BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Proses pendidikan bagi siswa dipersiapkan untuk dapat menggali, menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki, tanpa menghilangkan karakteristik yang dimiliki olah peserta didik. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan betaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Amanah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, pendidikan tidak hanya mencangkup pengembangan intelektualitas saja, untuk menjadi pribadi yang utuh peserta didik perlu dibekali pengembangan spiritual dan pengembangan emosional. Pendidikan lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian siswa secara menyeluruh sehingga peserta didik menjadi lebih dewasa dalam konteks hidupnya sebagai pribadi maupun hidup dalam masyarakat. Era globalisasi mempengaruhi sendi-sendi kehidupan negara dan masyarakat. Karakteristik dan identitas bangsa menjadi terancam. Nilai-nilai dan pandangan hidup yang pada mulanya dijunjung tinggi dapat terkikis dan tergeser oleh nilai-nilai dan pandangan hidup baru. Upaya untuk mengatasi tantangan tersebut, bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan yang meletakkan pembangunan sektor pendidikan pada posisi strategis dalam rangka pembangunan nasional. Karakter mempunyai banyak contoh seperti displin, tanggung jawab, peduli sosial, religius, jujur, toleransi, kerja keras, demokratis, mandiri, semangat kebangsaan dan masih banyak lainnya. Dari berbagai contoh-contoh tersebut, 1

2 setidaknya manusia harus menerapkan macam-macam karakter yang telah ada guna menciptakan suatu pribadi seseorang dalam bertingkah laku di dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut hasil dari peneltian Syamsu (2012) menyatakan pendidikan karakter penting bagi pertumbuhan individu manusia secara keseluruhan dan harus dilakukan sejak dini. Hal ini penting bagi sebuah lembaga pendidikan untuk tidak hanya memperhatikan kebutuhan kompetensi akademik siswa, tetapi juga karakter pembangunan sehingga lulusan menjadi lulusan yang siap akademis dan karakter yang baik. Hidayatullah (2010:13) menyatakan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental, moral, akhlak, dan budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong, penggerak, serta membedakan dengan individu yang lain. Menurut Tracy A. Steen, Lauren V. Kachorek, dan Crhistopher Peterson (2003:14) dalam jurnal Character Strengths Among Youth menyatakan one way to assess character strengths among adolescents is of course with self-report questionnaires, but we need to be careful that the question pertain to strengths that are developmentally salient Satu jalan untuk menilai kekuatan-kekuatan karakter diantara para anak muda adalah dengan pertanyaan laporan diri, tapi butuh kehati-hatian dengan pertanyaan yang menyinggung yang berhubungan dengan mental dan menarik perhatian. Menurut Samani, dkk (2011:45), pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Menurut Mustari (2014:36) disiplin adalah latihan yang membuat orang merelakan dirinya untuk melaksankan tugas tertentu atau menjalankan pola perilaku tertentu, walaupun bawaanya adalah malas. Misalnya, orang yang memilih membaca pelajaran pada saat malam minggu, ketika orang lain santaisantai, adalah orang yang tengah mendisiplinkan dirinya. Maka, disiplin diri adalah penundukan diri untuk mengatasi hasrat-hasrat yang mendasar. Disiplin diri biasanya disamakan artinya dengan kontrol diri. Hasil penelitian dari Pala (2011) menyatakan upaya pendidikan karakter dapat efektif bila diterapkan secara

