BURUNG PARUH BENGKOK YANG DIPERDAGANGKAN DI PASAR AHAD KERTAK HANYAR, KABUPATEN BANJAR

dokumen-dokumen yang mirip
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 JILID 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Burung Kakaktua. Kakatua

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB I PENDAHULUAN. yang berukuran kecil misalnya burung berencet kalimantan (Ptilochia

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN BURUNG HANTU (TYTO ALBA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

PROSIDING. Kota Bandung Tahun 2014 Volume 2 : Transportasi - Geoteknik Material - Sumber Daya Air

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

IKAN GABUS DI KANCAH NASIONAL

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2014 DI SELURUH INDONESIA TANGGAL 10 AGUSTUS 2014

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

SAMBUTAN. PADA PEMBUKAAN SEMINAR BENANG MERAH KONSERVASI FLORA DAN FAUNA DENGAN PERUBAHAN IKLIM Manado, 28 Mei 2015

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan hutan dalam. pemenuhan bahan pangan langsung dari dalam hutan seperti berburu hewan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. terancam sebagai akibat kerusakan dan fragmentasi hutan (Snyder et al., 2000).

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 11 November 2017 FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

ISBN : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKUALITAS MELALUI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

Fokus Lahan Basah. Kajian Baseline Ekosistem Mangrove di Desa-desa di Kabupaten Pohuwato dan Bolaang Mongondow Selatan 3.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BURUNG PARKIT (Melopsittacus undulatus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BIOLOGI DAN SAINTEK. Isu-Isu Kontemporer Sains, Lingkungan, dan Inovasi Pembelajarannya

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

FUNGSI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM SECARA BIJAK* Oleh : IMRAN SL TOBING**

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

PERANAN LAHAN BASAH (WETLANDS) DALAM PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

KAJIAN KELEMBAGAAN GABUNGAN KELOMPOK TANI DALAM PROGRAM KEMITRAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. (perairan) lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan siklus PTK sebagai berikut : Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Untuk pelajaran IPA sebagai

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

BANGKA BOTANICAL GARDEN SEBUAH KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

Enceng Sobari. Trik Jitu menangkarkan Lovebird. Sang Burung Primadona

LAPORAN PENYELENGGARA DAN SAMBUTAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN

1. PENDAHULUAN. Indonesia (Sujatnika, Jepson, Soeharto, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). terluas di Asia (Howe, Claridge, Hughes, dan Zuwendra, 1991).

Bentuk Interaksi Kakatua Sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata) di Habitatnya. Oleh : Oki Hidayat

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Habitat 2.2 Komunitas Burung

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

LOVEBIRD. Semoga bermanfaat.

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan sangat tinggi. Banyaknya para pencari kroto di alam yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang ada di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Distribusi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES PERHIMPUNAN AGRONOMI INDONESIA (PERAGI) 2016

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

Asrianny, Arghatama Djuan. Laboratorium Konservasi Biologi dan Ekowisata Unhas. Abstrak

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman jenis satwa,

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 3: 880-883 ISBN 978-602-6483-40-9 BURUNG PARUH BENGKOK YANG DIPERDAGANGKAN DI PASAR AHAD KERTAK HANYAR, KABUPATEN BANJAR Traded Parrots in the Sunday Market of Kertak Hanyar, Banjar Regency Maulana Khalid Riefani *, Nooraida, Luhur Pribadi Camsudin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Hasan Basri, Banjarmasin, Indonesia. *Surel korespondensi: maulanakhalidriefani@gmail.com Abstract. The Sunday Market of Kertak Hanyar Pal 7 is a traditional market that offers various culinary, fruit, vegetables equipment domestic, and pets as well. The purpose of this research was to collect the name of traded parrot species in the market Sunday Market of Kertak Hanyar Pal 7 and interview the people to conserve those birds. The research was carried out on 29 November - 6 December 2015. The tools used for taking the data in the field were camera, handphone, and clipboard. Method included observing parrot species, matching data to protected bird list and Red List of IUCN as well and interviewing. Data was analyzed qualitatively. There were four parrot species; those were Serindit (Loriculus galgulus), Betet (Psittacula alexandri), Parkit (Meopsittacus undulate), and Lovebird Agafornis fischeri). Based on the Red List of IUCN, 2 species belonged to least concern and 2 species near threatened. According to the PP No. 7/1999, there was no protected parrot species. Keyword: conservation, parrot, status, trading 1. PENDAHULUAN Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia. Indonesia merupakan negara nomor satu dalam hal kekayaan mamalia (515 jenis) dan menjadi habitat dari sekitar 1.539 jenis burung dan 45% jenis ikan di dunia (Pro Fauna Indonesia, 2007). Meskipun kaya namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwaliar yang terancam punah. Saat ini jumlah jenis satwaliar Indonesia yang terancam punah adalah 147 jenis mamalia, 114 jenis burung, 28 jenis reptil, 91 jenis ikan, dan 28 jenis invertebrata (IUCN, 2003 dalam Pro Fauna Indonesia, 2007). Satwa-satwa tersebut benarbenar akan punah dari alam jika tidak ada tindakan untuk menyelamatkannya. Indonesia memiliki 1598 jenis burung dengan ukuran beragam. Ada burung yang berukuran kecil misalnya burung berencet Kalimantan (Ptilocichla leucogrammica), gemak (Turnix sp.) dan serindit (Loriculus sp.), sedangkan yang berukuran besar misalya bangau tongtong (Leptoptilos dubius), rangkong (Buceros sp.) dan merak hijau (Pavo muticus). Burung-burung tersebut ada yang dapat terbang, burung pemanjat serta burung pejalan yang tidak dapat terbang. Beberapa jenis burung perlu dilindungi karena terancam punah (Yulianto 2008). Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal. 7 adalah pasar tradisional yang banyak menawarkan berbagai kuliner, buah, dan sayur serta berbagai perlengkapan rumah tangga maupun hewan peliharaan yang selalu ramai dikunjungi para hobies karena selain ada beragam jenis burung berkicau dan hias juga ada hewan langka. Harganya pun bervariasi tergantung kepandaian pembeli untuk menawarnya (Wisata di Pasar Tradisional Kertak Hanyar, 2015). Burung sebagai kelompok vertebrata terbesar yang paling banyak dikenal, diperkirakan ada sekitar 8600 jenis burung yang tersebar di seluruh dunia. Dalam perdagangan burung peliharaan, burung dibedakan menjadi burung paruh bengkok (famili Psittacidae) dan non paruh bengkok yang biasa disebut burung ocehan. Burung ocehan ini biasanya dipelihara karena kicauannya merdu atau sekalipun tidak berkicau bulunya sangat molek. Arief (2001) menyatakan bahwa sepetak hutan kecil yang dirusak dapat mengakibatkan banyak spesies yang hilang sama sekali atau punah secara lokal. Selain itu adanya pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya penggunaan alih guna (konversi) lahan yang juga mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi ekologis yang ditandai dengan menurunnya potensi keragaman hayati 880

