BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai suatu proses sosialisasi dengan menanamkan

Sulit Belajar 09:39:00 AM,

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VII DALAM MENYEDERHANAKAN BENTUK ALJABAR

PENDAHULUAN. komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan.

KATA PENGANTAR. Palangkaraya, 09 Maret Penulis

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Materi 4 : Paradigma Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain

PERLU DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGAJARAN REMIDIAL

BAB II KAJIAN TEORI. yang dihadapi. Untuk mempertegas pengertiannya, berikut adalah berbagai pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Resume Diagnosti kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dunia pendidikan pada abad ke-21 akan tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

KONTRIBUSI PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terus belajar dengan orang orang yang berada disekitar lingkungan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh. kehidupan, termasuk juga dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

2016 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian pendidikan berlangsung secara terus-menerus seumur hidup, pendidikan merupakan salah satu dampak dari perkembangan illmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

2016 PROGRAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI SISWA BERBAKAT DI KELAS AKSELERASI SMA X MEDAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu proses sosialisasi dengan menanamkan pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan berkreativitas menurut keinginannya dan mengaktualisasikan pribadinya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak baik di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dan pengertian tersebut suatu pernyataan bahwa pendidikan berlangsung di luar dan di dalam sekolah. Pendidikan di luar sekolah dapat terjadi dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Jadi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian diteruskan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Proses kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas dimaksudkan supaya siswa/i menguasai bahan pelajaran atau materi pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses siswa menguasai bahan-bahan pelajaran sesuai dengan tujuan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah mulai dari penyusunan rencana pelajaran, penggunaan metode belajar mengajar yang relevan sampai dengan pelaksanaan evaluasi. Tetapi pada kenyataannya menunjukkan bahwa setelah pembelajaran selesai, masih saja ada anak yang belum menguasai materi pelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat prestasi belajar yang rendah. Karena itu yang menyebabkan keberhasilan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru menjelaskan materi kepada siswa dan pelaksanaanya secara efektif. 9

10 Kesulitan belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar dan dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya : 1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olahraga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai. 2. Learning Disfunction merupakan gejala di mana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet

11 bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik. 3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah diuji kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah. 4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. 5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala di mana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif. Menurut Jones dalam (Djumhur dan M. Surya 1975 : 10) bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyelesaian dengan bijaksana dengan lingkungan. Jadi kata bimbingan mengandung arti bahwa suatu usaha membantu individu untuk menyelesaikan kesulitannya sehingga mampu mengambil keputusan dalam mengembangkan kemampuannya agar dapat mencapai hidupnya. Individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang

12 dihadapinya dalam belajar sehingga setelah mulai proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Layanan bimbingan belajar dilakukan untuk menunjang program pendidikan di sekolah. Tujuan bimbingan belajar bertujuan sebagai berikut : (1) Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas dalam mengembangkan keterampilan serta dalam sikap terhadap guru (2) Menumbuhkan displin belajar dan melatih baik secara madiri maupun kelompok. (3) Mengembangkan pemahaman dan pemanfatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi. Tampilnya lembaga pendidikan nonformal seperti Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) memiliki berbagai kelebihan dibanding sekolah. Dari sisi orientasinya misalnya, kalau sekolah lebih berorientasi kepada ijazah (paper). Maka siswa LBB lebih kepada ketrampilan (skill) dari sisi gurunya kalau guru di sekolah lebih bertumpu pada kewenangan (legality), maka di bimbingan belajar lebih kepada kemampuan (ability). Sedangkan dari sisi metode mengajar. Bila di sekolah lebih kuat pada metode konvensional, maka di bimbingan belajar lebih kepada metode alternatif. Sedangkan di sisi kesertaan siswa kalau di sekolah untuk memenuhi tuntutan norma sekolah, maka di LBB untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Lebih lanjut guru besar Universitas Sarjana Wijaya Taman siswa (UST) yogyakarta mengatakan, pertumbuhan lembaga pendidikan nonformal di Indonesia relatif pesat. Catatan Ditjen Diklusepa Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010 menyebutkan, di Indonesia terdapat 22.510 lembaga kursus.