3 ketat dan dengan landasan ilmiah. Sekolah harus fokus pada pengajaran karakter dalam kurikulum reguler. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen yang sangat penting dalam mengembangkan sikap karakter disiplin dan tanggung jawab siswa. Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru tentulah menjadi hal hal yang dijadikan acuan oleh siswa karena mereka melihat dan mendengar apa saja yang dikatakan dan mereka anggap baik semua yang diajarkan oleh pendidiknya seringkali lebih besar pengaruhnya dari apa yang dikatakan atau diajarkan orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut merupakan bagian dari pendisiplinan siswa di sekolah. Komponen penting lainnya selain sekolah yaitu tata tertib dan guru, dimana guru mempunyai peranan besar dalam membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab siswa. Sekolah pada umumnya memiliki fungsi mengembangkan potensi peserta didik dari berbagai aspek, seperti mental. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan terlepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan yang sesuai dengan peraturan dan tata tertib di sekolahnya. Pendidikan karakter tidak lepas dari peran guru mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Penanaman karakter di sekolah sangat penting dilakukan. James Arthur, (2005:240-254) menyatakan bahwa Pendidikan karakter dapat dipahami sebagai pendekatan khusus untuk pendidikan moral atau nilai-nilai dan secara konsisten terkait dengan pendidikan kewarganegaraan Menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman dan tertib sehingga pembelajaran terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang, penegakan tata tertib di sekolah sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan dengan melakukan pelaksanaan tata tertib di sekolah dapat mengurangi tindakan-tindakan

4 negatif dari siswa seperti terlambat datang sekolah atau kebiasaan membolos. Dengan melakukan penegakan disiplin yang ketat melalui tata tertib dapat menjadikan siswa untuk terbiasa bersikap disiplin sehingga pelanggaranpelanggaran di sekolah dapat dikurangi. Oleh karena itu, sekolah harus menjalankan tata tertib dengan konsisten baik dari guru maupun siswa sehingga mampu meningkatkan kualitas tingkah laku siswa. Sering kali pelaksanaan tata tertib sekolah tidak efektif dan mengalami banyak halangan serta hambatan dilapangan. Disiplin di sekolah sangat penting untuk mendidik siswa berperilaku sesuai dengan norma yang telah ditentukan. Siswa disiplin dalam menjalankan segala peraturan yang berlaku dapat mendukung terciptanya kondisi belajar mengajar yang nyaman, efektif dan berguna sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Berdasarkan latar balakang masalah yang telah dikemukan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian tentang pelaksanaan tata tertib sekolah dalam membentuk disiplin siswa SMA Negeri 1 Rembang tahun pelajaran 2015/2016. Alasan memilih SMA Negeri 1 Rembang sebagai tempat penelitian ini karena berdasarkan informasi, sekolah SMA Negeri 1 Rembang termasuk sekolah unggulan di kabupaten Rembang. Upaya guru untuk membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab siswa melalui pelaksanaan tata tertib sangat diperlukan untuk mengurangi kebiasaan buruk siswa yang masih melanggar peraturan sekolah. Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang Penanaman Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab melalui Tata Tertib Sekolah di SMA Negeri 1 Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016

5 B. Perumusan Masalah dan Fokus Penelitian Perumusan masalah digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitan, serta agar lebih mudah dipahami oleh pembaca. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk penanaman pendidikan karakter disiplin dan Pelajaran 2015/2016? 2. Apa faktor penghambat penanaman pendidikan karakter disiplin dan Pelajaran 2015/2016? 3. Apa faktor pendorong penanaman pendidikan karakter disiplin dan Pelajaran 2015/2016? 4. Bagaimanakah keinginan orang tua tentang penanaman pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Rembang tahun Pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan salah satu arah dari kegiatan penelitian, maka tujuan harus ditentukan terkait dengan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan bentuk penanaman pendidikan karakter disiplin dan Pelajaran 2015/2016. 2. Mendiskripsikan faktor penghambat penanaman pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Rembang tahun Pelajaran 2015/2016. 3. Mendiskripsikan faktor pendorong penanaman pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Rembang tahun Pelajaran 2015/2016.

6 4. Mendiskripsikan keinginan orang tua tentang penanaman pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Rembang tahun Pelajaran 2015/2016. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai pendukung penanaman pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Rembang tahun Pelajaran 2015/2016. b. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyebarluaskan informasi mengenai pendukung penanaman pendidikan karakter disiplin dan tanggung jawab melalui tata tertib sekolah kepada mahasiswa maupun masyarakat. b. Sebagai calon pendidik, pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan selama mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya.