STRATEGI MEDIA RELATIONS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL PENELITIAN. Direktorat Perlindungan Sosial dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM) RI, peneliti telah melakukan beberapa teknik

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap strategi media relations yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah menengah atas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN,

ANALISIS HUMAS PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) AREA SAMARINDA MENJALIN HUBUNGAN MEDIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi tidak mengalir begitu saja dan yang bergerak adalah prosesnya

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan penjelasan dari bab-bab sebelumnya penulis menarik. kesimpulan seperti berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat (Humas) sangat berkembang di masyarakat. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Magelang, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Dengan adanya perencanaan strategi yang matang, maka seorang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

DAFTAR PUSTAKA. Annoname Kajian Tentang Fungsi, Peran dan Tugas Humas. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Etika Profesi Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.

HUMAS & HUBUNGAN PERS (MEDIA RELATIONS)

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi serta komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

kepada masyarakat (dalam hal ini publik), seorang praktisi Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih informan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan masyarakat yang menggunakanya, selain itu rumah sakit dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, sehingga peran dan fungsinya semakin maksimal. perusahaan salah satunya melalui kegiatan media relations.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

MEDIA RELATIONS DI INSTANSI PEMERINTAH. (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Media Relations Humas Pemkab Karanganyar tahun 2015) Naskah Publikasi

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik. Pemahaman dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Produksi Media PR AVI

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 2 LANDASAN TEORI. Adapun teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis di antaranya :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif menurut Drs. Mardalis bertujuan untuk Mendeskripsikan, mencatat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PERUMAHAN DENGAN HARGA MURAH. Periode Oktober Desember 2012

FUNGSI PUBLIC RELATIONS PT. PUPUK KUJANG DALAM MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. narasumber, observasi partisipan, wawancara, dan dokumen. wawancarai adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar S-1 Ilmu Komunikasi WARTINI L

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang peneliti dapatkan melalui hasil wawancara dan observasi mengenai bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang

PROSES EVALUASI PROGRAM MEDIA RELATIONS PADA AKTIVITAS PRESS CONFERENCE DI PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)

WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA. 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI?

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat

STRATEGI MEDIA RELATIONS PT CENTRAL PROTEINAPRIMA, TBK. DALAM MENGELOLA CITRA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB III METODOLOGI. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan

AKTIVITAS HUMAS KANTOR PAJAK DALAM KAMPANYE BANGGA BAYAR PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB V PENUTUP. bisa dikatakan sangat nyata dan profesional. Berbagai aktivitas yang dilakukan

PROGRAM HUMAS PT JASA MARGA (PERSERO) TBK MELALUI PELATIHAN PELAYANAN BAGI KARYAWAN

DPSKTK-PM Kementerian SosialRI) 1. Menurut ibu, Sejauh mana hubungan humas DPSKTK-PM dengan media?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif, bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti pengambilan keputusan pimpinan, juga pada tingkat pekerjaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

STRATEGI MEDIA RELATIONS DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK KEKERASAN DAN PEKERJA MIGRAN DI DKI JAKARTA (Periode Oktober-Desember 2012) MARGARETA Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM) Kementerian Sosial Republik Indonesia, Jl. Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat, Telp (021) 8499 2377, claudya.margareta@yahoo.com Lidya Wati Evelina, Dra., M.M ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN ini untuk mengetahui strategi media relations yang dilakukan Humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI dalam mensosialisasikan program perlindungan tindak kekerasan dan pekerja migran di DKI Jakarta. METODE PENELITIAN yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif-deskriptif, dimana proses penelitian dilakukan dengan memahami fenomena yang ada dan ditekankan pada kondisi alamiah atau berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, dimana hasil penelitian dijabarkan secara sistematis. HASIL YANG DICAPAI dalam penelitian ini, bahwa Humas DPSKTK-PM sudah menjalin hubungan yang cukup baik dengan pihak media. Sosialisasi dilakukan dengan cara mengadakan special events, talkshow, seminar, press conference, press release dan dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai program perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran di DKI Jakarta. SIMPULAN yang didapat dari penelitian ini, yaitu bahwa humas cukup baik dalam menjalin hubungan dengan pihak media, namun strategi media relations yang dilakukan humas DPSKTK-PM dalam sosialisasi program perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran di DKI Jakarta belum efektif. Hal tersebut terlihat dari banyak masyarakat di DKI Jakarta yang belum mengetahui program perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran. Kata Kunci :

