BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah adalah mahluk sosial yang dianugrahkan suatu kebebasan

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. secara biasa, tetapi dituntut dengan cara yang luar biasa. juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pidana yang berupa pembayaran sejumlah uang dinamakan pidana denda. Kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan rasa kekhawatiran yang mendalam pada masyarakat. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penegak hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

KEPPRES 116/1999, BADAN KOORDINASI NARKOTIKA NASIONAL

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dan hendak dilaksanakan oleh bangsa ini tidak hanya hukum

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah:

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

I. PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun seluruh manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

III. METODE PENELITIAN. dalam mengolah dan menyimpulkan serta memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemidanaan terhadap Pecandu Narkotika merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR : 04/PU/REK/BAAK/XI/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

1. Beberapa rumusan pidana denda lebih rendah daripada UU Tipikor

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijaksanaan ( policy) merupakan kata istilah yang digunakan sehari-hari, tetapi karena

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. seorang ahli yang dikutip dalam sebuah buku karangan Prof. DR. Lexy J.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

KAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. moralitas dan sumber daya manusia di Indonesia khususnya generasi penerus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat pada saat ini

Transkripsi:

44 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian maka hasil yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah berupaya untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor penghambat palaksanaan hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkoba. Dilihat dari tujuan tersebut maka penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif sesuai yang dikatakan Maman (2002;3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Tujuan utama penelitian dengan metode ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang material atau fenomena yang penulis akan teliti. Desain penelitian kualitatif (Creswell:2003) yang tidak memiliki peraturan dan prosedur tetap, tetapi lebih terbuka dan terus berkembang menjadi salah satu alasan penulis memilih metode penelitian kualitatif. Menurut Hadiman (2008) Karakteristik penelitian kualitatif yang memiliki beberapa ciri yakni : a. cara memandang sifat realitas sosial (bersifat ganda dan bersifat holistik) b. tidak bebas nilai c. pengumpulan data fleksibel, dimana peneliti dan yang diteliti interaktif menjadi salah satu alasan penulis menggunakan metode kualitatif. Penulis memfokuskan penelitian ini pada permasalahan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penundaan pelaksanaan hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkoba. Kebijakan penanggulangan kejahatan narkoba dengan menggunakan hukuman mati termasuk salah satu masalah sentral dari kebijakan kriminil. Dengan harapan dapat diperoleh gambaran seberapa jauh sanksi pidana itu

45 masih pantas untuk ditetapkan dan dipilih sebagai salah satu sarana untuk menanggulangi masalah kejahatan narkoba. Robert R.Mayer dan Ernest Greenwood mengemukakan bahwa metode penelitian adalah suatu pendekatan umum ke arah fenomena yang telah dipilih oleh peneliti untuk diselidiki. Perumusan demikian sesuai dengan hakekat penelitian sebagai suatu penemuan informasi lewat prosedur tertentu atau lewat prosedur terstandar. Dengan Prosedur tertentu itu diharapkan orang lain dapat mengikuti, mengulangi atau memeriksa kembali kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) informasi yang diteliti. 3.2 Pendekatan Penelitian Pendekatan yuridis-manajerial merupakan pendekatan utama dalam penelitian ini, karena yang menjadi pusat penelitian utama pada penelitian ini ialah kebijakan dalam menetapkan dan merumuskan sanksi hukuman mati dalam undang-undang tindak pidana narkoba, agar diperoleh gambaran seberapa jauh pengaruhnya dalam menekan kejahatan narkoba. Pendekatan yuridis-empiris, historis dan komparatif juga dipandang perlu untuk pendalaman, disamping sebagai pelengkap pendekatan yuridis-manajerial. Pendekatan yuridis-empiris diperlukan untuk mengetahui gambaran penerapan sanksi pidana yang didasarkan pada hukum positif atau Undang-undang yang berlaku saat ini. Pendekatan historis juga diperlukan, karena kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam perundang-undangan tidak dapat dilepaskan dari proses terjadinya undang-undang itu sendiri. Demikian pula pendekatan komperatif tidak dapat ditinggalkan sehubungan dengan usaha-usaha pembaharuan undang-undang tindak pidana narkoba. Pendekatan perbandingan hukum yang ditempuh dalam penelitian ini dipusatkan pada sistem perumusan sanksi pidana dalam beberapa undang-undang tindak pidana narkoba negara asing. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat diperoleh gambaran perbandingan mengenai hal-hal apa yang perlu dirumuskan sebagai suatu kebijakan sanksi pidana kejahatan narkoba.