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 3: 880-883 ISBN 978-602-6483-40-9 khususnya satwaliar (Nandika, 2005). Secara mendetail, Low (1984) dalam PHPA/BirdLife (1998) mengemukakan bahwa langkanya burung paruh bengkok di alam disebabkan oleh kerusakan habitat (50%), tekanan gabungan antara perburuan dan kerusakan habitat (10%), perburuan (5%), perdagangan (3%), habitat yang sempit disertai populasi yang rendah (16%), dan sebab lain yang tidak diketahui (16%). Berdasarkan status keterancaman oleh Badan Konservasi Alam Dunia (IUCN), sebagian besar jenis-jenis burung paruh bengkok masuk dalam daftar burung yang rentan terhadap kepunahan. Hal ini terjadi karena aktivitas yang dilakukan oleh manusia seperti perburuan yang terlalu berlebihan yang melampaui batas kemampuan berkembang biak dari satwa. Selain itu juga disebabkan oleh degradasi dan fragmentasi habitat sebagai akibat dari penebangan liar, pengelolaan hutan dengan sistem konsesi HPH (Hak Pengusahaan Hutan) yang kurang terencana, dan kebakaran hutan. 2. METODE Data dikumpulkan pada 29 November sampai 6 Desember 2015 di Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal. 7 batas dari kota Banjarmasin. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan data di lapangan adalah kamera digital, handphone, dan alat tulis. Observasi lapangan adalah kegiatan awal untuk mengetahui dan mengenal kondisi tempat pengambilan data, sehingga pengambilan data tidak sulit. Observasi juga untuk memperoleh data awal spesies burung yang diperdagangkan di Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal 7. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang spesies burung paruh bengkok yang diperdagangkan. Wawancara ditujukan langsung kepada pedagang burung. Data dari lapangan berupa spesies dan status burung paruh bengkok serta kondisi umum lokasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Serindit melayu (Loriculus galgulus) tubuh dan sayap berwarna hijau muda dan tua dengan tunggir dan ekor berwarna merah. Pada mahkotanya terdapat bercak berwarna biru sedangkan pada sekitar mantel terdapat bercak berwarna keemasan. Paruh berwarna hitam, mata coklat gelap, iris coklat, dan kaki jingga atau coklat. Burung betina serupa dengan burung jantan hanya saja warna bulunya lebih kusam dan tidak terdapat bercak merah pada tenggorokannya. Cara tidur burung serindit ini cukup unik yaitu kepalanya menggantung ke bawah. Cara berjalan burung ini mirip dengan burung paruh bengkok lainnya yaitu merambat. Ketika berbunyi suaranya terkadang terdengar keras mengalun. Sehingga banyak penghobi kicauan yang menyukai burung ini. Sebagai burung paruh bengkok, burung serindit ini memang masih dibawah saudaranya yaitu lovebird yang lebih popular di kalangan pecinta kicauan burung, tetapi suara dencingan yang tajam dengan speed rapat dan cepat dari burung ini bisa menyamai suara dari burung lovebird. Makanan burung ini terdiri atas sayuran hijau, buah-buahan, padi-padian dan berbagai jenis serangga kecil. Burung serindit melayu ini hidup berkelompok, sering terlihat terbang maupun bertengger dalam kelompok kecil. Beberapa kekhasan perilaku burung bernama latin Loriculus galgulus ini adalah kebiasaannya aktif memanjat dan berjalan di ranting pohon ketimbang terbang. Disamping itu, burung serindit terlihat sering menggantungkan badan ke bawah saat beristirahat. Tabel 1. Spesies dan status burung paruh bengkok yang diperdagangkan di Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal. 7 No. Famili Nama Ilmiah Nama Indonesia PP IUCN 1 Psittacidae Loriculus galgulus Serindit melayu - LC 2 Psittacidae Psittacula alexandri Betet biasa - NT 3 Psittacidae Melopsittacus undulate Parkit - LC d 4 Psittacidae Agafornis fischeri Lovebird - NT Keterangan: D = dilindungi LC = least concern (sedikit / kurang diprihatinkan) NT = near threatened (hampir terancam) d = decreasing (populasi cenderung turun) s = stable (populasi cenderung stabil) i = increasing (populasi cenderung naik) u = unknown (kecenderungan populasi tak diketahui) Burung serindit melayu merupakan burung berparuh bengkok berukuran kecil dan satu-satunya anggota genus Loriculus (serindit) yang mendiami pulau Sumatera dan Kalimantan. Panjang tubuhnya hanya sekitar 12 cm dan berat 28 gram. Bulu pada 3.2 Betet biasa (Psittacula alexandri) Betet biasa adalah burung paruh bengkok yang biasa dijadikan hewan peliharaan. Burung ini 881

