UJI LENTUR BALOK BETON BERTULANG YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT SEBAGAI AIR PENCAMPUR BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

JURNAL TUGAS AKHIR VARIASI CURING TERHADAP LEKATAN ANTARA TULANGAN DAN BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN PASIR LAUT

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Beton

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENGARUH MASA PERAWATAN (CURING) MENGGUNAKAN AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON

STUDI KEKUATAN BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT SEBAGAI AIR PENCAMPUR PADA DAERAH PASANG SURUT

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

KEKUATAN LENTUR BALOK DENGAN PERKUATAN GFRP AKIBAT RENDAMAN AIR LAUT SELAMA 2 TAHUN

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

PERBANDINGAN CURING UDARA DAN CURING AIR LAUT PADA BETON YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT, PASIR LAUT DAN SUPERPLASTICIZER

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TEGANGAN LEKAT PADA BETON YANG MENGANDUNG AIR LAUT DAN SERAT BAJA

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

ANALISIS KUAT GESER STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH PENAMPANG BALOK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Pengajar Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 3)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

JURNAL TUGAS AKHIR. PENGARUH AIR LAUT DAN NaCl TERHADAP KUAT TARIK BELAH MORTAR ABDUL FAJAR ALAMSYAH D

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH DENGAN VARIASI KUAT TEKAN BETON

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. luar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : kesalahan pada mix design,

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

SAMBUNGAN KOMBINASI BIBIR LURUS-BIBIR MIRING TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH JENIS AIR PENCAMPUR DAN PERENDAMAN TERHADAP PERILAKU KEKUATAN TEKAN MORTAR CAMPURAN SEMEN-PASIR

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN KERAK BOILER TERHADAP BETON

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN VARIASI RATIO TULANGAN TARIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL


BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA BALOK BETON BERTULANG

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON DENGAN TULANGAN MODEL RANGKA DARI KAYU MERANTI DENGAN VARIASI JARAK ANTAR BEGEL

PEMANFAATAN BETON SERAT ANYAMAN KAWAT SEBAGAI PERKUATAN METODE PREPACKED CONCRETE PADA BALOK BETON BERTULANG (161S)

PENGARUH PROSENTASE TULANGAN TARIK PADA KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN SERAT KALENG BEKAS AKIBAT BEBAN LENTUR

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSISTENSI DAN KUAT TEKAN MORTAR YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT SEBAGAI MIXING WATER (038M)

KUAT TEKAN BETON YANG OPTIMUM DENGAN PENAMBAHAN BIO ENZIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

PENINGKATAN KUALITAS BETON DENGAN PENAMBAHAN VIBER BENDRAT

PENGARUH METODE PERAWATAN TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PS BALL SEBAGAI PENGGANTI PASIR TERHADAP KUAT LENTUR BETON

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

Transkripsi:

UJI LENTUR BALOK BETON BERTULANG YANG MENGGUNAKAN AIR LAUT SEBAGAI AIR PENCAMPUR BETON FLEXURAL TEST OF REINFORCED CONCRETE BEAM USING SEAWATER AS CONCRETE MIXING WATER Oei Hansen Wiriady 1, M.W. Tjaronge 2, Rita Irmawaty 2 Abstrak Perkembangan konstruksi di berbagai wilayah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut, makin tinggi pula kebutuhan akan pemakaian beton sebagai salah satu bahan konstruksi. Berdasarkan laporan yang diterbitkan Badan Meteorologi Dunia (WMO) memaparkan bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih di seluruh dunia akan semakin memburuk. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif penggunaan air laut sebagai air pencampur beton. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kuat lentur balok beton bertulang yang menggunakan air laut dengan pasir sungai dan pasir laut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan balok beton bertulang berdimensi 20 x 15 x 330 cm 3 pada umur 18 bulan. Dari hasil pengujian diperoleh kuat lentur balok beton bertulang yang menggunakan air laut dan pasir sungai mengalami retak awal saat beban sebesar 4,91 kn dan mencapai beban ultimit pada saat beban sebesar 24,91 kn. Sedangkan kuat lentur balok beton bertulang yang menggunakan air laut dan pasir laut mengalami retak awal saat beban sebesar 4,28 kn dan mencapai beban ultimit pada saat beban sebesar 22,57 kn. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa balok beton bertulang yang menggunakan air laut dan pasir sungai memiliki kuat lentur yang lebih besar dibandingkan dengan balok beton bertulang yang menggunakan air laut dan pasir laut. Kata Kunci: Air Laut, Pasir Laut, Uji Lentur Abstract Construction development in various regions have increased quite rapidly. Along with these developments, the higher the need for use of concrete as a construction material. According to a report issued by the World Meteorological Organization (WMO) explained that fulfillment the needs of clean water around the world will get worse. Therefore needed an alternative to using sea water as concrete mixing water. This research aimed to compare the flexural strength of reinforced concrete beam that use seawater with river sand and sea sand. Tests carried out using reinforced concrete beam dimensionless 20 x 15 x 330 cm 3 at the age of 18 months. From the test results obtained by the flexural strength of reinforced concrete beam using sea water and river sand fractured early when the load of 4.91 kn and achieve ultimate load upon load of 24.91 kn. While the flexural strength of reinforced concrete beam that uses sea water and sea sand fractured early when the load 4.28 kn and achieve ultimate load upon load of 22.57 kn. From the test results it can be concluded that the reinforced concrete beams that uses sea water and river sand has a greater flexural strength than the reinforced concrete beams that uses sea water and sea sand. Keywords:Seawater, Sea Sand, Flexural Test 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar, INDONESIA 2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

