BAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang profesional. Salah satu syarat untuk mencapainya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ketrampilan-ketrampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN. membuat bahasa tersebut menjadi sarana komunikasi, karena fungsi bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang memadai sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian , 2013

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunikasi secara lisan maupun dalam komunikasi secara tertulis. kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak difokuskan pada keterampilan membaca (reading). Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

FILM BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS. Oleh : Ilham, M.Pd* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk menunjukkan kompetensi para mahasiswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercipta masyarakat belajar (learning community). Desain kelas dengan metode dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE TEXT TO SPEECH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang selalu ada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

5. Pengujian Hipotesis Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah bahasa. Dengan berbahasa dapat disampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2013:226). Pembelajaran bahasa hendaknya dapat mengantarkan peserta didik mampu menggunakan bahasa. Kemampuan berbahasa yang efektif bagi peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan dapat digunakan sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang menjadi bahasa internasional yang saat ini digunakan diseluruh dunia sebagai pengantar komunikasi oleh sebab itu di lembaga pendidikan formal atau sekolah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi di Indonesia memasukan bahasa Inggris kedalam kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus dipelajari. Menurut UU No.20 tahun 2003: pasal 33 dikemukakan bahwa bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Pada umumnya disekolah mata pelajaran bahasa Inggris terbagi dalam beberapa aspek kemampuan bahasa yakni: reading (membaca), writing (menulis), 1

2 listening (mendengarkan) dan speaking (berbicara). Di tingkat perguruan tinggi lebih difokuskan kedalam pengembangan kemampuan empat skill tersebut diatas. Meskipun memasukan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran bukan berarti menggiring anak bangsa melupakan budaya yang kita punyai, karena di dalam kurikulum 2013 mengangkat keunggulan budaya untuk dipelajari sehingga timbul rasa bangga, kemudian diaplikasikan serta dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial disekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. UU No.2 Tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 11 : ayat 3) disebutkan bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Tantangan zaman dan tuntutan kepetingan profesionalitas hidup mengharuskan perubahan yang dinamis pada pembelajaran bahasa Inggris. Mampu menggunakan bahasa Inggris merupakan keharusan pada era globalisasi dan komunikasi saat ini. Oleh karena itu penguasaan bahasa Inggris pada Sekolah Menengah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan sangat ditekankan dengan pengharapan bahwa peserta didik dapat menjadi individu individu yang handal yang siap menghadapi persaingan global nantinya. Banyak fenomena tentang kemampuan berbahasa Inggris di Sekolah Menegah Kejuruan yang dapat dijumpai seperti peserta didik takut keliru, peserta didik malu, peserta didik tidak mampu dan peserta didik tidak mau berbahasa Inggris. Dalam hal ini empat berbahasa memiliki kontribusi yang

3 tinggi dan dapat dijadikan indikasi peningkatan kemampuan peserta didik secara efektif, karena keempat ketrampilan tersebut merupakan bagian dari bahasa yang hakekatnya merupakan alat komunikasi. SMK Negeri 8 Surakarta adalah salah satu sekolah kejuruan dengan berbasis budaya lokal. Koentjaraningrat (1984) dalam Poerwanto (2013:52) mendefinisikan Kebudayaan merupakan: keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Sehingga bisa diartikan bahwa budaya local adalah hasil cipta, karya dan karsa yang berkembang dari suatu kelompok masyarakat lokal di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan budaya lokal dipelajari di SMK Negeri 8 Surakarta memaksa peserta didik menggunakan bahasa Internasional dalam hal ini adalah bahasa Inggris. Dimuat pada Landasan Filosofis kurikulum 2013 (PERMEN No. 70, 2013:7) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik dimasa depan. SMK Negeri 8 Surakarta seringkali dikunjungi tamu baik perorangan maupun mengatas namakan sebuah institusi asing sering mengadakan sekedar kunjungan atau studi banding. Mereka melihat proses pembelajaran yang diadakan di sekolah sampai mencoba sendiri alat-alat musik dan belajar menari

4 tradisional yang dipelajari peserta didik disekolah. Pada saat terjadi interaksi antara peserta didik dan tamu yang berkunjung sering terjadi kendala yang mengakibatkan komunikasi yang dilakukan hanya melalui gesture atau bahasa tubuh. Itu semua dikarenakan peserta didik merasa malu, merasa tidak mampu dan merasa takut salah pada saat mencoba menjawab pertanyaan atau menerangkan kegunaan dari alat-alat musik yang digunakan kepada tamu asing yang datang. Pihak sekolah juga menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah diluar negeri, seperti Singapura dan Australia. Peserta didik yang menguasai pembelajaran produktif sering mendapat kesempatan di kirim ke negara tersebut untuk studi banding. Secara produktif peserta didik yang dikirim menguasai tetapi secara komunikasi kebanyakan dari mereka merasa tidak yakin dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik. Bertolak dari masalah tersebut diupayakan pembelajaran bahasa Inggris yang komunikatif dengan metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga peserta didik mempunyai keberanian untuk berkomunikasi dan tumbuh rasa percaya diri dalam berbahasa Inggris. Menurut Permen 41 Tahun 2007 (2007:6) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Terjadinya kesenjangan dengan kodisi ideal yang sebenarnya kemungkinan disebabkan peserta didik tidak terbiasa berbicara dalam bahasa