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 3: 880-883 ISBN 978-602-6483-40-9 memiliki warna kepala abu-abu, dada merah muda, dan punggung, sayap, perut serta ekor berwarna hijau. Betet betina akan memiliki warna dada yang lebih buram dari betet jantan. Karena warnanya yang indah inilah mereka banyak ditangkap dari alam dan dijadikan penghias rumah. Dalam bahasa inggris burung ini disebut dengan nama redbreasted parakeet. Betet biasa memiliki paruh bengkok, tebal, dan kuat. Sangat sesuai untuk mencongkel biji jagung dari bonggolnya. Mereka adalah burung yang suka berkelompok, terbang bersama mencari makan di kebun-kebun petani. Saat musim kawin tiba, mereka meninggalkan kelompok dan bereaktifitas bersama pasangannya. Burung indah ini akan bersarang dan bertelur pada lubang-lubang pohon. Mereka dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Menghuni hutan-hutan dan daerah pemukiman yang masih banyak pepohonan. Namun saat ini jumlah burung betet biasa telah berkurang darstis karena banyak diburu untuk diperjualbelikan. 3.3 Parkit (Melopsittacus undulate) Burung parkit adalah burung kecil dari keluarga burung nuri (parrot). Mereka sangat cerdas dan merupakan burung sosial (jauh lebih nyaman berada dalam kawanan besar). Burung parkit liar memiliki bulu hijau diselingi campuran kuning dan hitam. Di negara barat, burung parkit dikenal dengan nama parakeet atau budgerigar. Melalui penangkaran / budidaya parkit telah dihasilkan burung parkit dengan warna biru, abu-abu, kuning, putih dan kombinasi. Harga burung parkit dengan kombinasi warna biasanya lebih mahal daripada harga parkit dengan warna umum. Ciri-ciri burung parkit jantan dan betina. Parkit jantan berwarna biru yang kuat atau keunguan lembayung pada bagian hidung sedangkan betina berwarna putih atau biru tipis. Kepala jantan berbentuk bulat kompak dan lebih besar dibandingkan betina. Dengan demikian cara membedakan antara parkit jantan dengan betina adalah tinggal melihat hidungnya saja, dimana parkit jantan warna hidungnya agak kebiru-biruan dan posturnya agak sedikit lebih besar, sedangkan yang betina sebaliknya. 3.4 Burung Lovebird (Agafornis fischeri) Burung lovebird merupakan burung sosial. Di alam bebas, burung ini hidup berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-20 ekor. Burung dewasa hidup berpasangan. Disebut lovebird atau burung cinta karena burung ini baru berpisah dari pasangannya bila salah satunya mati. Burung dari genus Agapornis ini ukuran tubuhnya relatif mungil, bila dibanding burung berparuh bengkok lainnya. Sedikit lebih besar dari burung parkit. Panjangnya sekitar 13-17 cm dengan bobot 30-60 cm gram. Burung lovebird bereproduksi dengan bertelur. Dalam setiap kelahiran menghasilkan 3-6 telur. Lama pengeraman telur berkisar 22 hari. Anak-anak burung akan meninggalkan sarangnya setelah 4-5 minggu sejak menetas. Kondisi alam yang disukai burung lovebird adalah lahan kering dan iklim yang terik. Burung ini bersarang di cabang-cabang pohon, lubang lumpur yang mengering dan lubang pohon. Terkadang juga ditemukan di bangunan buatan manusia yang terdapat di tepi hutan atau perkebunan. Burung lovebird A. fischeri memiliki ciri tubuh berwarna hijau, dari kepala sampai dada kemerahan dengan gradasi hingga orange, lingkar mata putih. Wilayah penyebarannya di Tanzania. Burung lovebird berkacamata diminati oleh para pehobi yang berorientasi pada keindahan dan warna tubuh. Lovebird berkacamata seringkali di namai berdasarkan kekhasan warna tubuhnya. Karena burung ini memiliki silangan-silangan dengan warna-warna yang khas. Jenis burung yang digolongkan ke dalam lovebird berkacamata antara lain fischeri, Personata, Liliana dan Nigrigenis. Sisanya dikelompokkan ke dalam lovebird nonberkacamata. Di pasar Indonesia, jenis lovebird berkacamata di hargai lebih mahal dibanding nonkacamata. 3.5 Status Konservasi Burung Berdasarkan dari IUCN, burung paruh bengkok yang diperdagangkan di Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal. 7, 2 spesies burung paruh bengkok memiliki status Least Concern yaitu burung serindit melayu (Loriculus galgulus) dan burung parkit (Melopsittacus undulate) yang populasinya cenderung turun. Untuk status Near Threatened ada 2 spesies burung paruh bengkok yaitu burung betet biasa (Psittacula alexandri) dan burung lovebird (Agafornis fischeri). Meskipun burung paruh bengkok di Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal. 7 memiliki status Least Concern, tetapi satatus itu kapanpun bisa saja berubah kalau kondisi penangkapan liar dengan menggunakan jerat jaring terus dilakukan. Burung paruh bengkok di Pasar 882

Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 3: 880-883 ISBN 978-602-6483-40-9 Ahad Kertak Hanyar Pal. 7 mayoritas adalah hasil dari tangkapan liar di alam, para pedagang mendapatkan burung hasil tangkapan liar dari penangkap burung langsung. Menurut PP No. 7 4. SIMPULAN Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal. 7 bukan hanya pasar tradisional yang menawarkan berbagai kuliner, buah, dan sayur, perlengkapan rumah tangga, melainkan juga hewan peliharaan; di antaranya burung. Ditemukan 4 spesies burung paruh bengkok yang diperdagangkan, yaitu serindit melayu (Loriculus galgulus), betet biasa (Psittacula alexandri), parkit (Melopsittacus undulate), dan burung lovebird (Agafornis fischeri). Berdasarkan IUCN, 2 spesies berstatus least concern dan 2 spesies status near threatened. Menurut PP No. 7 Tahun 1999 burung paruh bengkok yang diperdagangkan tidak ada yang dilindungi. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur tidak lupa kami ucapkan kepada Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan jurnal ini dengan baik. Kami mengucapkan banyak tahun 1999, burung paruh bengkok yang diperdagangkan di Pasar Ahad Kertak Hanyar Pal. 7 memiliki status yang tidak dilindungi terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan jurnal ini dan semoga jurnal ini bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan. 6. DAFTAR PUSTAKA Arief, A. (2001). Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Nandika. (2005). Hutan bagi Ketahanan Nasional. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. PHPA/BirdLife. (1998). Rencana Pemulihan Kakatua Kecil Jambul Kuning. PHPA/BirdLife International- IP. Pro Fauna Indonesia. (2007). Fakta tentang Fauna di Indonesia. http//www. Pro Fauna Indonesia. Diakses 24 Desember 2015. Wisata di Pasar Tradisional Kertak Hanyar. (2015). http://m.kompasiana.com/samsunisarman/wisatadi-pasar-tradisional-kertak-hanyar diakses pada tanggal 24 Desember 2015. Yulianto, T. (2008). Burung di Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu.. ----- 883

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 JILID 3 Penyunting: Mochamad Arief Soendjoto Maulana Khalid Riefani Lambung Mangkurat University Press Banjarmasin

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 JILID 3 Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan Banjarmasin, 05 November 2016 Penyunting/Editor: Pendesain Sampul: Penyelenggara: Mochamad Arief Soendjoto Maulana Khalid Riefani Halimudair Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Jalan Hasan Basri, Kayutangi, Banjarmasin 70123 Mitra Penyelenggara: Himpunan Mahasiswa Pacasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat Diterbitkan oleh: Lambung Mangkurat University Press, 2017 d/a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam Jl. H.Hasan Basry, Kayu Tangi, Banjarmasin 70123 Gedung Rektorat Unlam Lt 2 Telp/Faks. 0511-3305195 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak Buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apa pun, baik secara mekanik maupun elektronik, termasuk fotocopi, rekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit x + 255 h, (20 x 28) cm Cetakan pertama, Mei 2017 ISBN 978-602-6483-40-9

