I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

OPTIMASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMIE BERMATRIK POLYESTER BQTN 157 TERHADAP FRAKSI VOLUME DAN TEBAL SKIN

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. material teknik. Material komposit khususnya dengan penguatan serat alam mulai

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini dalam industri manufaktur penggunaan material komposit mulai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. logam, salah satu material yang banyak dikembangkan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE

TUGAS AKHIR REKAYASA KOMPOSIT BERPENGUAT LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU SENGON LAUT BERMATRIK RESIN POLYESTER BQTN 157

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyak dikembangkan dalam dunia industri manufaktur. Penggunaan material komposit yang ramah lingkungan dan bisa

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan banyaknya pencemaran lingkungan, maka. kebutuhan industri sekarang ini lebih mengutamakan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE LIMBAH SEKAM PADI UNTUK PANEL INTERIOR OTOMOTIF DAN RUMAH HUNIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT RAMI BERMATRIK POLIESTER TERHADAP KEKUATAN MEKANIS

PENGARUH ALKALISASI TERHADAP KOMPATIBILITAS SERAT SABUT KELAPA ( Cocos Nucifera ) DENGAN MATRIKS POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Uji Karakteristik Serat Abaca Anyaman 3D Pada Fraksi Volume (30%, 40%, 50%, 60%)

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat, baik dalam bidang material logan maupun non logam. Selama ini keberadaan material logam dalam bidang industri sangat

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Djati Hery Setyawan D

PENGARUH KANDUNGAN SERAT DAN FIBER ARCHITECTURE TERHADAP KUAT TARIK PASCA IMPACK KECEPATAN RENDAH KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA BERMATRIK POLIESTER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

Volume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

Analisa Sifat-Sifat Serat Alam Sebagai Penguat Komposit Ditinjau Dari Kekuatan Mekanik

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

PEMANFAATAN LIMBAH SERAT SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PEMBUAT HELM PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA KEKUATAN POROS KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG WARU YANG DISUSUN SIMETRI 30, 50, 70 TERHADAP PENGUJIAN PUNTIR

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Karakteristik Komposit Serat Rami (Boehmeria nivea) Reinforced Anyaman 3D Pada Fraksi Berat Serat (40%, 50%, 60%, 70%)

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

ANALISA KEKUATAN POROS KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG WARU YANG DISUSUN SIMETRI 20, 40, 60 TERHADAP PENGUJIAN PUNTIR

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv vi vii ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH HIBRID UNTUK STRUKTUR SISTEM PANEL

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

BAB I PENDAHULUAN. kayu. Selain harganya yang murah, komposit juga memiliki. mempunyai kekuatan yang bisa disesuaikan kebutuhan.

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik yang sulit didapat seperti logam. Komposit merupakan material alternative yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Material komposit adalah gabungan dari penguat (reinforment) dan matriks. Kelebihan material komposit jika dibandingkan dengan logam adalah memiliki sifat mekanik yang baik, tidak mudah korosi, bahan baku yang mudah diperoleh dengan harga yang lebih murah, dan memilik massa jenis yang lebih rendah dibanding dengan serat mineral. Komposit serat alam memiliki keunggulan lain bila dibandingkan dengan serat gelas, komposit serat alam lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan serat gelas. Sedangkan serat kaca sukar terdegradasi secara alami. Selain itu kaca juga menghasilkan gas dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika gelas didaur ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti serat gelas tersebut.(hadi, 2000)

