TAMAN WISATA WADUK WADASLINTANG DI KABUPATEN WONOSOBO

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA (WANAWISATA) CINDELARAS DI KABUPATEN GROBOGAN

EKOWISATA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE TRITIH CILACAP (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR)

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI TEMPAT REKREASI DI SURAKARTA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA COLO, KUDUS

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

PENGEMBANGAN PANTAI TIRTA SAMUDRA BANDENGAN DI JEPARA

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme)

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAWASAN WISATA SELO, BOYOLALI JAWA TENGAH

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR, KLATEN

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

PENGEMBANGAN TAMAN JURUG SEBAGAI KAWASAN WISATA DI SURAKARTA

PUSAT BUDAYA BETAWI DI KAWASAN SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

INDUSTRI PERMINTALAN SERAT SINTETIS PT. TEXMACO DI KAWASAN INDUSTRI TUGU WIJAYAKUSUMA SEMARANG

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KEBUN BINATANG TINJOMOYO SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TELENG RIA DI PACITAN

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

Kawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PUSAT FASILITAS REKREASI DAN OLAHRAGA DI ASINAN KAWASAN WISATA RAWAPENING

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

REKREASI DI HULU SUNGAI PEUSANGAN KABUPATEN ACEH TENGAH

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO)

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN WISATA CANDI PENATARAN DI BLITAR JAWA TIMUR

HOTEL WISATA BINTANG TIGA DI KABUPATEN MAGELANG

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PASIR KENCANA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR REGIONALISM BERTEMA EKOTURISME

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI BENTENG VASTENBURG SURABAYA

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH DI KABUPATEN TEGAL

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN MENARA KUDUS SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

SENTRA PROMOSI DAN INFORMASI KERAJINAN KUNINGAN DI JUWANA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

TAMAN REKREASI PANTAI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Lanskap

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

TAMAN REKREASI RAWA PERMAI DI TUNTANG SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI ALAM INDAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

VILLA RESORT PT. PLN (Persero) DI WADUK CIRATA JAWA BARAT (Dengan penekanan desain arsitektur Neo Vernacular)

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HOTEL RESOR BERKONSEP BUTIK DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH BREBES

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA WADUK WADASLINTANG DI KABUPATEN WONOSOBO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Astria Melanira L2B 096 205 Periode 77 Januari - April 2002 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2002

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pencanangan Program AFTA 2003 dapat dijadikan sebagai momentum di dalam pengembangan sector pariwisata di Indonesia. Pemerintah Indonesia bertekad menjadikan sector pariwisata sebagai penghasil devisa utama. Guna mewujudkan tekad tersebut, maka Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain dikeluarkannya UU No. 9 tahun 1990 yaitu memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan serta meningkatkan mutu objek dan daya tarik pariwisata, sehingga sector pariwisata mampu menjadi salah satu roda penggerak pembangunan Nasional, dan dapat memberikan kesempatan usaha dan menciptakan lapangan kerja serta didukung dengan program pencegahan dan penangkalan dampak negative. Peran pariwisata menjadi semakin penting dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah dan UU No.25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Secara umum, pelaksanaan prinsip pemerintah baru tersebut memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk memberdayakan setiap potensi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Dan sector pariwisata menempati posisi utama sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang prospektif. Dengan semakin jenuhnya pasar konsumen wisata yang diakibatkan oleh kurang dikenalnya potensi alam sebagai daya tarik wisata, maka perlu diupayakan adanya tema baru sebagai daya tarik wisata. Ketetapan pemerintah Indonesia sejak decade 1980an dengan mendudukan sector

pariwisata sebagai sector prioritas bagi penerimaan devisa telah menempatkannya pada posisi ideal untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan ini. Lebih jauh, rreputasi Indonesia sebagai masyarakat multicultural beserta keragaman dan kekayaan alam bersama daya tarik serta keunikan lingkungan yang dimilikinya menempatkan Indonesia sebagai alur utama pertumbuhan minat dan permintaan konsumen Sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPNAS), wilayah Indonesia dibagi menjadi 6 (enam) wilayah pengembangan tersebut adalah Wilayah A : Sumatera, Wilayah B : Jawa, Wilayah C : Bali, Nusa Tenggara, Wilayah D : Kalimantan, Wilayah E : Sulawesi dan Maluku, Wilayah F : Maluku dan Irian Jaya. Jawa Tengah merupakan sub-sistem wilayah B tak terlepas dari wilayah pengembangan yang lain. Dengan demikian jenuhnya pasar konsumen wisata yang diakibatkan oleh kurang dikenalnya potensi alam sebagai daya tarik wisata, maka perlu diupayakan adanya tema baru sebagai daya tarik wisata. Salah satu penekanan pengembangan pada wilayah b adalah pengembangan wisata yang manusiawi, bercorak seni dan ramah lingkungan. Oleh karena itu maka perlu diupayakan mengangkat suatu tema baru sebagai daya tarik obyek wisata yang baru. Wisata alam yang lekat dengan imej wisata Indonesia khususnya mendapat prioritas utama dalam mengembangkan sector pariwisata sebagai salah satu unsure devisa negara selain sector pertambangan yaitu gas dan minyak. Untuk itu tema wisata alam perlu dikaji menjadi suatu tema yang benar-benar dapat mengangkat daerah tersebut menjadi suatu daerah tujuan wisata yang banyak diminati. Berdasarkan pembagian wilayah pengembangan pariwisata, kawasan Kabupaten Wonosobo termasuk dalam sub DTW A yaitu pengembangan

