TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG Oleh : Ir. BERTI PELATIHAN PETANI DAN PELAKU AGRIBISNIS BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE TA. 2014
1. Sapi Bali 2. Sapi Madura 3. Sapi Ongole (Sumba Ongole) 4. Sapi Peranakan Ongole (PO) 5. Sapi Aceh 6. Sapi Aberdeen Angus 7. Sapi Brahman 8. Sapi Simental 9. Sapi Hereford 10.Sapi Shorton 11.Sapi Charolais 12.Sapi Santa Gertrudis 13.Sapi Beefmaster 14.Sapi Brangus 15.Sapi Charbray
B. BIBIT DAN BAKALAN a. Tanda-tanda bibit yang baik : Kepala pendek dan bagian dahi lebar. Pertumbuhan cepat, subur dan cepat dewasa. Dada lebar, dalam dan menonjol ke depan. Kaki pendek, leher dan bahu lebar. Efisiensi penggunaan pakan tinggi. b. Tanda-tanda Bakalan (ternak yang akan digemukkan) yang baik : Memiliki silsilah keturunan yang jelas. Matanya tampak cerah dan bersih. Pernapasan tidak terganggu, hidung tidak mengeluarkan lendir. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya. Tidak terdapat tanda-tanda menceret pada bagian ekor dan dubur. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
Dibuat saluran pembuangan dan penampungan kotoran. Ukuran kandang : - Kandang sapi jantan dewasa 1,5 m 2 m atau 2,5 m 2 m/ekor. - Sapi betina dewasa 1,8 m 2 m/ekor. - Anak sapi 1,5 m 1 m/ekor. - Tinggi kandang 2 m 2,5 m dari lantai. E. SISTEM PEMELIHARAAN SAPI POTONG 1. PASTURE FATTENING - Menggemukkan sapi dengan cara menggembalakan di padang pengembalaan. - Pakan sapi hanya berasal dari hijauan yang tersedia di padang pengembalaan. - Untuk meningkatkan kualitas hijauan, padang pengembalaan ditanami leguminosa (kacang-kacangan). Air dan mineral harus tersedia.
2. DRY LOT FATTENING - Sapi dipelihara terus menerus dalam kandang, tidak digembalakan dan dipekerjakan. - Sapi bakalan yang dipelihara adalah sapi jantan berumur satu tahun selama 4 6 bulan. 3. KOMBINASI PASTURE DAN DRY LOT FATTENING - Perpaduan dua metode, banyak dilakukan di wilayah subtropis dan tropis. - Pada musim hijauan melimpah, pemeliharaan dilakukan dengan pasture fattening. Pada musim kemarau, pemeliharaan diteruskan dengan sistem dry lot fattening. - Sapi digembalakan dan diberi konsentrat secukupnya di dalam kandang. - Lamanya penggemukan selama 8-9 bulan. 4. KEREMAN - Pemberian pakan hijauan dan konsentrat dilakukan selama beberapa bulan di kandang. - Sapi yang dipelihara adalah sapi jantan berumur 1 2 tahun selama 3 6 bulan.
F. PEMELIHARAAN a. Pemberian Pakan - Pakan sapi potong terdiri dari hijauan dan konsentrat (formulasi jagung giling, bungkil kelapa, dedak padi, polard, bungkil kelapa sawit, ampas tahu, atau limbah pertanian lainnya dengan penambahan mineral dan garam dapur). - Hijauan yang berkualitas rendah (jerami padi, pucuk tebu, daun jagung, dan limbah pertanian lain) perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 45 : 55. - Hijauan yang berkualitas menengah sampai tinggi (rumput raja, rumput setaria, rumput gajah, dan leguminosa seperti lamtoro gung, kaliandra, gamal, dan glirisidia), perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40. - Pemberian konsentrat sebaiknya dilakukan dua jam sebelum pemberian hijauan.
- Dalam sehari semalam konsentrat diberikan 2-3 kali, hijauan dan minimum empat kali. - Hindari pemberian hijauan sekaligus dalam jumlah yang banyak karena dapat mengakibatkan banyaknya hijauan yang terbuang. - Untuk mengatasi hijauan yang berlebihan bisa dilakukan pengawetan dengan cara silase atau hay. b. Pemeliharaan Anak Sapi (Pedet) - Pedet yang baru lahir segera dibersihkan dari lendir dan darah yang menempel terutama pada lubang hidung. - Potong tali pusarnya dengan gunting atau pisau yang steril, sisakan 10 cm, bekas potongan olesi dengan yodium. - Tempatkan anak sapi ditempat kandang yang kering, hangat dan bersih. - Jika pedet yang baru lahir lemah, perlu dibantu untuk menyusui pada induknya. - Pedet dibiarkan menyusui pada induknya sampai mencapai usia sapih (6 bulan). - Pada usia 2 minggu mulai diajari makan hjauan muda.
c. Pemeliharaan Sapi Muda - Untuk pertumbuhan yang baik, perlu diberi pakan hijauan dan konsentrat yang cukup dan berkualitas. - Kandang sapi muda sebaiknya terpisah dari kandang sapi dewasa. - Umur 9 12 bulan sudah mulai birahi pertama, dan jika memperlihatkan tanda-tanda birahi pada usia 15 18 bulan sudah bisa di kawinkan. d. Pemeliharaan Sapi Induk - Amati sapi-sapi tersebut, jika terjadi birahi segera dikawinkan. - Selain hijauan perlu diberi konsentrat 4 kg/hari/ekor. - Setelah 60 hari melahirkan (birahi ke dua) induk sapi tersebut dapat dikawinkan lagi. e. Pemeliharaan Sapi Pejantan - Berikan kesempatan untuk bergerak minimal 2 jam/hari. - Kuku sapi pejantan harus dipotong setiap 6 bulan sekali. - Berikan makanan yang cukup dan berkualitas 40 kg hijauan dan 4 kg konsentrat/hari.
1. Antraks. G. PENYAKIT 2. Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae Epizootica (AE). 3. Penyakit ngorok/ mendengkur atau penyakit Septichaema Epizootica (SE). 4. Penyakit Radang Kuku atau Kuku Busuk (Foot Rof).
TERIMA KASIH