S I L L A B Y. : TINDAK PIDANA DALAM KUHP STATUS MATA KULIAH : Wajib KODE MATA KULIAH

dokumen-dokumen yang mirip
JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP /J.A/03/1994 TENTANG

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

PENGANCAMAN/AFDREIGINGAFDREIGING. Fachrizal Afandi

Delik-Delik Di Dalam Kodifikasi

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NYAWA DAN TUBUH ORANG

P E R K A R A P I D A N A

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidana. Belanda yaitu strafbaar feit yang terdiri dari tiga kata, yakni straf

NCB Interpol Indonesia - Perjanjian Ekstradisi Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Philipina Selasa, 27 Juli :59

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PIDANA PERS STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBUNUHAN BERENCANA. tertentu tanpa menyebutkan wujud dari tindak pidana. Unsur-unsur yang dapat

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

SEJARAH PEMBENTUKAN KUHP, SISTEMATIKA KUHP, DAN USAHA PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA INDONESIA


PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA PEMALSUAN MATA UANG DOLLAR. Suwarjo, SH., M.Hum.

BUKU KEDUA KEJAHATAN BAB I KEJAHATAN TERHADAP KEAMANAN NEGARA

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktivitas manusia tersebut harus didukung oleh fasilitas pendukung

FAIQ TOBRONI, SHI., MH

RUU KUHP - Draft II 2005 BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA. Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Usulan Model Pengelompokan (Clustering) dalam Pembahasan R KUHP 2015

PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA (BAB XXVII) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA DALAM BENTUK POKOK (PASAL 406 KUHP) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA RIN

LAPORAN JENIS PERKARA PIDANA Hkm Pid - 1 SATUAN KERJA JENIS TINDAK PIDANA BULAN SUDAH BELUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

HAKIKAT DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN 1 Oleh: Alvian Solar 2

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

Lex Crimen Vol. V/No. 1/Jan/2016. Pangemanan, SH, MH; M.G. Nainggolan, SH, MH, DEA. 2. Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM,

NOMOR 1 TAHUN 1979 TENTANG EKSTRADISI

LAPORAN JENIS PERKARA PIDANA Hkm Pid - 1 SATUAN KERJA JENIS TINDAK PIDANA BULAN SUDAH BELUM

LAPORAN JENIS PERKARA PIDANA Hkm Pid - 1 SATUAN KERJA JENIS TINDAK PIDANA BULAN SUDAH BELUM

LINGKUP DAN PERAN DELIK TERHADAP KEAMANAN NEGARA DALAM PASAL 107A 107F KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA 1 Oleh: Aldo Pinontoan 2

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Pasal 378, orang awam menyamaratakan Penipuan atau lebih. (Pasal 372 KUHPidana) hanya ada perbedaan yang sangat tipis.

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu diuraikan pengertian Berdasarkan literatur hukum pidana

BAB II PERATURAN-PERATURAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN UANG DI INDONESIA

LAPORAN JENIS PERKARA PIDANA Hkm Pid - 1 SATUAN KERJA JENIS TINDAK PIDANA BULAN SUDAH BELUM

LAPORAN JENIS PERKARA PIDANA Hkm Pid - 1 SATUAN KERJA JENIS TINDAK PIDANA BULAN SUDAH BELUM

KONVENSI KETATANEGARAAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI POLITEKNIK KOTA MALANG

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PIDANA KHUSUS STATUS MATA KULIAH : LOKAL WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

Universitas Nusa Cendana

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, (2008), Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Cet. Ke- I, Jakarta: Prenada Media Group.

