BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Syekfani,2000). Pupuk

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

DWI SETYO ASTUTI A

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bit (Beta vulgaris L.) merupakan sejenis tanaman ubi-ubian yang

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) DAMPAK NEGATIF PUPUK KIMIA TERHADAP KESUBURAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

JENIS DAN DOSIS AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU MAKROALGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

I. PENDAHULUAN. sejak diterapkannya revolusi hijau ( ) menimbulkan dampak negatif yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. tanaman kedelai secara signifikan. Perbaikan sistem budidaya kedelai di Indonesia,

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

I. PENDAHULUAN. Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

Optimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa. Presentation by P.T. Asam Jawa

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan. Cabai merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan konsumen di Indonesia, karena merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok masyarakat, dengan tingkat konsumsi yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Pasokan cabai merah sering kali tidak dapat memenuhi permintaan pasar, sehingga mengakibatkan harga cabai merah melonjak di pasaran. Kebutuhan konsumsi cabai setiap tahun meningkat dan sampai sekarang tanaman cabai merah termasuk salah satu tanaman yang dianggap potensial untuk dikembangkan. Tanaman cabai merah dapat tumbuh dan berproduksi didataran rendah sampai dataran tinggi, baik pada lahan sawah maupun tegalan. Berdasarkan pernyataan Sumarni dan Muharam (2005) bahwa cabai merah sekitar 12 t ha -1 sampai 20 t ha -1 dan tanaman cabai mempunyai toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga tanaman ini dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi serta dapat tumbuh dan berproduksi di musim hujan maupun musim kemarau. 1

2 Budidaya tanaman cabai terdapat beberapa masalah kandungan unsur hara yang terdapat didalam tanah, yang diberikan pupuk anorganik maupun pupuk organik. Supaya kandungan di dalam tanah baik untuk pertumbuhan tanaman cabai. Prinsip pertanian organik tidak hanya menciptakan hasil yang berlimpah tetapi bagaimana pertanian organik mampu menciptakan hasil yang sehat tanpa mengesampingkan lingkungan di sekitarnya dan kehidupan makhluk lainnya. Dalam mendapatkan hasil yang baik harus ditunjang dengan bibit lokal yang berkualitas dipadu dengan pengolahan lahan tanpa bahan kimia, Pemberian kompos memperkaya unsur hara bagi tanamun, namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Pemberian pupuk hijau pada tanah mampu menambah bahan organik dalam tanah mendukung kehidupan jasad renik dalam tanah dan mengembalikan unsur hara yang tercuci begitu juga dengan pemberian pupuk bokashi yang mampu menghasilkan tanaman pangan bermutu tinggi berupa kandungan vitamin, serat, mineral, dan zat-zat lain yang berguna bagi tumbuhan. Pupuk bokashi merupakan salah satu alternatif dalam penerapan teknologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Bokashi mempunyai prospek yang baik untuk dijadikan pupuk organik karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi. pemberian bokashi memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai, hal ini disebabkan karna bokashi mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang

dibutuhkan oleh tanaman cabai. Pupuk bokashi dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM-4 (Effective Microorganism). EM-4 yang digunakan dalam pembuatan bokashi adalah suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteri Fotosintetik, bakteri Lactobacillus sp, ragi, dan Actinomycetes). Aktivator dekomposisi adalah salah satu mikroba unggulan seperti Lactobacillus sp, ragi, dan jamur serta Cellulolytic bacillus sebagai pengurai bahan organik limbah kota. EM dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah. Penggunaan EM (Effective Microorganism) dalam pembuatan bokashi selain dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah juga bermanfaat memperbaiki pertumbuhan serta jumlah dan mutu hasil produksi tanaman. Penggunaan mulsa plastik dalam budidaya tanaman hortikultura sepertinya adalah sesuatu yang mutlak dilakukan. Banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh petani, diantaranya adalah meringankan pekerjaan petani dalam membersihkan gulma. Akan tetapi harga mulsa plastik yang terus meningkat dan tidak diimbangi dengan harga jual hasil panen terkadang mengakibatkan kerugian hingga akhirnya banyak yang gulung tikar dan alih profesi, kita bisa memanfaatkan jerami sebagai pengganti mulsa plastik. Dari pada membakar jerami, kita bisa menggunakan jerami untuk menutupi permukaan bedengan sebagai mulsa. Menggunakan mulsa jerami tentu lebih hemat biaya bahkan gratis. Yang dibutuhkan hanya kemauan, waktu dan tenaga. Selain hemat biaya, penggunaan jerami juga memiliki keunggulan dari pada menggunaan mulsa plastik.

Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma. Salah satu yang dapat digunakan adalah mulsa jerami padi. Beberapa keuntungan mulsa jerami padi antara lain dapat melindungi agregat tanah dari daya rusak butiran hujan, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan,memelihara suhu, kelembaban tanah, dan mengendalikan pertumbuhan gulma. Pemberian mulsa khususnya mulsa organik seperti jerami termasuk salah satu teknik pengawetan tanah. Pemberian mulsa ini selain dapat menambah bahan organik tanah juga dapat mengurangi erosi dan evaporasi, memperbesar porositas tanah sehingga daya infiltrasi air menjadi lebih besar. Mulsa mempunyai fungsi menghambat pertumbuhan gulma, sehingga tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara tanah. Tidak adanya kompetisi dengan gulma tersebut merupakan salah satu penyebab keuntungan yaitu meningkatnya produksi tanaman budidaya dan pemberian mulsa terutama pada tanah yang mempunyai kadar air rendah dapat membantu efektivitas penggunaan air dengan memperkecil laju evaporasi. Purwowidodo. (2001). Mulsa jerami padi atau mulsa yang berasal dari sisa-sisa tanaman lainnya mempunyai konduktivitas panas yang rendah sehingga panas yang sampai ke permukaan tanah akan lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa mulsa atau mulsa dengan konduktivitas panas yang tinggi seperti mulsa plastik. Jadi, jenis mulsa yang berbeda memberikan pengaruh berbeda pula pada pengaturan suhu, kelembaban dan kandungan air tanah. Perbedaan jenis mulsa juga akan berbeda

pengaruhnya terhadap perbedaan lingkungan terutama suhu tanah sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman akan berbeda pula. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah (Capsicum annuum l) varietas pilar F1 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1). Apakah terjadi interaksi antara dosis pupuk bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah. 2). Berapakah dosis optimum bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah. 1.3. Tujuan 1). Mempelajari interaksi antara dosis bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai 2). Menetapkan dosis optimum antara pupuk bokashi kirinyuh dan mulsa jerami untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. 1.4 Kegunaan Penelitian 1). Secara ilmiah, penelitian ini dapat mengungkapkan lebih jelas terjadinya efek interaksi dan menentukan dosis dari pemberian bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai

2.) Secara praktis, penelitian ini mampu memberikan solusi alternatif pengganti pupuk kimia bagi petani atau intansi terkait dengan menggunakan bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi. 1.5 Kerangka Pemikiran Cabai merah ( Capsicum annum L. ) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan selain cabai memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak digunakan baikuntuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan. Skala nasional rata-rata hasil per hektar masih tergolong rendah yaitu 48,93 kuintal per hektar dengan luas panen sebesar 171,895 ha. Cabai merah merupakan jenis tanaman yang dapat ditanam dengan kisaran suhu antara 21 C 27 C (Setiadi, 2003) Gulma kirinyuh (Chromolaena odorata) tersebut terdapat cukup banyak pada lahan-lahan kosong dan dipinggi-pinggir jalan. Akan tetapi sudah pernah dimanfaatkanya sebagai sumber bahan organik ataupun sumber nitrogen dan kalium. Pupuk bokashi merupakan salah satu alternatif dalam penerapan teknologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Bokashi mempunyai prospek yang baik untuk dijadikan pupuk organik karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi. pemberian bokashi memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai, hal ini disebabkan karna bokashi mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang

dibutuhkan oleh tanaman cabai. Pupuk bokashi dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM-4 (Effective Microorganism). EM-4 yang digunakan dalam pembuatan bokashi adalah suatu kultur campuran berbagai mikroorganisme yang bermanfaat (terutama bakteri Fotosintetik, bakteri Lactobacillus sp, ragi, dan Actinomycetes). Aktivator dekomposisi adalah salah satu mikroba unggulan seperti Lactobacillus sp, ragi, dan jamur serta Cellulolytic bacillus sebagai pengurai bahan organik limbah kota. EM dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah. Penggunaan EM-4 (Effective Microorganism) dalam pembuatan bokashi selain dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah juga bermanfaat memperbaiki pertumbuhan serta jumlah dan mutu hasil produksi tanaman. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami, sekam padi dan alang-alang. Keuntungan mulsa organik adalah lebih ekonomis (murah), mudah didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah. Menurut Purwowidodo (2001) bahwa pemulsaan dapat dilakukan untuk memanipulasi lingkungan tumbuh tanaman, memperbaiki dan mempertahankan sifat baik tanah. Tindakan pemulsaan akan berpengaruh tidak langsung terhadap (1) agregat-agregat tanah dari daya rusak butir hujan, (2) meningkatkan penyerapan air oleh tanah, (3) mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan, (4) memelihara temperatur dan kelembaban tanah, (5) memelihara kandungan bahan organik tanah, dan (6) mengendalikan pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma.

Bahan mulsa yang baik adalah mudah didapat, murah serta tersedia disekitar tempat budidaya. Salah satu bahan mulsa tersebut adalah mulsa organik berupa jerami padi atau sekam padi. Keuntungan menggunakan mulsa jerami padi dan sekam padi antara lain (1) Menurunkan suhu tanah, (2) mengkonservasi tanah dengan menekan erosi, (3) dapat menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu, dan (4) menambah bahan organik tanah karena mudah lapuk Umboh,( 2000). Menurut Umboh (2000) pemberian mulsa jerami sebanyak 4-6 t/ha mampu mempertahankan laju infiltrasi, meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai. Pertumbuhan tanaman cabai selain dipengaruhi oleh iklim lingkungan mikro juga dipengaruhi oleh penambahan bahan organik mulsa jerami padi yang juga mengandung unsur hara makro dan mikro. Pemberian bokashi kirinyuh dan penggunaan mulsa jerami padi, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai sehingga memberikan produktivitas yang tinggi. 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah di uraikan di atas, maka hipotesis yang dapat di kemukakan adalah : 1). Terjadi interaksi antara dosis pupuk bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. 2). Terdapat kombinasi taraf perlakuan yang optimum antara berbagai dosis bokashi kirinyuh dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai.