BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Amar Mahfudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan. satunya adalah rendahnya minat belajar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

Alviyana, Baedhowi, Kristiani * *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. dinamis dan sarat perkembangan. Sedangkan menurut Buchori (dalam Trianto

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mengacu pada definisi pendidikan di atas dalam upaya meningkatkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Dengan kemajuan zaman yang terus maju pesat, mau tidak mau akan memerlukan generasi manusia yang berkualitas, manusia berkualitas adalah manusia yang bisa bersaing di dalam arti yang baik, dengan membentuk pola pikir yang kritis, penalaran yang mantap, kreatif dan inovatif. Pengertian pendidikan yang tercamtum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 yang menyatakan : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pembelajaran yang dilaksanakan umumnya masih tradisional yaitu guru menerangkan suatu konsep, memberikan suatu contoh, murid secara individual, mengerjakan soal latihan kemudian untuk mengerjakan soal-soal sebagai pekerjaan rumah yang merupakan kegiatan rutin di sekolah. Pada umumnya siswa belajar secara individu, tidak ada kesempatan untuk mengkomunikasikan gagasangagasannya. Proses pembelajaran tersebut telah menghasilkan sejumlah murid tidak mampu menggunakan keterampilan untuk menyelesaikan persoalan sekecilpun. Mengajar bukanlah semata-mata persoalan memberikan ceramah pada siswa tentang materi yang akan diajarkan tetapi membutuhkan strategi mengajar agar para siswa mudah menerima palajaran dan sulit untuk melupakan yang telah diajarkan oleh guru. Dalam commit mengajar to user guru harus mempersiapkan dan 1

2 merancang materi yang akan disampaikan dan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa lebih menerima pelajaran. Penggunaan metode ceramah secara otomatis kegiatan pembelajaran hanya didominasi guru saja, sehingga kegiatan pembelajarannya kurang dapat melibatkan siswa, dan komunikasi antar siswa dengan siswa yang lain, guru dengan siswa kurang terbangun, kebermaknaan dalam belajarpun sangat kurang bahkan cenderung siswa tidak menyenangi mata pelajaran fisika. Pendidikan formal di sekolah merupakan salah satu wujud nyata pembangunan bidang pendidikan. Pada jalur ini guru memegang peranan yang penting dalam menentukan keberhasilan dan proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang luas, bukan hanya sebagai pengajar, tetapi sekaligus sebagai pembimbing dan pendidik siswa. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah juga dilaksanakan pembinaan kepribadian siswa agar menjadi manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pertama, faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) yang meliputi kemampuan, minat, intelegensi, keadaan jasmani, motivasi, dan sebagainya. Kedua, faktor yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) yang meliputi keadaan keluarga secara keseluruhan, metode mengajar, kurikulum, disiplin sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. Kedua faktor ini berpengaruh satu sama lain sehingga kedua-duanya haruslah terpenuhi supaya siswa dapat belajar dengan baik. Berkaitan dengan kurikulum yang berlaku saat ini, menuntut guru untuk melibatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi pada kenyataan pelaksanaannya di sekolah hingga saat ini belum sepenuhnya terpenuhi. Pada umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dengan pendekatan konsep, yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran berupa cara penuturan atan penjelasan lisan secara lengsung terhadap siswa. Hal ini membuat peran aktif siswa dalam proses pembelajaran fisika sangat kurang. Salah satu perubahan mendasar dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran commit kurikulum to user 2013 berbasis saintifik dengan

3 lima komponen pembelajaran. Sedangkan dalam kurikulum sebelumnya menggunakan tiga komponen yang terdiri dari (aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ranah sikap mentransformasikan substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu mengapa. 2. Ranah keterampilan mentransformasikan substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. 3. Ranah pengetahuan mentransformasikan substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu apa. 4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 5. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. 6. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat komponen yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara kompetensi yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana

