BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan. Tingkat Satuan Pendidikan 2006.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

Abstract (DI). Keywords: Card Media, Practicum, Honesty, and Learning Outcomes.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

PENGARUH MEDIA KARTU YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya ditegaskan bahwa, Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No.20, 2003). Isi yang terkandung dalam tujuan Pendidikan Nasional tersebut menyiratkan bahwa melalui pendidikan hendak diwujudkan kecerdasan spiritual, emosional, sosial dan intelektual. Pendidikan Nasional mempunyai tujuan mulia terhadap individu peserta didik, yakni membangun pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan teknis, mengembangkan kepribadian yang kokoh dan membentuk karakter yang kuat. Terbentuknya karakter yang kuat dan kokoh merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai modal dasar untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkwalitas untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia. Pendidikan karakter yang diperoleh sejak pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi dapat mendorong anak didik menjadi anak-anak bangsa yang memiliki kepribadian unggul seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Semakin maraknya kasus dan fenomena yang bertentangan dengan nilainilai kemanusiaan dan memerlukan berbagai perubahan dalam proses pendidikan yang menghendaki sikap dan keterampilan baru dari para guru, kepala sekolah dan konselor sekolah tanpa mengubah kurikulum yang berlaku. Pendidikan karakter dapat di integrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan 1

2 pembinaan karakter. Berdasarkan hal tersebut, mata pelajaran kimia merupakan salah satu materi yang dapat dikaitkan dalam berbagai hal termasuk membentuk karakter. Salah satu perubahan yang bisa dikehendaki adalah inovasi dalam media pembelajaran. Media pembelajaran adalah komponen yang sangat vital dalam proses pembelajaran, karena media pembelajaran menjadi salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu nilai tersampaikan pada siswa. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Secara umum media memliki beberapa kegunaan yaitu: (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak teralu bersifat verbalistis; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra; (3) menimbulkan gairah beajar; (4) interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan; (5) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya (Sardiman, 2008). Harus kita akui bahwa media memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan media yang tepat, akan memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan hasil observasi peneliti dibeberapa sekolah pada bulan Agustus 2012 kepada sejumlah guru dan siswa, salah satunya di SMAN 3 Kota Binjai, bahwa pada umumnya siswa mengeluh dan menganggap materi kimia itu sulit dan susah untuk dimengerti, strategi dan metode yang digunakan juga tidak maksimum sehingga pembelajaran kimia menjadi tidak efektif, dan siswa lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain daripada belajar. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kimia siswa yang masih tergolong rendah yaitu sebesar 71,45. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam meramu suatu strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran kimia bisa lebih efektif. Agar proses belajar mengajar kimia bisa lebih efektif, ada dua komponen pembelajaran yang harus diperhatikan oleh para pendidik, yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua komponen ini saling berkaitan satu sama lain. Penggunaan salah satu metode pembelajaran akan mempengaruhi media yang sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran (Arsyad, 2007).

3 Menurut Lubis dan Manurung (2010) keberhasilan yang diharapkan ditentukan oleh beberapa faktor selain model pembelajaran yang tepat, juga dapat digunakan media pengajaran. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa, dapat disederhanakan dengan bantuan media, bahkan keabsrakan bahan pelajaran dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Inovasi dan teknologi yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran adalah sebagai harapan dapat menunjang efektivitas proses pembelajaran. Menurut Suduc, dkk. (2011) Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan peluang yang signifikan untuk meningkatkan pengajaran dan belajar. Penggunaan ICT dalam pendidikan sains menawarkan keuntungan lebih karena tempat menarik untuk mensimulasikan dan interaktif menelusuri dan menguji percobaan yang akan terlalu mahal atau terlalu berbahaya dalam pengaturan yang nyata. Manfaat dari penggunaan dan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran sangat banyak. Sardiman berpendapat bahwa penggunaan media yang tepat dapat mengatasi sikap pasif siswa selama proses belajar mengajar berlangsung (Sardiman, dkk. 2003). Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa (Harjanto, 1997). Media memudahkan siswa memahami konsep-konsep kimia sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan memberi kesan pembelajaran yang lebih lama diingat siswa (Situmorang dan Silitonga, 2009). Dampak yang sangat nyata adalah timbulnya kegairahan siswa dalam belajar dan dapat memungkinkan siswa untuk belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya (Butarbutar, 2007). Terkait dengan pemanfaatan media dalam pembelajaran kimia, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan. Penelitian Hendriayana (2006) menyatakan pembelajaran menggunakan media VCD dan CD game dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih besar dibanding dengan pembelajaran menggunakan konvensional, dengan nilai rata-rata hasil belajar masing-masing adalah 6,96 dan 6,49. Pembelajaran dengan menggunakan media puzzle merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Davis, dkk. 2009).

