A.Chalik Masulili Santika 30 juni 2005

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

VISI DINAS KESEHATAN JAKARTA SEHAT UNTUK SEMUA

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

CAPAIAN KINERJA INDIKATOR INDIKATOR DAMPAK (IMPACT)

sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KESEHATAN TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

Pendidikan & Promosi Kesehatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang Kesehatan.

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PROFIL SKPD A. Latar Belakang.

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

file/perbub/upt-puskesmas/2009 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN II. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem mempunyai tugas :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. terarah, terpadu, dan berjenjang, mulai dari pusat sampai tingkat paling bawah.

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LAMPIRAN. Daftar Pertayaan No. Indikator Pertanyaan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Sekilas tentang : Sistem Kesehatan Indonesia. Dr Anhari Achadi Februari 2009

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

Organisasi Sistem Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan PKMK FK UGM. Blended Learning Kebijakan AIDS, Angkatan III, Outline

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

KATA PENGANTAR. Balikpapan, 8 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Dr. Balerina JPP, MM NIP

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

Transkripsi:

A.Chalik Masulili Santika 30 juni 2005

PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN Komprehensive : Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif

QUO VADIS KESEHATAN??? TBC NO.3 Di Dunia PHOLIO : Free Pholio Countries Endemic Countries Muntah Berak Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Gakin Puskesmas dan RS dll

QUO VADIS KESEHATAN??? Siapa yang bertanggung jawab? Sejauh mana tanggung jawab kesehatan? Apanya sih yang salah? Dimana letaknya kesalahan tersebut? Pengawasankah? dll

Pengertian SKP DKI Jakarta adalah suatu tatanan yang secara berjenjang, bertahap dan berkesinambungan memobilisasikan, menghimpun, mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya kesehatan agar dapat ditransformasi menjadi upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau sehingga dapat menjamin tercapainya derajat kesehatan yang semakin tinggi dari seluruh warga masyarakat yang tinggal di wilayah Provinsi DKI Jakarta mulai dari janin yang sehat, tumbuh dan berkembang secara optimal menjadi bayi, balita, anak, remaja, dewasa hingga lansia, terlindungi dari berbagai risiko penyakit serta produktif sepanjang hayatnya.

Maksud Maksud penetapan SKP DKI Jakarta dalam suatu peraturan daerah adalah memberikan arah, landasan, pedoman serta kepastian hukum, baik untuk para pembentuk kebijakan operasional, perencana, pengawas, pengendali, penilai, pelaksana dan berbagai pihak lainnya yang menjadi stakeholders upaya kesehatan maupun untuk individu, keluarga, serta seluruh warga masyarakat di Provinsi DKI Jakarta yang menjadi beneficiaries upaya kesehatan.

Tujuan Utama Individu, keluarga dan seluruh warga masyarakat di Provinsi DKI Jakarta yang semakin sehat dan produktif Intrinsik 1. Tersedianya upaya kesehatan yang bermutu dan mudah diakses melalui mekanisme pembiayaan yang berkeadilan. 2. Terjaminnya rasa aman / rasa tidak takut / harga diri bagi individu, keluarga dan seluruh warga masyarakat di Provinsi DKI Jakarta ketika mengkonsumsi upaya kesehatan

SKP DKI Jakarta Arah Pedoman Landasan Kepastian Hukum Operasionalisasi Kebijakan Teknis dan Kebijakan Umum Upaya Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta

Landasan Kebijakan Umum Pemantapan Stabilitas Politik, Ekonomi, Sosial Pemerataan Upaya Kesehatan Bermutu Kemandirian

Landasan Kebijakan Teknis Paradigma Sehat Pembangunan Berwawasan Kesehatan Kota Sehat

Fungsi Stewardship Pembiayaan Fungsi SKP DKI Jakarta untuk mengawasi dan membimbing upaya kesehatan melalui: Penyusunan rencana strategis; Penetapan dan penerapan peraturan daerah tentang penyelenggaraan upaya kesehatan; Pemantauan dan penyebarluasan informasi Fungsi SKP DKI Jakarta untuk memobilisasikan, mengakumulasikan dan mengalokasikan dana secara terintegrasi sehingga dapat mencerminkan keseimbangan antara biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Sumber Daya Kesehatan Upaya Kesehatan Cepat Tanggap Kontribusi Finansial Fungsi SKP DKI Jakarta untuk menjamin ketersediaan asupan upaya kesehatan dalam jumlah yang memadai dan tepat waktu melalui investasi dan pelatihan: Sumber daya manusia / tenaga kesehatan Sarana dan peralatan kesehatan Obat dan bahan habis pakai Fungsi SKP DKI Jakarta untuk menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan klinis, pelayanan gawat darurat dan bencana, peningkatan kapasitas institusi, kemitraan, advokasi, mobilisasi masyarakat, bimbingan teknis dan pembentukan suasana yang kondusif bagi terselenggaranya upaya kesehatan Fungsi SKP DKI Jakarta untuk memenuhi harapan masyarakat agar diperlakukan secara profesional, etis dan menjunjung tinggi martabat manusia oleh para penyelenggara upaya kesehatan tanpa membeda-bedakan status sosial seseorang Fungsi SKP DKI Jakarta untuk menjamin kontribusi finansial yangberkeadilan dalam arti risiko finansial yang dihadapi masyarakat harus terdistribusikan berdasarkan kemampuannya membayar, bukan terdistribusikan berdasarkan besarnya risiko kesehatan yang ditanggungnya