4 pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada silabus. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pemanfaatan teknologi komunikasi yang saat ini kemajuannya amat pesat. Kemajuan teknologi yang serba canggih sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter pada generasi muda, informasi yang serba cepat sangat mempengaruhi pola pikir murid, sehingga hampir di mana tempat yang namanya media informasi selalu dekat dengan murid. Handphone merupakan media yang yang sangat penting bagi setiap siswa, adanya media ini sangat mempengaruhi siswa dalam belajar, dikarenakan setiap saat dan setiap waktu Handphone merupakan media komunikasi yang sangat penting.terlebih adanya jejaring sosial seperti facebook membuat manusia tidak pernah absen dalam mengakses dari waktu pagi sampaikan waktu pagi kembali, dari murid buka status, mengomantari sesama facebook serta mendapatkan informasi dari grup lain, keberadaan ini sangat mengganggu kreativitas murid mulai dari kreativitas membantu orang tua, kreativitas serta kreativitas yang lain. Keberadaan facebook ini juga sangat mempengaruhi karakter murid, mulai dari pemakaian bahasa yang tidak benar, serta membuat pembicaraan yang tidak ada manfaatnya, sehingga membuat terlena untuk berbicara sampai tidak mengenal waktu, oleh karena itu perlunya suatu media yang positif untuk mengaktifkan kreativitas murid, oleh karena itu diperlukan suatu media pengganti facebook sebagai sarana untuk belajar dan mengaktifkan kreativitas kembali. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari faktor internal yang berada dalam diri siswa itu sendiri, dan faktor eksternal yang berada di luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam individu meliputi faktor psikis seperti intelegensi, kemandirian, motivasi, sikap, minat dan kebiasaan belajar, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu pengaruh-pengaruh proses belajar yang berada di luar siswa seperti lingkungan, kurikulum, fasilitas belajar, disiplin sekolah dan guru. Masalah kurang optimalnya siswa dalam meningkatkan prestasi belajar fisika tersebut juga terjadi commit pada to SMK user Negeri 2 Surakarta. Dari hasil

5 observasi terhadap kelas X TKJ B di SMK Negeri 2 Surakarta, dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran fisika masih banyak siswa yang prestasi belajar fisika masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75,00 yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selain dari hasil belajar fisika tersebut sebagian besar siswa juga masih banyak yang tidak mengerjakan tugas baik individu dan kelompok dengan maksimal. Terdapat pula siswa yang seakan masih menganggap remeh dan mengabaikan materi fisika, sehingga tingkat afeksi siswa dalam memenuhi tugas fisika belum optimal. Indikasi dari rendahnya prestasi belajar fisika siswa menurut penjelasan dari guru yang mengampu mata pelajaran fisika adalah, siswa masih kurang dapat mengerjakan tugas, ulangan dan ujian dengan percaya diri. Disamping itu, siswa juga tidak dapat memanfaatkan buku pegangan fisika yang disediakan sekolah secara maksimal. Bahkan, guru harus meremidi sebagian besar siswa yang belum memenuhi KKM, meskipun hasil remedial tersebut juga banyak yang kurang memuaskan. Dari penjelasan guru di atas, terlihat bahwa kreativitas dari peserta didik di rasa belum optimal, mengingat kreativitas sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar fisika. Pembelajaran Fisika di SMK Negeri 2 Surakarta, yang merupakan pelajaran yang penuh konsep-konsep serta persamaan yang begitu rumit membuat pelajaran Fisika menjadi pelajaran yang tidak menarik dan membuat siswa bosan dalam mendengarkan ceramah dari guru. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru membuat prestasi belajar siswa sangat rendah, yang dibuktikan pada siswa kelas X TKJ B pada nilai semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 mata pelajaran fisika hanya ada 6 siswa yang tuntas dalam pembelajaran fisika tersebut, sedangkan 23 siswa dalam kategori berada di bawah KKM dengan rata-rata nilai keseluruhan 61,20. Oleh karena itu diperlukan suatu media pembelajaran ataupun metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Pembelajaran fisika pada X TKJ B menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan serta penyampaian konsep-konsep yang diterima dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, maka perlu diberikan sustu media pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas murid, seperti yang telah diutarakan pada bagian pendahuluan, commit setiap to user siswa kelas X TKJ B yang namanya

