING BAJA KARBON RENDAH

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

UNIVERSITAS MERCU BUANA

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

PENGARUH VARIASI MASSSA SERBUK ARANG DAN KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) PADA PROSES KARBURASI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH KARBURISASI RODA GIGI SPROCKET ASPIRA DENGAN AHM TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

PENGARUH MEDIA CARBURIZING ARANG SEKAM PADI DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

Karakterisasi Material Sprocket

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

STUDI PENGARUH CARBURIZING BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA ARANG DAN VAREASI HOLDING (PENAHANAN SUHU) TERHADAP TINGKAT KEKERASAN DAN KEAUSAN.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PERANCANGAN EKSPERIMEN BAJA KARBON RENDAH HASIL PROSES PACK CARBURIZING DENGAN METODE EKSPERIMEN FAKTORIAL

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI ARANG KAYU SENGON NASKAH PUBLIKASI

HARDENABILITY. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEK PERSENTASE BARIUM KARBONAT DENGAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KEKERASAN BAJA KARBON AISI 2015

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA RODA GIGI PASCA PENGERASAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN PEMANAS INDUKSI

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

NASKAH PUBLIKASI. Disusun : YOGI KUNCORO NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

SIFAT FISIS DAN MEKANIK BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU JATI NASKAH PUBLIKASI

ANALISA KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA AISI 1018 AKIBAT PROSES PACK CARBURIZING DENGAN VARIASI KONSENTRASI SERBUK CANGKANG KEONG EMAS

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Rubijanto ) ABSTRAK. Kata kunci : Perlakuan panas,proses pendinginan. ) Staf Pengajar Jurusan Mesin UNIMUS. Traksi. Vol. 4. No.

Katalisator Cangkang Keong Mas Terhadap Sifat Mekanik Baja ST42 Melalui Proses Kaburasi

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Transkripsi:

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI Eko Surojo 1, Joko Triyono 1, Antonius Eko J 2 Abstract : Pack carburizing is one of the processes used to increase the hardness of low carbon steel. This method had widely used to increase the mechanical properties of low carbon steel that is needed to be hard on the surface but still tough inside it. This experiment has investigated effect of BaCO3, Na2CO3 and CaCO3 as energizer on hardness and microstructure of carburized hoe. The carburizing media used in this experiment is coconut shell charcoal. Sample were carburized at 980 o C in carburizing compound containing coconut shell charcoal (60%) and energizer material (40%). The results obtained showed that carburizing process increases the hardness of hoe. The highest hardness number is 686 HV on the surface, and decrease along hoe s depth. Coconut shell charcoal combined with BaCO3 gives the deepest hardening on the carburized hoe. Key words : pack carburizing, energizer, coconut shell charcoal Pendahuluan Peralatan pertanian yang diproduksi oleh pengrajin pande besi dewasa ini masih belum dapat memenuhi persyaratan kekerasan Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu 540 HVN. Hal ini disebabkan oleh pemakaian bahan baku yang tidak tepat atau pelaksanaan proses perlakuan panas yang kurang baik Salah satu produk yang dihasilkan pengrajin pande besi dan banyak digunakan oleh masyarakat kita adalah cangkul. Di dalam penggunaanya, cangkul akan mengalami beban impak, lentur dan gesekan. Oleh karena itu material yang digunakan harus memiliki permukaan yang keras tetapi ulet di bagian dalamnya. Persyaratan ini tidak dapat dipenuhi jika di dalam pembuatannya digunakan bahan baja karbon rendah dengan tanpa diberi perlakuan panas yang tepat. Hal ini dapat ditemukan pada cangkul yang diproduksi oleh pengrajin pande besi. Dengan mengingat kondisi tersebut di atas, agar baja karbon rendah tetap dapat memenuhi persyaratan untuk dipakai sebagai bahan pembuatan cangkul, maka perlu dilakukan proses pack carburizing. Proses karburasi pada dasarnya merupakan proses penambahan karbon pada permukaan baja dengan tujuan agar baja mudah untuk dikeraskan. Sedangkan proses pengerasan dilakukan dengan mendinginkan cepat baja yang sudah mengalami proses karburasi agar diperoleh fasa martensit yang bersifat keras di permukaan. Terdapat beberapa parameter yang berpengaruh terhadap hasil proses pack carburizing yang diantaranya adalah temperatur dan waktu karburasi, jenis media karburasi, serta jenis energizer yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan mempelajari mengenai pengaruh jenis bahan energizer yaitu BaCO3, Na2CO3, dan CaCO3 terhadap kekerasan hasil proses pack carburizing. Pada penelitian ini media karburasi yang digunakan arang tempurung kelapa. 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin FT UNS 2 Alumni Jurusan Teknik Mesin FT UNS 1