Kedudukan Ultra Sistem Payung Hukum Konstitusi, UU, PP, Keppres,. Supra Sistem Kebijakan Teknis SKN, KW, SPM, Kebijakan Umum RUPSB DKI Jakarta Sistem Kebijakan Operasional Sistem Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Sub- Sistem Dukungan Non- Manajemen Dukungan Manajemen Upaya Kesehatan

DALE, Sehat, Mati Dini Disability Adjusted Life Expectancy, Sehat, Mati Dini Sebab Langsung Sakit Individu Upaya Kesehatan Kesehatan Sebab Tidak Langsung Gizi Jender Keluarga Kpstas Inst., Kemitraan Kesehatan + Sektor Lain Sebab Mendasar Pendidikan, Penghasilan, SDA, Ecosyst. Masyarakat Advokasi, Mob. Sb. Daya, Bimb. Teknis Sektor Lain Sebab Faktor Penentu Unit Sosial Strategi Domain

Hirarki Domain Sektor Kesehatan Sebab Langsung Service Delivery Jangka Pendek Sktr. Kes. (+) Sktr. Lain Sebab Tidak Langsung Cap. Build. Partnersh. Tech. Ass. Jangka Menengah Sektor Lain Semua Sebab- Sebab Mendasar Advocacy Res. Mob. Cond. Env. Jangka Panjang Domain Sebab Intervensi Dampak

Hirarki Strategi Intervensi Service Delivery Capacity Building Partnership Advocacy Conducive Env. Tech. Assistance Resource Mobiliz. Pemberian layanan merupakan strategi untuk menangani penyebab langsung masalah kesehatan. Dalam hal ini, individu dan / atau keluarga bertindak sebagai penerima pasif upaya kesehatan tanpa harus disertai pemahaman atau perubahan perilaku. Pemantapan kemampuan kelembagaan seperti misalnya pemantapan keterlibatan peran serta keluarga / rumah tangga merupakan strategi untuk menangani Sebab Tidak Langsung masalah kesehatan. Kemitraan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan baik dengan institusi internal lintas program, maupun institusi eksternal lintas sektoral, swasta, donor agency, perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi non pemerintah maupun lembaga sosial masyarakat. Membangun dukungan dari para stakeholders (pemerintah daerah / dinas / lembaga teknis daerah setempat, Dewan Perwakilan Daerah, serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dan beneficiaries (masyarakat, lembaga kemasyarakatan) upaya kesehatan. Pembentukan suasana kondusif yang memungkinkan keterlibatan stakeholders dan beneficiaries upaya kesehatan dalam setiap aspek program upaya kesehatan dari waktu ke waktu. Memberikan bantuan teknis bagi setiap pihak yang bergerak dalam upaya kesehatan, seperti misalnya dalam penyusunan pedoman standar pelayanan minimal, surveilans penyakit, pengolahan dan analisis data serta diseminasi informasi. Penggerakkan peran serta masyarakat dan mobilisasi sumber daya potensial dalam surveilans penyakit, upaya kesehatan berbasis masyarakat, pengobatan, serta penyuluhan kesehatan masyarakat.

Sub-sistem SKP DKI Jakarta Subsistem Dukungan Non-Manajemen Subsistem Dukungan Manajemen Subsistem Upaya Kesehatan 1. Pengembangan Kapasitas Institusi 2. Kemitraan 3. Advokasi 4. Bimbingan Teknis 5. Mobilisasi Sumber Daya 6. Membangun Suasana Kondusif 1. Sistem Informasi Kesehatan 2. Mutu 3. Fungsi Perencanaan & Pembiayaan 4. Unsur SDM 1. Pelayanan Kesehatan 2. Kesehatan Masyarakat 3. Gawat Darurat & Bencana

TUPOKSI MASYARAKAT OPERATOR : Puskesmas Sanitarian di Kantor Kelurahan AUDITOR : Suku Dinas REGULATOR : Dinas

TUPOKSI,DOMAIN KESEHATAN & DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT RSD Puskesmas UPT Sb.Daya Kes Sudin Dinas Langsung Cap.Building Lintas Sektor Mendasar : Pendidikan Sosek Lingkungan DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

INDIKATOR OUTPUT DINAS : JML.REGULASI (Perda,SKGub,SK.KaDin) Sistem,Kebijakan,Strategi Program,Standard,Juklak Juknis. SUDIN : JML/PERSENTASE Pencegahan Penyimpangan Penindakan Penyimpangan Pembinaan perbaikan CAKUPAN YAN MUTU YAN AKSES YAN KECEPATAN YAN PEMBIAYAAN YAN ETIKA PELAYANAN PUSKESMAS/RSD/SB UPT Penyelenggaraan Yan. Cakupan Yan Kepuasan Pelanggan

INDIKATOR OUTPUT OUTCOME IMPACT CAKUPAN YAN MUTU YAN AKSES YAN KECEPATAN YAN PEMBIAYAAN YAN ETIKA YAN DERAJAT KESEHATAN : ANGKA KESAKITAN ANGKA KEMATIAN STATUS GIZI HDI Note : YAN ( Pelayanan Kes.Individu, Public dan Gadar bencana )

KESIMPULAN Dalam Rangka Peningkatan Mutu Yan.Penguasaan tentang Konsep,implementasi memerlukan peranan yang sangat penting dalam melakukan pengawasan dalam upaya mendapatkan hasil yang berkualitas.