BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI KAIN TENUN DENGAN SISTEM NGANJUK DI DESA TROSO, KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN MENGENAI PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK DI KOTA SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP MURABAHAH DALAM PERJANJIAN ISLAM ( Kajian operasional Bank Syariah dalam modernisasi hukum ) Oleh LINA MAULIDIANA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP APLIKASI PEMBIAYAAN PLAY STATION DENGAN SISTEM MURA<BAH}AH

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN POTONGAN TABUNGAN BERHADIAH DI TPA AL- IKHLAS WONOREJO KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA AHLI WARIS DALAM PENGGUNAAN TANAH YAYASAN AL-HIKMAH

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG KONSEP JUAL BELI DAN OBJEK JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENJUALAN HASIL PANEN TANAMAN HORTIKULTURA DI DESA SIMAN KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN KEDIRI

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 280. h Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru algensindo, 2013), h.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata;

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

FIQIH MUAMALAH RUKUN DAN SYARAT JUAL BELI DALAM ISLAM. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah Fiqih Mu amalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG JUAL BELI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG A. Analisis Praktek Jual Beli Emas di Toko Emas Arjuna Semarang Aktivitas jual beli bagi umat Islam sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa dilakukan sehari-hari. Jual beli merupakan suatu bagian dari mu amalah yang bisa dialami oleh semua manusia sebagai sarana berkomunikasi dalam hal ekonomi. Jual beli merupakan salah satu sarana pemenuh kebutuhan yang sering dilakukan oleh individu satu dengan individu lainnya. Dari sekian banyak interaksi kemasyarakatan, jual beli merupakan kegiatan yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak bisa lepas dari kegiatan jual beli, termasuk dalam menjalankan jual beli emas. Yang dimaksud dengan jual beli adalah persetujuan, dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang dijanjikan (pasal 1457 KUH Perdata) 64

pada intinya perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pembeli. Jual beli merupakan perwujudan dari hubungan antara sesama manusia sehari-hari, sebagaimana telah diketahui bahwa agama Islam mensyariatkan jual beli dengan baik tanpa ada unsur kesamaran, penipuan, riba dan sebagainya. Dan jual beli dilakukan atas dasar suka sama suka diantara kedua belah pihak. 1 Islam mengharamkan seluruh macam penipuan, baik dalam masalah jual beli, maupun dalam seluruh macam mu amalah. Seorang muslim dituntut untuk berlaku jujur dalam seluruh urusannya, sebab keikhlasan dalam beragama nilainya lebih tinggi daripada seluruh usaha duniawi. 2 Sesuai dengan realitanya jual beli emas banyak terdapat praktek monopoli di dalamnya. Perilaku tersebut sering dijumpai di toko emas Arjuna Semarang. Di toko emas Arjuna sendiri ada kejadian ketika seorang membeli emas di toko tersebut dan di kemudian hari ingin menjualnya kembali, maka si penjual menyarankan agar menjualnya di toko Arjuna saja karena kalau dijual diselain 1 Haris Faulidi Asnawi, Transaksi E-Commerce Perspektif Islam, Yogyakarta: Insani Press, 2004, hlm. 73-76 2 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Alih Bahasa : HM. Mu'ammal Hamidy, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1980, hlm. 359 65

toko Arjuna harganya akan turun. Dan ada juga kejadian seseorang ingin menjual emasnya yang dibeli dari luar kota lalu dijual ke toko emas Arjuna, maka toko tersebut menolak atau tidak mau menerima. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Emas di Toko Emas Arjuna Semarang Menurut Pandangan Hukum Islam. Untuk pembahasan lebih lanjut penulis akan menganalisis mekanisme / cara dalam praktik jual beli emas di toko emas Arjuna Semarang, apakah dalam jual beli emas ini sudah memenuhi rukun dan syarat sahnya jual beli dalam Islam. Pada dasarnya, hukum dasar jual beli adalah halal sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al- Baqarah ayat 275, yaitu : Artinya : Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (Q.S Al-Baqarah : 275) 3 Di dalam Islam telah ditetapkan rukun dan syarat sahnya jual beli, agar dapat dikatakan sah menurut hukum 3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahan hal: 59 66

