ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

menggunakan konjungsi pada karangan yang dibuatnya.

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

ANALISIS BENTUK KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS GEJALA BAHASA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWIT

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

KELOGISAN GAGASAN PADA KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS IX A SMP AL-ISLAM KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. Disusun oleh DANANG A DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONJUNGSI DALAM WACANA DESKRIPSI SISWA KELAS V SD NEGERI 51 BANDA ACEH. RahmiArianti, Adnan, M.Yamin.

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X.1 ICT DAN X.3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

Oktorita Kissanti Rahayu

ANALISIS KONJUNGSI SUBORDINATIF WAKTU DAN KONSESIF PADA NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY. Naskah Publikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk

PEMAHAMAN MAKNA LINTAS GENERASI PADA SINGKATAN SMS

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI BAGI SISWA KELAS IV B SD IT AS SALAMAH BATURETNO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS CERITA FABEL SISWA SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN ARTIKEL ILMIAH

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan keterampilan berbahasa yang diantaranya dimulai dari. mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca dan menulis, keempat

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kesulitan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Bisa karena terbiasa. terkungkung dalam keterbelakangan dan kebodohan.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI

Transkripsi:

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Diajukan Oleh : NOFI NURHIDAYATI A 310 080 207 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ABSTRAK ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Nofi nurhidayati, A 310 080 207, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 72 Halaman Ada 2 tujuan dalam penelitian ini. Tujuan pertama adalah untuk mendeskripsikan makna konjungsi koordinatif dimanfaatkan siswa dalam menyusun karangan argumentatif. Tujuan kedua adalah untuk mendeskripsikan makna konjungsi subordinatif dimanfaatkan siswa dalam menyusun karangan argumentatif Jenis penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini berupa aspek gramatikal konjungsi koordinatif dan subordinatif pada karangan argumentatif siswa X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini metode dokumentasi, metode simak. Selanjutnya, untuk menganalisis menggunakan metode padan dan agih. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Teknik dasar yang digunakan sebagai kelanjutan metode padan adalah metode agih: teknik baca markah dan teknik ulang. Teknik baca markah digunakan untuk menunjukkan kejadian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu dan kemampuan membaca peranan pemarkah itu berarti kemampuan menentukan kejadian yang dimaksud. Teknik ulang yaitu teknik analisis yang berupa pengulangan yang tampak di bagian akhir, tengah, awal, dan keseluruhannya. Berdasarkan hasil analisis data bentuk kohesi gramatikal dari makna konjungsi koordinatif yang terdapat pada karangan argumentasi meliputi makna penegasan, penjumlahan, penyamaan, penyimpulan, pertentangan, pengurutan, pemilihan, pembetulan, dan pembatasan. Makna konjungsi subordinatif yang terdapat pada karangan argumentasi adalah makna pengakibatan, kesewaktuan, perbandingan, penyebaban, persyaratan. Makna konjungsi koordinatif yang mendominasi pada karangan argumentasi adalah makna penjumlahan dengan analisis penanda hubungan dan, sedangkan makna konjungsi subordinatif yang mendominasai adalah makna pengakibatan dengan analisis penanda hubungan hingga. Kata kunci : makna konjungsi koordinatif, makna konjungsi subordinatif, karangan argumentatif

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Nofi Nurhidayati Universitas Muhammadiyah Surakarta 1. PENDAHULUAN Menulis merupakan salah satu dari empat aspek kebahasaaan yang bersifat produktif dan ekspresif. Dikatakan produktif dan ekspresif karena dalam keterampilan menulis siswa dituntut untuk menghasilkan suatu produk dari menulis, selain itu tulisan itu pun harus penuh ekspresi dan imajinatif. Menulis dan mengarang merupakan dua hal yang berbeda. Menurut Widyamartaya (2005:5) mengarang atau menulis adalah kegiatan yang kompleks. Mengarang dapat kita pahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang. Menulis dapat diartikan sebagai pelukisan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang dan menulis merupakan dua kegiatan yang berbeda. Mengarang merupakan kegiatan mengungkapkan ekspresi, perasaan pengarang yang disampaikan melalui bahasa tulis, sedangkan menulis adalah kegiatan mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman seseorang yang melahirkan pikiran atau perasaan penulis yang digunakan untuk mengukur

