BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. TAM 3 merupakan model penelitian yang dapat digunakan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONDEN TIAP PRODI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam diagram alur penelitian di bawah ini : Diagram Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu cara

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2006) subyek ialah satu dari anggota dari sampel,

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian populasi yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengubah informasi menjadi pengetahuan (Gunawan, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penggunaan internet. Dalam setiap hal pasti memiliki kemanfaatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL 3 PADA APLIKASI DATA POKOK PENDIDIKAN DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won-

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Deskriptif Model-Model Konstruk

BAB III METODE PENELITIAN

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PRESTASI ANAK MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 User Acceptance Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah pengguna pernah mencoba teknologi tersebut atau pengguna berpengalaman buruk terhadap penggunaan teknologi tersebut. Pengalaman buruk ini dapat berupa pengalaman menggunakan teknologi yang sejenis ataupun pengalaman setelah menggunakan teknologi yang disediakan. Teo (2011:1) mengatakan bahwa User acceptance didefinisikan sebagai...as a user s willingness to employ technology for the tasks it is designed to support. Maksudnya bahwa penerimaan teknologi dapat didefinisikan sebagai kesediaan pengguna untuk menggunakan teknologi untuk mendukung tugas yang telah dirancang. Menurut Wexler (2001:17) mengapa pengguna dapat menerima teknologi informasi didasarkan pada enam faktor dibawah ini: a. Computer Self-Efficacy (Internal Control) yaitu kepercayaan diri pemakai terhadap kemampuan mereka untuk belajar dan menggunakan sistem informasi teknologi secara umum. b. Facilitating Conditions (External Control) yaitu lingkungan kerja TI yang kondusif, misalnya jaringan yang cepat dan komputer yang baik. 5

6 c. Intrinsic Motivation (Computer Playfulnees) yaitu individu yang menggunalan komputer untuk kesenangan atau tugas pribadi (tidak hanya untuk bekerja) akanmenunjukkan lebih siap menerima sebuah teknologi informasi. d. Emoticon (Level of Computer Anxiety) yaitu Kekawatiran terhadap komputer yang akan berdampak negatif pada kemudahan yang dirasakan. e. Object Usability yaitu seberapa banyak sistem sesungguhnya memberikan konstribusi pada kemampuan pengguna untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. f. Perceived Enjoyment yaitu derajat penggunaan untuk memproleh kepuasan ketika menggunakan sistem. 2.2 Technology Acceptance Model 3 TAM 3 merupakan salah satu model penelitian yang digunakan untuk memprediksi adopsi teknologi informasi yang diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna sistem informasi. TAM 3 merupakan model yang paling banyak digunakan dalam adopsi dan penggunaan teknologi informasi yang telah terbukti sangat prediktif dalam adopsi dan penggunaan teknologi informasi. TAM 3 mengkaji lebih dalam faktor-faktor penentu persepsi pengguna terhadap manfaat yang dirasakan (perceived usefulness) serta persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness (PU) diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use (PEOU)

7 diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). Pada TAM 3, perceived usefulness memiliki beberapa faktor penentu, yaitu subjective norm (SN), image (IMG), job relevance (REL), output quality (OUT), result demonstrability (RES) dan perceived ease of use (PEOU). Subjective norm (SN) diartikan sebagai persepsi seseorang bahwa orang yang menurutnya penting berpikir agar dia harus atau tidak harus menggunakan sistem. Image (IMG) diartikan sebagai persepsi seseorang bahwa penggunaan inovasi akan meningkatkan status sosialnya, job relevance (REL) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa penggunaan sistem sesuai untuk pekerjaannya. Output quality (OUT) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa sistem melakukan pekerjaannya dengan baik, result demonstrability (RES) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa hasil menggunakan sistem nyata, dapat diamati, dan disebarkan, serta perceived ease of use (PEOU) yang sebelumnya telah terdapat pada kerangka utama TAM. Faktor-faktor penentu perceived ease of use (PEOU) adalah computer selfefficacy (CSE), perceptions of external control (PEC), computer anxiety (CANX), computer playfulness (CPLAY), perceived enjoyment (ENJ) dan objective usability (OU). Computer self-efficacy (CSE) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan tugas / pekerjaan tertentu menggunakan komputer perceptions of external control (PEC) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa sumber daya organisasi dan teknis yang ada mendukung untuk penggunaan sistem computer anxiety (CANX) diartikan