POKOK-POKOK HUKUM PIDANA oleh : Susan Fitriasari Heryanto,M.Pd

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA ANAK TURUT SERTA DENGAN SENGAJA MEMBUJUK ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA TINDAK PIDANA PENGGELAPAN SECARA BERLANJUT (Studi Kasus No. 55/Pid.B/2010/PN. Palu)

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH : HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN

LAPORAN JENIS PERKARA PIDANA Hkm Pid - 1 SATUAN KERJA JENIS TINDAK PIDANA BULAN SUDAH BELUM

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, pleger, doen pleger, medepleger, uitlokker. Suatu penyertaan. dilakukan secara psikis maupun pisik, sehingga harus dicari

DISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah Istilah Tindak Pidana atau strafbaarfeit atau perbuatan pidana merupakan

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. 1. Nama Mata Kuliah : Perselisihan Hubungan Industrial. 2. Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan dan Pemberatan Pengertian Tindak Pidana Pencurian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis kriminologi berasal dari kata crimen yang berarti kejahatan,

: PENGANTAR A. Pendahuluan B. Proses Perbandingan Hukum. A. Orang B. Badan Hukum

Lex Crimen Vol. III/No. 2/April/2014

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA. Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

Lex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana positif saat ini

BAB III PENCURIAN DENGAN KEKERASAN MENURUT HUKUM POSITIF. Menyimpang itu sendiri menurut Robert M.Z. Lawang penyimpangan perilaku

BAB I PENDAHULUAN UKDW

II. TINJAUAN PUSTAKA. wajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pertanggungjawaban

BAB III REMISI DALAM KEPPRES RI NO 174 TAHUN maupun yang sudah tercantum dalam peraturan perundang-undangan.

KEMUNGKINAN PENYIDIKAN DELIK ADUAN TANPA PENGADUAN 1. Oleh: Wempi Jh. Kumendong 2 Abstrack

Lex Crimen Vol. VI/No. 4/Jun/2017

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

Team Penyusun : 1. I Made Tjatrayasa. SH.,MH 2. I Wayan Suardana.SH.,MH 3. A.A.N Yusa Darmadi, SH 4. A.A.N Wirasila SH.

BAB II UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA PENGGELAPAN. Tindak pidana penggelapan (verduistering) diatur dalam Bab XXIV Pasal

RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

Bab XXV : Perbuatan Curang

PANDUAN KOMITE DISIPLIN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN MENURUT UU NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA Oleh: Jusuf Octafianus Sumampow 1

BAB III KONSEP DASAR TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK OLEH ORANG TUANYA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM KEUANGAN NEGARA STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : - JUMLAH SKS : 2

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME. A. Pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime.

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (WETBOEK VAN STRAFRECHT) Daftar isi

Lex Crimen Vol. VI/No. 9/Nov/2017

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian tentang Tindak Pidana atau Strafbaar Feit. Pembentuk Undang-undang telah menggunakan kata Strafbaar Feit untuk

A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS BW STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : HKT 4013 JUMLAH SKS

UU 1/1979, EKSTRADISI. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:1 TAHUN 1979 (1/1979) Tanggal:18 JANUARI 1979 (JAKARTA) Tentang:EKSTRADISI

KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Transkripsi:

S I L L A B Y A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : TINDAK PIDANA DALAM STATUS MATA KULIAH : Wajib KODE MATA KULIAH : _ JUMLAH SKS : 4 (EMPAT) PRASYARAT : Hukum Pidana SEMESTER SAJIAN : Dimulai semester 3 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Tindak Pidana Berdasar adalah mata kuliah yang mengajarkan tindak pidana yang pengaturannya melandaskan diri pada. Tindak Pidana ini terbagi atas kelompok tindak pidana mengenai tubuh, nyawa, kesusilaan, penghinaan, membuka rahasia, kemerdekaan orang dan keamanan negara yang ada di dalam. Berikutnya adalah tindak pidana pencurian, pemerasan/pengancaman, penggelapan, penadahan, penipuan, pemalsuan dan pengrusakan barang. C. KOMPETENSI MATA KULIAH 1. Mahasiswa mengerti dan dapat menyebutkan tentang kelompok-kelompok tindak pidana yang pengaturannya berdasar. 2. Mahasiswa dapat menyebutkan dan mengurai serta menjelaskan dengan benar unsur-unsur tindak pidana bentuk-bentuk pokok dari tindak pidana berdasar. 3. Mahasiswa mampu melakukan analisisis kasus/perkara pidana mengenai tindak pidana-tindak pidana berdasar secara benar. D. LEVEL KOMPETENSI : I. PENGANIAYAAN a. Penganiayaan (Pasal 351). b. Penganiayaan ringan (Pasal 352). c. Penganiayaan berencana (Pasal 353); d. penganiayaan berat (Pasal 354); e. Penganiayaan berat berencana (Pasal 355); f. Penganiayaan terhadap orang-orang yang berkualitas tertentu, atau dengan cara-cara tertentu yang memberatkan (Pasal 356); g. Turut serta dalam penyerangan dan perkelahian (Pasal 358). h. Kelalaian yang menyebabkan luka (Pasal 360).

