Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

Konsepsi SPM Menurut UU 23/2014 dan PP No. 2 Tahun 2018

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Ir. MUHAMMAD HUDORI, M.Si

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAN BPBD MELALUI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEBENCANAAN

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

OLEH: Dr. SUMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 21 Tahun 2008

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 12

PERATURAN DAERAH SULAWESI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

PENATAAN KELEMBAGAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH. (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah)

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG MENJADI KEWENANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT dan GUBERNUR PAPUA BARAT

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

CIPTA KARYA A - Z KELEMBAGAAN CIPTA KARYA DAERAH DALAM PENCAPAIAN Diana Kusumastuti - BPPSPAM

PEMERINTAH KOTA BLITAR

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01

WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KOTA BALIKPAPAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT

BAB I PENDAHULUAN I-1

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN LUWU TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

oleh : Dra. Rahajeng Purwianti, M.Si Direktorat Fasilitasi kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11)

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) dan (2)

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2008

Transkripsi:

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2017

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (1) Pemda menyelenggarakan urusan pemerintahan yg mjd kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yg oleh UU ini ditentukan mjd urusan Pemerintah. (2) Urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan Pemda, terdiri atas urusan wajib dasar, wajib non dasar & urusan pilihan. (3) Pemda menjalankan otonomi seluas-luasnya utk mengatur & mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi & TP, dlm kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara; (4) Pemda dlm menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan Pemerintah dan dengan pemerintahan daerah lainnya: a. meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, & sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil & selaras. b. mencakup hubungan administrasi & kewilayahan antar susunan pemerintahan. DLM MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH PEMDA MEMPUNYAI HAK UTK MENETAPKAN BERBAGAI KEBIJAKAN DAERAH

URUSAN WAJIB & PILIHAN Diwadahi Dalam DINAS URUSAN PEMERINTAHAN TIDAK SETIAP URUSAN DIBENTUK DALAM ORGANISASI TERSENDIRI URUSAN PENUNJANG Diwadahi Dalam BADAN

BELANJA DAERAH Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota KLASIFIKASI Urusan Organisasi Fungsi, Program Kegiatan Jenis Belanja.

URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT URUSAN PEMERINTAHAN UMUM KONKUREN Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN 3. PU DAN PR 4. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAW PERMUKIMAN 5. TRAMTIBUM & LINMAS YAN DASAR (6) S P M WAJIB (24) NON YAN DASAR (18) N S P K PILIHAN (8) 6. SOSIAL Dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas keuangan daerah, sumber daya personil, dan ketersediaan sarana dan prasarana.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL Pengintegrasian SPM dilakukan pada waktu penyusunan Rancangan Awal RKPD sebagai input dalam evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan serta penyusunan rencana program dan kegiatan 17

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN KEWENANGAN DAERAH (PASAL 11) Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 6 URUSAN: pendidikan kesehatan pekerjaan umum dan penataan ruang perumahan rakyat dan kawasan permukiman ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan Masyarakat sosial. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar 18 URUSAN tenaga kerja pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak pangan pertanahan lingkungan hidup administrasi kependudukan dan pencatatan sipil pemberdayaan masyarakat dan Desa pengendalian penduduk dan keluarga berencana perhubungan; komunikasi & informatika koperasi, usaha kecil, dan menengah penanaman modal kepemudaan dan olah raga statistik persandian kebudayaan; perpustakaan; kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan 8 URUSAN: kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

DASAR HUKUM Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar ditetapkan dengan standar pelayanan minimal. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; sosial.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara.

PERUBAHAN KONSEP STANDAR PELAYANAN MINIMAL UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014 Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan. 15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar. Penyelenggaraan SPM sebagai target kinerja atau bagaimana menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari (Standard Operating Procedure (SOP) Ditetapkan dengan Peraturan Menteri oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar. Penyelenggaraan SPM sebagai pemenuhan kebutuhan dasar warga negara. Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

... lanjutan Jenis Pelayanan Dasar bersifat mutlak dan individual serta belanja daerah pun diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar. Mutu Pelayanan Dasar ditetapkan dalam standar teknis dan diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan terkait SPM setelah berkoordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.

PRINSIP a. kesesuaian kewenangan, SPM ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota menurut pembagian Urusan Pemerintahan terkait dengan Pelayanan Dasar; b. ketersediaan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia; c. keterjangkauan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin barang dan/atau jasa kebutuhan dasar, mudah diperoleh oleh warga negara Indonesia; d. kesinambungan, SPM memberikan jaminan tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia secara terus-menerus; e. keterukuran, barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia harus terukur; dan f. ketepatan sasaran, pemenuhan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia oleh Pemerintah Daerah harus ditujukan kepada warga negara Indonesia yang berhak.