8 sebagai tingkat ketakutan individu, atau bahkan takut, ketika dia dihadapkan dengan kemungkinan menggunakan computer, computer playfulness (CPLAY) diartikan sebagai tingkat spontanitas kognitif pada interaksi individu dengan sistem, perceived enjoyment (ENJ) diartikan sebagai sejauh mana aktivitas menggunakan sistem dianggap menyenangkan dalam dirinya sendiri, selain dari konsekuensi kerja yang dihasilkan dari penggunaan sistem. Sedangkan objective usability (OU) diartikan sebagai sebuah perbandingan sistem berbasis pada tingkat yang sebenarnya (bukan persepsi) dari usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. TAM 3 juga memiliki experience (EXP) dan voluntariness (VOL) sebagai variabel yang bersifat moderasi (Venkatesh and Bala, 2008). Berikut adalah Penjelasan masing-masing konstruk yang ada pada TAM 3 sesuai Gambar 2.1. a. Subjective Norm adalah persepsi manusia ketika berfikir bahwa dia harus melakukan sebuah perilaku (behaviour) atau tidak. b. Experience merupakan variabel yang menjadi tolak ukur penentuan ketika subjective norm akan menetukan persepsi kegunaan (perceived uselfulness) sebuah sistem informasi atau teknologi yang secara langsung juga akan menentukan behavioural intention. c. Voluntariness. Selain pengalaman (experience), tingkat sukarela (voluntariness) juga mempengaruhi subjective norm dalam menentukan behavioural intention.

9 Experience Voluntariness Subjective Norm Image Perceived Usefulness Job Relevance Output Quality Result of Demonstrability Behavioral Intention Use Behavior Anchor Computer Selfefficacy Perceptions of External Control Perceived Ease of Use Computer Anxiety Computer Playfulness Adjustment Perceived Enjoyment Objective Usability Gambar 2.1 Kerangka Konseptual TAM 3 (Sumber : Venkantesh and Bala, 2008)

10 d. Image. adalah tingkatan dimana penggunaan sebuah teknologi informasi dipersepsikan untuk meningkatkan status seseorang di mata masyarakat. Image dapat secara langsung mempengaruhi persepsi kegunaan sebuah sistem informasi atau sebuah teknologi dan tingkatan nya dapat dipengaruhi oleh subjective norm. e. Job Relevance. Komponen ini berkaitan dengan persepsi manusia tentang seberapa pentingnya sebuah sebuah informasi atau teknologi dalam membantu atau mempengaruhi pekerjaan mereka. f. Output quality. Komponen ini berkaitan dengan tingkatan kepercayaan individu manusia bahwa sebuah sistem informasi atau teknologi yang mereka gunakan akan memberikan hasil yang baik untuk pekerjaan mereka g. Result of demonstrability. Komponen ini berkaitan dengan hasil penggunaan teknologi informasi yang dapat diukur. h. Computer Self-efficacy. Komponen ini menjelaskan tingkatan kepercayaan manusia bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas tertentu dengan menggunakan komputer. i. Perception of external control. Komponen ini menjelaskan tingkatan kepercayaan atau persepsi individu manusia bahwa adanya infrastruktur atau hal lain yang ada untuk mendukung penggunaan sebuah sistem informasi. j. Computer anxiety berkaitan dengan psikologis manusia yang takut atau enggan ketika berpikir bahwa dia kemungkinan akan menggunakan komputer. k. Computer playfulness. Komponen ini berkaitan dengan spontanitas manusia untuk berinteraksi dengan komputer.