II. TINDAK PIDANA TERHADAP KEMERDEKAAN ORANG a. penculikan (pasal 328) b. perampasan kemerdekaan (pasal 333) c. melarikan perempuan di bawah umur (332) III. IV. TINDAK PIDANA TERHADAP NYAWA a. Pembunuhan (Pasal 338) b. Pembunuhan yang diikuti, disertai, didahului tindak pidana lain (Pasal 339); c. Pembunuhan berencana (Pasal 340); d. Pembunuhan oleh ibu terhadap bayinya (Pasal 341, 342); e. Pembunuhan atas permintaan korban (Pasal 344); f. Penganjuran dan pertolongan bunuh diri (Pasal 345) g. Pengguguran & pembunuhan kandungan (Pasal 346,347,348,349); h. Kelalaian yang menyebabkan matinya orang (Pasal 359). TINDAK PIDANA TERHADAP KESUSILAAN a. Tindak pidana-tindak pidana menyerang rasa kesusilaan umum (Pasal 281, 282, 283, 283 bis); b. Tindak pidana-tindak pidana kesusilaan dalam hal persetubuhan (Pasal 284, 285, 286, 287, 288); c. Tindak pidana-tindak pidana kesusilaan mengenai perbuatan cabul (Pasal 289, 290, 292, 293, 294); d. Tindak pidana kesusilaan yang berhubungan dengan pencegahan dan pengguguran kandungan (Pasal 299); e. Tindak pidana mengenai minuman keras (Pasal 300); f. Tindak pidana perju (303, 303 bis); V. PENGHINAAN UMUM a. Pencemaran (Pasal 310); b. Fitnah (Pasal 311); c. Penghinaan ringan (Pasal 315); d. Pengaduan fitnah (Pasal 317); e. Menimbulkan persangkaan palsu (Pasal 318); f. Penghinaan mengenai orang yang sudah mati (Pasal 320, 321); VI. PENGHINAAN KHUSUS a. Penghinaan terhadap Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 134 (didekriminalisasi oleh MK, 135, 136, 137); b. Penghinaan terhadap Kepala Negara Sahabat atau Wakilnya (Pasal 142, 143, 144); c. Penghinaan bendera dan lambang negara (Pasal 154a); d. Penghinaan bendera negara sahabat ( Pasal 142a); e. Penghinaan terhadap Pemerintah RI (Pasal 154 didekriminalisasi oleh MK, 155);

