BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahkan terjadi gagal ginjal. Jika tidak diobati, penyakit ginjal bisa

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi pada kenyataannya selama rentang kehidupannya, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan kesehatan dan salah satunya berupa penyakit yang diderita (Patricia, 2005). Telah kita ketahui bahwa gagal ginjal tergolong penyakit kronis yang mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, umumnya pasien juga tidak dapat mengatur dirinya sendiri dan biasanya tergantung kepada para profesi kesehatan. Kondisi tersebut tentu saja menimbulkan perubahan atau ketidakseimbangan yang meliputi biologi, psikologi, sosial dan spiritual pasien (Rivai, 2009). Kelainan ginjal adalah masalah kesehatan pada masyarakat yang serius bagi tiap negara, terutama pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, kelainan ginjal dapat terjadi akibat adanya kelainan pada ginjal (penyakit ginjal primer) atau komplikasi penyakit sistematik (penyakit ginjal sekunder) seperti penyakit ginjal sekunder), seperti kencing manis (diabetes). Kelainan ringan pada ginjal dapat sembuh sempurna bila penyebabnya sudah diatasi. Kadang cukup dengan pengobatan dan pengaturan diet. Namun, bila keadaanya memburuk, kelainan itu bisa menjadi gagal ginjal yang akut. Baru - baru ini kasus gagal ginjal di dunia meningkat lebih dari 50%, di Indonesia sendiri sudah mencapai sekitar 20% (Lukman, 2009). Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya angka kejadian penyakit gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Tahun 1996 terjadi 166.000 kasus dan pada tahun 2000 menjadi 372.000 kasus. Pada tahun pada tahun 2010 jumlahnya diperkirakan lebih dari 650.000 kasus. Sekitar 6 juta hingga 20 juta individu di Amerika diperkirakan mengalami GGK (Gagal Ginjal Kronis) tahap awal. Hal yang sama juga terjadi di Jepang pada akhir tahun 1996 didapatkan sebanyak 167.000 penderita yang 1

menerima terapi pengganti ginjal. Sedangkan tahun 2000 terjadi peningkatan lebih dari 200.000 penderita (Djoko, 2008). Prevalensi gagal ginjal kronik telah mengalami peningkatan pada awal tahun 1990- an dan hanya menyerang lansia di Asia. Prevalensi gagal ginjal kronik berkembang secara merata. Gagal ginjal kronik tidak pandang bulu menyerang golongan muda, yaitu pada usia 15 tahun. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, bahwa 155 juta penduduk dunia tahun 2002 mengidap gagal ginjal kronik. Jumlah ini terus meningkat hingga melebihi 200 juta pada tahun 2025 (Febrian, 2009). Di Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita gagal ginjal kronik yang cukup tinggi. Menurut data dari Persatuan Nefrologi Indonesia diperkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal. Namun di Indonesia yang terdeteksi menderita Gagal Ginjal Kronis yang menjalani cuci darah (Hemodialisa) hanya sekitar 4000 sampai 5000 saja, dengan kata lain 5,7% sampai 7,1% dari total seluruh penderita gagal ginjal. Jumlah pasien Gagal Ginjal di Rumah Sakit Khusus Ginjal (RSKG) mencapai 4500 orang, banyak pasien yang meninggal akibat tidak mampu berobat dan cuci darah, dikarenakan biayanya mahal. Gagal ginjal bisa menyerang semua golongan umur pria dan wanita yang mayoritas berusia 20-40 tahun, tidak memandang tingkatan ekonomi. Hingga tahun 2015 diperkirakan sebanyak 36 juta orang warga meninggal akibat gagal ginjal, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang diderita oleh satu dari sepuluh orang dewasa (Febrian, 2009). Menurut data Yayasan Peduli Ginjal, saat ini di Indonesia terdapat 40.000 penderita GGK. Namun dari jumlah tersebut, hanya sekitar 3.000 penderita yang bisa menikmati pelayanan cuci darah atau hemodialisa. Namun demikian, jumlah pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa jumlahnya terus meningkat 5% sampai 10% setiap tahun. Berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia, pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisis (cuci darah) mencapai 2.260 orang dari 2.148 orang pada tahun 2007. Kenaikan jumlah penderita gagal ginjal cukup banyak, karena dalam satu tahun kenaikan jumlah penderita sebanyak 112 pasien. Salah satu faktor penyebab meningkatnya angka penderita gagal ginjal dari tahun ke tahun di dunia ini, salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini penyakit tersebut (Antara Sumut, 2009).

Berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia, pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisis (cuci darah) mencapai 2.260 orang dari 2.148 orang pada tahun 2007. Kenaikan jumlah penderita gagal ginjal cukup banyak, karena dalam satu tahun kenaikan jumlah penderita sebanyak 112 pasien. Salah satu faktor penyebab meningkatnya angka penderita gagal ginjal dari tahun ke tahun di dunia ini, salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini penyakit tersebut (Antara Sumut, 2009). Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) kurang dari 50ml/menit. Gagal ginjal kronis sesuai dengan tahapanya, dapat ringan, sedang atau berat. Gagal ginjal tahap akhir (end stage) adalah tingkat gagal ginjal yang mengakibatkan kematian kecuali dilakukan terapi pengganti. Insufisiensi gagal ginjal kronik adalah penurunan faal ginjal yang menahun tetapi lebih ringan dari gagal ginjal kronis (Suhardjono, 2005). Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan filtrasi glomerulus yang memerlukan terapi hemodialisa sebagai terapi pengganti gagal ginjal untuk menyaring dan membuang sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan tubuh serta menyeimbangkan unsur kimiawi dan menjaga tekanan darah. Penyakit gagal ginjal kronik didasari oleh banyak faktor salah satunya adalah gaya hidup (lifestyle) yang merupakan faktor pendukung yang memicu peningkatan resiko seseorang menderita gagal ginjal kronik (Syamsir & Hadibroto, 2008). Kebiasaan merokok, alkoholoisme, diet tinggi lemak dan kurang sehat, obesitas, stress, narkoba, mengkonsumsi bahan-bahan pengawet (kimiawi), dan kehidupan seks bebas merupakan faktor terjadinya penyakit kronik modern. Membaiknya tingkat ekonomi dapat mengubah pola atau jenis makan seseorang. Banyak bukti menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup individu, baik dalam skala kecil maupun masyarakat secara lebih luas, dapat menurunkan angka kejadian penyakit kronis modern secara dratis. Mengubah gaya hidup atau kebiasaan seseorang berarti harus mengubah cara pandang seseorang, mengubah paradigma seseorang (Suhardjo, 2008). Gaya hidup pasien GGK banyak disebabkan oleh gaya hidup yang salah dengan menkonsumsi alkohol secara berlebihan, kurangnya istirahat & mengkonsumsi suplemen yan berlebihan. Dari berbagai macam penyakit yang ada sekarang ini, sumber akarnya tidak lain

adalah pola hidup yang keliru, dan gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang banyak disebabkan karena gaya hidup yang salah (Suhardjo, 2008). RS PKU Muhammadiyah Gombong adalah rumah sakit swasta yang berlokasi di kota Gombong, Kabupaten Kebumen. Rumah sakit ini memiliki 13 pelayanan diantaranya pelayanan hemodialisa. RS PKU Muhammadiyah Gombong merupakan satu-satunya rumah sakit di Kabupaten Kebumen yang mempunyai pelayanan hemodialisa terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2006 rumah sakit ini resmi menyediakan pelayanan hemodialisa. Dalam Studi Pendahuluan yang dilakukan peneliti di RS PKU Muhammadiyah Gombong pada bulan Februari 2014, tercatat jumlah pasien yang melakukan hemodialisa sebanyak 74 orang terdiri dari 66 pasien JKM (48 pasien laki-laki dan 18 pasien perempuan) 8 Askes PNS (2 pasien perenpuan dan 6 pasien laki-laki). Dari hasil wawancara pada 7 pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RS PKU Muh Gombong, 1 Pasien PNS, 2 pasien tukang kayu, 2 pasien swasta dan 2 pasien petani. 