kemampuan sejauh mana penulis dapat mengungkapakan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan,baik berupa bahasa maupun gambar grafis. Karangan argumentasi merupakan karangan yang menyatakan suatu suatu argumen atau pendapat mengenai suatu masalah, cerita atau pun peristiwa mengenai sesuatu. Jenis karangan ini pada kenyataannya sering dijadikan dasar dari penyusunan karangan lainnya. Pendapat atau argumen dalam karangan arumentasi ini dapat dinyatakan dalam karangan deskriptif, karangan eksposisi, karangan narasi, karangan persuasi. Melalui argumen-argumen itu penulis mempunyai tujuan untuk meyakinkan pembaca agar dapat dipertahankan, baik itu yang bersifat emosional maupun logika. Di dalam menyatakan argumen itu biasanya diperlukan data-data pendukung, fakta-fakta tentang suatu kejadian atau peristiwa, contoh-contoh maupun hasil obsevasi. Pada penelitian ini penulis meneliti tentang karangan argumentatif pada siswa kelas X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Siswa X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarata dalam membuat karangan argumentatif biasanya tidak memperhatikan kalimat penghubungnya, terutama dalam penggunaan konjungsi atau perangkaian dalam sebuah paragaraf. Mereka hanya menuangkan argumentasi mereka, apa yang ada di pikiran mereka tanpa memperhatikan perangkaian yang tepat yang harus diperhatikan dalam menulis karangan argumentasi. Sehingga penulis ingin menindaklanjuti yang lebih dalam tentang aspek gramatikal konjungsi subordinatif dan koordinatif pada karangan argumentatif siswa kelas X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarta.

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Sugiyono (2008:9) metode kualitatif adalah penelitian yang bersifat karakteristik, bahwa data dinyatakan dalam bentuk yang sewajarnya, senyatanya dan tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan-bilangan, digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu kata yang mengandung makna. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi kajian dalam suatu penelitian. Di dalam pemelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah aspek gramatikal konjungsi koordinatif dan subordinatif pada karangan argumentatif siswa X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah data yang berwujud tulisan yaitu kata, frasa, dan kalimat yang terdapat pada karangan argumentatif siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti. Sumber data menurut Mahsun (2005: 28) adalah dari mana data itu diperoleh. Adapun dalam penelitian ini sumber data yang digunakan dapat berupa tulisan, yaitu karangan argumentatif siswa X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa : metode dokumentasi hasil karangan argumentatif siswa X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarta. Data diperoleh dari. Di samping metode dokumentasi yang diperoleh dari karangan argumentatif siswa X TKJB SMK Muhammadiyah 3 Surakarta, peneliti juga menggunakan metode simak.

Data-data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan metode agih. Menurut Sudaryanto (1993: 13) metode agih itu alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Adapun teknik dari metode agih yang digunakan yaitu teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). 3. HASIL PENELITIAN Facebook merupakan jejaring sosial yang terkenal hingga sekarang, bahkan facebook menjadi alternatif utama dalam berkomunikasi. Mereka dapat mencari saudara, teman SD, SMP, SMA, kuliah. Apalagi sekarang ada yang namanya facebook gratisan. Mereka tidak perlu membayar ketika membuka jejaring sosial yang satu ini. Facebook memang sangat memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Mereka dapat langsung melihat dan membaca apa yang teman-teman mereka rasakan saat itu, kita juga dapat mengirim pesan melalui facebook, serta kita juga dapat melakukan video call. Data 1 terdapat 6 kalimat. Kalimat 1 terdapat 2 klausa. Klausa pertama yaitu facebook merupakan jejaring sosial yang terkenal hingga sekarang, klausa kedua yaitu bahkan facebook menjadi alternatif utama dalam berkomunikasi. Hubungan makna konjungsi koordinatif yang terjadi pada kalimat pertama adalah hubungan penegasan dengan penanda bahkan. Kalimat 3 terdapat 1 klausa yaitu apalagi sekarang ada yang namanya facebook gratisan. Hubungan makna konjungsi koordinatif yang terjadi pada kalimat 3 adalah penegasan dengan penanda apalagi. Kalimat 6 terdapat 3 klausa. Klausa pertama yaitu mereka dapat langsung melihat dan membaca apa yang teman-teman mereka saat itu, klausa kedua yaitu kita juga dapat mengirim pesan melalui facebook,

serta kita juga dapat melakukan video call. Hubungan makna konjungsi koordinatif yang terjadi pada kalimat keenam adalah hubungan penjumlahan dengan penanda dan dan hubungan penjumlahan dengan penanda serta. Facebook. Mendengar namanya saja sudah tak asing lagi ditelinga kita. Facebook adalah salah satu alat komunikasi tercanggih dan terpopuler saat ini, selain twitter dan friendster. Bahkan facebook dapat mengalahkan kedudukan friendster yang sudah ada sebelum facebook itu ada. Facebook memang jejaring sosial yang banyak digunakan oleh manusia, karena facebook dapat memudahkan manusia untuk mencari teman lama mereka. Tetapi banyak juga yang memanfaatkan facebook untuk hal-hal lain yang dapat merugikan orang lain, misalnya kasus-kasus yang sedang marak di televisi swasta nasional. Mereka berkenalan lewat facebook kemudian setelah itu ada tindakan yang tidak menyenangkan, pemerkosaan misalnya. Oleh sebab itu kita dalam menggunakan facebook harus berhati-hati. Data 2 terdapat 6 kalimat yang menyatakan hubungan makna konjungsi koordinatif. Kalimat 3 terdapat 2 klausa. Klausa 1 yaitu facebook adalah salah satu alat komunikasi tercanggih dan terpopuler saat ini, klausa 2 yaitu selain twitter dan friendster. Hubungan makna koordinatif yang terjadi pada klausa 1 adalah penyamaan dengan penanda hubungan adalah dan hubungan makna yang terjadi pada klausa 1 adalah hubungan penjumlahan dengan penanda hubungan dan. Klausa 2 terdapat hubungan makna koordinatif yaitu hubungan penjumlahan dengan penanda dan. Kalimat 4 terdapat 1 klausa yaitu bahkan facebook dapat mengalahkan kedudukan friendster yang sudah ada sebelum facebook itu ada. Hubungan makna koordinatif yang terjadi pada kalimat 4 adalah penegasan dengan penanda hubungan bahkan. Kalimat 5 terdapat 2

klausa. Klausa 1 yaitu facebook memang jejaring sosial yang banyak digunakan oleh manusia. Klausa 2 yaitu karena facebook dapat memudahkan manusia untuk mencari teman lama mereka. Hubungan makna koordinatif yang terjadi pada kalimat 5 adalah penyimpulan dengan penanda hubungan karena. Kalimat 7 terdapat 2 klausa. Klausa 1 yaitu Tetapi banyak juga yang memanfaatkan facebook untuk hal-hal lain yang dapat merugikan orang lain. Klausa 2 yaitu misalnya kasus-kasus yang sedang marak di televisi swasta nasional. Hubungan makna koordinatif yang terjadi pada kalimat 7 klausa 1 adalah hubungan pertentangan dengan penanda tetapi. Kalimat 8 terdapat 2 klausa. Klausa 1 yaitu mereka berkenalan lewat facebook. Klausa 2 yaitu kemudian setelah itu ada tindakan yang tidak menyenangkan, pemerkosaan misalnya. Hubungan makna koordinatif yang terjadi pada kalimat 8 klausa 2 adalah hubungan pengurutan dengan penanda kemudian. Kalimat 9 terdapat 1 klausa yaitu oleh sebab itu kita dalam menggunakan facebook harus berhati-hati. Hubungan makna koordinatif yang terjadi pada kalimat 9 klausa 1 adalah hubungan penyimpulan dengan penanda hubungan oleh karena itu. Fb atau facebook adalah salah satu alat komunikasi yang tak asing lagi di telinga kita. Facebook banyak digunakan manusia untuk berkomunikasi. Mereka lebih suka menggunakan facebook dalam berkomunikasi. Karena mereka menganggap bahwa facebook adalah salah satu alat yang dapat menghubungkan dengan temanteman mereka baik di dalam dan di luar negeri. Mereka juga dapat menemukan teman lama mereka melalui akun facebook ini. Facebook memang memudahkan kita saat melakukan komunikasi.

Pada data 4 terdapat 6 kalimat. Kalimat yang menyataka adanya makna konjungsi subordinatif adalah kalimat 4 pada data 4 diatas mempunyai 4 klausa. Klausa 1 yaitu karena mereka menganggap. Klausa 2 adalah bahwa facebook. Klausa 3 yakni adalah salah satu alat yang dapat menghubungkan dengan teman-teman mereka baik di dalam. Klausa 4 yakni dan di luar negeri. Klausa 1 terdapat hubungan makna subordinatif yang menyatakan makna penyebaban dengan penanda hubungan karena. Facebook adalah dunia maya yakni dunia yang tidak nyata karena facebook itu sebagai alat interaksi yang menghubungkan antar sesama teman. Manfaat facebook antara lain untuk saling berinteraksi, saling megenal satu sama lain, serta untuk menjalankan kominikasi. Tetapi ada juga orang yang memanfaatkan facebook untuk hal-hal yang tidak baik. Pada data 5 di atas terdapat 3 kalimat. Kalimat 1 pada data di atas terdapat hubungan makna konjungsi subordinatif. Kalimat 1 mempunyai 5 klausa. Klausa 1 adalah facebook. Klausa 2 yaitu adalah dunia maya. Klausa 3 yaitu yakni dunia yang tidak nyata. Klausa 4 yaitu karena facebook itu. Klausa 5 adalah sebagai alat interaksi yang menghubungkan antar sesama teman. Klausa 4 terdapat analisis penanda hubungan karena yang menyatakan bahwa pada klausa 4 terdapat hubungan makna konjungsi subordinatif penyebaban. Klausa 5 pada kalimat 1 terdapat hubungan analisis konjungsi subordinatif yang menyatakan makna perbandingan dengan analisis penanda hubungan sebagai. Facebook adalah alat komunikasi yang terkenal saat ini. Hampir setiap orang di dunia ini menggunakan akun ini dari yang muda sampai yang tua, dari pelajar hingga kantoran, dari anak desa