13 Munculnya kursus-kursus keterampilan, bimbingan belajar dan kegiatankegiatan di luar sekolah merupakan kejelian dari orang yang melihat kebutuhan murid yang tidak terpenuhi di sekolah maupun di rumah. Yakni kebutuhan yang terkait dengan proses belajar yang variatif dan menyenangkan, serta memperoleh hasil belajar yang maksimal dengan menggunakan cara-cara yang lebih sederhana dan praktis. Dapat dibayangkan bagaimana rasanya jika seorang anak mendapat berbagai tekanan orang tua ketika belajar di rumah, atau mendapati suasana yang begitu-begitu saja di sekolah. Apakah hasil yang mereka peroleh bisa benar-benar maksimal. Inilah sebenarnya keaadaan yang terjadi yang melatar belakangi bimbingan belajar itu di butuhkan oleh masyarakat. Hadirnya bimbingan belajar sesungguhnya telah menghadirkan dampak positif bagi anak didik maupun orang tua. Diantaranya adalah bimbingan belajar mengembangkan suasana kompetitif bagi para murid. Jika mereka di sekolah (murid) yang menjadi lawan mereka berkompetisi adalah satu sekolah mereka saja. Tidak demikian halnya ketika mereka belajar di bimbingan belajar yang terdiri dari berbagai murid yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Bimbingan belajar juga menjadi alternatif tempat yang kondusif bagi berkembangnya pola pikir dan nalar ilmiah, sesudah di peroleh dari sekolah. Suasana yang berkembang di tempat-tempat bimbingan belajar telah membentuk sikap mental anak untuk semakin terpelajar. Selain itu juga bimbingan belajar pengelolaanya lebih fleksibel dibanding dengan sekolah yang memiliki akselerasi yang lebih tinggi dalam mensosialisasikan informasi tentang perkembangan ilmu dan teknologi dalam pembelajaran. Contohnya saja dalam hal pemilihan jurusan bimbingan belajar memiliki data yang lengkap dan akurat

14 tentang persaingan perguruan tinggi. Lewat data-data inilah para siswa diberikan arahan tentang fakultas, jurusan atau program studi yang cocok dengan minat dan kemampuan siswa dan prospek lulusnya di kemudian hari. Dengan demikian diharapkan agar siswa yang bersangkutan akan diterima di fakultas atau jurusan pilihannya. Jadi seorang siswa akan lebih bersungguhsungguh dalam menekuni ilmu yang telah dipelajari. Inilah beberapa manfaat dari kehadiran bimbingan belajar, jadi sangat disesalkan jika ada sebagian orang yang berpendapat bahwa dengan adanya bimbingan belajar hanya akan menguntungkan bimbingan belajar. Di tengah-tengah persaingan yang tajam dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 1 Mei 1984 Ganesha Operation didirikan di Kota Bandung. Seiring dengan perjalanan waktu, berkat keuletan dan konsistensinya dalam menjaga kualitas, kini Ganesha Operation telah tumbuh bagai remaja tambun dengan 96 outlet yang tersebar di 40 kota besar se-indonesia. Latar belakang pendirian lembaga ini adalah adanya mata rantai yang terputus dari link informasi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi inilah yang diisi oleh Ganesha Operation untuk berfungsi sebagai jembatan dunia SMA terhadap dunia PTN mengenai informasi jurusan PTN (prospek dan tingkat persaingannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkup bahan uji seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif dan kreatif menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga membantu para siswa lulusan SMA memenuhi keinginan mereka memasuki PTN.

15 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat di identifikasi permasalahhan dalam penelitian ini adalah 1. Metode yang digunakan dalam belajar jauh berbeda dengan pendidikan formal yang didapat di sekolah. 2. Banyaknya penyalahgunaan fasilitas bimbingan. 3. Sistem pemecahan masalah peserta bimbingan diumumkan, tidak bersifat khusus atau bersifat pribadi. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkn identifikasi msalah di atas maka peneliti membatasi pembahasan dalam penlitin ini yaitu: Apa tanggapa peserta bimbingan penyelenggaraan bimbingan belajar di Ganesha Operation Medan 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas peneliti adalah Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap penyelenggaran bimbingan belajar di Ganesha Operation Medan. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di pusat bimbingan belajar Ganesha Operation Medan. 2. Untuk menjelaskan tanggapan siswa/i terhadap penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di Ganesha Operation Medan.

16 1.6 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis 1. Untuk meningkatkan kemampuan berfikir peneliti melalui karya ilmiah, sekaligus sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh. 2. Untuk lebih memahami pengaruh unsur-unsur penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di pusat bimbingan belajar Ganesha Operation terhadap tanggapan siswa/i. 3. Sebagai cakrawala ilmu pengetahuan penulis dalam berkarya khasanah ilmu pengetahuan, di samping sebagai pengalaman yang dapat berguna sebagai bekal apabila kelak ingin berkecimpung di dalam lingkungan penelitiaan. b. Manfaat Praktis 1. Data-data yang diperoleh dari lapangan nantinya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian yang selanjutnya.