Humas, Media Relations, Sosialisasi. ABSTRACT RESEARCH GOAL is to find strategies that do media relations PR DPSKTK-PM Ministry of Social Affairs in disseminating violence protection programs and migrant workers in Jakarta. METHODS used is descriptive qualitative research method, in which the study was conducted to understand the phenomena and emphasized the natural conditions or by the fact that occur in the field. The nature of the study is descriptive, where the research described systematically. THE RESULTS ACHIEVED in this study, that the PR DPSKTK-PM had a pretty good relationship with the media. Socialization is done by holding special events, talk shows, seminars, press conferences, press releases and is intended to provide information to the public about the program and the protection of victims of violence migrant workers in Jakarta. CONCLUSION gained from this research is that PR is quite good in a relationship with the media, but the media relations strategy that do PR DPSKTK-PM in socialization programs and the protection of victims of violence migrant workers in Jakarta have not been effective. It is seen from many people in Jakarta who do not know the program and the protection of victims of violence migrant workers. Keywords: PR, Media Relations, Socialization. PENDAHULUAN Komunikasi merupakan hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita seharihari. Komunikasi penting dilakukan untuk menunjang kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial yang selalu bergantung dan berinteraksi dengan orang lain, komunikasi dianggap sebagai hal yang utama dalam kehidupan ini. Komunikasi merupakan kunci hubungan masyarakat dalam mengkomunikasikan pesan yang tepat kepada publik internal ataupun eksternal. Melalui komunikasi, memberikan pengetahuan dan pemahaman pesan yang disampaikan, apabila di perusahaan swasta kita mengenal Public Relations maka di instansi pemerintahan dikenal dengan sebutan Humas. Bidang profesi humas (public relations) merupakan salah satu aspek manajemen yang diperlukan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan negeri maupun perusahaan swasta. Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan perusahaan yang positif. Dalam suatu manajemen, media massa berguna memperlancar fungsi dan peran humas sebagai alat, pendukung dan media kerjasama untuk kepentingan didalam hal penyampaian pesan, informasi, publikasi dan aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Seperti yang dikemukakan oleh Iriantara (2011:32), Media Relations merupakan bagian dari Humas (Public Relations) eksternal yang membina hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan public untuk mencapai tujuan organisasi. Media penyampaian pesan dalam komunikasi tersebut bisa melalui media cetak, elektronik ataupun media online. Kaitan public relations dengan media sangat erat karena public relations tidak dapat meninggalkan pers sebagai sarana informasi publikasi public relations, begitupun sebaliknya pers membutuhkan informasi resmi,

akurat dari public relations, jadi ada semacam pertalian yang bersifat simbiosis mutualisme antara kedua belah pihak. Oleh karena itu, public relations penting selalu membina hubungan baik dengan media. Public Relations dapat melakukan perannya melalui kegiatan media relations, salah satunya dengan membuat press release dengan tone positif untuk diberikan kepada pihak media yang kemudian dapat dijadikan bahan pemberitaan. Seperti yang diungkapkan oleh The Club Public Relations Committee Manual (2009), sarana yang paling mudah dan luas digunakan untuk mengirimkan informasi kepada media adalah press release. Hal ini berfungsi sebagai pengingat rekan media akan sebuah event dan sebagai dasar atau acuan dalam menulis sebuah berita. Pada kesempatan ini, peneliti melakukan penelitian di salah satu instansi Pemerintah yang khusus menanggani tentang masalah kesejahteraan sosial dalam kehidupan masyarakat indonesia. Sebuah instansi pemerintah adalah institusi yang lebih mengedepankan kualitas maupun kuantitas pelayanan. Untuk itu, peneliti tertarik dan ingin mengetahui dengan jelas bagaimana cara kerja orangorang yang berada di balik kesuksesan sebuah instansi pemerintah untuk mensosialisasikan program kerja yang ada, dalam penelitian ini peneliti mengkhususkan pada sosialisasi program perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran di DKI Jakarta. Masalah sosial tindak kekerasan merupakan salah satu problematika sosial yang ada di masyarakat memiliki dampak negatif terhadap korban maupun lingkungan sosialnya. Masalah tindak kekerasan tidak hanya merupakan masalah individual, tetapi juga masalah keluarga dan masyarakat, bahkan dapat menjadi masalah nasional maupun internasional, karena erat kaitannya dengan isu global tentang hak asasi manusia (HAM). Menghadapi berbagai problematika tersebut Kementerian Sosial Republik Indonesia memandang perlu untuk membuat Program khusus dalam penanganan korban tindak kekerasan baik dalam lingkup nasional dan juga internasional yang pada akhirnya mendirikan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran pada tahun 2002. Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran yang merupakan sebuah Direktorat dibawah naungan Kementerian Sosial RI yang khusus menangani perempuan dan anak korban tindak kekerasan dan pekerja migran pada akhirnya membentuk program perlindungan korban tindak kekerasaan dan pekerja migran pada tahun 2005, program tersebut di fasilitasi dengan sebuah tempat khusus sementara (shelter) bagi para korban tindak kekerasaan dan pekerja migran yang bermasalah yaitu Rumah perlindungan Trauma Center. Program ini berupaya untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah sosial tindak kekerasan dan membantu para pekerja migran yang bermasalah agar mendapatkan perlindungan dan penyelesaian terhadap masalahnya. Namun dalam pelaksanaannya program perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran belum banyak diketahui oleh masyarakat di DKI Jakarta. Dalam pelaksanaan mensosialisasikan program perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak. Hal demikian diperlukan untuk menjamin keberlanjutan hasil yang dicapai.