11 l. Perceived enjoyment. Persepsi manusia dimana kegiatan menggunakan sebuah sistem informasi dipersepsikan akan menyenangkan, terlepas dari kinerja yang dihasilkan dari penggunaan sistem informasi. m. Objective usability. Komponen ini mengungkapkan tentang perbandingan tentang usaha yang dibutuhkan sebuah sistem informasi untuk menyelesaikan sebuah tugas tertentu. Komponen ini bukan merupakan sebuah persepsi manusia karena bersifat objektif. n. Perceived ease of use didefinisikan sebagai persepsi manusia bahwa sebuah sistem informasi yang dia lihat mudah digunakan. o. Behavioural intention berkaitan dengan tingkatan dimana seorang manusia sudah memformulasikan rencana untuk melakukan atau tidak melakukan sebuah perilaku di masa depan. p. Perceived of usefulness. Komponen ini menunjukkan tingkatan seorang manusia percaya bahwa dengan menggunakan sistem informasi akan membantu dirinya untuk meningkatkan performa kerja. q. Komponen terakhir adalah komponen yang dipengaruhi oleh komponenkomponen di atas, yaitu komponen use behaviour. Use behaviour adalah perilaku manusia sebenarnya ketika menggunakan sebuah sistem informasi. 2.2.1 Variabel dan Indikator TAM 3 Variabel dan indikator TAM 3 berasal dari jurnal Venkatesh, V. and H. Bala, tahun 2008 dengan judul Technology Acceptanace Model 3 and Research Agenda on Interventions. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1:

12 Tabel 2.1 Variabel dan Pernyataan Teori TAM 3 Variabel Pernyataan dari Teori TAM 3 SN1 Orang yang mempengaruhi perilaku berfikir saya mengharuskan menggunakan system SN2 Orang yang penting bagi saya berfikir, Subjective Norm (SN) bahwa saya harus menggunakan sistem SN3 Senior manajemen bisnis membantu saya dalam penggunaan system SN4 Secara umum organisasi telah mendukung untuk menggunakan system Orang dalam organisasi saya yang IMG1 menggunakan sistem memiliki gengsi lebih dari orang-orang yang tidak Image (IMG) menggunakan system orang dalam organisasi saya yang IMG2 menggunakan sistem memiliki profil tinggi IMG3 Menggunakan sistem adalah simbol status dalam organisasi saya REL1 Didalam pekerjaan saya menggunakan sistem sangat penting Job Relevance (REL) REL2 Didalam pekerjaan saya menggunakan sistem bersangkut paut/relevan REL3 Menggunakan sistem berkaitan terhadap berbagai macam tugas dalam pekerjaan saya OUT1 Kualitas dari keluaran sistem yang saya dapatkan bernilai tinggi Output Quality (OUT) Saya tidak mempunyai masalah dengan OUT2 kualitas keluaran system OUT3 Saya memberikan penilaian yang sangat baik terhadap keluaran sistem Saya tidak mempunyai kesulitan RES1 memberitahu orang lain tentang hasil penggunaan system Result Demostrability Saya percaya saya bisa menceritakan (RES) RES2 kepada orang lain akibat /konsekuensi setelah menggunakan sistem Hasil menggunakan sistem terlihat jelas RES3 bagi saya