46 Di samping itu, beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan sanksi pidana narkoba dan hasil-hasil kegiatan ilmiah lainnya (seminar simposium dan sebagainya) di dunia Internasional, juga dipelajari sebagai bahan perbandingan hukum. 3.3 Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh langsung dari masyarakat (data primer) dan yang di peroleh dari kepustakaan (data sekunder). Namun karena penelitian ini lebih bersifat penelitian hukum normatif, maka lebih menitik beratkan penelitian pada data sekunder, sedangkan data primer lebih bersifat menunjang. Pengumpulan data metode kualitatif dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu melalui wawancara, observasi langsung, dan mempelajari dokumen dokumen tertulis. Penelitian ini menggunakan 2 dari 3 cara tersebut yaitu : 1. wawancara mendalam yang diperoleh dari informasi masyarakat yang penulis dapat langsung dari sumbernya (informan kunci, informan utama dan informan tambahan). 2. mempelajari dokumen tertulis yang diharapan dapat berguna dalam penelitian ini, berupa perundang-undangan dan dari sumber sekunder berupa dokumen atau risalah perundang-undangan, konsep rancangan undang-undang, sumbersumber hukum, hasil-hasil penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya baik nasional maupun internasional, pendapat para ahli hukum dan eksiklopedi. Disamping itu dikumpulkan pula bahan-bahan dari data sekunder yang bersifat publik,terutama data statistik dari instansi-instansi pemerintah. 3.4 Pedoman Wawancara Untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai yang diinginkan, maka perlu ditetapkan pedoman wawancara sebagai panduan bagi penulis dalam mewawancarai informan yang telah penulis pilih. Wawancara ini berupaya mengidentifikasikan

47 beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik yaitu komunikasi, sumber daya, struktur dan sikap yang ditambah dengan identitas dan karaktristik informan yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 3.4.1 Identitas Informan c. Penegak Hukum Diwujudkan dalam bentuk pertanyaan: apakah anda seorang hakim, Jaksa atau kepolisian?, hal ini berhubungan dengan kewenangannya dalam pelaksanaan hukuman mati 3.4.2 Karakteristik Informan a. Pendidikan Diwujudkan dalam pertanyaan; pendidikan yang anda tamatkan? 1) Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 2) Tamat Perguruan Tinggi/Akademi 3) Lainnya (S2/S3/Post Doktoral) Hal ini berhubungan dengan kemampuan dalam ilmu pengetahuan yang dikuasainya. b. Lama bekerja Diwujudkan dalam pertanyaan: sudah berapa lama anda berdinas dikesatuan? 1) Kurang dari 5 (lima) tahun 2) Antara 5-10 tahun 3) Lebih dari 10 tahun Hal ini berhubungan dengan profesionalisme informan terkait dengan tugas dan fungsinya. c. Pengalaman dalam praktek di bidang hukum Diwujudkan dalam bentuk pertanyaan; sudah berapa lama anda bergerak di bidang hukum?