obyek wisata buatan, budaya dan alam yang diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan fasilitas rekreasi diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kebutuhan fasilitas rekreasi tingkat local (kabupaten dan beberapa kabupaten di sekitarnya). Ada beberapa potensi pariwisata yang memiliki akses pertumbuhan yang cukup menonjol dalam rangka mempercepat keberhasilan pembangunan Kabupaten Wonosobo salah satunya adalah Waduk Wadaslintang, obyek ini dimiiki potensi yang bervariasi yaitu : 1. di tinjau dari potensi geografis, kawasan pariwisata waduk wadaslintang mempunyai prospek baik untuk berkembang dimasa yang akan datang, hal ini karena kawasan ini berada pada jalur transportasi yang dihubungkan oleh jalan kabupaten dengan kondisi yang cukup baik. 2. merupakan obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, karena memiliki warna dan cirri khusus sebagai obyek wisata yaitu : adanya waduk, makam yang dikeramatkan, Agro wisata berupa tanaman ketela, Sektor industri yaitu industri jenang 3. terdapat potensi Agro industri yang berupa industri pertanian, yaitu industri jenang dengan bahan bakunya singkong. 4. olahraga air, pengembangan dari aktivitas waduk wadaslintang, selain itu memiliki kejernihan air waduk se asia tenggara yang dapat menunjang aktivitas olah raga air beserta rekreasi airnya. 5. telah terdapat penelitian jala apung atau karamba yang berjalan bersama PT. Aquafarm dengan kegiatan pengembangbiakan ikan nila sebagai bahan baku eksport. 6. di kecamatan Wadaslintang di desa Kaligorong terdapat wisata gua yang dikeramatkan.

7. terdapat pemandian air hangat di desa Sumogede pada Kecamatan Wadaslintang. 8. bukit perauk terletak disisi timur waduk wadaslintang yang termasuk dalam wilayah Desa Sumberejo, dengan ketinggian ± 300 meter di atas permukaan air dari sini dapat dinikmati pemandangan indah yang merupakan perpaduan antara waduk, pegunungan dan hamparan sawah yang menghijau. Melihat kondisi ini perlu adanya penataan baik di perbukitan Paruk maupun jalan pencapainnya. 9. di bukit Paruk terdapat makam yang dikeramatka yaitu makam Kyai Pager Treka dan Nyai Siti Aminah, tempat ziarah untuk medapat berkah, sehingga berpotensi sebagai wisata religi. 10. terdapat Hutan di gunung Bedoka merupakan potensi bagi mereka yang memiliki hoby hiking dan cycling. 11. merupakan perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dan Kebumen sehingga dapat terjalin kerja sama dalam sector pariwisata. Dengan adanya pengembangan obyek wisata ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung dari obyek wisata Waduk Wadaslintang maupun di obyek-obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Wonosobo. Sehingga dengan adanya fasilitas di dalamnya dapat mewadai segala aktivitas-aktivitas wisata yang dapat menarik wisatawan untuk dapat melihat, merasakan, mengerjakan segala banyak hal hinga dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan. B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan

Tujuan utama yang akan di capai adalah mengembangkan kawasan Waduk Wadaslintang menjadi wisata yang dapat memadukan antara wisata dan konservasi alam sehingga penekanan pada aspek pelestarian alam akan selalu terjaga tanpa khawatir terganggu atau hancur. (ekoturisme) 2. sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun dan merumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang bertitik tolak dari judul pembahasan yaitu Taman Wisata Waduk Wadaslintang dengan penekanan pada pengolahan kawasan secara terintegerasi dan sesuai dengan konteks lingkungannya. C. MANFAT BAHASAN Manfaat yang akan diperoleh dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut : a. Secara Obyektif 1) Konsep Ekoturisme pada pengembangan kawasan wisata waduk Wadaslintang diharapkan menjadi satu masukan dan arahan tema wisata yang pada gilirannya menjadi rekomendasi perencanaan yang lebih matang bagi pemerintah Daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan. 2) Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, keberadaan wisata Waduk Wadaslintang dapat memberi suatu wawasan dan pemahaman tentang arti pentingnya upaya pelestarian alam sebagai asset ekosistem buatan yang unik sekaligus dapat dikembangkan sebagai wisata air, hutan maupun budaya yang menarik sehingga dapat memberi pengaruh positif bagi semua pihak.