13 Variabel Pernyataan dari Teori TAM 3 Saya akan kesulitan menjelaskan kenapa RES4 menggunakan sistem bermanfaat atau mungkin tidak bermanfaat. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan menggunakan paket perangkat lunak jika: Tidak ada seorang pun yang CSE1 memberitahukan saya apa yang akan saya lakukan Computer Self-Efficacy Saya baru saja mendapatkan saran yang CSE2 (CSE) membantu Seseorang menunjukkan kepada saya CSE3 bagaimana menggunakan ini terlebih dahulu Saya telah menggunakan paket yang sama CSE4 sebelum ini untuk melakukan pekerjaan yang sama Saya punya kendali penuh terhadap PEC1 penggunaan system Saya memiliki sumber daya yang Perceptions of External Control (PEC) Computer Anxienty (CANX) Computer Playfulness (CPLAY) Perceived Enjoyment (ENJ) PEC2 PEC3 diperlukan untuk menggunakan sistem Diberi sumberdaya, kesempatan, kemudahan dan pengetahuan untuk menggunakan sistem PEC4 Sistem tidak cocok dengan sistem lainnya yang saya gunakan CANX1 Saya tidak takut terhadap komputer sama sekali CANX2 Bekerja menggunakan komputer membuat saya gugup CANX3 Komputer membuat saya merasa tidak nyaman CANX4 Komputer membuat saya merasa gelisah Pertanyaan yang meminta anda menjelaskan, bagaimana anda menggambarkan diri anda ketika menggunakan computer CPLAY1 Spontanitas CPLAY2 Keterampilan CPLAY3 Menyenangkan CPLAY4 Tidak Asli ENJ1 Saya menemukan kesenangan ketika menggunakan sistem

14 Variabel Pernyataan dari Teori TAM 3 ENJ2 Proses sebenarnya dalam menggunakan sistem adalah kenyamanan ENJ3 Saya sangat senang menggunakan sistem Objective Usability (OU) Rasio pengukuran waktu antara saya dan OU1 ahli dalam menggunakan sistem PU1 Menggunakan sistem memperbaiki prestasi didalam pekerjaan saya Menggunakan sistem didalam pekerjaan Perceived Usefulness PU2 saya menambah produktivitas (PU) Menggunakan sistem meningkatkan PU3 efektivitas didalam pekerjaan saya PU4 Saya mengetahui sistem bermanfaat bagi pekerjaan saya PEOU1 Interaksi saya dengan sistem sudah jelas dan dapat dimengerti Berinteraksi dengan sistem tidak banyak PEOU2 Perceived Ease of Use memerlukan banyak usaha/tenaga (PEOU) Saya mengetahui sistem mudah untuk PEOU3 digunakan Saya menemukan kemudahan untuk PEOU4 menjalankan sistem sehingga dapat melakukan apa yang saya mau BI1 Saya berasumsi dengan mengakses sistem, saya berniat menggunakannya Behavioral Intention Mengingat saya telah mengakses sistem, (BI) BI2 saya meramalkan akan menggunakannya kembali BI3 Saya berencana menggunakan sistem dalam (n) bulan Use Behavioral (USE) Rata-rata, berapa banyak menggunakan USE1 sistem setiap hari Experience (Exp) Pengalaman menggunakan sistem serupa EXP1 dalam bekerja VOL1 Saya menggunakan sistem secara suka rela Volluntariness (VOL) Atasan saya tidak memerlukan saya VOL2 menggunakan system Meskipun sangat membantu, VOL3 menggunakan sistem tentu saja tidak wajib dalam pekerjaan saya Sumber: Venkatesh, V. and H. Bala, 2008.

15 2.3 Kuesioner Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain sebagai responden sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran kuesioner ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang sesuai dengan kenyataan dalam pengisian datar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Riduwan, 2005). Kuesioner dilakukan untuk mendapatan data-data yang terkait dengan penelitian dan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan ke responden.dalam kuesioner ini terdiri dari pertanyaan tertutup dan diukur dengan skala Likert 4 poin. Kuisioner dibentuk dengan cara sebagai berikut: a. Menentukkan variabel pada metode TAM 3 yang akan diteliti. b. Menyusun penyataan sesuai dengan indikator masing-masing variabel. c. Menyusun pertanyaan berdasarkan pernyataan yang sudah dibuat. Variabel dan Indikator TAM 3 mengacu pada Venkatesh, V. and H. Bala, 2008. Penyebaran kuesioner akan dilakukan menggunakan kuesioner online google form. 2.4 Populasi dan Sampel 2.4.1 Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Satu orang pun dapat digunakan