48 1) Kurang dari 5 (lima) tahun 2) Antara 5-10 tahun 3) Leih dari 10 (sepuluh) tahun Hal ini berhubungan dengan kemampuan informan dalam menganalisis hukum dan perundang-undangan 3.4.3 Sumber daya a. Kebijakan tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba Kebijakan narkoba sangat penting diketahui oleh aparat penegak hukum, dengan bekal pengetahuan yang cukup, dapat menjadi dasar aparat penegak hukum dalam pengambilan tindakan terhadap penyalahguna dan pengedar gelap narkoba. Pertanyaan: Apakah anda mengetahui tetang diberlakukannya UU No.22/1997 tentang Narkotika dan UU No.5/1997 tentang psikotropika? b. Sanksi/hukuman Sanksi merupakan salah satu upaya penanggulangan kejahatan narkoba yang memiliki sifat atau tujuan untuk memberi penjeraan secara khusus dan penjeraan secara umum dan sangat terkait dengan penanggulangan setelah kejahatan maupun pelanggaran itu terjadi. Pertanyaan: Apakah anda mengetahui bahwa kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang memiliki sanksi/ancaman hukuman sangat berat? c. Kewenangan Diwujudkan dalam pertanyaan: apa yang menjadi kewenangan instansi anda dalam pelaksanaan hukuman mati? hal ini berhubungan dengan tugas dan fungsi informan dalam pelaksanaan hukuman mati. d. Dukungan sarana dan prasarana Sarana dan prasarana dalam melaksanakan putusan pengadilan tentang hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba sangat penting di siapkan,

49 tanpa dukungan sarana dan prasarana yang cukup niscaya pelaksanaan hukuman mati tidak dapat terlaksana dengan baik. Pertanyaan: Menurut anda apakah kurangnya dukungan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan hukuman mati menjadi penyebab terhambatnya pelaksanaan hukuman mati? e. Informasi Kecepatan dan ketepatan informasi yang diterima pelaksana tugas dilapangan terhadap telah incracht-nya suatu putusan dapat mempercepat terlaksananya hukuman mati terhadap terpidana narkoba. Pertanyaan: Apakah informasi yang diterima oleh aparat penegak hukum dilapangan, sudah dapat tersampaikan dengan baik? f. Anggaran Anggaran / dana merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dalam perencanaan tugas (Manajemen), sebaik apapun perencanaan suatu kegiatan tanpa didukung dana yang cukup niscaya tidak dapat terlaksana dengan baik. Pertanyaan : apakah ada dukungan anggaran (pos anggaran) dalam pelaksanaan hukuman mati? g. Fasilitas Lembaga Pemasyarakatan Fasilitas lembaga pemasyarakatan yang lengkap akan mendukung pelaksanaan hukuman mati, karena akan mempercepat pelaksanaan hukuman mati tanpa harus menunggu mencari lokasi yang tepat untuk pelaksanaan hukuman mati. Pertanyan : Apakah Lembaga pemasyarakatan yang ada saat ini sudah didukung dengan fasilitas yang lengkap guna mendukung terlaksananya hukuman mati bagi terpidana narkoba? 3.4.4 Sikap terhadap kebijakan hukuman mati a. Komitmen Komitmen yang tinggi terhadap institusi/aturan yang ada membuat seorang penegak hukum melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

50 Pertanyaan: apakah pengedar gelap narkoba yang dilakukan secara terorganisir dan didahului dengan permufakatan jahat layak dihukum mati? b. Keteguhan Keteguhan dalam menjalankan putusan yang telah di tetapkan terhadap terpidana akan memberi efek penjeraan secara khusus (Speciale deteren) dan secara umum (Generale deteren). Pertanyaan: Apakah para penegak hukum sudah seharusnya melaksanakan putusan pengadilan yang sudah berketetapan hukum tetap (Incracht Van Gewijde)? c. Konsistensi Konsistensi dari aparat penegak hukum dalam menjalankan kebijakan hukuman mati merupakan hal pokok dari pelaksanaan putusan yang telah diberikan oleh pengadilan terhadap terpidana hukuman mati. Pertanyaan: Apakah setiap terpidana yang telah mendapat keputusan hukum yang tetap harus secepatnya dieksekusi? 3.4.5 Komunikasi a. Sosialisasi Sosialisasi tentang ancaman hukuman mati yang masih berlaku di Indonesia kepada masyarakat terhadap kejahatan dan pelanggaran tertentu perlu dilakukan untuk membangun kesepahaman dan tertib hukum di masyarakat. Pertanyaan: Apakah masyarakat selayaknya mengetahui tentang penjatuhan hukuman mati terhadap pelanggaran atau kejahatan berat? b. Sosialisasi hukuman mati bagi kejahatan narkoba Hukuman mati bagi kejahatan narkoba perlu disosialisasikan kepada masyarakat untuk mendorong aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