2 Dari sekian banyak tanaman serat, rami atau dalam bahasa latin Boehmeria nivea adalah salah satu tanaman yang memiliki kandungan serat yang tinggi dan memiliki karakteristik mirip kapas. Bahkan, rami ternyata terbukti lebih mudah dibudidayakan dibandingkan tanaman kapas (Musaddad, 2007). Rami termasuk tanamanyang mudah tumbuh diberbagai kondisi lahan namun saat ini pemanfaatan serat rami di Indonesia hanya sebatas sebagai bahan dasar pembuatan kain pakaian dan kertas. Tentunya akan memiliki nilai lebih jika serat tersebut dapat digunakan untuk menggantikan serat non alam (fiber glass) yang selama ini masih diimpor dari luar negeri sebagai penguat material komposit. Mengapa serat alam rami, karena rami mempunyai karakteristik kuat, ringan, tahan lama terhadap penyinaran matahari dan kekuatan serat tidak berubah, tahan air, tahan jamur, serangga dan bakteri (Musaddad, 2007). Disamping itu pohon rami cocok di daerah tropis. Perkembangan teknologi komposit saat ini sudah mulai mengalami pergeseran, dari bahan komposit berpenguat serat sintesis menjadi bahan komposit berpenguat serat alam. Serat alam rami (Boehmeria Nivea) memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai media penguatan pada resin polimer. Telah dilakukan penelitian awal, menunjukkan bahwa diameter serat rami (jenis rami cina super) dari Garut adalah sekitar 0.22-0.42 mm (Marsyahyo dkk,2005). Menurut Mueller dan Krobjilobsky (2006), massa jenis serat rami adalah 1.5-1.6 gr/cm³ dan kekuatan tarik serat rami berkisar 400-1050 MPa. Modulus elastisitas dan regangannya adalah sekitar 61.5GPa dan 3.6%.

3 Mungkin hanya sebagian orang mengetahui kalau serat ini sangatlah istimewa dibandingkan serat alam lainnya. Serat rami biasanya digunakan menjadi sumber bahan baku produk tekstil karena mudah didapat dan murah.selain diambil serat dari kulit batangnya, semua bagian tanaman rami dapat dimanfaatkan. Akar tanaman (rhizome) dapat digunakan sebagai bahan tanaman (bibit) untuk pengembangan rami, daunnya dapat sebagai pakan ternak, sedangkan kulit batang dan kayunya dapat digunakan untuk bahan baku pulp maupun kompos. Prospek pengembangan pasar untuk serat rami sangat baik karena harga jual yang relatif tinggi. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan rami karena memiliki lahan yang relatif luas dan iklim yang cocok untuk tanaman rami. Rami sangat cocok dikembangkan di Indonesia bagian barat yang beriklim basah karena tanaman ini memerlukan curah hujan sepanjang tahun. Berdasarkan persyaratan tumbuhnya banyak daerah yang sesuai antara lain: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Penggunaan serat rami di Indonesia saat ini masih sebatas sebagai suplemen kapas pada industri TPT. Karena sebagai suplemen maka kebutuhannya belum begitu besar yaitu 11 ton pertahun dan hampir seluruhnya dipenuhi oleh impor dari China. Selain sebagai suplemen, serat rami juga dapat berfungsi sebagai substitusi kapas dengan menyesuaikan peralatan pada industri hilirnya. Dalam rangka sebagai substitusi kapas, maka pengembangan rami seharusnya dilakukan secara terintegrasi mulai dari hulu (on farm), intermediate (industri

4 staple dan filament, tenun dan rajut) dan di hilir (industri garmen dan barang produk tekstil lainnya). Pemasaran serat rami cukup luas di dalam maupun di luar negeri, mulai dari serat mentah (China grass), serat panjang hasil di gumming (ramie raw), serat pendek (ramie stafle fibre) maupun serat panjang (ramie top). Saat ini pangsa pasar konsumen serat rami dunia sekitar 350.000 ton dan diperkirakan kebutuhan serat rami dunia terus menaik hingga 400.000 500.000 ton. (Kuncoro Diharjo, 2006)Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit Serat Rami-Polyester, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatandan regangan tarik komposit memiliki harga optimum untuk perlakuan serat 2 jam, yaitu 190.27 MPa dan 0.44%. Komposit yang diperkuat serat yang dikenai perlakuan 6 jam memiliki kekuatan terendah. Penampang patahan komposit yang diperkuat serat perlakuan 0, 2, dan 4jam diklasifikasikan sebagai jenis patah slitting in multiple area. Sebaliknya, penampang patahan komposit yang diperkuat serat perlakuan 6 jam memiliki jenis patah tunggal. Penampang patahan komposit yang diperkuat serat tanpa perlakuan menunjukkan adanya fiber pull out. (Sudarsono, 2012) tentang pengaruh kajian sifat mekanik material komposit propeller kincir angin standard NACA 4415 modifikasi. Setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil uji tarik rami sebesar 206,277 MPa, sedangkan pada kayu sengon laut lebih rendah dari serat rami yaitu sebesar 48,927% MPa.