sampai anak kota. Facebook memang sudah mereka gunakan untuk berkomunikasi setiap hari. Mereka sangat menyukai akun ini. facebook mempunyai banyak manfaat seperti untuk berkomunikasi, mencari banyak teman, dan mengapresikan diri mereka. Ada 4 kalimat yang terdapat pada data 6. Kalimat 2 dan 4 terdapat analisis penanda hubungan yang menyatakan adanya makna konjungsi subordinatif. Kalimat 2 terdapat 4 klausa. Klausa 1 adalah hampir setiap orang di dunia ini menggunakan akun ini dari yang muda. Klausa 2 adalah sampai yang tua, dari pelajar. Klausa 3 adalah hingga kantoran, dari anak desa. Klausa 4 adalah sampai anak kota. Klausa 2, 3, dan 4 terdapat hubungan konjungsi suboordinatif yang menyatakan makna pengakibatan dengan analisis penanda hubungan klausa 1 dan 4 adalah sampai dan analisis penanda hubungan klausa 3 adalah hingga. Fb adalah jejaring sosial yang tak asing lagi di telinga kita. facebook banyak digunakan oleh manusia. Mereka menggunakan facebook untuk berkomunikasi, tetapi banyak juga yang menggunakan facebook sebagai ajang untuk mencari teman lama, teman baru, jodoh, lowongan kerja dan masih banyak lagi. Facebook adalah media sosial yang terkenal hingga saat ini, selain twitter. Bahkan, kini keberadaan facebook telah menggeser keberadaan friendster. Data 8 di atas memiliki 5 kalimat. Ada 4 kalimat dari data 8 di atas yang menyatakan adanya makna konjungsi subordinatif, yakni kalimat 3. Kalimat 3 pada data 8 memiliki 3 klausa. Klausa 1 adalah mereka menggunakan facebook untuk berkomunikasi. Klausa 2 adalah tetapi banyak juga yang menggunakan facebook. Klausa 3 adalah sebagai ajang untuk mencari teman lama, teman baru, jodoh, lowongan kerja dan masih banyak lagi. Klausa 3 pada kalimat 3 terdapat hubungan makna konjungsi suboordinatif. Klausa 3 terdapat hubungan makna konjungsi

subordinatif yang menyatakan makna perbandingan dengan analisis penanda hubungan sebagai. 4. SIMPULAN Bentuk kohesi gramatikal dari makna konjungsi koordinatif yang terdapat pada karangan argumentasi siswa meliputi makna penegasan dengan penanda hubungan bahkan dan apalagi, penjumlahan dengan penanda hubungan dan, serta, dan dengan, makna penyamaan dengan penanda hubungan adalah, bahwa, dan yakni, makna penyimpulan dengan penanda hubungan karena dan oleh karena itu, makna pertentangan dengan penanda hubungan tetapi dan tapi, makna pengurutan dengan penanda hubungan kemudian, makna pemilihan dengan penanda hubungan atau, makna pembetulan dan makna pembatasan tidak ditemukan pada karangan argumentasi siswa. Bentuk kohesi gramatikal makna konjungsi koordinatif yang mendominasi pada karangan argumentasi adalah makna penjumlahan dengan penanda hubungan dan. Bentuk kohesi gramatikal dari makna konjungsi subordinatif yang terdapat dalam karangan argumentasi siswa adalah makna pengakibatan dengan penanda hubungan hingga dan sampai, makna kesewaktuan dengan penanda hubungan ketika, sebelum, dan setelah, makna perbandingan dengan penanda hubungan seperti dan sebagai, makna penyebaban dengan penanda hubungan karena. Makna persyaratan, tujuan, dan penyungguhan tidak ditemukan dalam karangan argumentasi ini. Makna konjungsi subordinatif yang mendominasi pada karangan

argumentasi ini adalah makna pengakibatan dengan penanda hubungan hingga. 5. DAFTAR PUSTAKA Mahsun, M.S. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 1993. Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana. Widyamartaya, A. 2002. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: kanisius.