PENDAHULUAN Perkembangan konstruksi di berbagai wilayah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut, makin tinggi pula kebutuhan akan pemakaian beton sebagai salah satu bahan konstruksi. Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad ke-19 dan merupakan awal era beton bertulang. Beton bertulang adalah struktur utama dalam dunia konstruksi. Beton bertulang terdiri dari campuran beton yang berfungsi untuk menahan gaya tekan yang diakibatkan oleh beban-beban yang diberikan dan baja tulangan yang berfungsi untuk menahan gaya tarik yang terjadi Agregat dan air menjadi faktor penting dalam pembuatan beton, dimana agregat yang menempati volume besar pada beton turut berperan dalam menentukan kekuatan beton. Sedangkan air bereaksi dengan semen yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Kelebihan air dapat menyebabkan penurunan pada kekuatan beton. Air yang digunakan pada pembuatan beton umumnya adalah air tawar atau air yang dapat diminum. Penggunaan material beton dalam berbagai aplikasi konstruksi, tentunya memiliki dampak terhadap persediaan bahan pembentuk beton itu sendiri. Alam memiliki keterbatasan dalam menyediakan material tersebut akibat pemakaian secara terus menerus. Di sisi lain, peningkatan penduduk yang semakin pesat berdampak pada ketersediaan sumber daya alam di seluruh dunia. Salah satunya penggunaan air bersih. Diprediksi bahwa pada tahun 2025 setengah dari umat manusia tinggal di daerah di mana air tawar tidak lagi mencukupi. (Otsuki. N, et al, 2011). Berdasarkan laporan yang diterbitkan Badan Meteorologi Dunia (WMO) memaparkan bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih di seluruh dunia akan semakin memburuk. Menurut Ban Ki-Moon selaku Sekjen PBB, pada tahun 2030 hampir separuh dari populasi kita akan menghadapi krisis air dimana tingkat permintaan melonjak 40% lebih tinggi dari persediaan yang ada. Sebagian besar permukaan bumi merupakan wilayah perairan laut. Penggunaan air laut dan pasir laut sebagai material penyusun beton memberikan pengaruh terhadap kekuatan pada beton. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan inovasi dalam teknologi pembuatan beton. Beberapa penelitian telah dilakukan dalam penggunaan air laut sebagai material pencampuran beton, baik untuk beton struktural maupun beton non struktural. Dalam beberapa penelitian terdahulu, diperoleh data bahwa beton dengan menggunakan air laut sebagai bahan pencampuran memiliki kekuatan awal yang sedikit lebih tinggi. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan beberapa penelitian lanjutan untuk mengklarifikasikan dengan jelas. Air merupakan salah satu faktor penting, karena dapat bereaksi dengan semen yang akan menjadi pasta pengikat agregat dalam pembuatan beton. Air juga berpengaruh terhadap kuat desak beton, karena kelebihan air akan menyebabkan penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Menurut Nawy (2009:12) air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air yang mengandung senyawa senyawa umumnya tidak digunakan dalam campuran beton karena akan menurunkan kualitas beton. Sebagai bahan pencampuran beton sebenarnya tidak disarankan untuk menggunakan air laut karena mengandung garam yang tinggi yang dapat menggerogoti kekuatan dan keawetan beton. Hal ini disebabkan klorida (Cl) yang terdapat pada air laut merupakan garam yang bersifat agresif terhadap bahan lain termasuk beton.