PENERAPAN SPM Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk pemenuhan jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap warga negara, dengan tahapan: pengumpulan data penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar

Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar Pelayanan Dasar tersedia secara cukup dan berkesinambungan Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dituangkan dalam Dokumen Perencanaan Dan Penganggaran Pembangunan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar merupakan PRIORITAS bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah 14

SPM DALAM PENGANGGARAN BELANJA DAERAH Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal (SPM). Belanja Daerah berpedoman pada standar teknis dan standar harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Belanja Daerah untuk pendanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah juga berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja hibah dan bantuan sosial dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan Pasal 298 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 15

ANATOMI BELANJA DAERAH DALAM PEMENUHAN URUSAN WAJIB KASUS DAERAH TERTENTU Belanja pegawai 20 % Belanja pendidikan 20 % Belanja kesehatan 20 % Belanja alokasi dana desa 10 % Belanja urusan wajib dan pilihan lainnya?? % Berapa dana yang diperlukan untuk pemenuhan urusan wajib tidak semata-mata ditentukan oleh alokasi APBD tapi biaya SPM tersebut 16

INTEGRASI SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROSES SPM PROSES PERENCANAAN PROSES PENGANGGARAN Jenis, Mutu dan Penerima Pelayanan Dasar 1. Identifikasi penerima; 2. Identifikasi ketersediaan barang/jasa kebutuhan dasar; 3. Identifikasi pemenuhan kebutuhan dasar yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah; 4. Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar. Integrasi ke dalam dokumen perencanaan (Program Pemenuhan SPM) Integrasi ke dalam dokumen anggaran (Program Pemenuhan SPM) Materi Yang Diatur Dalam PP SPM Diatur Permen Perencanaan Diatur PP/Permen Penganggaran

SPM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN Merupakan bagian dari dokumen perencanaan pembangunan yaitu RPJPD, RPJMD, & RKPD; Merupakan bagian dokumen perencanaan Perangkat Daerah yaitu Renstra & Renja; Menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran sesuai Pasal 298 UU Nomor 23 Tahun 2014; Dalam RPJMD, dimulai dari gambaran umum (BAB II) s.d. program prioritas (BAB VII); Dalam Renstra, dimulai dari gambaran pelayanan (BAB II) s.d. rencana program... (BAB V); Dalam RKPD, dimulai dari evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (BAB II) s.d. rencana program prioritas daerah (BAB V); Dalam Renja, dimulai dari evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (BAB II) s.d. dana indikatif beserta sumbernya.. (BAB V).

RPJPD 1. pendahuluan; 2. gambaran umum kondisi daerah; 3. analisis isu-isu srategis; 4. visi dan misi daerah; 5. arah dan tahapan pembangunan; dan 6. penutup. SPM DALAM DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA PERANGKAT DAERAH (PD) 1. pendahuluan; RPJMD 2. gambaran umum kondisi daerah; 3. gambaran pengelolaan keuangan daerah sert kerangka pendanaan; 4. analisis isu-isu srategis; 5. visi, misi, tujuan dan sasaran; 6. strategi dan arah kebijakan; 7. Kebijakan umum & perencanaan pembangunan daerah 8. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kerangka pendanaan; dan 9. Penetapan indikator kinerja daerah 10. Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan 1. pendahuluan; RKPD 2. evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu; 3. rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan; 4. prioritas dan sasaran pembangunan; dan 5. rencana program prioritas daerah. 1. pendahuluan; RENSTRA SKPD 2. gambaran pelayanan Perangkat Daerah; 3. isu-isu strategis pelayanan Perangkat Daerah; 4. tujuan dan sasaran program Perangkat Daerah; 5. Rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif ;dan 6. Indikator Kinerja PD Yang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD 1. pendahuluan; RENJA-PD 2. hasil evaluasi Renja-PD tahun lalu; 3. tujuan, Sasaran, program dan kegiatan; dan 4. penutup.

PENYUSUNAN PROGRAM DALAM RPJMD TERKAIT PEMENUHAN SPM Program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber pendanaan disusun berdasarkan urusan wajib pelayanan dasar yang berpedoman pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat. Program terkait Pemenuhan SPM adalah: Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Pendidikan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Kesehatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Pekerjaan Umum Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Perumahan Rakyat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Sosial

MANFAAT SPM BAGI KINERJA PEMDA Lebih terjaminnya penyediaan pelayanan publik yg disediakan oleh pemda kepada masyarakat ; Bermanfaat dalam menentukan jumlah anggaran yg dibuthkan utk menyediakan pelayanan publik; Menjadi landasan & dasar dalam menentukan anggaran kinerja & alokasi dalam penentuan perimbangan keuangan yg lebih adil & transparan; Membantu penilaian kinerja kepala daerah secara lebih akurat & terukur sehingga mengurangi kesewenang-wenangan dalam menilai kinerja pemda; Menjadi alat bantu utk meningkatkan akuntabilitas pemda kepada masyarakat, karena masyarakat dapat melihat keterkaitan antara pembiayaan dengan pelayanan publik.

SANKSI ADMINISTRATIF Kepala Daerah dan/atau wakil kepala Daerah yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi sanksi administratif. Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.