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016, Universitas Lambung Mangkurat telah selesai diterbitkan. Prosiding ini bisa jadi ditunggu-tunggu oleh para pemakalah, karena sebagai bukti bahwa para pemakalah ini telah menjalankan tugas menyampaikan, mentransfer, menyebarluaskan, mengomunikasikan, atau berbagi (berandil, sharing) ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang dikuasainya dengan komunitas pemakalah atau orang lain yang memiliki bidang ilmu sama atau bahkan berbeda sama sekali. Pada sisi lain, prosiding ini menjadi petunjuk bahwa banyak hal terkait dengan lahan basah yang perlu menjadi perhatian semua kalangan, baik di Kalimantan Selatan maupun di luar Kalimantan Selatan. Lahan basah bukan sekedar perairan dan seterusnya seperti yang didefinisikan dalam Konvensi Ramsar. Lahan basah adalah potensi, peluang, dan tantangan untuk kesejahteraan manusia atau lebih daripada itu, lahan basah adalah kehidupan alam. Prosiding ini memang tidak bisa diterbitkan pada tahun 2016, tahun penyelenggaraan seminar. Seperti diketahui, seminar nasional ini tepatnya diselenggarakan pada tanggal 05 November 2016. Tidak cukup waktu bagi para penyunting atau editor untuk menyelesaikan suntingannya sampai akhir tahun 2016. Selain harus menyelesaikan tugas rutinnya pada akhir tahun, para penyunting harus mengerjakan tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu membenahi secara hati-hati banyak hal terkait dengan makalah yang telah disampaikan pada seminar nasional, terutama format makalah atau kebahasaan. Saya pikir hal ini wajar, apabila kemudian prosiding baru bisa diterbitkan pada tahun 2017. Prosiding ini dibuat dalam format cetakan tiga jilid. Pembagian ini lebih ditekankan pada (1) kepraktisan agar para pembaca tidak mengalami kesulitan ketika membawa prosiding dengan ketebalan seluruhnya sekitar 1.000 halaman dan (2) ketidak-mudahan jilidannya untuk rusak, karena prosiding dibukatutup selama pembaca menikmati makalah (artikel prosiding). Prosiding Jilid 1 memuat fokus (1) Konservasi dan Biodiversitas, (2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, (3) Bioteknologi, (4) Hukum dan Kebijakan, serta (5) Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; Jilid 2 memuat fokus (6) Seni dan Budaya, (7) Kedokteran, Obat-obatan, dan Kesehatan, (8) Teknik, Industri, dan Pertambangan, (9) Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif Terbaharukan, serta (10) Pendidikan dan Pembelajarannya, dan Jilid 3 memuat artikel-artikel fokus 1 hingga fokus 10 yang penyuntingannya tersendat atau lambat. Selain format cetakan, prosiding juga dibuat dalam format elektronik (pdf). Format ini diunggah dalam laman www.lppm.ulm.ac.id. Dalam format ini, artikel dimunculkan secara tunggal atau terpisah dari artikel lain. Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat, saya menyampaikan terima kasih kepada (1) para penyaji yang telah menyajikan artikelnya pada seminar nasional dan atau menyerahkan artikel tersebut untuk disunting dan akhirnya dimuat dalam prosiding, (2) para penyunting yang bekerja keras menyelesaikan prosiding, (3) para mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat yang membantu mensukseskan penyelenggaraan seminar, serta (4) staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat yang memfasilitasi urusan administrasi. Semoga Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 ini bermanfaat. Banjarmasin, Maret 2017 Ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc. iii

DAFTAR ISI Laporan Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung Mangkurat Sambutan Rektor Universitas Lambung Mangkurat. Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016... Petunjuk Umum Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016... JILID 3 (dari 3) Struktur Populasi Tumbuhan Aren (Arenga pinnata Merr.) di Sekitar Sungai Uyit Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.. Noor Syahdi, Dharmono, Muchyar Keanekaragaman Bambu di Kawasan Wisata Air Terjun Rampah Menjangan, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.. Dela Aprilia Lesman, Dharmono, Muchyar Burung Paruh Bengkok yang Diperdagangkan di Pasar Ahad Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar Maulana Khalid Riefani, Nooraida, Luhur Pribadi Camsudin Konservasi Jenis Ramin (Gonystylus Bancanus Miq. Kurz.) yang Sudah Langka Keberadaannya di Hutan Rawa Gambut Melalui Penyediaan Bibit Cara Stek.. Rusmana, Tri Wira Yuwati Jenis dan Kerapatan Musang (Famili Viverridae) di Kawasan Air Terjun Rampah Menjangan Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Rizky Ary Septiyan, Kaspul, Mahrudin Perbandingan Morfologi dan Biologi Bunga pada Dua Species Teratai (Nymphaea) di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan... Bakti Nur Ismuhajaroh, Gt. Sugian Noor, M. Ermyn Erhaka Inklusi Pengayaan Β-Caroten dan Vitamin A Asal Tepung Daun Murbai Dan Daun Pepaya terhadap Kandungan Kolesterol Telur, Skor Warna Kuning Telur, dan Produksi Itik Alabio. Lilis Hartati, Danang Biyatmoko Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Media Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvaceae) dalam Upaya Diversifikasi Pangan Reny Purindraswari, Udiantoro, Lya Agustina Penampilan Kedelai Varietas: Grobogan, Lawit dan Menyapa di Kebun Percobaan Banjarbaru.... Eddy William, Muhammad Saleh Pengujian Formulasi Biofertilizer pada Tanaman Padi di Lahan Pasang Surut... Nurita, Muhammad Saleh Efektivitas Ekstrak Galam sebagai Pestisida Nabati terhadap Hama Krop Kubis (Crocidolomia pavonana) Skala Laboratorium... Syaiful Asikin Pemanfaatan Tanaman Air (Eceng Gondok, Kiambang, dan Kayu Apu) yang Difermentasi Aspergillus sp. dalam Ransum Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Dipelihara dalam Jaring Apung Herliwati, Riswandi Bandung Faktor faktor Pengembangan Organisasi untuk Implementasi Sistem Pelaporan Terintegrasi Sektoral (Studi pada Pemda di Kalimantan Selatan)... Syaiful Hifni, Akhmad Sayudi, Chairul Sa roni ix x xi xii 870-873 874-879 880-883 884-891 892-895 896-900 901-907 908-912 913-915 916-920 921-926 927-931 932-940 iv