f. Penghinaan terhadap golongan penduduk tertentu (Pasal 156); g. Penghinaan yang berhubungan dengan agama (Pasal 156a, 177 angka 1 dan 2); h. Penghinaan terhadap penguasa dan badan umum (Pasal 207, 208). VII. TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA a. Tindak pidana makar (Pasal 87, 106, 107); b. Pemberontakan (Pasal 108); c. Kermufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Pasal 104,106, 107, 108 (Pasal 110); d. Tindak pidana mengadakan hubungan dengan negara asing, orang atau badan asing untuk menggulingan pemerintah RI (Pasal 111, 111 bis); e. Tindak pidana membuka rahasia negara (Pasal 112-116); f. Tindak pidana mengenai bangunan dan peralatan militer (Pasal 117-120); g. Tindak pidana merugikan negara dalam hal perundingan diplomatik (Pasal 121); h. Tindak pidana yang berhubungan dengan masa perang (Pasal 122-125); i. Tindak pidana tidak dengan maksud membantu musuh memberi pondokan pada mata-mata musuh (Pasal 126); j. Tindak pidana daalam masa perang menipu dalam penyerahan barang keperluan militer (Pasal 127); k. Tindak pidana mengenai larangan ajaran komunisme dan leninisme (Pasal 107a-107f). VIII. IX. PENCURIAN (BAB XXII BUKU II ) i. Pencurian dalam bentuk pokok (pasal 362) j. Pencurian yang diperberat (pasal 362, 365) k. Pencurian ringan (pasan364) l. Pencurian dalam kalangan keluarga (pasal 367) PEMERASAN DAN PENGANCAMAN (BAB XXIII BUKU II ) i. Pemerasan (pasal 368) j. Pengancaman (pasal 369) k. Persamaan dan perbuatan antara pemerasan dan pengancaman X. PENGGELAPAN (BAB XXIV BUKU II ) g. Penggelapan dalam bentuk pokok (pasal 372) h. Penggelapan dalam bentuk yang diperberat (pasal 374, 375) i. Penggelapan ringan (pasal 373) XI. PENIPUAN (BEDROG, BAB XXV BUKU II ) g. Penipuan dalam arti luas dan arti sempit h. Penipuan (Oplichting) dalam bentuk pokok (pasal 378)

i. Penipuan (Oplichting) ringan (pasal 379) j. Beberapa tindak pidana Penipuan (Bedrog) XII. XIII. PERUSAKAN DALAM PENGHANCURAN BARANG (BAB XXVII BUKU II ) a. Perusakan dan penghancuran barang dalam bentuk pokok (pasal 406) b. Perusakan dan penghancuran barang ringan (pasal 407) c. Perusakan dengan sengaja terhadap bangunan Kereta api dan sebagainya (pasal 408-410) d. Perusakan dan penghancuran barang karena kealpaan (pasal 409) PENADAHAN (BAB XXX BUKU II ) a. Rumusan penadahan (pasal 480) b. Bentuk-bentuk penadahan XIV. TINDAK PIDANA-TINDAK PIDANA YANG MENGANDUNG SIFAT/UNSUR PALSU/KEPALSUAN a. Pemalsuan surat (pasal 263) b. Beberapa tindak pidana dalam bab pemalsuan surat c. Pemalsuan mata uang dan uang kertas d. Pemalsuan materai dan merek (pasal 253-262) BAHAN KEPUSTAKAAN: 1. Adami Chazawi, Tindak pidana Terhadap Tubuh dan Nyawa, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. 2. --------------------, Tindak pidana Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara, PT Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta. 3. --------------------, Hukum Pidana Positif Penghinaan, Penerbit PT RajaGrafiindo Persada, Jakarta. 4. --------------------, Tindak pidana Mengenai Kesopanan, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. 5. --------------------, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. 6. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik.

7. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Teretntu, Balai Lektur 8. SR Sianturi, Tindak Pidana di Berikut Uraiannya, Penerbit Alumni AHAEM 9. Wirjono Pridjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Penerbit PT SATUAN ACARA PERKULIAHAN E.1. Mata Kuliah: Tindak Pidana Dalam KONTRAK BELAJAR Minggu I/ Pertemuan ke-1 SUB-SUB KONTRAK BELAJAR 1. Pentingnya pembelajaran tindak pidana dalam 2. Penjelasan silabi dan satuan acara perkuliahan 3. Kontrak belajar TUJUAN KONTRAK BELAJAR: 1. Pengenalan tujuan, maksud pembelajaran dan metode perkuliahan 2. Ruang lingkup perkuliahan 3. Kontrak belajar tentang hak, kewajiban dan larangan serta metode evaluasi perkuliahan INDIKATOR HASIL KONTRAK BELAJAR: Mahasiswa : a. Dapat menjelaskan pentingnya belajar tentang tindak pidana dalam b. Memahami ruang lingkup perkuliahan c. Melaksanakan hak dan kewajiban dan menghindari larangan yang telah disepakati. a. Diskusi dua arah b. Penugasan kliping kasus-kasus yang terkait dengan tindak pidana dalam c. Mendokumentasikan perkara-perkara yang telah incraht d. Mempraktikkan teori-teori hukum pidana untuk analisis kasus HASIL KESEPAKATAN: a. Tentang ruang lingkup perkuliahan b. Tentang hak dan kewajiban serta larangan-larangan dalam perkuliahan

