BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Jurusan Budidaya

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

II. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 2009, bertempat di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2013 di

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

II. BAHAN DAN METODE

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

BAB III METODE PENELITIAN

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada 15 Juni 15 Juli 2013 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan Bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 9 buah kolam beton berukuran 1,5 x 1 m, dasar kolam buatan terbuat dari kayu sebagai kerangkanya dan strimin aluminium sebagai alasnya, DO meter, kertas lakmus, skopnet, ember, timbangan digital, millimeter blok, blower, lampu 75 watt sebanyak 6 buah, selang aerasi, batu aerasi, wadah 18 liter,blower. Bahan yang digunakan yaitu benih lele masamo ukuran 7-10 cm, molase, Em4, Yakult dan pakan buatan jenis terapung merk MS Pf 1000 dengan kandungan protein 39-40% dan MS Lp 1 dengan kandungan protein 30%. 3.3 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri 3 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :

Perlakuan TDB : pembesaran lele masamo tanpa menggunakan dasar kolam buatan. Selanjutnya perlakuan ini disebut perlakuan kontrol. Perlakuan PBK : pembesaran lele masamo dengan penambahan probiotik pada pakan dan air kolam. Perlakuan PDB : pembesaran lele masamo dengan penambahan probiotik pada pakan dan air kolam serta aplikasi dasar kolam buatan. (a) (b) (c) Gambar 3. (a) pembesaran lele masamo tanpa menggunakan dasar kolam buatan (TDB), (b) pembesaran lele masamo dengan penambahan probiotik pada pakan dan air kolam (PBK), (c) pembesaran lele masamo dengan penambahan probiotik pada pakan dan air kolam serta aplikasi dasar kolam buatan (PDB). 14

Dengan model linier sebagai berikut : Yij = µ + τi + εij Keterangan : Yij = Nilai Pengamatan i = Perlakuan system budidaya A, B, C j = Ulangan ( 1, 2, 3 ) µ = Rataan umum τi = Pengaruh perlakuan sistem budidaya A, B, C pada ulangan 1,2,3 εij = Galat percobaan pada perlakuan sistem budidaya A, B, C,pada ulangan 1,2,3 3.4 Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: pertumbuhan bobot, pertumbuhan panjang, hubungan panjang dan bobot, biomassa, konversi pakan dan kelulushidupan. Analisis data kecuali hubungan panjang dan bobot dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam dengan selang kepercayaan 95%. Jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilakukan analisis uji lanjut beda nyata terkecil untuk mengetahui perlakuan yang paling baik. Analisis regesi dan korelasi dilakukan pada data hubungan panjang dan bobot untuk mengetahui hubungan antara pertumbuhan panjang dan bobot dan dominasi pertumbuhan antara bobot atau panjang pada pembesaran dengan teknologi dasar kolam buatan dan perlakuan lainnya (Susetiono, 1988). 15

3.5 Persiapan Penelitian 3.5.1. Persiapan Kolam Persiapan kolam pembesaran lele masamo meliputi pembersihan kotoran dari sisa pembesaran sebelumnya dan dikeringkan. 3.5.2. Pengisian Air Kolam Pengisian air kolam dilakukan setelah pengeringan. Air yang digunakan berasal dari sumur bor. Kolam diisi hingga ketinggian air 70 cm dan diendapkan selama 2-3 hari. 3.5.3 Pengapuran Kolam Pengapuran dengan kapur dolomit atau CaMg(CO 3 ) 2 sebanyak 150-225 g/m 2 dilakukan setelah pengisian air kolam. Pemberian kapur disebar merata di permukaan air kolam, pemberian kapur dilakukan setiap 10 hari setelah penyedotan kotoran di dasar kolam. 3.5.4. Kultur Probiotik 1. Proses pembuatan probiotik untuk air pemeliharaan : a. Memasukan air bersih sebanyak 18 liter ke dalam wadah. b. Menambahkan 5 botol Yakult (65 ml) yang mengandung Lactobacillus casei, 1 liter molase dan 1 botol Em4 yang mengandung Actinomycetes dan Lactobacillus sp., ke dalam wadah yang berisi air bersih. c. Mengaduk semua bahan selama 1-2 menit agar larut merata dan diaerasi. d. Mengfermentasikan larutan selama 6-7 hari. Proses fermentasi berlangsung sempurna ditandai perubahan larutan menjadi coklat dan berbau alkohol. 16

2. Proses pembuatan probiotik untuk pakan : a. Menambahkan air bersih sebanyak 18 liter ke dalam wadah. b. Menambahkan 5 botol Yakult (65 ml) yang mengandung Lactobacillus casei dan 1 liter molase ke dalam wadah yang berisi air bersih. c. Mengaduk semua bahan selama 1-2 menit agar larut merata dan diaerasi. d. Mengfermentasikan larutan selama 6-7 hari. Proses fermentasi berlangsung sempurna ditandai perubahan larutan menjadi coklat dan berbau alkohol. 3.5.5. Pemberian Probiotik pada Air Kolam Kolam yang telah diisi air bersih ditambah probiotik sebanyak 1000 ml/m 2 secara merata ke seluruh permukaan kolam. Penambahan probiotik sebanyak 1000 ml dan 150-225 g kapur dolomit setiap 10 hari sekali setelah itu ikan dipuasakan selama 24 jam. 3.5.6. Pembuatan Teknologi Dasar kolam buatan Bahan yang digunakan untuk membuat dasar kolam buatan adalah kayu dan kawat strimin alumunium. Kerangka pembatas dibuat menggunakan kayu dengan ukuran 1 x 1 m. Kerangka dibuat sebanyak 2 buah dengan tinggi masing- masing 20 cm dan 40 cm. Kawat strimin alumunium dipasang pada permukaan kerangka. Dasar kolam buatan diletakan pada dasar kolam, ukuran pembatas disesuaikan dengan ukuran kolam. 17