Media dibutuhkan sebagai sarana perantara komunikasi atau penyambung suara setiap orang maupun setiap organisasi, sehingga siapa saja dapat menyampaikan segala aspirasinya melalui media. Humas dapat menyatukan mereka yang berlawanan serta mencari jalan untuk menengahi perbedaan serta menyelesaikan konflik. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas humas sebagai perwakilan suara dari suatu organisasi untuk bertanggung jawab dalam menciptakan citra yang positif dari organisasi atau instansi yang diwakili. Hal ini pun menjadi tantangan bagi Humas untuk dapat menjalankan program kerja agar dapat tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat guna mempertahankan citra positif instansi pemerintah di mata publiknya, baik internal maupun eksternal. Begitu pula dengan hadirnya media massa dalam kehidupan manusia. Media massa telah hadir untuk memainkan peran yang dominan dalam kehidupan. Dengan pertumbuhan informasi, peran media dapat menjadi lebih penting di masa yang akan datang. Tidak dapat dipungkiri, begitu besar pengaruh yang diberikan oleh media kepada kehidupan manusia saat ini. Oleh sebab itu, DPSKTK-PM Kementerian sosial RI membutuhkan peran media sebagai mediator yang mampu menginformasikan, mensosialisasikan program perlindungan sosial korban tindak kekerasan dan pekerja migran kepada khalayak khususnya di DKI Jakarta. Humas juga harus mengoptimalkan perannya dengan memperluas relasi dan jaringannya untuk mendukung terlaksananya program sosialisasi yang efektif. Oleh karena itu juga diperlukan langkah komunikasi humas yang menyeluruh untuk memberikan pemahaman mengenai sosialisasi perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran sebagai langkah pemerintah untuk menyelesaikan masalah sosial tindak kekerasan dan pekerja migran bermasalah yang terjadi pada masyarakat. Secara Umum untuk mensosialisasikan program perlindungan korban tindak kekerasan dan pekerja migran di DKI Jakarta diperlukan Strategi media relations yang akan menjadi acuan dalam melakukan kegiatan sosialisasi. Dapat dikatakan, kegiatan media relations memegang peranan penting dalam mensosialisasikan program-program yang ada di dalam DPSKTK-PM Kementerian Sosial dan dalam mempertahankan eksistensinya dimata publik. Humas memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat menjalankan Strategi media relations dalam rangka mensosialisasikan Program Perlindungan Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran di DKI Jakarta. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Strategi Media Relations dalam Mensosialisasikan Program Perlindungan Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Di DKI Jakarta (Studi Kasus Pada Humas Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM) Kementerian Sosial Republik Indonesia).