BAHAN PUSTAKA Adami Chazawi, Tindak pidana Terhadap Tubuh dan Nyawa, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. --------------------, Tindak pidana Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara, PT Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta. --------------------, Hukum Pidana Positif Penghinaan, Penerbit PT RajaGrafiindo Persada, Jakarta. --------------------, Tindak pidana Mengenai Kesopanan, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Teretntu, Balai Lektur Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Penerbit PT E.2. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI I PENGANIAYAAN Minggu I & II/ Pertemuan ke-2, ke-3 2. Jenis-jenis penganiayaan 4. Hal-hal yang memperberat Hukuman dan hukuman Tambahan TUJUAN PEMBELAJARAN: Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian, jenis-jenis, unsur-unsur subyektif dan obyektif dan hal-hal yang memperberat dan hukuman tambahan.

INDIKATOR HASIL BELAJAR: a. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan tentang pengertian, jenis-jenis, unsurunsur subyektif dan obyektif dan hal-hal yang memperberat dan hukuman tambahan. b. Mahasiswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. a. Ceramah; b. Tanya jawab; c. Diskusi kasus yang sudah dikliping. Keaktifan mahasiswa bertanya dan menjawab pertanyaan serta diskusi. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana Terhadap Tubuh dan Nyawa, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Teretntu, Balai Lektur Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Penerbit PT E. 3. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI II TINDAK PIDANA TERHADAP KEMERDEKAAN ORANG Minggu III/ Pertemuan ke-4 dan ke-5 2. Jenis-jenis tindak pidana terhadap kemerdekaan orang 4. Hukuman Tambahan TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian dan jenis-jenis tindak pidana terhadap kemerdekaan orang. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan berbagai unsur-unsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap kemerdekaan orang dan hukuman tambahan.

INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis tindak pidana terhadap kemerdekaan orang. 2. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan berbagai unsur-unsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap kemerdekaan orang dan hukuman tambahan. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Tanya Jawab; Catatan keaktifan mahasiswa bertanya dan menjawab pertanyaan di kelas serta diskusi. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Hukum Pidana Positif Penghinaan, Penerbit PT RajaGrafiindo Persada, Jakarta. --------------------, Tindak pidana Mengenai Kesopanan, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertentu, Balai Lektur E. 4. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI III TINDAK PIDANA TERHADAP NYAWA Minggu IV Pertemuan ke-6, ke-7 2. Jenis-jenis tindak pidana terhadap nyawa

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian dan jenis-jenis tindak pidana terhadap nyawa. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan berbagai unsur-unsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap nyawa. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis tindak pidana terhadap nyawa. 2. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan berbagai unsur-unsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap nyawa. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Tanya Jawab; Keaktifan dalam berdiskusi kelas dan mampu membuat analisis kasus tindak pidana terhadap nyawa. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana Terhadap Tubuh dan Nyawa, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Teretntu, Balai Lektur E. 5. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI III TINDAK PIDANA TERHADAP KESUSILAAN Minggu V Pertemuan ke-8, ke-9 2. Jenis-jenis tindak pidana terhadap kesusilaan 4. Hukuman tambahan