16 sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai karateristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinan, dan lain-lain (Sugiyono, 2012). 2.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili (Sugiyono, 2012). Gambar ilutrasi sampel dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sebagian dari Populasi Sampel diteliti Data dianalisis Populasi Kesimpulan berlaku untuk populasi disimpulkan Gambar 2.2 Ilustrasi Sampel (Sumber: Sugiono, 2012)

17 2.4.3 Teknik Pengambilan Sampel Penarikan sampel merupakan proses pilihan sejumlah elemen dari populasi. Maka dengan mempelajari sampel suatu pemahaman karakteristik subjek sampel akan membuat peneliti mampu menggeneralisasi karakteristik elemen populasi. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah penarikan sampel berstrata proposional. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata proposional. Misalnya jumlah mahasiswa 1000 (mahasiswa jurusan A = 100, Jurusan B = 250, Jurusan C = 50, Jurusan D = 150, dan jurusan E = 450) Sampel yang diperlukan 100. Secara proporsional sampel dapat ditarik sebagai berikut: Jurusan A = 100/1000 x 100 = 10 Jurusan B = 250/1000 x 100 = 25 Jurusan C = 50/1000 x 100 = 5 Jurusan D = 150/1000 x 100 = 15 Jurusan E = 450/1000 x 100 = 45 Menurut Guritno, Sudaryono, dan Rahardja (2011:166) menentukan sampel dengan Structural Equation Modelling memerlukan ukuran sampel antara 100-200 responden. Dengan begitu penelitian ini melakukan penarikan sampel berstrata proposional per prodi dengan sampel 200.

18 2.5 Skala Pengukuran Dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, lalu dimensi menjadi subvariabel dan subvariabel menjadi indikator yang dapat diukur. Indikator yang terukur dapat menjadi titik tolak untuk membuat item intrumen pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden (Guritno, Sudaryono, dan Rahardja, 2011). Pernyataan Positif Nilai Sangat Setuju (SS) = 4 Setuju (S) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 2.6 Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif adalah suatu cara menggambarkan persoalan yang berdasarkan data yang dimiliki yakni dengan cara menata data tersebut sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dipahami tentang karakteristik data, dijelaskan dan berguna untuk keperluan selanjutnya. Jadi dalam hal ini terdapat aktivitas atau proses pengumpulan data, dan pengolahan data berdasarkan tujuannya (Guritno, Sudaryono, dan Rahardja, 2011). 2.7 Pengujian Alat Ukur Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila data sudah valid dan reliable,

19 maka penelitian dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2012). Apabila data tidak valid dan tidak reliable, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut: a. Membuang item pertanyaan yang tidak valid. b. Apabila item pertanyaan yang harus dibuang sangat penting dan menurut anda krusial atau tidak akan dihapus karena menyangkut variabel yang penting solusinya adalah, memperbaiki atau membuat item pernyataan baru yang substansialnya sama, untuk kemudian diuji kembali validitasnya atau menambahkan sampel responden data baru sampai item pernyataan tadi menjadi valid sehingga untuk data yang lebih besar lebih mudah lolos uji validitas. 2.7.1 Uji Validitas Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.suatu instrumen pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Uji validitas dilakukan untuk menilai seberapa baik suatu instrument atau pun proses pengukuran terhadap konsep yang diharapkan untuk mengetahui apakah yang kita tanyakan dalam kuesioner sudah sesuai dengan konsepnya. Data dikatakan valid apabila skor indikator masing masing pertanyaan berkorelasi secara signifikan terhadap skor total konstruk. Hasil uji validitas dilakukan untuk masing-masing indikator. Ketentuan validitas intrumen apabila r hitung lebih besar dengan r tabel.

