I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bagaimana Menganalisis Pencapaian Kemampuan Matematis Siswa? Harry Dwi Putra, M.Pd. Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar tersebut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok.

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang diharapkan. Oleh karena itu, pemerintah senantiasa menaruh perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang meliputi standar isi, standar

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas salah satunya dalam bidang dasar dan pengukuran listrik.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pera Agustiyani Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB.III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DAN CETAK. Abstract

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu negara. Untuk membangun negara tangguh serta memiliki kemampuan berdaya saing tinggi maka dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini akan tercapai melalui sektor pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memiliki kaitan sangat erat dengan pembelajaran yang efektif serta efisien sehingga mampu menuntun peserta didik dalam mempersiapkan diri untuk menjadi sumber daya manusia yang handal di masa yang akan datang. Melalui pembelajaran yang efektif dan efisien maka setiap peserta didik akan mendapat pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan. Hasil belajar yang didapat pada akhirnya harus bisa diterapkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul pada kehidupan nyata. Sebagaimana diungkapkan Abdulhak (2006: 7) bahwa Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Perhatian utama dalam pembelajaran adalah bagaimana mengantarkan peserta didik mengubah dirinya dari suatu individu yang tidak memiliki kemampuan

2 apapun menjadi individu yang mempunyai kemampuan sehingga bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Kemampuan tersebut akan bisa diraih melalui pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagaimana yang diungkapkan Sudjana (2000: 28) bahwa Dalam proses pengajaran atau interaksi belajarmengajar yang menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya. Dengan demikian, melalui pengalaman belajar peserta didik akan memperoleh kemampuan untuk menentukan hasil belajar yang ingin diraihnya. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah atas yang mengutamakan pengembangan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam Permen No. 29 Tahun 1990 (Depdiknas, 2006) tentang Pendidikan Menengah Kejuruan, disebutkan bahwa pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Ditegaskan pula dalam landasan kurikulum sekolah menengah kejuruan (SMK) tahun 2006 bahwa: Pendidikan menengah kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional, yang mengutamakan pembangunan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi dilingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri dikemudian hari. Jenjang Pendidikan Menengah Kejuruan saat ini merupakan salah satu tumpuan dalam pembangunan nasional. Setiap lulusan sekolah menengah kejuruan diharapkan menerima pengalaman belajar yang bisa membekali setiap lulusannya untuk dapat langsung beradaptasi dengan dunia pekerjaan. Sehingga melalui jenjang ini

3 akan dihasilkan tenaga kerja yang siap guna dan diharapkan dapat mengembangkan diri untuk terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan SMK, disebutkan bahwa Setiap lulusan sekolah menengah kejuruan harus menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. Pada kenyataannya, berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2012 untuk tingkat SMK masih tertinggi dibanding dengan tingkat lain yakni mencapai 7,6 juta (BPS, 2012). Hal ini tentunya menjadi hambatan dalam usaha pembangunan nasional untuk bersaing dengan negara lain. Kualitas lulusan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka TPT. Oleh karena itu, kualitas lulusan SMK harus lebih ditingkatkan diantaranya melalui peningkatan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran di sekolah merupakan wahana pendidikan untuk membina dan membentuk siswa ke arah kedewasaan dan dalam pelaksanaannya berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 (Depdiknas, 2008) tentang Standar Proses Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1. Dalam permendiknas tersebut dijelaskan bahwa standar pembelajaran satuan pendidikan mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran. Dijelaskan pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) tentang Standar Isi Satuan Pendidikan pasal 1 ayat 1

4 bahwa salah satu di antara mata pelajaran pokok yang diajarkan kepada siswa adalah pelajaran matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang bersifat hierarkis, artinya suatu materi pelajaran merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Dengan kata lain, antara materi pelajaran yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Untuk menguasai materi pelajaran matematika pada tingkat kesukaran yang lebih tinggi diperlukan penguasaan materi tertentu sebagai pengetahuan prasyarat, salah satunya yaitu dengan memiliki pemahaman konsep yang baik sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi selanjutnya. Menurut Uno (2006), untuk mempelajari matematika hendaknya berprinsip pada: 1. Materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau tiap topik matematika berdasarkan subtopik tertentu. 2. Seorang siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami subtopik pendukung atau prasyaratnya. 3. Perbedaan kemampuan antarsiswa dalam mempelajari atau memahami suatu topik matematika dan dalam menyelesaikan masalahnya ditentukan oleh perbedaan penguasaan subtopik prasyaratnya. 4. Penguasaan topik baru oleh siswa tergantung pada penguasaan topik sebelumnya. Hal ini berarti bahwa pemahaman suatu konsep matematika sangat diperlukan siswa untuk dapat memahami materi pembelajaran matematika berikutnya dengan baik. Tingkat pemahaman konsep matematika yang dimiliki siswa terhadap materi pelajaran berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah penyampaian materi ajar. Pembelajaran matematika di kelas, guru seringkali mendapat kendala bagaimana menyampaikan materi tentang hubungan antara suatu hukum teori dasar dengan penerapannya secara konkrit. Apabila langsung