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian dan jenis-jenis tindak pidana terhadap kesusilaan. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan berbagai unsurunsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap kesusilaan dan hukuman tambahan. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian danjenis-jenis tindak pidana terhadap kesusilaan. 2. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan berbagai unsur-unsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap kesusilaan. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Tanya Jawab; Keaktifan dalam berdiskusi kelas dan mampu membuat analisis kasus tindak pidana terhadap kesusilaan. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana Mengenai Kesopanan, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertentu, Balai Lektur E. 6. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI III PENGHINAAN UMUM DAN KHUSUS Minggu VI, Pertemuan 10, ke-11 ke-

dan kriteria 2. Jenis-jenis penghinaan umum dan khusus 4. Hukuman tambahan TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian, kriteria dan jenis-jenis penghinaan umum dan khusus. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan berbagai unsurunsur subyektif dan obyektif penghinaan umum dan khusus serta hukuman tambahan. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, kriteria dan jenis-jenis penghinaan umum dan khusus. 2. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan berbagai unsur-unsur subyektif dan obyektif penghinaan umum dan khusus serta hukuman tambahan. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Tanya Jawab; Keaktifan dalam berdiskusi kelas dan mampu membuat analisis kasus penghinaan umum. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana Mengenai Kesopanan, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus ( Buku II), Citra Aditya Bakti, Bandung. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertentu, Balai Lektur

E. 7. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI III TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA Minggu VII Pertemuan 12, ke-13 ke- dan kriteria 2. Jenis-jenis tindak pidana terhadap keamanan negara 4. Hukuman tambahan TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian, kriteria dan jenis-jenis tindak pidana terhadap keamanan negara. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan berbagai unsurunsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap keamanan Negara dan hukuman tambahan. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, kriteria dan jenis-jenis tindak pidana terhadap keamanan negara. 2. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan berbagai unsur-unsur subyektif dan obyektif tindak pidana terhadap keamanan Negara dan hukuman tambahan. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Tanya Jawab; Keaktifan dalam berdiskusi kelas dan mampu membuat analisis kasus tindak pidana terhadap keamanan Negara. T2 kuis dengan bahan tindak pidana yang terkait dengan subyek hukum.

BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana Terhadap Keamanan dan Keselamatan Negara, PT Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus ( Buku II), Citra Aditya Bakti, Bandung. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Teretntu, Balai Lektur UJIAN TENGAH SEMESTER (ANALISIS KASUS TERHADAP KASUS/PERKARADALAM BENTUK ESSAY DI LEMBAR JAWABAN UJIAN DI WAKTU DAN TEMPAT SESUAI JADWAL AKADEMIK) E. 8. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI IV PENCURIAN Minggu VIII/ Pertemuan ke- 14, dan ke-15 2. Jenis-jenis pencurian TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang Pengertian pencurian. 2. Mahasiswa dapat memahami, menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis pencurian dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif.

INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan Pengertian pencurian. 2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis pencurian dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Penugasan membaca buku acuan: Keaktifan dalam berdiskusi kelas dan mampu membuat analisis kasus pencurian BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Teretntu, Balai Lektur E. 9. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI V PEMERASAN DAN PENGANCAMAN Minggu IX/ Pertemuan 16, ke-17 ke- 2. Jenis-jenis pemerasan dan pengancaman

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian pemerasan dan pengancaman. 2. Mahasiswa dapat memahami, menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis pemerasan dan pengancaman dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan tentang pengertian pemerasan dan pengancaman.. 2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis pemerasan dan pengancaman dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Penugasan membaca literature acuan. Aktif berdiskusi di kelas dengan kliping kasus yang telah terdokumentasi. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Teretntu, Balai Lektur E. 10. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI VI PENGGELAPAN Minggu X/ Pertemuan ke-18 dan ke 19 2. Jenis-jenis penggelapan

TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian penggelapan. 2. Mahasiswa dapat memahami, menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis penggelapan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan tentang penggelapan. 2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis penggelapan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. a. Ceramah; b. Diskusi; c. Penugasan membaca literatur acuan untuk digunakan menganalisis kasus. Aktif berdiskusi di kelas dengan kliping kasus yang telah terdokumentasi. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertentu, Balai Lektur E. 11. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI VI PENIPUAN Minggu XI Pertemuan ke-20 dan ke 21

2. Jenis-jenis penipuan TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian penipuan. 2. Mahasiswa dapat memahami, menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis penipuan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan tentang penipuan. 2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis penipuan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. 1. Ceramah; 2. Diskusi; 3. Penugasan membaca literature acuan untuk analisis kasus. Aktif berdiskusi di kelas dengan kliping kasus yang telah terdokumentasi. BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertntu, Balai Lektur Mahasiswa, Yogyakarta.

E. 12. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI VI PERUSAKAN DALAM PENGHANCURAN BARANG Minggu XII Pertemuan ke-22 dan ke 23 2. Jenis-jenis perusakan dalam penghancuran barang TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian perusakan dalam penghancuran barang. 2. Mahasiswa dapat memahami, menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis perusakan dalam penghancuran barang dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan tentang perusakan dalam penghancuran barang. 2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis perusakan dalam penghancuran barang dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. 1. Ceramah; 2. Diskusi; 3. Penugasan kliping kasus dan membaca literatur acuan. Aktif berdiskusi di kelas dengan kliping kasus yang telah terdokumentasi.

BAHAN PUSTAKA: Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertntu, Balai Lektur Mahasiswa, Yogyakarta. E. 13. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI VI PENADAHAN Minggu XIII Pertemuan ke-24 dan ke 25 2. Jenis-jenis penadahan TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian penadahan. 2. Mahasiswa dapat memahami, menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis penadahan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan tentang penadahan barang. 2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis penadahan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. 1. Ceramah; 2. Diskusi; 3. Penugasan.

Aktif berdiskusi di kelas dengan kliping kasus yang telah terdokumentasi. BAHAN PUSTAKA : Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertntu, Balai Lektur Mahasiswa, Yogyakarta. E. 14. Mata Kuliah: LEVEL KOMPETENSI VI TINDAK PIDANA-TINDAK PIDANA YANG MENGANDUNG SIFAT/UNSUR PALSU/KEPALSUAN Minggu XIV/ Pertemuan ke-26 dan ke 27 2. Jenis-jenis tindak pidana-tindak pidana yang mengandung sifat/unsur palsu/kepalsuan TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian tindak pidana-tindak pidana yang mengandung sifat/unsur palsu/kepalsuan. 2. Mahasiswa dapat memahami, menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis tindak pidana-tindak pidana yang mengandung sifat/unsur palsu/kepalsuan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif.

INDIKATOR HASIL BELAJAR: 1. Mahasiswa paham dan mampu menjelaskan tentang tindak pidana-tindak pidana yang mengandung sifat/unsur palsu/kepalsuan. 2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan tindak pidana-tindak pidana yang mengandung sifat/unsur palsu/kepalsuan dan unsur-unsur Subyektif dan Obyektif. 1. Ceramah; 2. Diskusi; 3. Penugasan kliping untuk dianalisis dengan literatur acuan. Aktif berdiskusi di kelas dengan kliping kasus yang telah terdokumentasi. Tugas Terstruktur 2 (T2) -- Kuis BAHAN PUSTAKA : Adami Chazawi, Tindak pidana-tindak pidana terhadap harta benda. H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Khusus, Citra Aditya Bakti, Bandung. Lamintang dan Djusman Samosir, Delik-delik Khusus, Tindak pidana-tindak pidana yang ditujukan terhadap hak milik dan lain-lain hak yang timbul dari hak milik. Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Delik-Delik Tertntu, Balai Lektur Mahasiswa, Yogyakarta. UJIAN AKHIR SEMESTER ANALISIS KASUS