PENUTUP 1. Keberhasilan Pencapaian SPM sangat dipengaruhi Bagaimana penjabaran pencapaian target SPM kedalam dokumen Rencana Pemb. Daerah, mulai dari RPJMD, Renstra, PD, dan Renja PD. 2. Perlu Komitmen setiap Pihak untuk secara konsisten apa yg telah direncanakan dalam rangka pencapaian target SPM dapat dianggarkan dalam APBD setiap tahunnya. 3. Kewajiban dan tanggungjawab setiap SKPD terkait untuk pencapaian target SPM yg ditetapkan dalam Renstra dan Renja PD masing-masing.

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA TERIMA KASIH

NO JENIS PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan menengah SPM Bidang Pendidikan: Provinsi MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; 2. Pendidikan khusus a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara usia 16 s.d. 18 tahun. warga negara usia 4 s.d. 18 tahun yang berkebutuhan khusus.

JENIS NO PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan dasar SPM Bidang Pendidikan: Kabupaten/Kota MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara usia 7 s.d. 15 tahun. 2. Pendidikan kesetaraan a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; warga negara usia 7 s.d. 18 tahun.

NO JENIS PELAYANAN DASAR 1. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi SPM Bidang Kesehatan: Provinsi MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar PENERIMA PELAYANAN DASAR penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi. 2. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

SPM Bidang Kesehatan: Kabupaten/Kota NO JENIS PELAYANAN DASAR 1. pelayanan kesehatan ibu hamil 2. pelayanan kesehatan bersalin ibu 3. pelayanan kesehatan bayi baru lahir MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar PENERIMA PELAYANAN DASAR ibu hamil. ibu bersalin. bayi baru lahir.

..Lanjutan NO JENIS PELAYANAN DASAR 4. pelayanan kesehatan balita 5. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 6. pelayanan kesehatan pada usia produktif MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar PENERIMA PELAYANAN DASAR balita. anak usia pendidikan dasar. setiap warga negara pada usia produktif

... lanjutan NO JENIS PELAYANAN DASAR 7. pelayanan kesehatan pada usia lanjut 8. pelayanan kesehatan penderita hipertensi 9. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar PENERIMA PELAYANAN DASAR setiap warga negara pada usia lanjut penderita hipertensi. penderita melitus. diabetes

NO JENIS PELAYANAN DASAR 10. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 11. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis 12. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus) MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar... lanjutan PENERIMA PELAYANAN DASAR orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat. orang tuberkulosis terduga orang dengan risiko terinfeksi Human Immunodeficiency Virus

SPM BIDANG PEKERJAAN UMUM : NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 1. pemenuhan kebutuhan air minum curah regional lintas kabupaten/kota PROVINSI a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; dan b. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR setiap warga negara. 2. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas kabupaten/kota a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; dan b. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. setiap negara. warga

SPM BIDANG PEKERJAAN UMUM : KABUPATEN/KOTA NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 1. pemenuhan kebutuhan pokok air minum seharihari 2. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara. warga negara.

SPM BIDANG Perumahan Rakyat : Provinsi NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 1. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana provinsi 2. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah provinsi 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; dan 2. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; dan 2. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR korban bencana provinsi yang memiliki rumah terkena dampak bencana masyarakat yang terkena relokasi akibat program pemerintah provinsi

SPM Urusan Perumahan Rakyat NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 1. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana kabupaten/kota 2. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah kabupaten/kota KABUPATEN/KOTA 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; dan 2. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; dan 2. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR korban bencana kabupaten/kota yang memiliki rumah terkena dampak bencana masyarakat yang terkena relokasi akibat program pemerintah kabupaten/kota

SPM Bidang Trantibumlinmas: NO JENIS PELAYANAN DASAR 1. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum provinsi Provinsi MUTU PELAYANAN DASAR a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; PENERIMA PELAYANAN DASAR Warga Negara yang terkena dampak gangguan ketenteraman dan ketertiban umum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Peraturan Daerah provinsi dan peraturan kepala daerah provinsi

SPM Bidang Trantibumlinmas: Kabupaten/Kota NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 1. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum 2. pelayanan informasi rawan bencana a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; PENERIMA PELAYANAN DASAR Warga Negara yang terkena dampak gangguan ketenteraman dan ketertiban umum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Peraturan Daerah kabupaten/kota dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota warga negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang menjadi korban bencana

... lanjutan NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 3. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana 4. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana 5. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar; PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang menjadi korban bencana warga negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang menjadi korban bencana warga negara yang menjadi korban kebakaran atau terdampak kebakaran

SPM Bidang Sosial: Provinsi NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 1. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di dalam panti a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR penyandang disabilitas telantar 2. rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. anak telantar

... lanjutan NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 3. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di dalam panti a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR lanjut usia telantar 4. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti 5. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana provinsi a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. gelandangan dan pengemis korban bencana alam provinsi dan/atau bencana sosial provinsi

SPM Bidang Sosial Kab/Kota NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 1. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di luar panti a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR penyandang disabilitas telantar 2. rehabilitasi sosial dasar anak telantar di luar panti a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. anak telantar

... lanjutan NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR 3. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di luar panti a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR lanjut usia telantar 4. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di luar panti 5. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kabupaten/kota a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. gelandangan dan pengemis korban bencana alam kabupaten/kota dan/atau bencana sosial kabupaten/kota