Islam apabila telah dipenuhi rukun dan syarat tersebut. Secara bahasa rukun adalah yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Sedangkan syarat adalah ketentuan (peraturan, petunjuk) yang harus diindahkan dan dilakukan, 4 Adapun rukun dan syarat jual beli adalah : 1. Akad (ijab qabul) 2. Orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli) 3. Ma qud alaih (obyek akad) Dalam jual beli, apabila salah satu rukun jual beli tersebut tidak terpenuhi, maka jual beli tersebut tidak sah/batal. Berikut penjelasan tentang rukun jual beli dalam praktek jual beli emas di toko emas Arjuna Semarang: 1. Akad (ijab qabul) Akad adalah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum adanya ijab dan qabul, sebab ijab qabul menunjukkan kerelaan (keridhaan). Pada dasarnya ijab qabul dilakukan dengan lisan, akan tetapi apabila tidak mungkin, misalnya bisu 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hlm. 1114 67

atau yang lainnya, ijab qabul boleh dilakukan dengan surat menyurat yang mengandung arti ijab qabul 5. Ditinjau dari segi pelaku akad (subyek), jual beli terbagi menjadi tiga bagian, yakni dengan lisan, dengan perantara, dan dengan perbuatan. Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan adalah akad yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Bagi orang bisu bisa diganti dengan isyarat. Karena isyarat merupakan pembawaan alami dalam menampakkan kehendak. Sesuatu yang dipandang dalam suatu akad adalah maksud atau kehendakdan pengertian, bukan suatu pembicaraan dan pernyataan. Terjadinya jual beli juga tidak bisa dilepaskan dari perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak. Sedang dalam perjanjiannya terdapat beberapa asas diantaranya asas konsensual, yaitu hukum perjanjian jual beli sudah dilahirkan pada detik tercapainya kata sepakat mengenai barang dan harga. Sifat konsensual dari jual beli tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458 KUHPer. 6 70 36 5 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Perss 2002, hlm 6 R Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Bakti, 1995, hlm 68

Perjanjian yang dibuat berdasarkan pada kesepakatan awal dari kedua belah pihak. Manfaat jual beli yang diperjanjikan dapat diketahui secara jelas, kejelasan manfaat jual beli dapat diketahui dengan cara mengadakan pembatasan waktu pembayaran barang. Dalam setiap perjanjian juga harus memuat unsur-unsur perjanjian di dalamnya, unsur-unsur perjanjian tersebut diantaranya: a. Adanya pertalian ijab dan qabul b. Dibenarkan oleh syara c. Mempunyai akibat hukum terhadap obyeknya dan konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat para pihak. 7 Praktek perjanjian dari ijab qabul dalam jual beli emas yang terjadi di toko emas Arjuna Semarang telah memenuhi tiga hal unsur-unsur perjanjian diatas. Di dalam prakteknya, jual beli yang terjadi di toko emas Arjuna Semarang, ijab qabul dilakukan dengan menggunakan perkataan yang menunjukkan persetujuan antara kedua belah pihak, dan dituangkan dalam suatu 7 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005, hlm.48 69

akad tertulis, misalnya dengan surat-surat yang terdapat ketentuan-ketentuan tentang emas tersebut. Suatu jual beli tidak sah apabila tidak terpenuhi dalam tujuh syarat dalam suatu akad, yaitu: a. Saling rela antara kedua belah pihak. Kerelaan antara kedua belah pihak untuk melakukan transaksi mutlak keabsahannya, berdasarkan dalam firman Allah dalam QS. An-Nisa 29 dan hadis Nabi riwayat Ibnu Majah: jual beli haruslah atas dasar kerelaan (suka sama suka). Dalam jual beli emas yang terjadi di toko emas Arjuna Semarang, antara penjual dan pembeli terdapat unsur keterpaksaan dalam teransaksi. Pihak penjual melakukan jual beli dengan sistem monopoli didalamnya. b. Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad, yaitu orang yang telah balig, berakal, dan mengerti. Maka akad yang dilakukan oleh anak di bawah umur, orang gila, atau orang idiot tidak sah kecuali dengan seizin walinya, kecuali akad yang bernilai rendah seperti membeli kembang gula, korek 70

api, dan lain-lain. Hal ini berdasarkan pada firman Allah QS. An-Nisa 5 dan 6. Dalam hal ini, transaksi jual beli emas yang bersangkutan merupakan seseorang yang telah baligh, yakni berumur minimal 18 tahun, memiliki akal, dan mengerti bagaimana jual beli menurut pandangan Islam seperti apa. c. Harta yang menjadi objek transaksi telah dimiliki sebelumnya oleh kedua pihak. Maka tidak sah jual beli barang yang belum dimiliki tanpa seizin pemiliknya. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi riwayat Abu Daud dan Tirmidzi sebagai berikut, janganlah engkau menjual barang yang belum milikmu. Toko emas Arjuna sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu, maka syarat yang ketiga sudah terpenuhi karena objek transaksi suadah dimiliki. d. Obyek transaksi adalah barang yang diperbolehkan agama. Maka tidak boleh menjual barang haram seperti khamr (minuman keras) dan lainnya. 71