5 Inggris atau bisa juga disebabkan oleh keadaan sosial peserta didik yang terbiasa menggunakan bahasa daerah mereka sehingga bahasa asing sulit diterima dan dikomunikasikan, selain itu bisa juga disebabkan oleh kurangnya terbiasanya siswa dalam mendengarkan kata-kata yang berbahasa Inggris seperti dari lagu dan film, kemungkinan yang lain sulitnya siswa dalam berbicara bahasa Inggris karena adanya perbedaan pelafalan antara guru dan siswa serta kurangnya motivasi siswa untuk membuka kamus pada saat menemukan kata-kata yang tidak diketahui. Untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris, maka diperlukan kurikulum yang dapat memberikan ruang gerak lebih kepada guru maupun sekolah untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran bahasa Inggris. Kurikulum 2013 memasukan pembelajaran yang memberi peluang kepada guru untuk memodifikasi pembelajaran dengan media yang cocok dengan pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik. Kosasih (dalam Sadiman dkk., 1990; Arsyad, 2005., 2014:49) Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Di era modern ini sudah seharusnya seorang guru keluar dari kebiasaan lama dimana mengajar tanpa menggunakan media. Media pembelajaran bahasa Inggris sekarang ini beragam dan modern dan dapat ditemui dengan tidak terlalu sulit karena banyak peserta didik yang telah memanfaatkan teknologi yang canggih seperti memanfaatkan laptop, netbook maupun smartphone mereka.

6 Para peserta didik harus diberikan materi mengenai bahasa Inggris yang diucapkan oleh orang asli Amerika atau Inggris supaya mereka dapat mempelajari dan tahu aksen orang-orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu mereka. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya serta perubahan masyarakat. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan oleh peserta didik sehingga mereka dapat dengan mudah mengakses segala sesuatu yang menggunakan bahassa Inggris, seperti lagu, film, buku, dan lainlain. Sebagai seorang guru dalam tugasnya merasa terpanggil dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Upaya meningkatan kompetensi komunikatif peserta didik dalam berbahasa Inggris sangatlah penting agar fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Inggris dapat tercapai. Bukan hanya memberi pengetahuan tentang bahasa Inggris namun berkomunikasi praktis dengan peserta didik menggunakan bahasa Inggris harus dilakukan sehingga peserta didikpun mampu mengembangkan kemampuan berbicara mereka. Metode pembelajaran yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran. Masing-masing guru mungkin menggunakan metode pembelajaran sama tetapi dengan teknik dan media yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan sekolah. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

7 mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah disiapkan (Rusman, 2012:6). Gerald dan Ely (dalam Aqib, 2014:70) berpendapat bahwa Metode pembelajaran bersifat prosedural yang berisi tahapan tertentu dan didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai. Banyak media yang tersedia bagi pengajar namun yang terpenting adalah implementasi dalam mengajar sehingga dapat menjadi suatu sistem yang terintegerasi dalam pembelajaran. Lagu adalah media yang digunakan dalam penelitian ini, selain dapat menimbulkan suasana menyenangkan dan mudah didapatkan, lagu merupakan media yang digemari anak-anak disegala usia. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah Bagaimana Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Media Lagu pada Sekolah Berbasis Budaya di SMK Negeri 8 Surakarta? Fokus tersebut dirinci menjadi empat subfokus, yaitu: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran bahasa Inggris dengan media lagu pada sekolah berbasis budaya lokal di SMK Negeri 8 Surakarta?

8 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris dengan media lagu pada sekolah berbasis budaya lokal di SMK Negeri 8 Surakarta? 3. Bagaimana kendala pembelajaran bahasa Inggris dengan metode lagu pada sekolah berbasis budaya lokal di SMK Negeri 8 Surakarta? 4. Bagaimana solusi pembelajaran bahasa Inggris dengan metode lagu pada sekolah berbasis budaya lokal di SMK Negeri 8 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Fokus dan Subfokus yang telah dipaparkan diatas, ada empat tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, antara lain: 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran bahasa Inggris dengan media lagu pada sekolah berbasis budaya lokal di SMKN 8 Surakarta. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris dengan media lagu pada sekolah berbasis budaya lokal di SMK Negeri 8 Surakarta. 3. Mendeskripsikan kendala pembelajaran bahasa Inggris dengan media lagu pada Sekolah berbasis budaya lokal di SMK Negeri 8 Surakarta. 4. Mendeskripsikan solusi pembelajaran bahasa Inggris dengan media lagu pada sekolah berbasis budaya lokal di SMK Negeri 8 Surakarta.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan formal, terutama mengenai pembelajaran bahasa yang baik dengan media yang tepat sesuai dengan kemajuan teknologi serta berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Secara khusus penelitian ini memberi sumbangan alternative pembelajaran bahasa Inggris dengan media lagu di SMK, pada obyek. Pada obyek obyek kajian tersebut dipaparkan pendapat beberapa pakar pendidikan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dilakukan guna memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan formal setingkat SMK, kepada para guru maupun para calon guru bahasa Inggris di lingkungan SMK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para guru maupun calon guru pada lembaga pendidikan formal setingkat SMK sehingga dapat mengembangkan potensi mereka dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tinjauan pustaka.