BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. 1 Berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang diberikan di sekolah meliputi beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

PENGGUNAAN MEDIA PETA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam aplikasinya. Pendidikan merupakan upaya pencerdasan, pendewasaan, dan kemandirian manusia yang dilakukan oleh perorangan, kelompok, dan lembaga. 1 Upaya ini telah dimulai sejak berabad-abad silam. Pola pendekatan pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat kerja keras para pakar pendidikan. Tidak dapat dinafikan bahwa pendekatan pendidikan sangat dinamis, bukan jalan ditempat. Demikian pula gaya belajar yang dialami oleh siswa terus mengalami perubahan seiring berkembangnya teknologi dan peradaban masyarakat yang maju. Dalam UU RI No 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional, yang berbunyi Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab. 2 Dalam kegiatan pendidikan proses belajar dan mengajar adalah kegiatan pokok. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep tidak bisa dipisahkan. Belajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjukkan pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. 3 Sebagai seorang pengajar memperbaiki mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tepat diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, 1 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: GP Press, 2008), hlm. iii 2 Bambang, Keswo, Undang-Undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Penerbit Media Wacana, 2003), hlm. 12 3 Nana sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 28. 1

semakin positif sikapnya, semakin bertambah pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai, dan semakin bertambah pemahaman terhadap materi yang dipelajari. 4 Dalam proses belajar mengajar metode merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting. Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuhnya berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Sehingga terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik jika siswa lebih banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. 5 Menggunakan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. 6 Dengan tidak adanya metode yang bervariasi, banyak siswa yang masih beranggapan bahwa kimia adalah salah satu pelajaran yang sulit dipahami. Ditandai oleh hasil belajar siswa yang belum memberikan hasil yang memuaskan. Pembelajaran kimia merupakan suatu pembelajaran ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga ilmu pengetahuan alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta dan konsep-konsep saja melainkan suatu proses penemuan. Tuntutan kurikulum seperti diatas harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, sehingga perlu diterapkan dengan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siswa mau berlama-lama belajar, dan tidak membosankan sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Rendahnya hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan proses 4 Zainal Aqid, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Yrama Widya, 2008), hlm. 28 5 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 76. 6 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 107. 2

tuntas. 7 Menurut kaum Behavioris meyakini bahwa hasil belajar akan lebih baik belajar menjadi kurang optimal, sehingga materi yang disampaikan menjadi tidak dikuasai kalau dihafal secara berulang-ulang. Belajar terjadi karena adanya ikatan antara stimulus dan respon. Ikatan itu menjadi semakin kuat dalam latihan atau pengulangan dengan cara menghafal. Belajar tidak membutuhkan pengertian dan pemahaman karena terbentuknya hanya dengan mengaitkan stimulus dan respon secara berulang-ulang. 8 Dalam pembelajaran kimia siswa kelas X di SMA Islam Jepara mempunyai beberapa kendala, kendala tersebut terjadi karena pembelajaran kimia yang dilaksanakan pada siswa kelas X di SMA Islam Jepara kurang optimal. Hal ini disebabkan karena pembelajaran didominasi dengan metode ceramah saja yang berpusat pada guru, dan siswa merasa sangat bosan. Hasil dari pembelajaran tersebut tidak menunjukkan hasil yang memuaskan, untuk itu peneliti memperkenalkan metode ceramah dengan menggunakan media lagu sebagai proses belajar di SMA Islam Jepara. Karena pada materi hidrokarbon menekankan pada proses menghafal dan pemahaman yang menyebabkan siswa cepat merasa bosan. Dengan bernyanyi dapat mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar, bernyanyi juga dapat membantu siswa bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak, disamping itu siswa juga sangat menyukai nyanyian. Oleh karena itu dapat mengaplikasikannya dengan menggunakan media lagu sebagai proses pembelajaran, karena dengan penggunaan media lagu diharapkan siswa akan lebih mudah mengingat hasil dari pembelajaran materi yang disampaikan Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian tentang penggunaan media lagu pada materi pokok hidrokarbon guna meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X SMA Islam Jepara tahun pelajaran 2010/2011. 7 Zaenal Aqid, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 29. 8 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 41. 3

B. Penegasan Istilah Untuk mempertegas pengertian dan pemahaman serta untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis menegaskan beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Penerapan Menurut kamus besar bahasa Indonesia penerapan adalah proses cara, pembuatan, menerapkan. 9 Dalam penelitian ini penerapan yang dimaksud adalah menerapkan metode bernyanyi untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X di SMA Islam Jepara. 2. Metode Ceramah Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah siswa pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu masalah. Dalam metode ceramah ini siswa duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu benar. Siswa mengutip ikhtisar ceramah semampu siswa itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan. 10 3. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 11 Media (و ( pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. 9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 1180. 10 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008), hlm. 19. 11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.3 4

4. Lagu Kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri. 12 Penggunaan media lagu merupakan sarana untuk membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, karena dengan menggunakan media lagu suasana belajar akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan, maka siswa akan lebih mudah memahami materi terutama materi hidrokarbon. 5. Hidrokarbon Hidrokarbon adalah bagian ilmu kimia yang mempelajari senyawa organik yang molekulnya tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. 13 Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrogen dibedakan menjadi: a. Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut juga sebagai alkana. b. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon yang antar atom karbon pada rantai atom karbonnya terdapat ikatan rangkap dua disebut alkena dan hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga disebut alkuna. Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam skripsi ini, maka peneliti membatasi materi yang dibahas yaitu: macam-macam hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna), tatanama (alkana, alkena, alkuna), isomer (alkana, alkena, alkuna), serta sifat dan kegunaan (alkana, alkena, alkuna). 6. Hasil Belajar Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, dari dalam diri siswa itu dan faktor yang dating dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. 14 Aspek yang terdapat pada hasil belajar adalah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada penelitian ini yang difokuskan pada hasil belajar aspek kognitif dan afektif. 12 H. Djalil, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 101. 13 Parlan dan wahjudi, Kimia Organic 1, (Malang: Jica, 2003), hlm.11 14 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 39. 5

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka perumusan masalah di skripsi ini adalah 1. Bagaimana implementasi pada materi pokok hidrokarbon melalui metode ceramah dengan menggunakan media lagu pada siswa kelas X.3 semester genap SMA Islam Jepara. 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X.3 semester genap SMA Islam Jepara melalui metode ceramah dengan menggunakan media lagu pada pelajaran kimia materi pokok hidrokarbon. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penggunaan metode bernyanyi dengan media lagu dalam pembelajaran kimia materi pokok hidrokarbon siswa kelas X semester genap di SMA Islam Jepara tahun ajaran 2010/2011 2. Untuk meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok hidrokarbon siswa kelas X semester genap di SMA Islam Jepara tahun ajaran 2010/2011 dengan menggunakan metode ceramah dengan media lagu. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Siswa a. Memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dan menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran kimia b. Dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran dan menumbuhkembangkan minat belajar c. Dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok hidrokarbon dengan metode bernyanyi. 6

2. Guru a. Sebagai alternatif guru untuk memilih media pembelajaran yang variatif, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. b. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif pembelajaran kimia untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media lagu. 3. Sekolah a. Memberikan sumbangan kepada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya bagi tempat penelitian dan sekolah lain pada umumnya b. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif di SMA Islam Jepara. 4. Peneliti Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, dan pengalaman bagi peneliti mengenai penerapan pembelajaran menggunakan metode menyanyi terhadap hasil belajar siswa. 7