BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : SITI ANA MISROKHAH A

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Sayangnya penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru sebagaimana profesi lainya, tidak lepas dari. kehidupan sosial, ekonomi, dan kehidupan profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya merupakan sebuah proses berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UMIYATI A

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin dalam menerapkan teori kepemimpinan dalam organisasi. tujuan, serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seorang manusia. Mulai dari manusia berada dalam kandungan sampai manusia

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB II LANDASAN TEORI

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. didukung oleh Cockroft dalam Mulyana (2003: 253) yang menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Hakimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi. perbincangan para pakar pendidikan dari tingkat daerah sampai dengan pusat,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Selanjutnya, Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa 2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk membentuk karakter dan berkepribadian seorang siswa, dalam mengembangkan intelektual, keterampilan dan sikap atau perilaku peserta didik demi mencapai tujuan pendidikan yakni dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya (Mamonto.2012:2). Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Disamping itu kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan kerja sama antar personal, agar secara serempak bergerak kearah pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara efisien dan efektif. Gaya kepemimpinan dari kepala sekolah bisa mengurangi kinerja tenaga kependidikan dan tenaga pengajar serta memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan dari sekolah tersebut. Selain itu, gaya kepemimpinan juga dapat menimbulkan gejala-gejala masalah di lingkungan sekolah seperti masih banyaknya sekolah yang prestasi siswanya tergolong rendah, tenaga pengajar dan tenaga kependidikan serta siswa kurang disiplin, tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran dan komitmennya terhadap tugas relative rendah, dan lambatnya tenaga kependidikan dalam melayani kebutuhan siswa. Sebagai seorang kepala sekolah perlu mengembangkan tenaga pengajar dan tenaga kependidikan sehingga dapat membangun iklim motivasi yang menghasilkan tingkat produktifitas yang tinggi. Gaya kepemimpinan merupakan pola prilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain yang ia hadapi.

Gaya kepemimpinan sangat diperlukan sekali dalam sebuah organisasi karena gaya kepemimpinan itu sendiri banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi prilaku-prilaku bawahannya. Istilah gaya kepemimpinan itu sendiri sama dengan cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi para bawahannya. Hasibuan (dalam Fathurrohman.2012:31) mengemukakan bahwa tidak kurang dari 11 dimensi kerja yang biasa dinilai, yaitu: kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerja sama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan, tanggung jawab. Tingkatan kinerja guru dapat diketahui melalui penilaian prestasi kerja, yakni evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang kerja atau jabatan seorang guru, termasuk pengembangannya. Sumidjo (dalam Fathurrohman.2012:31) mengemukakan bahwa proses penilaian kerja dapat dilakukan oleh atasan, bawahan, rekan kerja atau bahkan dilakukan oleh dirinya sendiri (Self Appraisal). Pemimpin yang baik dalam menjalankan kepemimpinannya merupakan point dimana organisasi ingin meningkatkan dan mengembangkan knowledge dan ability individu, sesuai dengan kebutuhan masa kini maupun masa datang. Menyadari berbagai hal tersebut dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional pada umumnya khususnya pencapaian tujuan pendidikan di Kabupaten Boalemo sesuai dengan Visi Misi Kabupaten Boalemo sebagai Kabupaten yang Produktif dan Mandiri maka perlu dikaji peran seorang kepala sekolah sebagai pemimpin disekolahnya. Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat ataupun jabatan seseorang. Karena kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi

pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Seiring perkembangan zaman, pemimpin tidak lagi ditentukan semata hanya karena keunggulan fisik semata tapi juga keunggulan wawasan, kecerdasan, kompetensi bawahan, kepatuhan atau ketaatan bawahan dalam menjalankan perintah pimpinan. Tiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda seperti kecerdasan sosial, kecerdasan managerial, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual. Apabila seseorang menguasai satu kecerdasan maka ia akan unggul dan itu bisa menjadi modal seseorang untuk menjadi pemimpin, sehingga kepemimpinan modern tidak terfokus pada satu keturunan, siapa saja yang memiliki kecerdasan maka dia berpeluang menjadi pemimpin. Kepemimpinan seseorang tidak semata hanya ditentukan oleh kelebihannya secara fisik seperti badan yang besar tetapi lebih ditentukan cara atau gaya orang itu memimpin atau mempengaruhi bawahannya. Berhasil atau tidaknya seseorang memimpin dengan gaya yang dimilikinya tentu juga tidak terlepas dari faktor lain seperti tingkat pendidikan, minat, motivasi, semangat, kedisiplinan, tingkat usia, jenis kelamin, tingkat kecerdasan, tingkat emosi, sarana yang tersedia, situasi / kondisi, tingkat ekonomi, lingkungan dan sebagainya. Keberhasilan pemimpin terlihat jika bawahan rela dipimpin dalam bekerja. "Pemimpin mampu membuat bawahan bahagia di saat bekerja," Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Botumoito bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah belum maksimal sebagaimana diharapkan dimana ketegasan kepala sekolah berupa pembinaan disiplin guru hanya mengutamakan kekuasaannya sehingga menyebabkan penekanan terhadap guru, kurangnya pemberian motivasi terhadap guru dalam hal ini

pemberian penghargaan berupa piagam ataupun tropi kepada guru yang berprestasi. Kinerja guru di SMP Negeri 1 Botumoito secara umum dapat dikatakan belum optimal. Ukuran belum optimal dilihat dari tingkat penguasaan bahan ajar, pemahaman karakteristik siswa, penguasaan pengelolaan kelas, penguasaan metode dan strategi pembelajaran, penguasaan evaluasi pembelajaran dan kepribadian guru. Kondisi kepala sekolah dan guru seperti itulah yang menjadi permasalahan disetiap lembaga pendidikan formal. Oleh sebab itu, adanya guru yang memiliki kinerja rendah, maka dapat menghambat peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti memformulasikan penelitian dengan judul Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 1 Botumoito 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti dapat mengidentifikasi masalah penelitian yaitu pembinaaan disiplin guru oleh kepala sekolah di SMP Negeri 1 Botumoito belum maksimal, kurangnya pemberian penghargaan kepada guru yang berprestasi dalam upaya memberikan motivasi, kinerja guru yang Kurang efektif dan efisien. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: apakah terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Botumoito? 1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Botumoito 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat sebuah penelitian dapat dilihat dari dua hal yaitu manfaat secara teoritik dan manfaat secara praktis. 1. 5.1 Manfaat Secara Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi pengkajian dan pengembangan konsep atau teori tentang gaya kepemimpinan dan kinerja guru. 1.5.2 Manfaat Secara Praktis Secara praktis penelitian akan memberi masukan yang sangat berarti bagi upaya perbaikan tentang kepemimpinan dalam rangka meningkatkan kinerja, selain itu juga dapat menjadi acuan untuk melaksanakan tugas kepemimpinan dimasa depan dan bagi peneliti penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan menjadi masukan yang berharga dalam berkarya.