3.6 Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Penebaran Benih Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari perbedaan suhu air pada permukaan dan dasar kolam. Benih lele masamo yang digunakan berukuran dengan panjang 7 10 cm. Kepadatan penebaran benih lele masamo sebanyak 400 ekor/m 2. 3.6.2. Pemberian Pakan dengan Penambahan Probiotik Pakan yang diberikan adalah pelet jenis terapung dengan kandungan protein ± 30% sebanyak 5% bobot total ikan. Ukuran pakan buatan yang diberikan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Pencampuran probiotik pada pakan sebanyak 1 liter/kg pakan akan meningkatkan pertumbuhan karena nafsu makan meningkat dan tingkat penyerapan pakan menjadi daging mencapai 90%. Pemberian pakan ditaburkan merata agar semua ikan memiliki peluang memperoleh pakan yang sama. Frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari, yaitu pagi pukul 08.00; 13.00; 17.00; 21.00. Pemberian pakan pada sore dan malam hari lebih banyak dibandingkan pada pagi dan siang hari. 3.6.3. Pengambilan Contoh Panjang dan Bobot Total Pengambilan contoh panjang dan bobot ikan dilakukan setiap 10 hari sebanyak 30% dari 400 ekor. Pengukuran panjang total ikan menggunakan millimeter blok dan penimbangan bobot total ikan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram. 18

3.6.4. Manajemen Kualitas Air Pergantian air sebanyak 30% dilakukan setiap 10 hari dengan membuang air dasar kolam buatan dan ditambahkan air baru hingga ketinggian air seperti semula. Dilakukan penambahan probiotik sebanyak 1000 ml/m 2 dan kapur dolomit sebanyak 150-225 g/m 2, setelah penambahan bahan bahan tersebut ikan dipuasakan selama 24 jam. 3.7 Pengambilan Data 3.7.1. Pertumbuhan panjang Pertumbuhan adalah perubahan bobot dan panjang rata-rata individu pada tiap perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) ditentukan berdasarkan selisih panjang akhir (Lt) dengan panjang awal (Lo) pemeliharaan. Pertumbuhan panjang dihitung berdasarkan rumus Effendie (2004) sebagai berikut : L = Lt - Lo Keterangan : L Lt Lo = Pertumbuhan panjang mutlak (cm) = Panjang rata-rata akhir (cm) = Panjang rata-rata awal (cm) 3.7.2. Pertumbuhan bobot Laju pertumbuhan individu (g/hari) ditentukan berdasarkan selisih bobot rata - rata akhir dan awal pemeliharaan yang dibandingkan dengan waktu pemeliharaan. 19

Laju pertumbuhan harian dihitung berdasarkan rumus Zonneveld et al., (1991) sebagai berikut : α = Wt Wo t Keterangan : α Wt Wo t = Laju pertumbuhan individu (g/hari) = Bobot rata-rata akhir (g) = Bobot rata-rata awal (g) = Waktu pemeliharaan (hari) 3.7.3. Biomassa Pertumbuhan biomassa adalah selisih antara bobot basah pada akhir penelitian dengan bobot basah pada awal penelitian. Menurut Effendie (2004) rumus mencari biomassaa adalah: Keterangan : W = Wt Wo W Wt Wo = Biomassa (gam) = Biomassa pada akhir penelitian (gam) = Biomassa pada awal penelitian (gam) 3.7.4. Kelulushidupan Tingkat kelulushidupan populasi ikan budidaya merupakan nilai persentase jumlah ikan yang berpeluang hidup selama masa pemeliharaan tertentu untuk menentukan produksi yang akan diperoleh (Najiyati, 1992). 20

Kelulushidupan ikan dihitung sesuai Effendie (2004): Keterangan: SR = Kelulushidupan ikan uji (%) Nt SR = x 100% No Nt No = Jumlah ikan uji pada akhir penelitian (ekor). = Jumlah ikan uji pada awal penelitian (ekor) 3.7.5. Konversi Pakan Konversi pakan adalah parameter yang digunakan untuk melihat pertumbuhan terkait dengan jumlah pakan yang diberikan, untuk mengetahui jumlah pakan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan atau penambahan bobot badan ikan. Konversi pakan dan merupakan banyaknya pakan yang harus diberikan kepada ikan agar menghasilkan pertambahan bobot 1 kg (Effendi, 2004). Konversi pakan merupakan indikator untuk menentukan efektivitas manajemen pakan dan evaluasi kualitas pakan. Konversi pakan dihitung berdasarkan Effendi (2004): F FCR = (Wt+D) Wo Keterangan : FCR F Wt = Konversi pakan = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharan (kg) = Bobot ikan saat akhir pemeliharaan (kg) 21

D Wo = Bobot ikan yang mati selama pemeliharaan (kg) = Bobot lele saat awal pemeliharaan (kg) 3.7.6. Pengukuran Parameter Kualitas Air Air merupakan faktor penting dalam keberhasilan dalam pembesaran lele masamo. Oleh karena itu pengukuran parameter kualitas air merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Adapun parameter kualitas air yang diukur meliputi oksigen terlarut, ph, suhu dan amonia yang dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir penelitian. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang digunakan untuk budidaya lele melalui penelusuran referensi. 22