BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

Disusun Oleh ASTRID J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman jumlah penduduk pra lansia (45-59 tahun) sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. praktek dokter gigi memiliki suasana dan peralatan yang asing, dan terlebih lagi

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN.

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. (SKN). Pembangunan kesehatan dalam Undang-Undang Kesehatan 36 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization. (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

PERBEDAAN PERUBAHAN INTENSITAS NYERI SELAMA PERAWATAN POST SEKSIO SESAREA ANTARA PASIEN YANG MENGGUNAKAN TEHNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI DI RSU.

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang menentukan gaya personal individu serta mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian hari. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas merupakan salah satu cara dalam mewujudkan anak-anak yang berkualitas pula. Pembangunan kesehatan harus mencakup kesehatan anak sebagai suatu bagian dari bangsa pada umumnya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu dengan pencanangan wajib imunisasi dasar pada satu tahun pertama kehidupan anak. Imunisasi adalah cara untuk mencegah seseorang dari menderita suatu penyakit dengan meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap penyakit tersebut (Depkes RI, 2009). Imunisasi, terutama cakupan imunisasi campak, merupakan salah satu indikator dalam MDGs (Millenium Development Goals) (Bapenas, 2007). Pada tahun 2007 sampai 2009, cakupan imunisasi di Jawa Tengah mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, cakupan imunisasi BCG sebesar 100,78%, DPT-HB1 sebesar 100, 84%, DPT-HB3 sebesar 98,24%, polio 4 sebesar 97, 28%, dan campak sebesar 96,5%. Pada tahun 2008, cakupan imunisasi BCG sebesar 104,13%, DPT-HB1 sebesar 102,7%, DPT-HB3 sebesar 99,86%, polio 4 sebesar 99,51%, dan campak sebesar 99,35%. Adapun tahun 2009, cakupan imunisasi BCG sebesar 102,05%, DPT-HB1 1

2 sebesar 100,89%, DPT-HB3 sebesar 99,04%, polio 4 sebesar 99,14%, dan campak sebesar 96,97% (Dinkes Jawa Tengah, 2009). Program imunisasi pada anak untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Metode menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh anak, baik dengan cara intrakutan, subkutan, maupun intra muskuler, dilakukan saat pemberian sebagian besar dari imunisasi dasar, seperti BCG, hepatitis B, DPT, dan campak. Hal ini berarti anak mendapatkan ± 5 kali suntikan dalam satu tahun kehidupan pertamanya. Tindakan tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri pada anak (Astuti, 2011). Dampak yang serius dapat muncul akibat nyeri yang tidak ditangani, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Akibat jangka pendek (akut) yang disebabkan oleh nyeri, yaitu peningkatan pelepasan kimia dan hormon, pemecahan cadangan lemak dan karbohidrat, perdarahan periventrikuler/ intraventrikuler, hiperglikemia berkepanjangan, dan peningkatan morbiditas pasien di NICU (Neonatus Intensive Care Unit). Akibat akut lainnya, yaitu adanya memori kejadian nyeri, hipersensitifitas terhadap nyeri, respon terhadap nyeri memanjang, inervasi korda spinalis yang tidak tepat, respon terhadap rangsang yang tidak berbahaya yang tidak tepat, dan penurunan ambang nyeri. Adapun akibat jangka panjang dari nyeri, antara lain peningkatan keluhan somatik tanpa sebab yang jelas, peningkatan respon fisiologis dan tingkah laku terhadap nyeri, peningkatan prevalensi defisit

3 neurologi, masalah psikososial, dan penolakan terhadap kontak manusia (Wong, et al., 2009). Dalam penelitiannya mengenai respon stres pada bayi yang dilakukan tindakan yang menimbulkan nyeri, disebutkan bahwa sebelum dan sesudah tindakan terjadi perbedaan respon kortisol. Respon kortisol meningkat setelah dilakukan tindakan menyakitkan pada bayi, sehingga mengindikasikan bayi mengalami stres yang diakibatkan oleh tindakan tersebut (Grunau, et al., 2004). Hal ini menjelaskan bahwa rasa sakit yang diakibatkan karena imunisasi dapat menyebabkan stres pada bayi dan dapat berakibat jangka pendek maupun jangka panjang seperti dijelaskan di atas. Peristiwa yang dapat menimbulkan trauma pada anak, seperti cemas, marah, nyeri, dan lain-lain merupakan beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat. Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan menganggu perkembangan anak. Dengan demikian, untuk mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan, atraumatic care sebagai bentuk perawatan terapeutik, dapat diberikan kepada anak dan keluarga (Hidayat, 2005). Nyeri dapat diatasi dengan metode farmakologi dan non farmakologi. Metode non farmakologi yang dapat diberikan, salah satunya adalah teknik distraksi. Teknik distraksi adalah cara untuk mengurangi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada sesuatu yang lain, sehingga kesadaran terhadap nyeri berkurang. Musik merupakan salah satu distraksi yang efektif karena terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan tekanan darah, mengurangi