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Strategi media relations yang dilakukan oleh Humas DPSKTK- PM Kementerian Sosial RI dalam mensosialisasikan Program Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Di DKI Jakarta? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang dialami humas (public relations) DPSKTK-PM dalam menjalankan kegiatan media relations dan bagaimana cara mengatasinya? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi media relations yang digunakan humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI dalam mensosialisasikan Program Perlindungan Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Di DKI Jakarta. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan hambatan apa saja yang dihadapi Humas dalam menjalankan strategi media relations dalam mensosialisasikan Program Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran Di DKI Jakarta. Dan bagaimana cara mengatasinya. METODE PENELITIAN Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode atau cara yang akan digunakan untuk membantu proses penelitian. Dalam penelitian karya ilmiah ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami situasi sosial yang sedang terjadi di tempat penelitian. Menurut Ruslan (2010:28) Data kualitatif, yakni data yang abstrak (intangible) atau tidak terukur seperti ingin menjelaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam menggunakan metode kualitatif ini, proses penelitian lebih ditekankan pada kondisi yang alamiah atau berdasarkan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, untuk kemudian diamati sertai dianalisis, sehingga datanya hanya berupa katakata, bukan angka-angka. Metode Pemilihan Informan Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti untuk menjelajah objek/situasi sosial yang diteliti(sugiyono 2009:218). Metode Pengumpulan Data Menurut Kriyantono (2006:95) teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari : wawancara mendalam (intensive/depth interview), observasi atau pengamatan lapangan (field observation), wawancara kelompok (focus group discussion), dan studi kasus (case study).

Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu menggunakan : Data Primer Data ini diperoleh langsung dari narasumber yang terpercaya atau kompeten dengan bidangnya, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam data primer diperoleh dari kegiatan : Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode survey melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden (Ruslan,2010:23). Sedangkan wawancara mendalam (Indepth Interview) adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi atau tanggapan dari key informan atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Wawancara dilakukan berulang-ulang hingga data dilapangan bersifat jenuh agar data yang didapat lengkap dan mendalam. Dalam penelitian wawancara mendalam dilakukan dengan cara melakukan percakapan antara dua orang (peneliti dengan Key informan dan Informan) yang dimulai pewawancaraan dengan tujuan khusus memperoleh keterangan yang sesuai dengan penelitian, dan dipusatkan pada isi yang dititik beratkan pada tujuan deskripsi, prediksi dan penjelasan sistematik mengenai penelitian tersebut. Observasi Observasi yaitu proses pencatatan pola perilaku subjek(orang), objek(bendabenda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti (Indriantoro dalam Ruslan, 2010:34).Observasi partisipan adalah peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian lingkungan sosial(organisasi) yang tengah diamati melalui teknik partisispasi dapat memperoleh data relatif lebih akurat dan lebih banyak, karena peneliti secara langsung mengamati perilaku dan kejadian atau peristiwa dalam lingkungan sosial tertentu(spradley dalam Ruslan, 2010:35). Participant Observation (Pengamatan Partisipasi) Yaitu peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri atau menjadi bagian lingkungan sosial (organisasi) tengah diamati. Data Sekunder Data sekunder adalah memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan(ruslan, 2010:30). Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang sudah ada sebelumnya, kemudian diproses dan dianalisa kembali untuk dijadikan pembahasan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu :

Dokumentasi Menurut Ardianto (2010:167) mendefinisikan metode dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Kelebihan dari teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini, yaitu sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara, serta dapat menjadikan hasil penelitian lebih kredibel atau dapat dipercaya. Internet Peneliti mengumpulkan data-data yang sudah ada sebelumnya melalui media online, yaitu website resmi www.kemsos.go.id sebagai tambahan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data data yang dimasukan dalam pengolahan data, serta berdasarkan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber. Sumber yang di dapat akan digunakan sebagai perbandingan pandangan yang diberikan oleh key informan serta para informan dan di cross check berdasarkan observasi langsung dilapangan. Berikut ini hasil yang telah didapatkan dari semua metode pengumpulan data yang dikaitkan dengan tujuan dari penelitian skripsi ini, adalah sebagai berikut : Tema Hubungan Masyarakat (Public Relations) Dari hasil wawancara narasumber internal dan eksternal yang telah diwawancara dan menguji hasil wawancara dari semua informan tersebut dengan metode observasi yaitu langsung melakukan penelitian ke lapangan dan melakukan penelusuran dokumen. Hasil yang didapat dari wawancara dan mengujinya dengan observasi dan penelusuran dokumen diketahui bahwa adanya kecocokan informasi mengenai bentuk bauran PR atau strategi humas yang sudah dilakukan humas dalam mensosialisasikan Program Perlindungan Korban Tindak Kekerasaan Dan Pekerja Migran di DKI Jakarta sesuai dengan Teori Strategi PR yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan. Strategi yang dilakukan humas yaitu dengan melakukan sosialisasi dengan melalui newsletter (News), banner, kami juga melakukan sosialisasi program melalui event seminar, talkshow dengan mengundang pihak media untuk dapat membuat publikasi tentang program tersebut. humas biasanya mensosialisasikan program PSKTK-PM dengan mengundang media (publikasi) setiap kali kami mengadakan event ataupun kegiatan baik itu seminar ataupun talkshow, humas mengundang seluruh instansi terkait seperti Kementerian agama, Kementerian Kesehatan, BNP2TKI, Departemen tenaga kerja, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Pihak Kepolisian bahkan biasanya kami mengundang mantan korban tindak kekerasaan dan pekerja migran bermasalah untuk dijadikan narasumber.

Tema Strategi Public Relations PUBLICATIONS (PUBLIKASI) Dalam hal ini, tugas PR dalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Peran humas DPSKTK-PM sejauh ini sudah cukup baik dalam melakukan publikasi program KTK-PM. Diantaranya humas kerap kali mengirim artikel-artikel tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk dimuat di beberapa media cetak dan online. Humas juga rutin memperbaharui kegiatan atau program yang sudah dilakukan di website milik Kementerian Sosial RI www.kemsos.go.id. Selain itu, dalam setiap event yang diselenggarakan, humas selalu mengundang pihak media, perwakilan beberapa instansi terkait untuk turut hadir. EVENT (EVENT) Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik. Berikut beberapa jenis event yang dilakukan: Calendar Event Calender event meliputi kegiatan rutin selalu diselenggarakan pada waktu tertentu. Berdasakan informasi yang didapatkan peneliti, Humas rutin membuat rencana event yang disesuaikan dengan tanggal-tanggal perayaan hari besar. Misalnya Hari Anti Tindakan Kekerasan dan Hari Perempuan sedunia. Special Event Event yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada momen tertentu di luar acara rutin dari program kerja humas. Sebagai sebuah instansi pemerintah special event yang pernah dilakukan oleh Humas DPSKTK-PM, Kementerian Sosial RI dalam mensosialisasikan Program KTK-PM yaitu acara seminar dan talkshow yang dihadiri oleh beberapa rekan media, dan tamu undangan penting lainnya. Moment Event Event atau acara yang bersifat momentum atau lebih khusus lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga menghadapi milenium. Sampai saat ini, momentum event ini yang dilakukan oleh Direktorat PSKTK- PM Kementerian Sosial belum ada. NEWS (MENCIPTAKAN BERITA) Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang humas harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas. Sejauh ini, kegiatan yang paling rutin dilakukan humas dalam mensosialisasikan program perlindungan korban tindak kekerasaan dan pekerja migran di DKI Jakarta melalui newsletter (majalah intern perusahaan) membuat press release, yang dijadikan sebagai acuan pihak media dalam membuat berita mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh humas

DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI, namun untuk bulletin tidak pernah dibuat dikarenakan pihak Humas Kementerian Sosial sudah mempunyai majalah intern yaitu majalah SOCIETA. COMMUNITY INVOLVMENT (KEPEDULIAN TERHADAP KOMUNITAS) Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community relations and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Dalam melaksanakan event yang berkaitan tersebut, salah satu yang sudah dilakukan DPSKTK-PM mengadakan Komunitas Peduli Korban Trafficking. INFORM or IMAGE (INFORMASI ATAU CITRA) Ada dua fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif. Untuk publik internal, Humas memberikan informasi melalui email internal mengenai segala kegiatan event maupun mengirimkan hasil news monitoring-nya, sedangkan untuk publik eksternal, humas rutin mengirimkan press release kepada pihak media, dan melakukan publikasi di media cetak dan media online, dan tidak jarang Kementerian Sosial RI berperan sebagai sponsorship di acara lain yang berhubungan dengan tema sosial. Selain itu, Kementerian Sosial RI juga memiliki situs resmi berisi informasi yang dibutuhkan dan dapat diakses oleh semua orang www.kemsos.go.id. LOBBYING and NEGOTIATING (LOBBY DAN NEGOSIASI) Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Kegiatan yang dilakukan humas DPSKTK-PM dapat dikatakan belum optimal. Hal ini didasari oleh basic pendidikan yang dimiliki humas Direktorat PSKTK-PM memang bukan lulusan sarjana komunikasi sehingga kegiatan lobbying and negotiating dilakukan langsung oleh Biro Humas Pusat Kementerian Sosial RI. SOCIAL RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB SOSIAL) Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Public Relations menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan image positif perusahaan di mata publik. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan juga pencarian informasi, sampai saat ini Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran (DPSKTK- PM) Kementerian Sosial RI Dalam Mensosialisasikan Program KTK-PM belum pernah melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) kepada masyarakat di sekitarnya.

Tema Strategi Media Relations Media memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan informasi. Media relations atau hubungan yang baik dengan media dapat dikatakan sebagai kunci dalam meningkatkan popularitas. Seperti yang diungkapkan oleh Ardianto (2011: 5), salah satu kegiatan PR dalam memberikan informasi kepada publik/masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah melalui kegiatan media relations (hubungan media), yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio dan televisi), dan media massa online (newspaper online, magazine online, radio digital, televisi digital). Menurut Iriantara (2011:80-97) memaparkan bahwa strategi Media Relations terdiri dari : MENGELOLA RELASI Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting untuk menunjang kegiatan PR, hal ini tentunya dimaksudkan agar organisasi bisa berkomunikasi dengan baik oleh publiknya. Dalam mengelola relasi media, PR bukan hanya menjalin hubungan baik dengan institusi media massa, melainkan juga dengan pers wartawan. Dalam menjalin relasi yang baik antara PR dengan institusi media massa dan wartawan hal yang terpenting yang harus diingat adalah hubungan antara dan profesi yang saling membutuhkan. Agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik. Maka harus ada komunikasi yang cukup intens diantara kedua belah pihak yang berkenaan dengan tugas-tugas pokok masing-masing. Melalui kegiatan media relations ini, media mampu meng-exsposed segala kegiatan yang sedang terjadi dalam suatu perusahaan untuk diketahui oleh khalayak luas. Sebaliknya, pihak media juga dapat menambah informasi mereka dan memperbanyak sumber berita bagi medianya masing-masing. Salah satu upaya untuk selalu untuk selalu berhubungan baik yaitu dengan cara melayani wartawan dengan sebaik-baiknya. Humas mengundang wartawan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh DPSKTK-PM, dari cara penyambutan wartawan pada kegiatan tersebut, menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mempermudah wartawan untuk mengirimkan berita ke redaksi seperti penyediaan computer dan internet. Suma upaya tersebut bertujuan agar para wartawan merasa nyaman ketika mereka berada di DPSKTK-PM, Kementerian Sosial RI. MENGEMBANGKAN STRATEGI Strategi dengan media massa terjalin dan terpelihara dengan baik, maka PR harus terus mengembangkan strategi yang sudah ada. Mengembangkan strategi dilakukan untuk lebih memaksimalkan strategi-strategi yang sudah ada. Beberapa

upaya pengembangan strategi dengan cara mengembangkan materi-materi PR untuk media massa. Menambah jumlah media untuk menyampaikan pesan kepada publik, membangun dan memelihara kontak dengan relasi baru, mempromosikan organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa, serta mempromosikan pimpinan organisasi sebagai juru bicara diberbagai kegiatan. Dalam hal ini humas menggunakan strategi media relations untuk mendukung melaksanakan program perlindungan korban tindak kekerasaan dan pekerja migran di DKI Jakarta. Upaya membangun dan memelihara kontak yang dilakukan oleh Humas DPSKTK-PM seperti : mengundang media dalam event yang dilaksanakan DPSKTK-PM, memberitahukan kepada media ketika ada informasi-informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat, dan menjalin komunikasi lainnya. Penyampaian informasi-informasi yang dapat berupa kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan dari DPSKTK-PM haruslah disampaikan oleh narasumber yang handal. Humas DPSKTK-PM selalu mengupayakan untuk menghadirkan narasumber yang merupakan direktur dari DPSKTK-PM. MENGEMBANGKAN JARINGAN Pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam Media Relations. Beberapa cara untuk mengembangkan jaringan adalah memasuki organisasiorganisasi profesi, memiliki kontak dengan organisasi profesi lain, dan mengembangkan jaringan media baik yang bersifat lokal, nasional, sampai internasional. Memasuki organisasi akan memperluas jaringan seseorang dalam bidang kehumasan. Sedangkan memiliki kontak dengan organisasi profesi lain seperti wartawan, menjadi penting guna memperluas jaringan humas dengan dunia media massa. Bukan hanya itu, mengembangkan jaringan dengan media lokal, nasional, bahkan internasional akan dapat memperluas publikasi atau organisasi. Strategi Media Relations menjadi bagian penting dalam menjalankan program dan kegiatan humas di mana pun. Apabila disesuaikan dengan upaya Humas dalam melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan media menurut Ardianto (2011: 167-168), beberapa hal yang telah dilakukan oleh Humas DPSKTK-PM adalah sebagai berikut: Press Conference (konferensi pers, temu media atau jumpa media) Biasanya pihak humas berinisiatif untuk melakukan pertemuan dengan media untuk menginformasikan berita yang dianggap penting secara berbarengan oleh seseorang pejabat pemerintah atau swasta kepada wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus. Humas DPSKTK-PM telah melakukan konferensi pers terkait dalam event sosialisasi program KTK-PM di DKI Jakarta dengan mengundang ratusan media dan pihak-pihak penting lainnya dalam konferensi pers.

Press Briefing (Perbincangan dengan Media) Press Briefing diadakan regular oleh seorang pejabat humas. Dalam kegiatan ini, humas menyampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada media. Bila media belum puas dan menginginkan keterangan lebih terperinci, diadakan tanggapan atau pertanyaan. Humas DPSKTK-PM belum pernah melakukan kegiatan tersebut. Press Tour (wisata media) Wisata Media diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu untuk memperkenalkan mengenai produk / program perusahaan. News (press release, Newsletter,broadcast release) Siaran pers sebagai kegiatan publisitas adalah kegiatan yang paling rutin dilakukan Humas DPSKTK-PM. Setiap mengadakan event seperti seminar, dan talkshow, Humas sudah mempersiapkan press release bagi rekan-rekan wartawan sebagai acuan dalam membuat berita di media masing-masing. Selain itu, Humas juga sering kali mengirimkan artikel-artikel mengenai kegiatan dan program yang telah dilaksanakan untuk dimuat dalam rubrik info di media cetak milik Kementerian Sosial RI yaitu Societa(Newsletter). Special Events Humas melakukan special events, yaitu mengundang media untuk hadir dalam setiap event seminar dan talkshow dalam setiap kegiatan yang diadakan, humas juga membuat banner, poster dalam setiap program yang dilaksanakan DPSKTK-PM agar maksud dan tujuan program tersebut dapat tersampaikan ke masyarakat dengan baik. Press Interview (wawancara media) Dalam beberapa event penting yang telah dijadwalkan setiap tahunnya, biasanya setelah melaksanakan event, biasanya pihak media akan melakukan wawancara dengan pihak DPSKTK-PM Kementerian Sosial, baik dari humas, maupun pejabat lain yang dapat memberikan informasi yang diperlukan. Kegiatan press interview yang pernah dilaksanakan oleh DPSKTK-PM adalah mengundang media RRI sebagai salah satu media yang meliput mengenai kondisi para korban tindakan kekerasan dan pekerja migran yang mendapatkan perlindungan di DPSKTK-PM pada tahun 2012 lalu. Namun press interview jarang dilakukan di DPSKTK-PM. Press Luncheon Press Lucheon yaitu pejabat humas mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa (wartawan atau reporter) sehingga pada kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top management perusahaan/lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian langsung yang telah dilakukan penulis pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasaan Dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM) Kementerian Sosial RI mengenai strategi media relations dan memahami teori-teori yang ada dibuku, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam upaya menjalankan strategi humas, Kegiatan media relations yang dilakukan Humas DPSKTK-PM belum optimal dalam melakukan peranperan humas. Walaupun Kementerian Sosial adalah institusi pemerintah yang memiliki visi dan misi untuk mensejahterakan rakyat, tetapi sampai dengan saat ini DPSKTK-PM belum pernah melakukan kegiatan CSR dalam event kegiatannya. Hal ini terdapat dalam salah satu teori Strategi Public Relations yang dikemukakan oleh Ruslan bahwa kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial sangat penting untuk dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar untuk mencapai sukses atau empati dari khalayak.. 2. Dalam upaya menjalankan strategi media relations, humas DPSKTK-PM sudah menjalankan semua strategi media relations yaitu mengelola relasi, mengembangkan strategi, dan mengembangkan jaringan melalui kegiatan media relations yang dilakukan. Hal ini terdapat dalam teori Strategi Media Relations yang dikemukakan oleh Yosal Iriantara. 3. Dalam upaya membina hubungan dengan media seperti yang terdapat dalam teori Elvinaro Ardianto, Humas DPSKTK-PM belum pernah melakukan kegiatan press tour (wisata media) atau yang dikenal dengan media gathering, Press Briefing dan jarang melakukan kegiatan press luncheon atau makan siang bersama. Hal ini penting dilakukan secara rutin untuk menjalin dan memupuk keakraban antara kedua belah pihak dan memudahkan humas dalam menjalankan tugasnya dalam berhubungan dengan pihak media 4. Sosialisasi Program Perlindungan Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran di DKI Jakarta belum efektif karena belum terliput banyak media. Dalam hal ini sosialisasi melalui media massa belum berperan maksimal. teori Charles H. Cooley mengenai Sosialisasi. 5. Sejauh ini, Humas rutin dalam membuat press release di media cetak dan media online, kegiatan publikasi, juga membuat berita(news) untuk dijadikan panduan bagi pihak media melalui majalah intern Kementerian Sosial ( Newsletter). Hal ini sesuai dengan teori Rosady Ruslan mengenai Strategi Bauran PR. Dari hasil penelitian langsung dengan menjalankan proses kerja praktek selama tiga bulan, peneliti bermaksud memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi kinerja DPSKTK-PM sehingga menjadi lebih baik ke depannya:

