Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Mandi Hari Jum'at

Hukum Mengubah Nazar

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Hukum Cerai Tanpa Sebab

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Tata Cara Shalat Malam

Tata Cara Sujud Tilawah

Membatalkan Shalat Witir

Hukum Khitan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin - rahimahullah Dan Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa

Apakah Tasbih Termasuk Bid'ah?

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Cara Menyisir Rambut

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i

Hukum Menyuap Dan Menerimanya حكم دفع الرشوة و أخذها

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Apakah Wanita yang Dicerai Mendapat Warisan Dari Mantan Suaminya yang Wafat?

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Bersalaman Dengan Wanita Bukan Mahram

Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong?

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

PUASA DI BULAN RAJAB

Hukum Banyak Bergerak dalam Shalat

Menghormati dan Menghargai Ulama

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Memelihara Jenggot

Mengambil Ilmu dan Mendatangi Para Ulama

Apakah Boleh Bekerja di Bank Kovensional?

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Bacaan dalam Shalat Malam

Zakat Perhiasan Wanita

Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi

Hukum Sodomi Terhadap Istri

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Hukum Memakai Gelang Untuk Pengobatan Rematik

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Hukum Memajang Gambar Kubur Nabi di Masjid

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Syarah Istighfar dan Taubat

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Pengertian Wasathiyah (Moderat) Dalam Agama

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Sifat Shalat Istisqa (Minta Hujan)

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Haramnya Sihir Pengasih dan Pembenci

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

PETUNJUK NABI PADA HARI JUM'AT

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Mengucapkan Selamat Hari Natal

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Keutamaan Menghapal Al-Qur`an

Lima Syarat Wajib Haji

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Mutiara Nasehat Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

HUKUM MEMAKAI BAJU YANG TERDAPAT TULISAN DALAM SHALAT ح م لبس القميص ملكتوب عليه ف الصلاة

KEUTAMAAN MENGANDUNG

Hakikat Thaharah. Syaikh Muhammad al Utsaimin rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Wanita Safar Sendirian Dengan Pesawat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

Keutamaan Puasa Ramadhan

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Hukum Menunduk Dan Mencium Tangan

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Konsisten dalam kebaikan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

APAKAH DISYARATKAN MENGGERAKKAN LISAN DALAM BACAAN AL-QUR AN DAN ZIKIR? هل شرتط ف قراءة القرآن الا ذاكر تر ك اللسان

Ikhlas Dalam Menuntut Ilmu

Seputar Mandi Jum'at

Membalas Kebaikan Orang Lain

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Transkripsi:

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid حكم قول: فلان شهيد ] إندوني [ Indonesia Indonesian Syaikh Muhammad al Utsaimin rahimahullah Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2011 1432

حكم قول: فلان شهيد» باللغة الا ندونيسية «حممد بن صالح العثيمني ترمجة: حممد إقبال أمحد غزايل مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو 2011 1432

بسم االله الرمحن الرحيم Hukum Ucapan (Fulan Syahid) Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Apakah hukum ucapan: Fulan Syahid? Jawaban: Jawaban atas pertanyaan tersebut merupkan persaksian bagi seseorang bahwa ia syahid ada dua macam: Salah satunya: dikaitkan dengan sifat, seperti dikatakan: Setiap orang yang terbunuh fi sabilillah maka ia syahid, setiap orang yang terbunuh karena mempertahankan hartanya adalah syahid, siapa yang mati karena penyakit tha'un maka syahid dan semisal yang demikian itu, maka ini hukumnya boleh sebagaimana terdapat dalam nash, karena engkau bersaksi seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah Salallhu alaihi wassalam. Dan maksud kami (boleh) adalah ia tidak dilarang, sekalipun bersaksi atas hal itu adalah wajib karena membenarkan berita dari Rasulullah Salallhu alaihi wassalam. Kedua: bahwa persaksian dikaitkan dengan seseorang yang tertentu, seperti engkau katakan bagi seseorang bahwa ia syahid, maka tidak boleh kecuali bagi orang yang disaksikan oleh Nabi Muhammad Salallhu alaihi wassalam atau semua umat sepakat bersaksi baginya dengan hal itu. Imam al Bukhari rahimahullah membuat satu judul (dalam Shahihnya): Bab Tidak boleh dikatakan: fulan mati syahid. Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fathul Bari 6/90: maksudnya tidak boleh memastikan hal itu kecuali dengan wahyu. Seolah olah ia mengisyaratkan kepada hadits Umar Radiyallahu anha bahwa ia berkhutbah seraya berkata: 'Kamu berkata dalam peperangan kamu: fulan syahid, fulan mati secara syahid dan yang semisalnya. Ketahuilah, janganlah engkau mengatakan hal itu, akan tetapi katakanlah sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Salallhu alaihi wassalam: ن م ات أ و ق ت ل قال رسول االله : ) م ( ىف س ب ي ل االله ف ه و ش ه ي د