4 kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, dan menurunkan frekuensi denyut jantung (Sari, 2012). Musik yang lembut akan mengendorkan sistem saraf dan organ tubuh, oleh karena itu musik yang dipilih pada umumnya musik lembut dan teratur, seperti instrumentalia atau musik klasik Mozart (Farida, 2010). Sifat terapeutik yang dimiliki musik, telah banyak dinyatakan dan ditulis oleh para ahli filsafat, sejarah, dan ilmuwan sejak zaman dahulu hingga sekarang. Melalui penelitian, musik dikenal sebagai fasilitas perangsang relaksasi nonfarmasi yang aman, murah, dan efektif. Musik tidak seperti obat karena musik tidak memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan. Perasaan tenang dan rileks, serta berkurangnya rasa nyeri, dapat ditimbulkan dengan adanya musik. Musik dapat menenangkan bayi dan anak-anak. Persepsi dan pengalaman nyeri dapat dikurangi dengan musik, serta musik mampu meningkatkan toleransi terhadap nyeri akut dan kronis, Dengan pelepasan endorfin, musik dapat mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, memecah siklus kecemasan dan ketakutan yang meningkatkan reaksi nyeri dan memindahkan perhatian pada sensasi yang menyenangkan (Pedak, 2009). Musik gamelan Jawa memiliki kekuatan membuat orang menjadi mengantuk dan tertidur, sehingga dapat digunakan untuk terapi (Astono, dkk, 2006). Dalam penelitian yang telah, musik gamelan Jawa terbukti dapat mengurangi intensitas nyeri pada pasien post operasi ruang bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Purwanto, 2008). Musik stimulatif memiliki efek meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sedangkan musik sedatif atau relaksasi

5 memiliki efek sebaliknya, yaitu menenangkan, menurunkan detak jantung dan tekanan darah, serta tingkat rangsang (Djohan, 2006). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Baki Sukoharjo, diperoleh data bahwa pencapaian imunisasi tahun 2013, jumlah kunjungan untuk imunisasi Pentavalen sebanyak 490 bayi, dengan rincian untuk imunisasi Pentavalen I sebanyak 158 bayi (32,24%), Pentavalen II sebanyak 165 bayi (33,67%), dan Pentavalen III sebanyak 167 bayi (34,08%). Dari observasi yang telah dilakukan pada 5 bayi yang diberikan imunisasi Pentavalen dengan menggunakan skala nyeri FLACC, didapatkan hasil ratarata skor, yaitu 7 atau nyeri berat. Terkait dengan nyeri pada bayi yang diimunisasi, belum ada tindakan penatalaksanaan yang menjadi kebijakan khusus dari puskesmas. Setelah dilakukan imunisasi, tindakan yang biasa dilakukan adalah menenangkan bayi di pangkuan yang dilakukan oleh pengantar (orang tua, pengasuh, nenek). Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mencari solusi penatalaksanaan nyeri pada bayi yang diimunisasi, dengan pemberian terapi musik. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah Apakah ada pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo?.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen. b. Mengetahui respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen. c. Membandingkan respon nyeri antara kelompok perlakuan yang diberi terapi musik Gendhing Subositi dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam melakukan asuhan keperawatan pada bayi yang akan dilakukan imunisasi Pentavalen untuk menurunkan respon nyeri, sehingga dapat meningkatkan rasa nyaman dan meminimalkan trauma pada bayi.

7 2. Ilmu Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan anak khususnya dalam penatalaksanaan manajemen nyeri pada anak. 3. Penelitian Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya dan memberi informasi bagi pengembangan penelitian serupa di masa yang akan datang. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sejenis yang mendukung penelitian ini, antara lain : 1. Djaafar (2002), Pengaruh Musik Gamelan Terhadap Respon Kecemasan Bayi pada saat Imunisasi di Klinik Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen, rancangan penelitian ini adalah post test-only design. Subjek penelitian adalah bayi berumur 3-6 bulan yang diberi imunisasi DPT II di Klinik Tumbuh Kembang Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan jumlah sampel 60 responden, dengan perincian 30 responden sebagai kelompok eksperimen dan 30 sebagai kelompok kontrol. Alat analisis menggunakan uji t (t-test). Hasil penelitian menunjukkan pemberian musik gamelan pada bayi yang diimunisasi berpengaruh terhadap penurunan cemas. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel independen, yaitu sama-sama

8 menggunakan musik sebagai intervensi. Perbedaan terletak pada waktu, variabel dependen, dan tempat penelitian. 2. Farida (2010), Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Nyeri Post Operasi pada Anak Usia Sekolah di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen, dengan jumlah sampel 14 orang, dengan perincian terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat analisis menggunakan uji t (t-test). Hasil penelitian menunjukkan terapi musik berpengaruh terhadap penurunan nyeri post operasi pada anak usia sekolah. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel independen dan variabel dependen, yaitu sama-sama menggunakan musik sebagai intervensi dan nyeri sebagai variabel dependen. Perbedaan terletak pada subyek, tempat, dan waktu.