Emas merupakan suatu obyek dalam jual beli yang diperbolehkan oleh agama. Sehingga emas termasuk obyek jual beli yang dapat diperjualbelikan. e. Obyek transaksi adalah barang yang biasa diserahterimakan. Maka tidak sah jual beli mobil hilang, burung di angkasa karena tidak dapat diserahterimakan. Yang menjadi obyek dalam jual beli antara pihak penjual dan pembeli, adalah emas yang dapat diserahterimakan serta bentuk dan wujudnya dapat dibuktikan. f. Obyek jual beli diketahui oleh kedua belah pihak pada saat akad. Maka tidak sah menjual barang yang tidak jelas. Misalnya pembeli harus melihat terlebih dahulu barang tersebut atau spesifikasi barang tersebut. Pada saat terjadi akad dalam transaksi jual beli, pihak penjual dan pembeli sudah mengetahui keadaan obyek yang akan diperjualbelikan dalam transaksi tersebut. g. Harga harus jelas pada saat transaksi. Maka tidak sah jual beli dimana seorang penjual mengatakan: aku jual mobil ini kepadamu dengan harga yang akan kita sepakati nantinya. 72

2. Orang yang berakad (penjual dan pembeli) Syarat penjual dan pembeli dalam melakukan suatu perjanjian adalah sebagai berikut: a. Berakal Yang dimaksud berakal disini adalah seseorang yang bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Apabila salah satu dari keduanya baik penjual maupun pembeli tidak berakal, maka transaksi tersebut tidak sah. Firman Allah SWT : Artinya: Janganlah kamu serahkan harta orangorang yang bodoh itu kepadanya, yang mana Allah menjadikan kamu pemeliharaannya, berilah mereka belanja dari hartanya itu (yang ada di tangan kamu).(qs. Annisa : 5) 73

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa harta tidak boleh diserahkan kepada orang bodoh. Illat larangan tersebut ialah karena orang bodoh tidak cakap dalam mengendalikan harta, orang gila dan anak kecil juga tidak cakap dalam mengelola harta sehingga orang gila dan anak kecil juga tidak sah melakukan ijab dan qabul. Dalam prakteknya jual beli emas di toko Arjuan, kedua belah pihak baik penjual dan pembeli yang melakukan akad jual beli tersebut ialah seseorang yang berakal. Yakni mereka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang bathil. b. Dengan kehendaknya sendiri (bukan paksaan) Yang dimaksud disini adalah antara pedagang dan pembeli haruslah kemauan sendiri, yakni antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi jual beli tidak terdapat paksaan dari siapapun. Apabila transaksi jual beli terdapat unsur paksaan, maka jual beli tersebut tidak sah. Pihak antara penjual dan pembeli emas di toko emas Arjuna dilakukan atas dasar keterpaksaan, dimana penjual menyuruh pembeli agar emas yang 74

dibeli di toko tersebut dikemudian hari bisa dijual kembali di toko emas Arjuna. Keridhaan dalam suatu transaksi sangat diperlukan, karena tanpa adanya keridhaan mustahil jual beli ini dapat terlaksana. Transaksi juga baru dikatakan sah apabila didasarkan pada keridhaan dari kedua belah pihak. Artinya, tidak sah suatu akad apabila salah satu pihak dalam keadaan terpaksa atau dipaksa. Bisa terjadi pada waktu akad sudah saling meridhai, tetapi kemudian salah satu pihak merasa terbebani, sehingga kehilangan keridhaanya, maka akad tersebut bisa batal. c. Keadaannya tidak mubazir (pemboros) Keadaan tidak mubadzir maksudnya adalah dari pihak yang melakukan perjanjian dalam jual beli bukan manusia yang boros (mubadzir). Karena orang yang boros dalam hukum dikategorikan sebagai orang yang tidak cakap dalam bertindak. Yang dimaksud disini adalah orang tersebut tidak dapat melakukan suatu perbuatan dengan sendiri meskipun kepentingan hukum tersebut menyangkut kepentingannya sendiri. 75