Dasar Teori Pemakaian suatu bagian mesin atau perkakas sering kali diperlukan permukaan yang keras dan tahan aus dengan bagian inti yang relatif lunak dan ulet atau tangguh. Pengerasan permukaan (case hardening) dimaksudkan untuk mengeraskan hanya bagian permukaan saja, sedangkan bagian inti tetap lunak (ulet). Jika komponen atau perkakas mesin terbuat dari baja karbon rendah maka proses untuk mengeraskan permukaan salah satu caranya adalah dengan proses pack carburizing. Proses pack carburizing dilakukan dengan dua tahap, yaitu : karburasi (carburizing ) dan pendinginan celup (quenching). Karburasi adalah proses menambahkan karbon ke permukaan benda, dilakukan dengan pemanasan benda kerja dalam lingkungan yang banyak mengandung karbon aktif, sehingga karbon berdifusi ke dalam permukaan (Suherman, 1998). Proses pack carburizing dilakukan dengan meletakkan baja di dalam lingkungan bahan yang kaya akan karbon (serbuk arang yang ditambahkan bahan energizer) dan dipanaskan sampai pada temperatur di atas temperatur kritisnya untuk mendapatkan lapisan yang kaya karbon. Bahan energizer yang dapat digunakan antara lain BaCO3, Na2CO3, dan CaCO3 (ASM, 1991). Setelah proses karburasi, dilanjutkan dengan proses quenching atau pencelupan baja ke media pendingin (air) untuk mendapatkan fasa martensit yang bersifat keras di permukaan. Pada temperatur karburasi, media karbon terurai menjadi CO yang selanjutnya terurai menjadi karbon aktif, yang dapat berdifusi ke dalam permukaan baja untuk selanjutnya meningkatkan kadar karbon pada permukaan baja. Proses karburasi pada dasarnya adalah proses difusi karbon aktif ke dalam baja. Faktor yang mempengaruhi proses difusi adalah suhu dan waktu. Makin tinggi suhu karburasi maka akan semakin tebal lapisan karbon, karena kecepatan difusi semakin besar (Suratman, 1994). Perlu diingat bahwa proses quenching selain menghasilkan baja yang bersifat keras, menyebabkan juga baja menjadi getas. Untuk menurunkan kegetasan dan tegangan dalamnya maka perlu dilakukan proses temper. Temper dilakukan dengan memanaskan baja pada suhu antara 200 0 C 250 0 C. Suhu temper ini dipakai untuk material yang pada penggunaannya menerima gesekan dan beban lentur. Pemanasan dilakukan selama 1 2 jam kemudian dilakukan pendinginan secara lambat dengan media pedingin udara. Metodologi Penelitian Alur penelitian mengikuti alur seperti yang ditunjukkan Gambar 1. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah cangkul yang dihasilkan oleh pengrajin pande besi di daerah Padas, Klaten. Benda uji yang diteliti, diperoleh dengan pemotongan 1/6 bagian dari panjang cangkul. Sedangkan bentuk spesimen uji yang diproses pack carburizing diperlihatkan pada Gambar 2. Proses karburasi dilakukan dengan meletakkan spesimen di dalam wadah karburasi yang telah berisi media arang (60 %) dan energizer (40 %). Wadah dipanaskan dalam furnace sampai suhu 980 0 C dan setelah tercapai kemudian ditahan pada suhu tersebut dengan waktu penahanan 1 (satu) jam. Berikutnya wadah dikeluarkan dari furnace dan spesimen diquenching media air. Wadah karburasi yang digunakan dibuat dari pipa dengan diameter 100 mm, panjang 200 mm dan tebal 2 mm. Diharapkan dengan ketebalan 2 mm, panas dapat cepat masuk ke dalam 2

container untuk memanaskan media karburasi, sehingga proses karburasi dapat berlangsung dengan cepat. Setelah proses karburasi dan temper, spesimen diuji keras. Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan spesimen hasil proses karburasi, sekaligus untuk mengetahui depth of case pada proses karburasi dari spesimen tersebut. Uji keras yang digunakan adalah uji keras micro vickers. Pengujian kekerasan dilakukan pada jarak 20 mm dari ujung dan pada 5 titik yang masing masing berjarak 1 mm diukur dari tepi, searah ketebalan dari cangkul (Gambar 3). MULAI Pembuatan Spesimen Uji komposisi kimia Carburizing dengan kombinasi : Media karburasi : arang tempurung kelapa Bahan kimia aktif (energizer) : BaCO 3, Na 2CO 3, CaCO 3 Quenching Uji Keras Temper Uji struktur mikro Data Analisis Kesimpulan SELESAI Gambar 1. Dimensi benda kerja carburizing 3

Gambar 2. Dimensi benda kerja carburizing Hasil dan Pembahasan Gambar 3. Ilustrasi daerah indentasi micro vickers Komposisi kimia cangkul yang digunakan sebagai spesimen uji adalah seperti terlihat pada Tabel 1 dan struktur mikronya ditunjukkan pada Gambar 4. Tabel 1. Komposisi kimia spesimen uji UNSUR KOMPOSISI (%) C 0.007 Si 0.039 Mn 0.322 P 0.011 S 0.028 Cr 0.117 Mo 0.030 Ni 0.051 Al 0.062 B 0.0005 Co 0.023 Cu 0.116 Nb 0.052 Pb 0.0062 Sn 0.007 Ti 0.096 V 0.121 W 0.552 4