Model Penerimaan Teknologi Budidaya Padi Organik di Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan Suprijanto, Hilda Susanti, Masyhudah Rosni, Luki Anjardiani Merger Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang Dimiliki Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten di Kalimantan Selatan Atma Hayat, Fifi Swandari Evaluasi Metode Perhitungan Harga Tandan Buah Segar oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam Perspektif Fair Value (International Accounting Standard 41) Nur Fatiah, Rawintan Endas Binti, Muhammad Hudaya Strategi Adaptasi Masyarakat Desa Hutan dalam Menghadapi Perubahan dan Alih Guna Kawasan Hutan Rawa Gambut Menjadi Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Barito Kuala Hafizianor, Arfa Agustina Rezekiah, Adi Rahmadi Seni Sastra dan Lingkungan Hidup (Kajian Teks pada Kumpulan Puisi Penyair Kalimantan Selatan) Maria Lusia Anita Sumaryati Kesenian Musik Kuriding di Masyarakat Kalimantan Selatan (Kajian Perubahan Sosial Budaya) Muhammad Najamudin Konsep Konservasi Kawasan Pusaka Lahan Basah untuk Melestarikan Rumah Bubungan Tinggi Telok Selong J.C. Heldiansyah, Naimatul Aufa, Prima Widia Wastuty Strategi Pengembangan Ekowisata Lahan Basah Pesisir Pantai Batakan di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan... Noor Mirad Sari, Zainal Abidin, Lusyiani, Khairun Nisa Studi Penataan Lahan Permukiman di Tepi Sungai dengan Metode Buffer Zone untuk Kelestarian Lingkungan di Kelurahan Alalak, Kota Banjarmasin. Hudan Rahmani, Akhmad Gazali, Abdurrahman, Fathurrahman Rapid Assesment Limnologis sebagai Indikator Pengelolaan (Regulasi dan Pemanfaatan Perairan) di Zona Penyangga Lahan Basah Reservat Danau Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.. Pathul Arifin, Ardiannor, Dini Sofarini, Yunandar Penerapan Ading (Automatic Feeding) Pintar dalam Budidaya Ikan Pada Kelompok Petani Ikan Sekitar Sungai Irigasi di Kelurahan Komet Raya Banjarbaru.. Ade Agung Harnawan, Iwan Sugriwan, Bagus Prasetyo Pengelolaan Lahan Gambut Berbasis Kearifan Lokal di Pulau Kalimantan. Kadhung Prayoga Potensi Kawasan Mangrove untuk Pengembangan Ekowisata di Desa Torosiaje Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo.. Marini Susanti Hamidun Dinamika Kualitas Air dan Kecenderungan Perubahannya untuk Pengelolaan Budidaya Perikanan Karamba Berbasis Daya Dukung Perairan di Sub DAS Riam Kanan. Mijani Rahman Model Dinamik Konsentrasi Nutrien di Perairan Estuaria Maulinna Kusumo Wardhani Delineasi Otomatis Hutan Mangrove dari Citra LDCM Menggunakan Metode Hibrid Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Dan Normalized Difference Water Index (NDWI).. Syam ani, Abdi Fithria, Leila Ariyani Sofia, Siti Saidah Cara Baru Pencegahan Kebakaran Hutan Rawa Gambut melalui Pendekatan Silvikultur.. Acep Akbar v 941-946 947-955 956-960 961-967 968-973 974-982 983-993 994-997 998-1005 1006-1010 1011-1015 1016-1022 1023-1027 1028-1037 1038-1044 1045-1054 1055-1066

Kajian Spasial Penggunaan Lahan dan Kualitas Air Sungai: Studi Kasus Sub-DAS Kampwolker Papua Mujiati, Muh.Saleh Pallu, Farouk Maricar, Mary Selintung 1067-1072 Kemampuan Pemulihan Areal Bekas Terbakar Pada Hutan Rawa Gambut Di Kalimantan Tengah Muhammad Abdul Qirom 1073-1078 Film Animasi Budidaya Buah Naga Kuning (Selenicerius Megalanthus) di Lahan Gambut.. Walidatush Sholihah, Annis Aulia Zulfa 1079-1084 Model Pengelolaan Daerah Rawan Bencana Banjir Berbasis Masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan. Akhmad Nafarin, Sidharta Adyatma, Deasy Arisanty, Selamat Riadi Pengabdian Pada Masyarakat di Pesisir Kepala Burung: Pembelajaran dari Kampung Saubeba di Tambrauw, Propinsi Papua Barat Freddy Pattiselanno, Abel Wondikbo, Agustina Emaury, Alfrida Farwas, Ishak Rumayomi, Nofriyanto Towansiba Kajian Tentang Kesiapan Siswa SMKN dalam Penguasaan Pemahaman Teks Bahasa Inggris Berbasis Pendidikan Karakter Lahan Basah (Wetland) sebagai Local Wisdom di Kota Banjarmasin Vivi Aulia Integrasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Mailita Penerapan Bimbingan Kelompok untuk Mencegah Dampak Negatif Sex Bebas di SMAN 4 Padangsidimpuan Tahun Akademik 2015-2016 Khairul Amri 1085-1089 1090-1093 1094-1101 1102-1108 1109-1111 Neraca Ketersediaan Pupuk; Perbaikan Sistim Distribusi dan Efisiensi Penggunaannya untuk 1112-1117 Mendukung Program Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) di Kabupaten Banjar Yusuf Azis, Abdullah Dja far Potensi Pemberdayaan Masyarakat Lokal pada Industri Kelapa Sawit.. Taufik Hidayat, Mariana 1118-1124 ----- vi

LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayah-nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di tempat ini untuk menghadiri atau melaksanakan Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016. Seminar Nasional Lahan Basah 2016 ini merupakan wadah temu ilmiah yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat, sebagai fórum interaksi, kolaborasi, dan integrasi antara pendidik, peneliti, dan praktisi. Melalui seminar nasional ini kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia dan berbagi melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pada lahan basah. Seminar yang bertemakan Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara berkelanjutan ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu 1). Prof. Dr. Ir. Hadi S Alikodra (Guru Besar Ekologi Satwa, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB); 2). Prof. Dr. Ir. H Gusti Muhammad Hatta, MS (Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), dan 3). Prof. Dr. agr. Mohamad Amin, S.Pd, M.Si (Guru Besar Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang). Alhamdulillah, seminar ini disambut antusias oleh para akademisi dan praktisi dari seluruh Indonesia. Catatan kami menunjukkan bahwa jumlah makalah yang diterima dan akan dipresentasikan sebanyak 273 dengan topik kajian meliputi: 1). Konservasi dan Biodiversitas; 2). Pertanian dan Ketahanan Pangan; 3). Bioteknologi; 4). Hukum, dan Kebijakan; 5). Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; 6). Seni dan Budaya; 7). Kedokteran, obat-obatan dan Kesehatan; 8). Teknik, industri, dan pertambangan; 9). Sumber Daya Alam dan energy Alternatif Terbaharukan; 10). Pendidikan dan Pembelajarannya. Peserta pemakalah berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga pendidikan, dan instansi di seluruh Indonesia; antara lain Universitas Andalas.Universitas Lancang Kuning (Pekanbaru), Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas Esa Unggul Jakarta, Universitas Terbuka (UPBJJ- UT SERANG), Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang, Universitas Airlangga PDD (Banyuwangi), Institut Teknik Surabaya, Universitas Mulawarman,Universitas Palangka Raya, IAIN Antasari Banjarmasin,Universitas Islam Kalimantan MAB, Politeknik Negeri Tanah Laut, Universitas Achmad Yani Banjarmasin,zdc STKIP PGRI Banjarmasin, Universitas Kristen Palangka Raya, ATPN Banjarbaru, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Universitas Papua (Manokwari), Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Banjarbaru), Universitas Negeri Gorontalo, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam,Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,PT Riset Perkebunan Nusantara, Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Samboja,Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon,SMPN 1 Paramasan,MTsN Amuntai Utara,dan SMA Muhammadiyah Kuala Kapuas. Universitas Brawijaya, dan tentu saja Universitas Lambung Mangkurat sebagai tuan rumah. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Ketua dan staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat, dosen dan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, serta seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi (HIMPABIO) Universitas Lambung Mangkurat yang memberikan dukungan dan kontribusi guna terselenggaranya seminar ini. Kami mohon maaf apabila dalam penyelenggaraan seminar ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Salam sejahtera, Wassalamu alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh. Banjarmasin 05 November 2016 Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung mangkurat, Dr. Dharmono, M.Si. vii

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Yang saya hormati Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S. (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor), Prof. Dr. Muhammad Amin (Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. H. Gusti Muhammad Hatta (Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), Ibu/Bapak/Saudara pemakalah dan peserta seminar nasional yang berbahagia/ Pertama, selaku Rektor Universitas Lambung Mangkurat saya mengucapkan Selamat Datang para pemakalah dan peserta Seminar Nasional Lahan Basah ini di Banjarmasin, bumi Lambung Mangkurat. Penghargaan bagi saya bahwa seminar nasional ini dihadiri oleh pemakalah atau peserta dari seluruh Indonesia, seperti yang telah disampaikan oleh Ketua Panitia sekitar 200-an orang hadir. Ibu/bapak/saudara dari luar Kalimantan Selatan mungkin berpendapat bahwa Banjarmasin sama dengan kota tempat tinggal. Ibu/bapak/saudara menginjak tanah dan dapat berjalan leluasa dari satu tempat ke tempat lain. Perlu diketahui bahwa kondisi ini bukan hal yang sebenarnya. Ibu/bapak/saudara berada di tanah urugan. Banjarmasin adalah ibukota Kalimantan Selatan yang sejatinya berada di bawah permukaan air laut. Kedua, penetapan Universitas Lambung Mangkurat sebagai universitas dengan unggulannya Lingkungan Lahan Basah tidak dilakukan hanya dalam semalam, seminggu, sebulan, atau bahkan setahun. Banyak hal yang dipertimbangkan oleh dosen-dosen kita, senat, atau pemimpin mulai dari program studi hingga ke tingkat universitas, sehingga akhirnya universitas tertua ini menetapkan lingkungan lahan basah sebagai unggulannya. Ceritanya cukup panjang. Namun, satu hal yang pasti adalah sebagian besar Kalimantan Selatan berupa lahan basah dan dapat dikatakan, hampir semua penduduknya bergantung pada lahan basah. Tidak ada seorang pun di Kalimantan Selatan tidak mengenal baras gambut, baras unus, atau baras karang dukuh. Tidak juga seorang pun tidak mengenal haruan, papuyu, patin. Berbagai bahan pangan ini adalah hasil dari lahan basah. Satu kelompok adalah hasil budidaya dan kelompok lainnya dipanen dari alam. Pendek kata, lahan basah dan potensinya sudah menyatu dengan urang Banua, sebutan untuk orang Banjar atau orang yang bermukim di Kalimantan Selatan. Lingkungan lahan basah harus dimanfaatkan secara lestari. Urang Banua telah mengembangkan rumah panggung, rumah tradisional yang konstruksinya mengatasi kondisi lahan basah. Urang Banjar (Haji Idak) juga mengembangkan sistem pertanian khusus dalam kerangka mengatasi lahan yang selalu tergenang air. Pemanfaatan lahan basah memang tidak boleh sembarangan. Pada satu sisi, kondisi lingkungan lahan basah adalah peluang, tetapi pada sisi lain merupakan tantangan. Dengan kalimat lain, lingkungan lahan basah itu sendiri dan pengelolaannya memiliki resiko. Resiko yang ditimbulkan atau dampak negatif dari pengelolaan lingkungan itu tentu harus diminimalkan. Minimal ini istilah yang bernuansa pembenaran yang menegaskan bahwa pasti ada resiko yang tidak dapat dihindari, ketika kita memanfaatkan lahan basah. Saya tidak perlu berpanjang-panjang tentang hal ini. Kita akan mendapatkan pengetahuan tentang lahan basah, lingkungan, dan pengelolaannya dalam seminar ini. Terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Panitia Seminar yang dengan luar biasa menyiapkan kegiatan ini. Hanya Allah yang membalas kerja keras Panitia. Akhir kata, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Seminar Nasional Lahan Basah 2016 Universitas Lambung Mangkurat dengan tema Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan dibuka. Selamat berseminar, saling bertukar pikiran, berkomunikasi, dan saling berbagi ilmu terutama terkait dengan lahan basah. Banjarmasin, 05 November 2016 Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc. viii

PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 (Dicuplik dari SK Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Nomor 390c/UN8.2/KP/2016 Tanggal 24 Oktober 2016 tentang Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat) Pengarah : Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. Penanggungjawab : Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc. Ketua : Dr. Dharmono, M.Si. Sekretaris : Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc. Bendahara : Dra. Sa adaturrahmi Dra. Hj, Sri Mariani, M.M. Dwi Mulyaningsih, S.Pd. H.M. Irfansyah Kesekretariatan : Rifani, S.A.P. Halimudair, S.Pd. Hery Fajeriadi, S.Pd. Acara : Riza Arisandi, S.Pd. Rezky Ari Setiawan, S.Pd. Noor Syahdi, S.Pd. Wahyudi Aldo Rahadian Wicaksono Makalah dan : Misbah, M.Pd. Persidangan Laila Azkia, S.Sos., M.Si. Asdini Sari, M.Pd. Al Mubarak, M.Pd. Publikasi dan : Rakhman Farisi, S.T. Dokumentasi M. Fuad Sya ban, M.Pd. M. Wira Yudha, A.Md. Ilhamsyah Darusman Perlengkapan : M. Wahyu Firmansyah, M.A.P. M. Lutvi Ansari, S.Pd. M. Fitriansyah, S.Pd. Mahdiani Konsumsi : Yenny Miratriana Hesty, S.P. Nurul Hidayati Utami, M.Pd. Saiyidah Mahtari, M.Pd. Riya Irianti, M.Pd. Ahmad Yani Ketua LPPM M. Arief Soendjoto ix

PETUNJUK UMUM SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 Makalah Utama 1. Makalah utama disajikan secara pleno di Ruang SIdang Utama. 2. Pemakalah Utama: Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S., Prof. Dr. Muhammad Amin, Prof. Dr. H. Gusti Muhammad Hatta). 3. Moderator: Prof. Dr. Mochamad Arief Soendjoto, M.Sc. 4. Peserta penyajian makalah utama terdiri atas a. pemakalah panel yang akan menyajikan makalah secara paralel, b. bukan pemakalah yang telah memenuhi atau melengkapi syarat administrasi, c. tamu undangan dari panitia seminar. 5. Alokasi waktu 2 jam: 0,5 jam untuk setiap pemakalah dan 0,5 jam untuk diskusi (tanya jawab). Makalah Panel 1. Makalah panel terdiri atas 10 fokus dan disajikan secara paralel (terpisah) di ruang-ruang sidang kecil. 2. Setiap ruang sidang panel dilengkapi dengan laptop dan LCD proyektor. 3. Pemakalah panel adalah peserta seminar yang telah mengirim/menyerahkan makalah dan kelengkapannya serta mendapat undangan resmi sebagai pemakalah panel dari panitia. 4. Penyajian makalah panel dipandu oleh moderator yang ditetapkan oleh panitia. 5. Moderator dibantu oleh seorang notulis dan seorang operator laptop. 6. Pemakalah diminta menyerahkan soft file materi presentasi kepada operator sebelum penyajian dimulai. 7. Alokasi waktu setiap pemakalah untuk menyajikan makalahnya 7 menit (termasuk diskusi). 8. Penyajian makalah dapat dilaksanakan perorangan atau panel per tiga orang (disesuaikan). 9. Pemakalah diwajibkan mengisi lembar tanya jawab yang disediakan panitia, untuk merekap pertanyaan dan jawaban yang ada selama diskusi. 10. Pemakalah, moderator, notulis, dan operator wajib mengisi dan atau menandatangani daftar hadir (presensi) yang disediakan di setiap ruang paralel. 11. Setelah selesai sidang, moderator, notulis, dan operator segera mengumpulkan notulen dan berkas lain terkait dengan penyajian makalah dan menyerahkannya kepada panitia. x