BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta menjadi. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini mengakibatkan persaingan di dunia kerja semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang lulusan program studi S1 Akuntansi bisa melanjutkan estafet

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan dan fungsi sentral. Seluruh kegiatan pendidikan berupa bimbingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi seorang manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sering dikatakan sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diterapkan di. Indonesia pada tahun MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

Maya, Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Belajar terhadap...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang beretika dan bermoral tinggi. Berbagai upaya untuk memperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya manusia adalah aset yang sangat vital bagi maju dan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tinggi tidak sanggup membuat anak didiknya menguasai dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Sayangnya penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hitungan hari saja. Bukan hanya perusahaan-perusahaan saja yang merasakan

BAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin dalam hasil yang optimal. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar disekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Prestasi belajar merupakan sebuah tujuan yang hendak di capai peserta didik maupun pendidikan setelah melalui berbagai proses pembelajaran dan hasil yang diharapkan tentu prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang baik, seseorang harus memiliki Intelegence Quotient (IQ) yang 1

2 tinggi, karena intelegensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan mencapai hasil belajar yang optimal. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar disekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat mencapai prestasi belajar yang setara dengan intelegensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi tetapi mencapai hasil belajar yang relatif rendah, ada juga siswa yang mempuyai intelegensi rendah tetapi dapat mencapai prestasi yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu kecerdasan Emosional (EQ) yakni kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Menurut Goleman (dalam, Rachmi 2010:3) mengatakan bahwa, persentasi kontribusi IQ dan SQ dalam menunjang kesuksesan seseorang tidak lebih 20% sedangkan sisanya 80% didukung oleh faktor-faktor lain termasuk kecerdasan Emosional (EQ). Perlu diketahui bahwa IQ, SQ, dan EQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling berkaitan didalam diri kita, sehingga tidak mungkin juga dipisahkan. Hasil identik juga disimpulkan dari penelitian jangka panjang terhadap 95 mahasiswa Harvard lulusan tahun 1940-an. Puluhan tahun kemudian, mereka yang saat kuliah dulu mempunyai kecerdasan intelektual tinggi, namun egois dan kuper,

3 ternyata hidupnya tidak terlalu sukses (berdasar gaji, produktivitas, serta status bidang pekerjaan) bila dibandingkan dengan yang kecerdasan intelektualnya biasa saja tetapi mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mempunyai empati, tidak temperamental sebagai manifestasi dari tingginya kecerdasan emosi, sosial dan spiritual (Yosep, 2005). Di sisi lain Nugroho (2004) (dalam Ananto, 2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang hanya berpusat pada kecerdasan intelektual tanpa menyeimbangkan sisi spiritual akan menghasilkan generasi yang mudah putus asa, depresi, suka tawuran bahkan menggunakan obat-obat terlarang, sehingga banyak siswa yang kurang menyadari tugasnya sebagai seorang siswa yaitu tugas belajar. Kurangnya kecerdasan spiritual dalam diri seorang siswa akan mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk belajar dan sulit untuk berkonsentrasi, sehingga siswa akan sulit untuk memahami suatu mata kuliah. Sementara itu, mereka yang hanya mengejar prestasi berupa nilai atau angka dan mengabaikan nilai spiritual, akan menghalalkan segala cara untuk mendapakan nilai yang bagus, mereka cenderung untuk bersikap tidak jujur seperti mencontek pada saat ujian. Oleh karena itu, kecerdasan spiritual mampu mendorong siswa mencapai keberhasilan dalam belajarnya karena kecerdasan spritual merupakan dasar untuk mendorong berfungsinya secara efektif kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Kesuksesan dan keberhasilan siswa disekolah disebut sebagai prestasi belajar. Lingkungan sekolah yang berbeda-beda juga dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan emosional seorang siswa. Para guru disekolah bertugas menciptakan