Menurut Neville (1981) kerusakan beton di air laut disebabkan klorida yang terkandung di air laut, yaitu NaCl dan MgCI. Senyawa ini bila bertemu senyawa semen menyebabkan gypsum dan kalsium sulphoaluminat (ettringite) dalam semen mudah larut. Air laut umumnya mengandung 35.000 ppm (3,5%) larutan garam, sekitar 78% adalah sodium klorida dan 15% adalah magnesium sulfat. Sebagian besar permukaan bumi merupakan wilayah laut yaitu mencapai 70,8% (Rompas, R.M. dkk). Air laut merupakan campuran dari 96,50% air murni dan 3,50% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahanbahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Air yang ada dalam perairan tidak berbentuk murni namun terasosiasi dengan beberapa garam, para ahli sepakat ukuran garam-garam yang terlarut dalam air laut menggunakan satuan salinitas (salinity). Salinitas air laut umumnya berkisar antara 23-37% tergantung pada kondisi wilayahnya, yakni yang banyak curah hujan, muara sungai, limpasan es dan salju dan daerah setengah tertutup. Air laut memiliki kadar garam rata-rata sekitar 35.000 ppm atau 35 g/liter. Kandungan kimia utama dari air laut adalah klorida (Cl), natrium (Na). magnesium (Mg), Sulfat (SO4). Nilai ph air laut bervariasi 7,5 8,4. Pada dasarnya ada tiga jenis keretakan pada balok, (Gilbert, 1990): Retak lentur (flexural crack), terjadi di daerah yang mempunyai harga momen lentur lebih besar dan gaya geser kecil. Arah retak terjadi hampir tegak lurus pada sumbu balok. Retak geser pada bagian balok (web shear crack), yaitu keretakan miring yang terjadi pada daerah garis netral penampang dimana gaya geser maksimum dan tegangan aksial sangat kecil. Retak geser-lentur (flexural shear crack), terjadi pada bagian balok yang sebelumnya telah terjadi keretakan lentur. Retak geser lentur merupakan perambatan retak miring dari retak lentur yang sudah terjadi sebelumnya METODOLOGI PENELITIAN BETON Mix desain Beton f c = 25 MPa SLUMP TEST Memenuhi KAJIAN PUSTAKA Teori dan Jurnal MULAI PERSIAPAN Desain pendahuluan Alat dan Bahan PEMBUATAN BENDA UJI PERAWATAN BENDA UJI Curing 28 hari PENGOLAHAN DATA HASIL DAN KESIMPULAN SELESAI BAJA TULANGAN Tegangan leleh (fy) Elastisitas baja (Es) Gambar 1. Kerangka Prosedur

Penelitian kali ini menggunakan 2 sampel balok beton bertulang berdimensi (20x15x330)cm 3, dimana. 1 buah balok beton air laut - pasir laut dan 1 buah balok beton air laut - pasir sungai. Adapun sumber material yang digunakan pada pencampuran bahan beton ini menggunakan mixer concrete dengan kapasitas 0,3 m 3 dengan perencanaan nilai slump sebesar 11 ± 2 cm. Setelah itu langkah selanjutnya adalah curing selama ±28 hari. Kemudian sampel beton disimpan tanpa perendaman hingga berumur 18 bulan.pengujian dilakukan dengan menggunakan Static Loading Frame untuk menguji kekuatan lentur dengan panjang bentang 330 cm dan penampang berbentuk persegi empat berdimensi 20 cm x 15 cm dengan beban maksimum direncanakan 26.09 kn. Pengujian lentur pada balok beton dilaksanakan pada sampel yang telah beumur 18 bulan. Benda uji ini terdiri dari 1 buah balok beton dengan campuran air laut dan pasir laut serta 1 buah balok beton dengan campuran air laut dan pasir sungai. Pada pengujian balok beton ini untuk mengetahui kemampuan balok dalam memikul beban. Pembacaan dial gauge untuk pengujian balok dilaksanakan setiap saat. Untuk memperoleh data lendutan yang terjadi pada balok dipasang LVDT dan ditempatkan pada bagian bawah balok. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Karakteristik Agregat Hasil pengujian karakteristik yang diperoleh pada pengujian agregat halus (pasir laut dan pasir sungai) dan agregat kasar (batu pecah) ditunjukkan berturutturut pada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Pengujian Agregat Halus (Pasir Sungai dan Pasir Laut)

Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat Kasar (Batu Pecah) Komposisi Mix Design Dari hasil pemeriksaan material dan hasil perhitungan mix design beton, diperoleh komposisi agregat dan faktor air semen dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil Analisis Balok Beton Bertulang Pengujian balok beton dilakukan saat umur beton mencapai 18 bulan. Pengujian balok ini dilakukan dengan meletakan balok dengan perletakan sederhana (sendi-rol) menggunakan system pembebanan two-point load. Pembebanan dilakukan secara bertahap sampai balok runtuh. Adapun data-data yang diambil pada penelitian ini adalah beban saat terjadi retakan pertama, beban ultimit dan lendutan pada beton. Nilai lendutan diperoleh dari pembacaan LVDT yang diletakkan di bawah specimen balok. Tabel 5. Beban dan Lendutan pada Balok Kontrol Tabel 3. Komposisi Bahan Campuran Beton untuk 1 m 3 Keterangan : BN : Balok Normal B_ALPS : Balok Air Laut Pasir Sungai B_ALPL : Balok Air Laut Pasir Laut Kuat Tarik Baja Tabel 4. Hasil Pengujian Tarik Baja Tulangan Diameter Sampel Fy Fymax Es (MPa) (MPa) (GPa) ø 6 240.5 417.2 209 ø 10 410.2 611.6 216 ø 14 421.7 671.3 238 Untuk balok yang menggunakan air laut dan pasir sungai, mengalami retak awal saat beban sebesar 4,91 kn dengan lendutan sebesar 4,10 mm dan mencapai beban maksimum saat beban sebesar 24,91 kn dengan lendutan sebesar 26,83 mm. Untuk balok yang menggunakan air laut dan pasir laut, mengalami retak awal saat beban sebesar 4,28 kn dengan lendutan sebesar 3,89 mm dan mencapai beban maksimum saat beban sebesar 22,57 kn dengan lendutan sebesar 25,74 mm.

Pola Retak Balok Air Laut Pasir Sungai Balok Air Laut Pasir Laut KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Nilai beban lentur ultimit (P) pada balok beton bertulang air laut-pasir sungai sebesar 24,91 kn, balok beton bertulang air laut-pasir laut sebesar 22,57 kn dan pada balok normal sebesar 26,37 kn. Nilai beban lentur ultimit (P) pada balok air laut-pasir sungai dan balok air laut-pasir laut hampir sama, tetapi lebih kecil dibandingkan beban lentur balok normal. Penurunan kekuatan balok beton bertulang air laut-pasir sungai sebesar 5,536% dari balok nomal sedangkan balok beton bertulang air laut-pasir laut diperoleh penurunan kekuatan sebesar 14,41 % dari balok normal. Meskipun tidak adanya penurunan yang signifikan antara balok air laut-pasir sungai dan balok air laut-pasir laut, akan tetapi balok air laut-pasir sungai lebih efektif dibandingkan balok air lautpasir laut. Pola retak yang terjadi pada balok beton bertulang adalah retak lentur (flexural crack), dan arah retak yang terjadi hampir tegak lurus pada sumbu balok. Saran Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan maka dapat disarankan beberapa hal yaitu : Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan material laut terhadap tulangan. Material laut diharapkan dapat digunakan pada beton non-struktural atau pada konstruksi yang tidak menahan beban besar.

DAFTAR PUSTAKA Mulyono, Tri. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi. 2005. Nawy, Edward G. Reinforced Concrete: A Fundamental Approach. 6 th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2009. Neville, A. M. 1981. Properties of Concrete. 3rd Edition, USA. Nugraha, Paul Antoni. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta : Andi. Setiawan, Asri Mulya. 2015. Pengaruh Air Laut Terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang dengan Perkuatan GFRP yang Direndam Selama Setahun. Standar Nasional Indonesia (SNI). 1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. SNI 03-1974-1990. Standar Nasional Indonesia (SNI). 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SNI- 03-2847-2002. Standard Nasional Indonesia (SNI). 2004. Semen Portland Komposit. SNI 15-7064-2004. Otsuki, Nobuaki, Furuya, Daisuke, Saito, Tsuyoshi, and Tadokor, Yutaka, 2011. Possibility Of Sea Water As Mixing Water In Concrete.