5 menggunakan benda sesungguhnya maka akan sulit untuk mengetahui atau mengamati objek yang berukuran terlalu besar atau sebaliknya. Sehingga diperlukan media pembelajaran yang mampu menyederhanakan hubungan antara teori dasar dengan penerapannya sehingga lebih mudah untuk diketahui, dipahami serta dimengerti oleh siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena ketidakjelasan bahan yang disampaikan dalam proses belajar dapat dibantu dengan adanya media sebagai perantara. Dalam hal ini Djamarah dan Zain (2002: 136-137) berpendapat bahwa media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui pembicaraan, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Pada dasarnya setiap jenis media bisa digunakan dalam pembelajaran. Ketika akan mengggunakan media dalam pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya yaitu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, karakteristik siswa yang akan menerima pelajaran, ketersediaan peralatan untuk mendukung penggunaan media, serta kemampuan guru yang akan menggunakan media tersebut. Sedangkan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran salah satunya adalah media audiovisual. Media audiovisual merupakan suatu rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara (audio) maupun unsur gambar (visual) yang saling bersatu membentuk sebuah pesan pembelajaran. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur

6 visual memungkinkan siswa menerima pesan pembelajaran melalui bentuk visualisasi. Keunggulan tersebut diharapkan mampu membantu guru dalam menyampaikan konsep materi secara lebih variatif. Sehingga, dapat menarik minat siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Selain itu, diharapkan dapat mempermudah pemahaman siswa tentang konsep dari suatu pokok bahasan materi. Untuk menjalankan media ini diperlukan seperangkat peralatan multimedia. Salah satu sekolah di Bandar Lampung yang memiliki ruang multimedia sendiri dan memiliki macam-macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah SMK Negeri 2 Bandar Lampung. Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembelajaran media yang ada belum dimanfaatkan dengan baik. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap guru mata pelajaran matematika kelas XI di SMK Negeri 2 Bandar Lampung, pembelajaran yang dilaksanakan masih menggunakan cara tradisional yaitu pembelajaran langsung dan belum menggunakan media pembelajaran. Selain itu ketuntasan hasil belajar matematika siswa di kelas XI masih rendah, ini terbukti dari rata-rata hasil ujian semester genap yang hanya sekitar 25% siswa yang tuntas (kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah tersebut yaitu 70). Hal ini terjadi karena beberapa dari siswa itu tidak dapat menangkap konsep matematika yang mereka pelajari sehingga banyak konsep yang keliru pemahamannya. Selain itu kondisi kelas dengan siswa yang heterogen tidak semua siswa berminat dan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, guru harus mampu menanamkan konsep-konsep materi pelajaran yang diajarkan karena kemampuan pemahaman konsep merupakan indikator dari hasil belajar matematika. Untuk menanamkan konsep

7 materi pelajaran kepada siswa diperlukan media pembelajaran yang mampu memvisualisasikan materi pelajaran yang abstrak. Fasilitas yang tersedia pada SMK Negeri 2 Bandar Lampung telah memiliki media pembelajaran mutakhir yang dapat digunakan di antaranya media komputer dan LCD proyektor (Infokus) yang berfungsi untuk memproyeksikan benda-benda seperti buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Akan tetapi, selama ini guru belum menggunakan media tersebut secara efektif dan efsien sebagai alat bantu pembelajaran matematika khususnya materi tentang vektor. Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan penelitian tentang pengaruh media audiovisual terhadap pemahaman konsep matematika siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pembelajaran audiovisual berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa?. C. Tujuan Penelitan Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran audiovisual terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas XI Jurusan Bangunan Semester Genap SMK Negeri 2 Bandar Lampung.

8 D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan terhadap perkembangan media pembelajaran matematika terkait dengan pemahaman konsep matematika. 2. Manfaat Praktis Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu : a. Bagi guru matematika Memberikan tambahan pengetahuan mengenai penggunaan media dalam pembelajaran dan sebagai bahan masukan untuk dapat menentukan media pembelajaran yang tepat digunakan pada mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. b. Peneliti lainnya Melalui hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukkan dan bahan kajian bagi peneliti dimasa yang akan datang. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Pengaruh adalah daya atau dampak yang timbul dari sesuatu yang berkekuatan atau dominan. Sesuatu yang berkekuatan dalam penelitian ini adalah pembelajaran audiovisual. Hal yang dilihat sebagai pengaruh dalam penelitian ini adalah rata-rata skor pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi

9 dari pada kelas kontrol dan persentase siswa kelas eksperimen yang mendapatkan nilai minimal 70 adalah 70% dari jumlah siswa. 2. Pembelajaran audiovisual adalah pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual sebagai alat bantu pembelajaran. Dalam penelitian ini media audiovisual yang digunakan adalah video pembelajaran. Kelebihan media ini yaitu penyampaiannya dalam bentuk audio dan visual yang memungkinkan siswa dapat menerima melalui penglihatan dan pendengaran terutama pada materi pokok vektor. 3. Pemahaman konsep siswa adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep suatu materi pembelajaran yang dilihat dari nilai hasil postes. Indikator dalam pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, memberi contoh dan noncontoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu dan syarat khusus suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu dan mengaplikasikan konsep.