4 iklim yang kondusif agar kemampuan siswa dalam belajar dapat optimal melalui kecerdasan emosional siswa. Kecerdasan emosional dapat menimbulkan hal-hal positif dalam diri siswa sehingga dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa tersebut secara terarah. Selain kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), perilaku belajar juga mempengaruhi prestasi akademik seorang siswa. Kebiasaan atau perilaku belajar siswa erat kaitannya dengan penggunaan waktu yang baik untuk belajar maupun kegiatan lainnya. Roestiah (dalam Hanifah dan Syukriy, 2001) bependapat bahwa, belajar yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi yang tepat, yakni adanya pengaturan waktu yang baik dalam mengikuti pelajaran, belajar di rumah, berkelompok ataupun untuk mengikuti ujian. Perilaku belajar yang baik dapat terwujud apabila siswa sadar akan tanggung jawab mereka sebagai siswa, sehingga mereka dapat membagi waktu mereka dengan baik antara belajar dengan kegiatan di luar belajar. Motivasi dan disiplin diri sangat penting dalam hal ini karena motivasi merupakan arah bagi pencapaian yang ingin diperoleh dan disiplin merupakan perasaan taat dan patuh pada nilai-nilai yang diyakini dan melakukan pekerjaan dengan tepat jika dirasa itu adalah sebuah tanggung jawab. Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMK TriSakti Lubuk Pakam menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang relatif rendah. Dapat dilihat dari tabel prestasi dibawah ini:

5 Tabel 1.1 Persentase Nilai Ujian Semester Ganjil Siswa Kelas X TKJ Tahun Ajaran Kelas KKM Jumlah siswa nilai diatas KKM Nilai dibawah KKM % Nilai di bawah KKM 2015/2016 X TKJ-1 78 33siswa 24 9 27,27% 2015/2016 X TKJ-2 78 22siswa 14 8 36,36% Hal ini disebabkan karena masih banyaknya siswa yang belum memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi dan perilaku belajar yang baik. Masih banyak pula siswa yang tidak mampu mengendalikan dirinya untuk tidak ribut diruang kelas pada jam pelajaran berlangsung. Adanya alasan lupa mengerjakan PR dengan membawa masalah dari luar kesekolah sehingga pada saat pelajaran berlangsung siswa tersebut hanya melamun saja, maka secara tidak langsung kejadian tersebut sudah mengganggu konsentrasinya dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Kurangnya minat siswa untuk membaca buku diperpustakaan, hal tersebut terlihat dari perpustakaan yang sepi dan jarang dikunjungi oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut, penulis merencanakan untuk meneliti lebih lanjut tentang kondisi pembelajaran ini. Apabila hal ini diteruskan tanpa adanya perubahan yang dilakukan siswa terhadap dirinya sendiri, maka mereka akan sulit menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Selain itu prestasi belajar mereka akan terus menurun, hanya karena mereka tidak mampu mengendalikan dorongan emosinya dan tidak adanya rasa tanggung jawab sebagai siswa. Dengan adanya pengamatan diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

6 penelitian yang berjudul : Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar terhadap Prestasi Belajar Kelas X TKJ SMK TriSakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kecerdasan emosional siswa kelas X TKJ SMK Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana perilaku belajar yang terjadi pada siswa kelas X TKJ SMK Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Apakah ada pengaruh antara kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X TKJ SMK Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti, maka perlu adanya pembatasan masalah agar mempermudah penelitian dan memungkinkan tercapainya hasil penelitian ynag lebih baik. Pada penelitian ini yang menjadi batasan masalah adalah sebagai berikut: 1. Kecerdasan yang diteliti adalah kecerdasan emosional siswa kelas X TKJ SMK.3 (TIK) Tri Sakti Lubuk Pakam T.A 2015/2016. 2. Perilaku yang diteliti adalah perilaku belajar siswa kelas X TKJ SMK.3 (TIK) Tri Sakti Lubuk Pakam T.A 2015/2016. 3. Prestasi belajar yang diteliti adalah prestasi belajar siswa kelas X TKJ SMK.3 (TIK) Tri Sakti Lubuk Pakam T.A 2015/2016.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitan ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa kelas X TKJ SMK Swasta TriSakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 2. Apakah ada pengaruh antara perilaku belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X TKJ SMK Swasta TriSakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Apakah ada pengaruh antara kecerdasan emosional, perilaku belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X TKJ SMK Swastaun TriSakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa X TKJ SMK Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara perilaku belajar dengan prestasi belajar siswa X TKJ SMK Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016.

9 3. Untuk mengetahui pengaruh antara kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap prestasi belajar siswa X TKJ SMK Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil adalah : 1. Bagi penulis untuk menambah dan memperluas pengetahuan tentang pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap prestasi belajar. 2. Sebagai bahan masukan sekaligus bahan pertimbangan bagi instansi pendidikan atau sekolah, khususnya bagi pengajar dan kepala sekolah agar memperhatikan aspek kecerdasan emosional dalam memberikan penilaian terhadap masing-masing siswa. 3. Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dan khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan untuk meneliti selanjutnya dilingkungan UNIMED.