6 facebook merupakan media yang menjadikan media komunikasi murid, tetapi keberadaan facebook ini justru sangat mengganggu kreativitas murid, sehingga perlu suatu media yang mirip facebook yang dapat digunakan untuk memotivasi belajar siswa kelas X TKJ B pada mata pelajaran fisika khususnya. Adanya media sebagai pengganti facebook diharapkan siswa selain berkomunikasi juga dapat belajar melalui media tersebut. Pelatihan yang dikuti guru yang diadakan oleh SEAMOLEC dinyatakan bahwa dalam pelatihan tersebut memperkenalkan suatu media pembelajaran yang di sebut dengan media edmodo. Media edmodo yang merupakan media sosial yang sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak sesuai dengan kebutuhan. Edmodo merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial yang menyerupai facebook, tapi sesungguhnya adalah nilai besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini. Edmodo yang merupakan aplikasi yang cukup aman digunakan oleh guru dan siswa. Seorang guru dapat dengan mudah mengelola sebuah sistem yang menyediakan fitur terbaik dan praktis menghilangkan kecemasan terhadap kreativitas negatif yang biasa siswa lakukan dengan internet khususnya facebook. Edmodo seperti alat bantu belajar lainnya, bisa menjadi hanya sebuah platform online untuk mendorong pembelajaran guru atau dapat menjadi lebih kreatif untuk melibatkan para siswa dalam pembelajaran kolaboratif. Edmodo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan facebook, yaitu tidak semua orang masuk ke ruang edmodo, tanpa ada undangan dan siswa tidak dapat menggunakannya untuk berhubungan dengan orang asing seperti yang ada di facebook. Mengacu pada persoalan tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MATERI SIFAT MEKANIK ZAT MELALUI MEDIA EDMODO PADA SISWA KELAS X TKJ B SMK NEGERI 2 SURAKARTA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

7 B. Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih banyak didapati minat belajar siswa rendah untuk mata pelajaran fisika pada kompetensi dasar sifat mekanik zat. 2. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri siswa. Tetapi tidak semua siswa memahami akan arti pentingnya faktor tersebut. 3. Banyak pendekatan dan metode yang digunakan dalam pembelajaran, tetapi tidak semua guru dapat memilih pendekatan serta metode yang sesuai dengan kondisi siswa. 4. Fisika merupakan mata pelajaran adaptif di SMK, prestasi siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah. 5. Peran aktif siswa dalam pembelajaran fisika masih kurang sehingga perlu pemberian tugas untuk menambah peran aktif siswa. 6. Kemampuan kognitif siswa dipengaruhi oleh keterampilan yang digunakan guru dalam mengajar. Banyak keterampilan yang dikembangkan guru dalam mengajar, misalnya keterampilan proses. 7. Kemampuan kognitif siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam mempelajari fisika. 8. Materi pada kompetensi dasar sifat mekanik zat memerlukan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. 9. Salah satu upaya yang ditempuh guru dalam meningkatkan kreativitas siswa adalah menggunakan media edmodo. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Permasalahan dibatasi pada bagaimana upaya meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar fisika materi sifat mekanik zat dengan menggunakan media edmodo.

8 2. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X TKJ B pada SMK Negeri 2 Surakarta. 3. Tindakan kelas dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 a. Pra tindakan dilaksanakan bulan Oktober 2013 b. Siklus I dilaksanakan pada bulan Februari 2014 c. Siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2014 D. Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah melalui media edmodo dapat meningkatkan kreativitas siswa mata pelajaran fisika materi sifat mekanik zat bagi kelas X TKJ B SMK Negeri 2 Surakarta pada tahun pembelajaran 2013/2014? 2. Apakah melalui media edmodo dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran fisika materi sifat mekanik zat bagi kelas X TKJ B SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa mata pelajaran fisika materi sifat mekanik zat bagi kelas X TKJ B SMK Negeri 2 Surakarta pada tahun pembelajaran 2013/2014 melalui media edmodo. 2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran fisika materi sifat mekanik zat bagi kelas X TKJ B SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 melalui media edmodo. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:

9 1. Manfaat Teoritis Memberikan khazanah ilmiah bagi dunia pendidikan untuk menghadirkan pembelajaran dengan media edmodo pada mata pelajaran fisika materi sifat mekanik zat. 2. Manfaat Praktis 1) Bagi siswa Siswa lebih mudah memahami pelajaran fisika khususnya materi sifat mekanik zat sehingga implikasi prestasinya meningkat. 2) Bagi guru Dapat meningkatkan kualitas mengajar melalui inovasi pembelajaran yang menggunakan media edmodo.