51 Pertanyaan: Apakah masyarakat selayaknya mengetahui tentang penjatuhan hukuman mati terhadap pelaku penyalahguna dan pengedar gelap narkoba? c. Kerja sama antar instansi terkait Kerjasama yang baik antar insatansi terkait dalam melaksanakan putusan hukuman mati akan membentuk kesepahaman antara sesama penegak hukum maupun publik dalam hal ini masyarakat secara umum. Pertanyaan: Apakah kebijakan hukuman mati bagi penjahat narkoba harus dikomunikasikan keseluruh dinas terkait? 3.4.5 Struktur a. Aturan Aturan yang ketat disertai dengan sanksi yang tegas akan dapat mengurangi motif dorongan untuk menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba secara gelap atau tidak sesuai dengan peruntukkannya.. Pertanyaan: Menurut anda apakah aturan yang ada saat ini sudah memadai untuk mencegah dan memberantas penyalahguna dan pengedar gelap narkoba? b. Prosedur Kerja Salah satu aspek struktural yang paling mendasar dari suatu organisasi adalah prosedur kerja (Standart Operating Prosedure/SOP). Pelaksana kebijakan perlu mematuhi prosedur kerja yang telah ditetapkan, dan tidak dapat merubahnya tanpa koordinasi dengan pihak-pihak terkait Pertanyaan: Apakah dalam melaksanakan putusan pengadilan tentang pelaksanaan hukuman mati sudah didukung dengan prosedur kerja yang baik? Mengingat sumber data primer yang dikemukakan diatas sangat terbatas, maka pengumpulan data dalam penelitian ini terutama dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi dokumen.

52 3.5 Tekhnik Pemilihan Informan Tehnik pemilihan informan merupakan cara menentukan sample yang dalam penelitian kualitatif disebut informan. Dalam penelitian kualitatif sample diambil secara purposive dengan maksud tidak harus mewakili seluruh populasi, sehingga sample memiliki pengetahuan yang cukup serta mampu menjelaskan keadaan sebenarnya tentang obyek penelitian. Apabila menggunakan wawancara atau observasi sampel diambil dari beberapa kejadian. Apabila menggunakan tehnik dokumentasi, sample dapat berupa bahan - bahan dokumenter, prasasti, legenda, dan sebagainya Bungin, 2001:173). Sampel oleh Moleong ( 199:165) diartikan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya. Sehingga tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaanperbedaan yang nantinya digeneralisasikan. Tapi untuk merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik dari informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. 3.6 Metode Analisa Menurut Tan seperti dikutip oleh Koentjaraningrat (1986) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat, individu, gejala atau pola tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau hubugan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat. Analisa dapat dirumuskan sebagai suatu proses penguraian secara sistimatis dan konsisten terhadap gejala-gejala tertentu. Bertitik tolak dari pengertian yang demikian, maka erat kaitannya antara metode analisa dengan pendekatan masalah. Penguraian sistematis terhadap gejala atau data yang diperoleh dalam penelitian ini,di mulai pertama-tama dengan menyajikan data yang sejauh mungkin dikemukakan secara kualitatif. Data yang di peroleh itu kemudian di analisa dengan penguraian secara deskriptif, karena penelitian ini tidak hanya bermaksud

53 mengungkapkan atau melukiskan data sebagaimana adanya tetapi juga bermaksud melukiskan realitas kebijakan sebagaimana yang diharapkan.