Di sini kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli emas di toko emas Arjuna merupakan seseorang yang tidak boros (mubadzir). Sebab, mereka dapat melakukan perbuatan hukum walaupun perbuatan hukum tersebut menyangkut kepentingannya sendiri. d. Baligh Persyaratan terahir adalah seseorang yang melakukan perbuatan hukum dalam jual beli tersebut haruslah seseorang yang sudah baligh atau dewasa. Yang dimaksud sudah dewasa adalah seseorang yang telah berumur 15 tahun atau laki-laki yang sudah pernah bermimpi, dan bagi perempuan yang sudah mengeluarkan darah haid. Jadi, anak kecil di sini tidak sah melakukan jual beli. Akan tetapi, bagi anak kecil yang sudah mengerti, bisa membedakan mana yang baik dan buruk, akan tetapi belum berumur 15 tahun dan belum bermimpi dan keluar darah haid, menurut sebagian ulama diperbolehkan melakukan transaksi jual beli, khususnya untuk jual beli barang yang kecil dan bukan untuk barang yang bernilai tinggi. 76

3. Ma qud alaih (obyek akad) Ma qud alaih adalah harta yang akan dipindahkan dari tangan seorang yang berakad kepada pihak lain. Adapun syarta-syarat harta atau barang tersebut dijelaskan di bawah ini: Ada enam hal yang menjadi syarat atas barang yang diakadkan, diantaranya adalah: a. Kesucian barang Barang yang ditransaksikan harus suci. Emas merupakan barang yang suci dan tidak mengandung najis sehingga dapat diperjualbelikan. b. Kemanfaatan barang Barang yang ditransaksikan harus memiliki manfaat. Tidak diperbolehkan menjual sarang ular, atau tikus kecuali bisa diambil manfaatnya. Arti barang yang dapat diperjualbelikan untuk diambil manfaatnya tentu sangat relatif, karena pada hakikatnya barang yang dijadikan sebagai obyek jual beli adalah barang yang dapat dimanfaatkan, misalnya untuk dikonsumsi (beras, ikan, sayur-sayuran, dan lain-lain), dapat dinikmati keindahannya, dapat 77

digunakan untuk keperluan, dapat dinikmati suaranya, dan lain-lain Emas termasuk dalam barang yang dapat dimanfaatkan, sebab emas memiliki manfaat yang bisa dinikmati keindahannya. c. Kepemilikan orang yang berakad atas barang tersebut Barang yang ditransaksikan harus dimiliki oleh orang yang sedang melangsungkan akad atau mendapatkan izin dari yang memiliki barang (yang akad diakadkannya). Apabia penjualan atau pembelian terjadi sebelum mendapatkan izin, maka hal ini termasuk dalam akad fudhuli. Fudhuli adalah orang yang melakukan akad untuk orang lain tanpa izinnya. Misalnya Suami menjual apa yang dimiliki istrinya tanpa izin sang istri atau membeli barang untuknya tanpa izin darinya untuk melakukan pembelian. Jual beli emas ini dilakukan oleh pemilik emas itu sendiri, sehingga dalam jual beli ini syarat dan rukun telah terpenuhi. 78

d. Kemampuan untuk menyerahkan barang Barang yang ditransaksikan harus bisa diserahkan secara syar i dan secara fisik. Barang yang tidak bisa diserahterimakan secara fisik tidak sah untuk diperjualbeikan. Mislanya ikan yang masih berada didalam air. Termasuk dalam masalah ini adalah jual beli burung lepas dan tidak biasa kembali ke sangkarnya. Meskipun burung tersebut biasa pulang ke sangkarnya pada malam hari, jual beli ini termasuk tidak sah menurut mayoritas ulama, karena Rasulullah melarang seseorang untuk menjual sesuatu yang tidak ada padanya. Dalam jual beli emas yang terjadi di toko emas Arjuan, emas yang menjadi akad dapat diserahkan pada saat akadkepada pembeli emas. e. Mengetahui Yang dimaksud mengetahui di sini bisa diartikan secara luas, yakni melihat sendiri keadaan barang, baik itu mengetahui kualitas barang, hitungan, takaran, timbangan, dan lain sebagainya. 79

Pembeli seharusnya menerima barang dalam keadaan baik serta dengan harga yang semestinya berlangsung dipasaran. Pembeli juga harus mengetahui apabila terdapat kekurangan atau terdapat cacat pada suatu barang tersebut. f. Barang yang diakadkan sudah dikuasai Perjanjian yang dilakukan apabila barang tidak berada ditangan (tidak berada dalam kekuasaan penjual) adalah tidak sah. 8 Di dalam praktek jual beli emas ini, emas dapat diserahkan pada saat akad berlangsung, jadi barang tersebut berada pada penguasaan si penjual. hlm 165-175 8 Sayyid Sabiq, fikih sunnah, Jakarta: Cakrawala Publishing 2009, 80