الله Rasulullah Salallhu alaihi wassalam bersabda: 'Barangsiapa yang mati atau terbunuh fi sabilillah maka ia syahid.' 1 Ia adalah hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad, Said bin Manshur dan selain keduanya dari jalur Muhammad bin Sirin, dari Abul Ajfa`, dari Umar Radiyallahu anha. Dan karena bersaksi terhadap sesuatu harus berdasarkan ilmu, dan syarat seseorang syahid bahwa ia berperang agar kalimatullah menjadi tinggi. Ia adalah niat di dalam hati yang tidak ada jalan untuk mengetahuinya. Dan karena inilah Nabi Muhammad Salallhu alaihi wassalam bersabda mengisyaratkan kepada hal itu: ( - ل االله و االله أ اه د ىف سب ي ج م قال رسول االله : ) م ث ل ال ل ه اه د ىف س ب ي ن جي م ب م ل ع Rasulullah Salallhu alaihi wassalam bersabda: 'Perumpamaan mujahid fi sabilillah dan Allah Subhanahuwata alla lebih mengetahui orang yang berjihad di jalan Nya ' 2 Dan dalam hadits lain: ل م ىف ك ل م ب م ن ي ع - و االله أ قال رسول االله : ) و ا ي غ ف ل ه - إ لا ج اء ي و م س ب ي ح د يف ل م أ ك ن ي د ه لا ي ال ق ي ام ة و الل و ن ل و ن ا م و الر ي ح ر ي ح ل ا س ب ي م س ك ( ال Rasulullah Salallhu alaihi wassalam bersabda: 'Demi (Allah Subhanahuwata alla) yang dirimu berada di tangan Nya, tidak terluka seseorang fi sabilillah dan Allah Subhanahuwata alla lebih mengetahui dengan orang yang terluka di jalan Nya melainkan ia datang di hari kiamat warnanya, warna darah dan aromanya aroma minyak kesturi." 3 Keduanya diriwayatkan oleh al Bukhari dari hadits Abu Hurairah Radiyallahu anha. Namun orang yang kelihatannya baik, maka kita mengharapkan hal itu baginya dan kita tidak bersaksi baginya dengan hal itu, dan kita tidak berburuk sangka dengannya. Raja` (mengharap) adalah martabat di antara dua martabat, akan tetapi kita memperlakukannya di dunia seperti hukum para syuhada. Apabila ia terbunuh dalam jihad fi sabilillah, ia dikuburkan dengan darahnya pada 1 HR. Ahmad1/40, 48, an Nasa`i 3351, Ibnu Hibban 4620, Said bin Manshur595, 596, 597, 2547, Abdurrazzaq dalam Mushannaf'nya 10399, al Humaindi dalam Musnadnya 23, adh Dhiya al Maqdisi dalam al Mukhtarah 291, 292, 294, 295, al Hakim 2/109, 175 (2521, 2725) dan ia menshahihkannya dan disetujui oleh adz Dzahabi. 2 HR. al Bukhari 2787. 3 HR. al Bukhari 2803 dan Muslim 1876.

pakaiannya tanpa dishalatkan. Dan jika ia dari jenis syuhada yang lain, maka ia dimandikan, dikafani, dan dishalatkan. Dan jika kita bersaksi bagi seseorang bahwa ia syahid, niscaya konsekuensi persaksian tersebut bahwa kita bersaksi baginya dengan surga, dan ini menyalahi pendapat Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Sesungguhnya mereka tidak bersaksi dengan surga kecuali bagi orang yang disaksikan oleh Nabi Muhammad Salallhu alaihi wassalam dengan sifat atau penentuan. Dan yang lain berpendapat boleh bersaksi dengan hal itu bagi seseorang berdasarkan kesaksian umat yang sepakat dan memujinya, berdasarkan pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Dengan penjelasan ini jelaslah bahwa kita tidak boleh bersaksi bagi seseorang secara khusus bahwa ia syahid kecuali dengan nash atau kesepakatan. Namun orang yang nampaknya baik, maka kita mengharapkan hal itu sebagaimana telah dijelaskan. Penjelasan ini sudah cukup dan ilmu di sisi penciptanya. Syaikh Ibnu Utsaimin Majmu' Fatawa wa Rasail (3/115 117).