5 pasien mengatakan bahwa mereka menjalani terapi hemodialisa karena kebiasaan dahulu yang kurang baik, kebiasaan makan yang tidak terkontrol, minum- minuman suplemen, beralkohol, sering minum kopi dan sering merokok. Sedangkan 2 pasien mengatakan dulu sering mengkonsumsi ikan asin, jeroan, j engkol dan minum j amu dari warung. Pada saat ini yang harus dilakukan oleh setiap orang adalah program pencegahan. Pola hidup sehat seperti olah raga setiap hari diharapkan dapat mencegah kemungkinan tersebut. Itu juga perlu ditunjang dengan makanan yang sehat, tidak berlemak dan gizi berimbang. Sedangkan bagi orang dewasa yang telah berusia mulai 40 tahun tampaknya jangan ragu melakukan pemeriksaan rutin. Cek kesehatan itu menjadi penting untuk mengontrol fungsi organ dan tidak hanya ginjal. Bila melakukan cek kesehatan secara rutin tentu akan lebih dini diketahui jika memang ditemui ada sesuatu dengan keadaan ginjalnya (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan Studi Pendahuluan dan wawancara terhadap pasien gagal ginjal kronis di ruang hemodialisa, peneliti tertarik untuk meneliti tentang gaya hidup pada pasien sebelum menderita gagal ginjal kronis di RS PKU Muhammadiyah Gombong. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah bagaimana gambaran gaya hidup pada pasien sebelum mengalami gagal ginjal kronis di RS PKU Muhammadiyah Gombong? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gaya hidup pada pasien sebelum mengalami gagal ginjal kronis di RS PKU Muhammadiyah Gombong. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pola makan pasien sebelum menderita gagal ginjal kronis di RS PKU Muhammadiyah Gombong. b. Untuk mengetahui pola minum pasien sebelum menderita gagal ginjal kronis di RS PKU Muhammadiyah Gombong.. c. Untuk mengetahui pola aktivitas (olahraga, pekerjaan) pasien sebelum menderita gagal ginjal kronis di RS PKU Muhammadiyah Gombong. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi RS PKU Muhammadiyah Gombong a. Diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi pengelola pasien gagal ginjal kronis RS PKU Muhammadiyah Gombong. b. Diharapkan bagi tenaga medis kususnya pengelola pasien gagal ginjal dapat memberikan motivasi agar lebih memperhatikan gaya hidup kususnya pola makan. 2. Bagi Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) : sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan pada umumnya dan ilmu keperawatan pada khususnya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data acuan atau sumber data untuk penelitian dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya subjek penelitian gagal ginjal kronik. E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muharni 2009 dengan judul Pola hidup penderita gagal ginjal kronik sebelum menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola hidup penderita gagal ginjal kronik sebelum menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa, metode yang digunakan yaitu desain deskriptif menggunakan pendekatan metode survey. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 40 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Berdasarkan analisa data didapatkan pola hidup sebelum menjalani terapi hemodialisa mayoritas tidak baik (80%) dan bila ditinjau dari aktifitas fisik, pola hidup penderita gagal ginjal kronik sebelum menjalani terapi hemodialisa mayoritas tidak baik (77,50%), ditinjau dari penggunaan zat mayoritas tidak baik (85,00%) dan bila ditinjau dari pola diet mayoritas tidak baik orang (87,50%). Persamaan dalam penelitian ini adalah pendekatan menggunakan metode survey, sedangkan untuk perbedaanya adalah peneliti meneliti gaya hidup pasien gagal ginjal. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2012 dengan judul Gambaran Pola Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Sebelum Sakit yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Instalasi Hemodialisa RSUD Kanjuruan Kepanjen Penalitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pola hidup pasien gagal ginjal kronis sebelum sakit yang menjalani terapi hemodialisa di Instalasi Hemodialisa RSUD Kanjuruan Kepanjen Kabupaten Malang. Desain yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 26 sampel dengan menggunakan accidental sampling, Hasil penelitian menunjukan bahwa13 responden (15%) mempunyai pola hidup yang kurang baik dan 2 responden (7,7) mempunyai pola hidup baik. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama sama meneliti tentang pola hidup pasien gagal ginjal kronis sebelum sakit dan menjalani terapi hemodialisa, Sedangkan perbedaanya adalah penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif.