BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHLUAN. Pembelajaran Fiqih mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam. Problematika dan indikator yang selama ini mengahantui pendidikan Islam adalah dalam hal penerapan metode dalam proses pembelajaran. Jika metode-metode tradisional yang membosankan masih tetap diterapkan dalam pendidikan agama Islam maka indikasi yang adalah timbul rasa tidak simpati siswa terhadap guru agama, tidak tertarik dengan materi-materi pelajaran agama dan lama-kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri. Kalau kondisinya sudah seperti itu, sangat sulit mengharapkanpeserta didik sadar dan mau mengamalkan ajaran-ajaran agama. Di antara matapelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah adalah mata pelajaran Qur an Hadis yang memerlukan strategi pembelajaran yang efektif, karena mata pelajaran Qur an Hadis sangat berpengaruh terhadap peserta didik, terutama dalam hal hafalan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari karena bersumber pada Al-Qur an dan As-Sunnah (Hadis). Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan suatu bangsa tersebut. 1

2 Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al quran surah al-mujadalah ayat 11 berbunyi; Maksud ayat di atas adalah bahwa Allah akan mengangkat orang-orang mukmin yang melaksanakan segala perintah-nya dan perintah Rasul-Nya dengan memberikan kedudukan yang khusus, baik dari segi pahala maupun keridlaan- Nya. 1 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk 1 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al Ayat Al Tarbawiy), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 154.

3 berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Suatu pengajaran yang baik adalah apabila proses pengajaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat membuahkan hasil secara lebih tepat dan cermat serta optimal. Waktu pengajaran yang sudah ditentukan sesuai dengan bobot materi pelajaran maupun capaian tujuan instruksionalnya diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berharga dan dapat berhasil guna bagi peserta didik. Disini peranan metode sangat menentukan. Dengan penggunaan waktu pengajaran yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif. Dengan sedikit penjelasan dari guru diharapkan peserta didik cepat memahami suatu pelajaran. Karenanya, ketepatan metode dan penggunaan pengajaran berperaga perlu diperhatikan oleh para guru. 3 Sebagaimana kita ketahui bahwa pengajaran adalah salah satu jalan untuk mencapai tujuan pendidikan, berhasil tidaknya pengajaran tergantung dari beberapa komponen. Misalnya guru, tujuan, materi, metode, lingkungan dan sebagainya dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain di dalam mencapai tujuan pendidikan. Komponen-komponen yang ada dalam pengajaran merupakan sebuah sistem, artinya komponen-komponen tersebut saling bekerja sama, saling melengkapi dalam rangka mencapai tujuan. Untuk itulah perlu adanya usaha untuk menserasikan komponen-komponen tersebut, sebab kalau tidak ada keserasian 2 Departemen pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 12. 3 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 28-29

4 satu komponen saja maka akan dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya dalam pengajaran telah diterapkan metode yang sesuai dengan materi tetapi media yang digunakan tidak memadai, maka hasilnya akan kurang memuaskan dan begitu juga sebaliknya. Masalah-masalah seperti ini masih banyak kita jumpai dalam dunia pendidikan saat ini, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. 4 Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang berpikir kritis, dinamis, analisis dan kreatif.selain itu peserta didik diharapkan menjadi dewasa yang dapat hidup di masyarakat dinamis.oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi dalam pembelajaran agama Islam di MI Al-Qalam Banjarmasin yaitu dengan 4 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 2

5 menggunakan strategi yang disebut PAIKEM, yakni pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. 5 Selama ini cara untuk menghafal atau pemberian pembuktian bahwa siswa dapat atau mampu melaporkan hasil kerjaannya amat kering di lapangan terutama dalam menghafal masih banyak menggunakan cara-cara lama yaitu kedepan untuk menyetor hafalan ataupun dalam pembelajarannya seperti ceramah, menghafal kedepan dan demonstrasi praktik-praktik yang tampak kering, tetapi di MI Al Qalam ini teramat beda karena saat pembelajaran Hadis dan menghafalnyapun dengan menggunakan media lagu /lirik lagu. Berdasarkan pengamatan penulis sementra pada Madrasah Ibtidaiyah Al- Qalam Kota Banjarmasin, Peneliti memilih sekolah ini untukdijadikangambaran, dikarenakan proses mengahapal hadis dalam mata pelajaran Al Quran Hadis 5 Loc. cit

6 melalui media lagu sangat menarik dan disenangi anak didiknya. Dengan media lagu ini anak didik tidak merasa terlalu terbebani dengan sifat menghafal yang biasanya seperti di suruh maju kedepan untuk membuktukan hafalannya. Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian secara mendalam terhadap masalah tersebut yang di beri judul Peranan Media Audio dalam Menghafal Hadis pada Mata Pelajaran Al Quran Hadis Kelas VI Semester II Madrasah Ibtidaiyah Al Qalam Kota Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014. B. DefinisiOprasional Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul di atas, maka peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada pada judul tersebu. 1. Kata media identik dengan alat untuk menghubungkan antara suatu pihak dengan pihak lainnya. Alat untuk menghubungkan ini umumnya dipahami sebagai benda yang berwujud. Padahal sesuatu yang abstrak sekalipun seperti lagu bisa dikatakan sebagai media penyampai pesan. Lagu dikatakan sebagai sesuatu yang abstrak karena pada kenyataanya lagu tidak dapat divisualkan, namun bisa didegar dan dirasakan. 7 Sebagai media perantara media lagu disni diartikan penulis, bahan penyampainan pesan atau materi dari guru kepada peserta didik, karena lagu itu bersifat abstak tidak dapat dilihat yang di maksud 7 Fury Ayunindia, lagusebagai media penyampaianpesan, http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/27.

7 penulis disini ialah proses menghafal hadis tentang amal saleh dengan menggunakan media lagu/lirik lagu H. Roma rama yang judul lagunya Menunggu. 2. Melalui program audio rekam, para siswa yang berada di berbagai wilayah dapat dapat di kondisikan terlebih dahulu oleh para gurunya. 7 Yang dimaksud penulis dengan alat rekam ialah media lagu yang di gunakan disini hp untuk merekam sebagai media pembelajaran hadis dalam menghafalnya. 3. Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan sehingga nantinya dapat diproduksikn(diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk mencamkan dan menyimpan kesankesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kea lam sadar. 8 Menghafal adalah suatu cara untuk teknik membaca, melafalkan tanpa melihat buku teks yang di gunkan guru dalam pembelajaran hadis tentang amal shaleh. Jadi, yang dimaksud dengan judul diatas adalah untuk mengetahui penggunaan media lagu yang di gunakan dalam menghafal hadis untuk mencapai tujuan pembelajran yang diinginkan pada siswa kelas VI Madrasah Al Qalam Kota Banjarmasin. C. RumusanMasalah 7 YudiMunadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013),h. 78. 8 SyifulBahriDjamarah, PsikologiBelajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2008),h.29.

8 Berdasarkanpadapemaparanpenulisdalamrumusanmasalah, makapenelitimerumuskanpermasalahandalampenelitianini, bagaimnaperan media lagudalammenghafalhadis MI Al Qalam Kota Banjarmasin? D. AlasanMemilihJudul Adapun yang melatarbelakangi peneliti untuk menulis judul ini adalah : 1. Al quran gadis merupakan mata pelajaran yang sangat membutuhkan media dalam penyampaiannya, karena selain anak mampu membaca Al quran hadis, anak juga di tuntut untuk bias menulis, mengartikan, menghapal, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengingat bahwa media ini merupakan alat bantu yang berfungsi sebagai alat dalam pencapaian tujuan pembelajaran, maka dengan adanya media lagu proses menghapal hadis dalam pelajaran al-quran hadist pada siswa kelas VI akan menyenangkan hingga mempermudah bagi guru dalam menjelaskan pelajaran sehingga mengurangi kepasifan siswa terhadap mata pelajaran. 3. Sesuai dengan penjajakan awal, media yang di pakai guru dalam menghapal hadis pada mata pelajaran al quran hadist di MI Al-Qalam. Denganmeneliti media ini menambah wawasan peneliti mengenai media pembelajaran khususnya hadis. E. TujuanPenelitian

9 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanan peranan penggunaan media lagu dalam menghafal hadis MI Al Qalam Kota Banjarmasin. F. SignifikansiPenelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut: 1.SegiTeoritis a. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa media yang di gunakan di sekolah MI Al Qalam merupakan media yang sangat baik untuk di kembangkan. b. Melalui penelitian ini, diharapkan agar siswa termotivasi untuk selalu menggunakan media ini agar dapat mempercepat proses menghafalnya. 2.SegiPraktis a. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah dan guru untuk lebih meningkatkan dan memanfaatkan media-media yang ada. b. Sebagai bahan kajian, bagi mahasiswa atau pihak lain yang ingin mengadakan penelitian lebih mendalam terhadap objek yang sama. c. Memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin.

10 G. SistematikaPenelitian Penelitianinipenelitisusundengansistematikapembahasansebagaiberikut: BAB I pendahuluan,meliputi latar belakang, definisi oprasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II landasan teoritis, pengertian belajar dan pembelajaran, jenis dan criteria memilih media, peran media pembelajaran, langkah-langkah penggunaan media pembelajaran, media lagu dan mafaatnya, pegertian alat perekam, manfaat media pembelajaran, jenis media pembelajaran, jenis-jenis media audio (audio farmats) penulisan naskah audio sebagai media pembelajaran, pembelajaran Al quran hadis dan materi hadis amal saleh. BAB III metode penelitian, meliputi jenis dan pendekatan penelitian, metode(desain) penelitian, subjek dan objek penelitian, data dansumber data, teknik pengumpulan data teknik pengolahan data dan analisis data, serta prosedur penelitian. BAB IV laporan hasil penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. BAB V merupakan bab terakhir, yaitu penutup yang memuat tentang kesimpulan dan saran-saran.