4 Penelitian Syufagi (2008) menyatakan dengan pembelajaran bermain, proses pembelajaran akan lebih menyenangkan sehingga dapat mengeksplorasi rasa keingintahuan siswa untuk menggali seluruh fenomena pengetahuan yang sedang dipelajarinya yang divisualisasikan dalam animasi interaksi tiga dimensi. Menurut Dewey (dalam Pollit, 1994) bahwa interaksi antara permainan dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting bagi anak-anak. Menang dan kalah bukan merupakan tujuan utama permainan. Bermain memiliki peran penting dalam pembelajaran kimia yang bersifat abstrak, pemahaman konsep-konsep kimia difasilitasi melalui penciptaan kegembiraan dan sukacita, serta interaksi antara siswa (Rastegarpour dan Marash, 2011). Menurut Monawanti (2010), Winarto dan Sukarmin (2012), bahwa dengan menggunakan media permainan ular tangga dan media Zuma Chemistry Game yang sama-sama menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Game-Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, Nilai rata-rata hasil belajar untuk media permainan ular tangga adalah 70,3 dan peningkatan hasil belajar dengan media Zuma Chemistry Game mencapai 84,38%. Media permainan Castle Of Element layak dan efektif digunakan sebagai media pembelajaran pada materi unsur, senyawa dan campuran, keruntasan belajar siswa mencapai 90% (Ikhtiarini dan Luthfi, 2012). Pemanfaatan permainan tradisional sebagai media pembelajaran merupakan suatu inovasi kreatif yang dapat diterapkan pendidik untuk mengembangkan nilai-nilai karakter dan budaya dalam pendidikan di sekolah (Awwaliyah dan Saefrudin, 2011). Penggunaan media kartu bergambar efektif untuk meningkakan prestasi belajar biologi (Prapita, 2009). Tuntutan kompetensi dalam kurikulum meliputi tiga aspek penting yang harus dimiliki siswa sebagai hasil belajar yaitu pemahaman konsep, keterampilan, dan sikap ilmiah. Pendekatan pembelajaran yang dapat mencakup ketiga aspek tersebut perlu dilakukan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat menumbuhkan sikap ilmiah, untuk mengembangkan keterampilanketerampilan mendasar sehingga konsep yang dipelajari mudah dipahami.

5 Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan yang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan praktikum. Melalui hal ini, memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Cara ini dapat mengembangkan hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sehingga tuntutan kompetensi dalam kurikulum yang dikembangkan akan tercapai. Penggunaan metode praktikum dalam pengajaran kimia bukan hal yang baru. Setiap proses pengajaran yang dilakukan oleh guru mempunyai tujuan masing-masing untuk terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik. Tetapi praktikum yang dilakukan selama ini hanya untuk menciptakan pemahaman konsep dan keterampilan proses pada siswa, tanpa memperhatikan karakter yang dibentuk oleh siswa. Dalam hal ini untuk mendukung upaya mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional dan mengembangkan kepribadian yang kokoh serta membentuk karakter yang kuat, maka perlu diakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Media Kartu Terhadap Kejujuran dan Kerja Keras serta Hasil Belajar Kimia Asam-Basa dengan Pembelajaran yang Dikombinasikan dengan Praktikum pada Siswa Kelas XI SMA. Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Padahal dari observasi di lapangan menunjukkan bahwa selama ini tujuan Pendidikan Nasional hanya diukur melalui aspek kognitif yaitu berupa hasil belajar saja. Penelitian ini melakukan pengamatan dan penilaian kompetensi pengembangan karakter siswa melaui aktivitas siswa. Pengamatan dan penilaian kompetensi pengembangan karakter siswa hanya bisa diukur ketika proses sedang berlangsung yaitu lewat aktivitas belajarnya.

6 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Apakah model pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran kimia selama ini sudah cukup efektif? 2. Apakah dalam kegiatan pembelajaran kimia selama ini guru menggunakan media pembelajaran? 3. Apakah penggunaan media kartu dapat meningkatkan sikap kejujuran dan kerja keras siswa? 4. Apakah penggunaan media kartu dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa? 5. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum terhadap kejujuran dan kerja keras serta hasil belajar kimia siswa? 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal dalam masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum. 2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media kartu. 3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode praktikum. 4. Materi kimia didasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berdasarkan standar isi yang dikeluarkan pada tahun 2006. Pada materi larutan asam basa kelas XI SMA. 5. Hasil belajar pada penelitian ini diperoleh dari siswa kelas XI IPA yang akan diukur adalah aspek kognitif dengan jenjang C1, C2, C3, dan C4. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi serta pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

7 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, media kartu tanpa praktikum dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, dengan media kartu tanpa praktikum? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu tanpa praktikum dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)? 5. Apakah terdapat perbedaan sikap kejujuran yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, media kartu tanpa praktikum dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)? 6. Apakah terdapat perbedaan sikap kerja keras yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, media kartu tanpa praktikum dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)? 7. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kejujuran siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum? 8. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kejujuran siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu tanpa praktikum? 9. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kejujuran siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)? 10. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum?

8 11. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu tanpa praktikum? 12. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)? 1.5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, media kartu tanpa praktikum dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction). 2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, dengan media kartu tanpa praktikum. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction). 4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu tanpa praktikum dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction). 5. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap kejujuran yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, media kartu tanpa praktikum dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction). 6. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap kerja keras yang signifikan antara siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum, media kartu tanpa praktikum dan model pembelajaran langsung (Direct Instruction).

9 7. Untuk melihat ada tidaknya hubungan yang signifikan antara karakter kejujuran siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum. 8. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara karakter kejujuran siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu tanpa praktikum. 9. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara karakter kejujuran siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction). 10. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu yang dikombinasikan dengan praktikum. 11. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan media kartu tanpa praktikum. 12. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara karakter kerja keras siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction). 1.6. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, maka diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi dunia pendidikan antara lain: 1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah dan guru dalam melihat pengaruh media kartu terhadap sikap kejujuran dan kerja keras serta peningkatan hasil belajar siswa. 2. Sebagai informasi bagi tenaga kependidikan yang dapat memperluas wawasan pengetahuan guru, sehingga menjadikan solusi dalam kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran berlangsung. 3. Sebagai bahan pembanding atau bahan yang mendorong guru-guru lain untuk melakukan penelitian khususnya terhadap media berikutnya.