1. Humas mungkin perlu untuk melakukan kegiatan CSR yang belum pernah dilakukan oleh DPSKTK-PM sebelumnya. Kementerian Sosial merupakan instansi pemerintah yang mempunyai visi dan misi untuk mensejahterakan rakyat. Sebab kegiatan sosial yang menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat guna tercapainya tujuan organisasi yang diinginkan, sehingga dapat mensosialisasikan program yang ada didalam DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI dengan lebih optimal.(strategi PR/Bauran PR) 2. Hendaknya humas rutin untuk melakukan kegiatan media gathering, press briefing dan press luncheon (jamuan makan siang) sebagai bentuk dari kegiatan media relations. Hal ini bertujuan untuk menjalin keakraban dengan pihak media yang sifatnya untuk jangka waktu panjang. (Media Relations) 3. Dalam mensosialisasikan Program Perlindungan Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran di DKI Jakarta. Humas juga diharapkan dapat menjalin keakraban yang lebih khususnya dengan rekan media elektronik, seperti TV. Sebab media TV dapat menjangkau masyarakat lebih luas, sehingga pemberitaan mengenai Program KTK-PM kepada masyarakat menjadi lebih luas lagi. Sampai dengan saat ini belum ada iklan layanan masyarakat mengenai Program yang dibuat oleh DPSKTK-PM pada media TV. (Sosialisasi) 4. Sebaiknya, Humas perlu untuk mendalami teori mengenai dunia Public Relations untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam penelitian ini fungsi eksternalnya untuk dapat menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan media.(media Relations) REFERENSI Ardianto, Elvinaro & Soleh Soemirat. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: SimbiosaRekatama Media. Ardianto, Elvinaro. (2009). Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjajaran. Ardianto, Elvinaro & Soleh Soemirat. (2010). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ardianto, Elvinaro. (2011). Hand Book of Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Cangara, Hafield. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Cooley, Charles. (2008). Social process. Jakarta: PT Indy Publish Cutlip, Scott M., et al. (2006). Effective Public Relations :Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana. Effendy, OnongUchjana. (2011). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Iriantara, Yosal. (2011). Media Relations: Konsep, Pendekatan, Dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Lamb, L. F., McKee, K. B. (2005). Applied Public Relations: Cases in Stakeholder Management. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nova, Firsan.(2011). Crisis Public Relations. Jakarta: Rajawali Pers. Nurudin.(2011). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. Prastowo, Andi. (2011). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Rangkuti, Freddy.(2005). Teknik Mengukur dan Strategi meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ruslan, Rosady. (2008). Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ruslan,Rosady. (2010). Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady. (2010). Manajemen Public Relations Dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Saputra, Wahidin & Rulli Nasrullah.(2011). Public Relations. Jakarta: Gramata Publishing. Sari, Betty WahyuNilla.(2012). Humas Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, cv. Widjaja, Prof. Drs. H.A.W. (2010). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT. Bumi Aksara. RIWAYAT PENULIS Margareta lahir di kota Jakarta pada 25 Maret 1988. Peulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Marketing Communication pada tahun 2013