5 (Muhammad Najib, 2010) tentang optimasi kekuatan tarik komposit serat rami polyester. Bahan yang digunakan adalah serat rami, resin unsaturated polyester 1557 BTQN EX, dan hardener MEKPO. Serat rami direndam dalam larutan alkali (5% NaOH) selama 0, 2, 4, 6, dan 8 jam.hasil penelitian komposit berpenguat serat rami tanpa perlakuan alkali pada variasi fraksi volume serat 20%, 30%, 40%, dan 50% diperoleh kekuatan tarik tertinggi pada fraksi volume 39,68% yaitu sebesar 29,54 MPa. Sedangkan pada komposit berpenguat serat rami perlakuan alkali memiliki harga kekuatan tarik tertinggi pada perlakuan alkali serat selama 2 jam, yaitu sebesar 36,71 MPa. Penampang patahan komposit berpenguat serat rami tanpa perlakuan menunjukkan adanya fiber pullout, ini artinya ikatan antara serat rami dan matrik kurang sempurna sehingga mengakibatkan tercabutnya serat dalam jumlah yang banyak. Pada komposit serat rami perlakuan alkali serat selama 8 jam, mekanisme fiber pullout tidak tampak lagi. Nilai modulus tarik sangat dipengaruhi oleh regangannya, semakin rendah regangan yang terjadi maka nilai modulus tarik akan semakin tinggi (Diharjo dan Nuri, 2006) Mengenai Studi Sifat Tarik Bahan Komposit Berpenguat Serat Rami dengan Matrik Unsaturated Polyester, didapatkan kekuatan tarik komposit serat rami-poliester memiliki hasil eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kekuatan minimal hasil analisis teoritis. Kekuatan tarik komposit hasil eksperimen tertinggi adalah 205.36 MPa pada Vf = 54.10%. Modulus elastisitas komposit serat rami - poliester memiliki harga tertinggi (47.88 GPa) pada Vf = 54.10%. Penampang patahan diklasifikasikan

6 sebagai jenis patah banyak(splitting in multiple area) yang disertai oleh adanya fiber pull out. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas untuk mendapatkan sifat mekanis dan mekanisme kegagalan komposit berpenguat serat rami dengan melakukan uji tarik. B. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui kekuatan tarik komposit serat rami dengan fraksi volume sebesar 5%, 10%, dan15%. C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti ini berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang material komposit. 2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat mengembangkan aspek ilmu pengetahuan tentang material teknik. 3. Bagi akademik, penelitian ini berguna sebagai referensi tentang komposit serat alam. 4. Dengan hasil yang dicapai maka akan bisa digunakan untuk memberikan sumbangsih khususnya komposit dengan penguat serat rami.

7 D. Hipotesa Dari penelitian tentang kekuatan tarik komposit polyester berpenguat serat rami denganvariasi volume 5%, 10%, 15% ini diharapkan pada variasi volume 15% menjadi yang terbaik, karena semakin banyak volume serat maka komposit akan memiliki kekuatan tarik yang lebih baik. E. Batasan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal sebagai berikut : 1. Bahan pengisi komposit sebagai specimen adalah serat rami. 2. Serat rami yang digunakan adalah serat yang diasumsikan berdiameter 0.20-0.25 mm dengan massa jenis 1.5 gr/cm 3. 3. Serat rami diberikan perlakuan alkali NaOH 5% selama 2 jam. 4. pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dengan pengamatan kegagalan komposit dengan Scanning Electron Microscope (SEM). 5. Resin yang digunakan adalah resin jenis thermoset, yaitu resin Unsaturated Polyester Resin (UPR) Yukalac 157 BQTN-EX.

8 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : I Pendahuluan, pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan masalah serta sistematika. II Teori Dasar, berisikan landasan teori dari beberapa literatur yang mendukung pembahasan tentang studi kasus yang diambil, yaitu pengaruh fraksi volume terhadap sifat mekanik dan fisik komposit berpenguat serat rami dengan matrik polyester. III Metodologi, pada bab ini menjelaskan metode yang digunakan penulis dalam pelaksanaan penelitian.