3) Menjadi kontribusi tersendiri terhadap pembangunan sector pariwisata dengan adanya suatu wisata huta baik lingkup local, regional maupun internasional. b. Secara Subyektif 1) Penyusunan makalah ini digunakan sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang akan dilanjutkan dalam bentuk desain grafis. 2) Sebagai salah satu persyaratan mata kuliah Tugas Akhir (TA 8649) yang harus dipenuhi untuk kelulusan sarjana 1 (SI) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Ruang lingkup penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Taman Wisata Waduk Wadaslintang yang berkonsep Ekoturisme dan mempunyai keterpaduan aspek wisata dan Konservasi Alam sebagai tema pengembangan kawasan Waduk Wadaslintang Pengembangan Taman Wisata Waduk Wadaslintang dititikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan perancangan kawasan yang mengutamakan potensi kawasan dan lingkungan sekitar. Naspek-aspek yang berkaitan dengan elemen-elemen pembentuk kawasan, aspek estetis, dan struktur kawasan akan diuraikan sebagai suatu kesatuan ruang yang berkesinambungan sedangkan langgam arsitektur Bioklimatik dimana penekanan desainnya lebih mempertimbangkan potensi lingkungan setempat sehingga memberi kesan dinamis dan modern namun tetap berpegang pada geografis, social budaya setempat pula.

E. METODOLOGI PEMBAHASAN Metodologi yang digunakan dalam pembahasan Landasan program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur adalah deskriptif analitis yaitu dengan memberi suatu penjelasan dan menguraikan tentang data-data yang didapatkan baik data primer maupun sekunder kemudian dianalisis sesuai pada konteks permasalahan yang muncul. Data primer didapatkan dari pengamatan langsung di lapangan, wawancara sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari data statistic dan kepustakaan yang berkaitan dengan aspek wisata dan konservasi alam sebagai penekanan pengembangan kawasan wisata Waduk Wadaslintang. F. KERANGKA BAHASAN Kerangka bahasan dalam penyusunan Landasan program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Pengembangan Taman Waduk Wadaslintang. BAB I Pendahuluan, yang akan menguraikan tentang tema secara umum pengembangan kawasan Waduk Wadaslintang, yang didalamnya meliputi latar belakang, tujuan, dan sasaran, ruang lingkup yang membatasi bahasan, metodologi pembahasan yang dipakai, serta kerangka yang berisi tentang pokok-pokok pikiran pada setiap bab yang ada. BAB II Tinjauan Umum, berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung perencanaan dan perancangan pengembangan kawasan Waduk Wadaslintang menjadi Taman Wisata Waduk Wadaslintang yang berwawasan lingkungan. BAB III Tinjauan dan Potensi Taman Wisata Waduk Wadaslintang, berisi tentang diskripsi kondisi dan potensi kawasan Waduk

Wadaslintang baik fisik maupun non fisik yang mengarah pada pengembangan kawasan Taman Wisata Waduk Wadaslintang. BAB IV Analisis Wisata Waduk Wadaslintang, pada bab ini akan diuraikan analisis-analisis yang bersifat penajaman terhadap materi dan dikaitkan dengan konteks lahan perencanaan. Materi yang akan dianalisis yaitu analisis perencanaan yang meliputi jenis wisata, pelaku, aktivitas, besaran ruang, pencapaian, kapasitas, sedangkan analisis fisik kawasan meliputi struktur kawasan, elemen-elemen pembentuk dan citra kawasan serta langgam arsitektur bangunan. BAB V Batasan dan Anggapan, berisi tentang batasan dan anggapan yang dihasilkan dari analisis dan akan diterapkan pada pendekatan program perencanaan dan perancangan. BAB VI Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Taman Wisata Waduk Wadaslintang di Wonosobo, yaitu berisi tentang uraian yang berkaitan karakter pelaku baik macam maupun aktivitasnya, karakteristik wisata yang direncanakan, luas lahan yang dibutuhkan, fasilitas yang dibutuhkan, jenis struktur dan bahan bangunan yang dipakai dengan karakter fisik lahan, persyaratan kenyamanan bangunan. Pendekatan perancangan bangunan menggunakan Arsitektur Bioklimatik. BAB VII Konsep Perencanaan dan Perancangan, berisi program perencanaan suatu kawasan wisata waduk dengan tetap memperhatikan konteks kelestarian alam sekitar.