100 m Gambar 4. Struktur mikro spesimen awal sebelum diberikan perlakuan panas Dari data ini terlihat bahwa bahan yang diuji merupakan baja karbon rendah, dan ini didukung oleh struktur mikro yang terdiri atas fasa ferit serta data uji keras yang menghasilkan angka kekerasan sebagai berikut (Tabel 2) : Tabel 2. Data kekerasan spesimen sebelum diberikan perlakuan panas Jarak dari ujung (mm) Kekerasan (HV) 3 165 6 127 9 117 12 119 22 107 32 109 Jarak dari permukaan (mm) Kekerasan (HV) 0.1 (atas) 99 1 102 0.1(bawah) 110 Selanjutnya, spesimen yang mengalami tahapan proses pack carburizing, quenching dan tempering diperoleh data kekerasan sebagai berikut (Tabel 3) : Tabel 3. Pengaruh bahan kimia aktif terhadap kekerasan Jarak dari permukaan (mm) Kekerasan (HV) BaCO3 CaCO3 Na2CO3 0.1 686 651 662 0.3 663 637 538 0.5 421 294 399 0.7 346 250 238 1.0 244 219 229 5

800 Kekerasan (Hv) 600 400 200 BaCO3 CaCO3 Na2CO3 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Jarak dari permukaan (mm) Gambar 5. Pengaruh bahan kimia aktif terhadap kekerasan Dari data hasil uji keras dapat dilihat bahwa setelah spesimen dilakukan proses perlakuan panas seperti dijelaskan di atas terjadi peningkatan kekerasan. Nilai kekerasan maksimum terjadi di dekat permukaan (jarak 0.1 mm dari permukaaan) dan semakin ke arah dalam terjadi penurunan kekerasan. Hal ini dapat dijelaskan seperti berikut. Pada saat tahap pack carburizing terjadi difusi atom karbon dari lingkungan (media karburasi) ke dalam permukaan spesimen. Difusi dimulai dari permukaan benda kerja dan selanjutnya atom-atom karbon ini berdufusi semakin masuk ke dalam permukaan. Akibatnya, terjadi kenaikan kadar karbon yang lebih tinggi di permukaan dibandingkan dengan di bagian spesimen yang lebih dalam. Pada saat pack carburizing, spesimen memiliki fasa austenit sehingga setelah diquench terbentuk fasa martensit di permukaan spesimen. Kekerasan martensit di permukaan lebih tinggi dibandingkan dengan bagian yang lebih dalam dikarenakan kadar C di permukaan lebih tinggi. Terbentuknya fasa martensit pada saat proses quenching dimungkinkan karena pada permukaan spesimen memiliki kadar karbon yang mencukupi sebagai hasil dari proses pack carburizing. Kemudian Gambar 5 memperlihatkan bahwa dengan menggunakan media karburasi arang tempurung kelapa, bahan kimia aktif yang menghasilkan kedalaman pengerasan tertinggi adalah BaCO3. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Oggo dkk (1995) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa BaCO3 adalah bahan kimia aktif yang memberikan kedalaman penetrasi karbon yang paling besar. Struktur mikro (di bagian permukaan) spesimen yang telah mengalami perlakukan panas ditunjukkan oleh Gambar 6, 7, dan 8. Gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa setelah diberi perlakuan panas pack carburizing maka di permukaan spesimen terbentuk fasa martensit. 6

100 m Gambar 6. Struktur mikro spesimen setelah proses pack carburizing menggunakan bahan energizer BaCO3 100 m Gambar 7. Struktur mikro spesimen setelah proses pack carburizing menggunakan bahan energizer Na2CO3 100 m Gambar 8. Struktur mikro spesimen setelah proses pack carburizing menggunakan bahan energizer CaCO3 7

Kesimpulan Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan berikut ini : 1. Proses pack carburizing dapat meningkatkan kekerasan cangkul produksi pengrajin pande besi mencapai 686 HV. 2. Struktur mikro sampel yang semula berfasa ferit di permukaan berubah menjadi fasa martensit setelah diberi perlakuan proses pack carburizing. 2. Penggunaan bahan energizer BaCO3 pada proses pack carburizing menghasilkan kedalaman pengerasan yang paling tinggi. Daftar Pustaka ASM, 1991, Heat Treating, ASM Handbook Oggo, D.U.I, Ette, E.O and Iyorchir, A.I., 1995, Feasibility of Sea and Coconut Shells as Substitute to Barium Carbonate (BaCO3) in Small Scale Foundry and Heat Treatment Shop in Nigeria, ISIJ International, Vol. 35, No. 2, pp. 203-209 Suherman, Wahid, 1998, Perlakuan Panas, ITS Pers. Suratman, Rochim, 1994, Panduan Proses Perlakuan Panas, Lembaga Penelitian ITB, Bandung. 8