20 Dasar pengambilan keputusan, r hitung > r table maka variabel valid. R hitung < r table maka variabel tidak valid (Ghozali, 2005). 2.7.2 Uji Reabilitas Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas mengindikasikan bahwa suatu indikator tidak bias dan sejauh mana suatu indikator handal pada waktu, tempat dan orang yang berbeda-beda. Untuk mengukur reliabilitas dari indikator penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach s Alpha. Koefisien Cronbach s Alpha yang mendekati satu menandakan reliabilitas konsistensi yang tinggi.cronbach s alpha digunakan untuk mengukur keandalan indikator-indikator yang digunakan dalam kuesioner penelitian. Uji reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner benar-benar merupakan indikator yang mengukur suatu variabel.suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan metode Cronbach s Alpha dengan bantuan SPSS. Data dikatakan reliabel jika nilai Cronbach s Alpha/rhitung r tabel (Sugiyono, 2012).

21 2.8 Analisis Korelasi dan Regresi dengan Menggunakan Metode SEM SEM merupakan teknik analisis multivariat yang dapat menganalisis hubungan antara variabel secara lebih kompleks. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan di antara variabel laten dengan variabel manifes. Variabel laten adalah variabel yang nilai kuantitatifnya tidak dapat diketahui secara langsung sedangkan variabel manifes adalah variabel yang besaran kuantitatifnya dapat diketahui secara langsung (Ghozali & Fuad, 2008). Analisis regresi mempredisksi seberapa jauh pengaruhnya, sedangkan analisis analisis korelasi mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih (Santoso, 2011). Analisis korelasi berkaitan erat dengan regresi, tetapi secara konsep berbeda dengan analisis regresi. 2.8.1 Structural Equation Modeling (SEM) Structural Equation Modeling (SEM) atau model persamaan structural telah digunakan dalam bidang ilmu seperti psikologi, ekonomi, teknologi informasi, pendidikan dan ilmu social dan lainnya. SEM sendiri merupakan perkembangan dari beberapa keterbatasan analisis multivariant. SEM mampu mampu menjelaskan keterkaitan variabel secara kompleks dan serta efek langsung maupun tidak langsung dari satu variabel atau beberapa terhadap variabel lainnya (Santoso, 2011). SEM adalah sebuah model statistik yang memberikan perkiraan perhitungan dari hubungan hipotesis di antara variabel dalam sebuah model teoritis baik secara langsung maupun tak langsung. Seringkali SEM juga disebut sebagai kombinasi antara analisis faktor dan analisis jalur. SEM mengacu kepada hubugan antara

22 variabel endogen (endogenous variables) dan variabel eksogen (exogenous variables), yang merupakan variable tidak dapat diamati atau dihitung (unobserved variables). 2.8.2 Kecocokan Model (Model Fit) Prosedur untuk melakukan estimasi dan penilaian keselarasan model dalam SEM mirip dengan apa yang dilakukan dalam model-model statistik. Pertama-tama periksa dulu data kemudian cek untuk dilihat jika asumsi distribusi masuk akal dan apa yang dapat dilakukan terhadap masalah tersebut. Metode estimasi yang umum dalam SEM ialah estimasi kesamaan maksimum (maximum likelihood (ML) estimation). Asumsi pokok untuk metode ini ialah normalitas multivariat (Sarjono & Julianita, 2015). Langkah berikutnya ialah menggambarkan satu atau lebih model-model dalam program Amos. Dengan menggunakan Amos dapat mencocokkan model dengan data yang ada. Salah satu tujuan menggunakan. Amos ialah menyediakan estimasiestimasi yang paling baik terhadap parameter-parameter yang bervariasi sekali didasarkan dengan meminimalkan fungsi yang melakukan indeks seberapa baik model-model, serta dikenakan kendali-kendali yang sudah didefinisikan terlebih dahulu. Amos menyediakan pengukuran keselarasan model (goodness-of-fit) untuk membantu melakukan evaluasi kecocokan model. Setelah menelaah hasil-hasilnya maka kita dapat menyesuaikan model-model tertentu dan mencoba memperbaiki keselarasannya. Amos juga menyediakan model ekstensif untuk mencocokkan diagnosa- diganosa yang dibuat oleh peneliti.