PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Sugianto Universitas Wiralodra Indramayu ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra, Jawa Barat

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Model Kooperatif GI Berbasis Outdoor Study Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA SD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

BAB III METODE PENELITIAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstrak

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE EKSPERIMEN DI SD NEGERI 27 SUNGAI LIMAU

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PROSIDING ISBN :

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB III METODE PENENLITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

Yayuk Jatining Rahayu 4

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

ABSTRAK MODEL ARIES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR COGNITIF SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

Rinendah Sihwinedar 16

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Oleh: Ika Ratih Sulistiani. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

Transkripsi:

52 EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yeyet Trisilahayati SMPN 1 CIREBON Jl. Siliwangi No.125, Cirebon, Jawa Barat trisilahayatiyeyet@gmail.com ABSTRACT Pada matematika, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menerapkan matematika ke dalam masalah-masalah kontekstual pada kehidupan sehari-hari, agar lebih bermakna dan siswa merasa lebih termotivasi. Selain itu, dengan adanya tuntutan kurikulum 2013, lebih terpusat pada siswa, sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun berdasarkan observasi awal juga, bahwa fakta yang terdapat di SMPN 1 Cirebon menunjukkan belum semua siswa aktif di kelas, dan 60% hasil belajar siswa masih dibawah KKM. Hal ini terungkap, bahwa proses matematika membutuhkan metode yang kreatif dan inovatif, salah satunya adalah metode hands-on. Penelitian dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah yaitu: apakah penerapan berbasis hands-on dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi statistikadi Kelas IX-E SMPN 1 tahun pelajaran 2015/2016 Penelitian ini dilaksanakan pada Siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon pada pokok bahasan statistika. Penelitian ini melalui penerapan Hands-on merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan selama 2 pertemuan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan instrumen tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Penerapan metode hands-on dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 pada materi statsitika. Hal ini ditujukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 77 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 51% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 79 dengan persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 92% dalam kategori berhasil. Penerapan metode hands-on dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 65,7 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 81 dalam kategori baik. Keyword : Hands-on, hasil belajar PENDAHULUAN Matematika merupakan disiplin ilmu yang bersifat khas, salah satu kekhasannya adalah memuat konsep-konsep yang bersifat abstrak, namun sesungguhnya matematika sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan fakta yang terdapat di SMPN 1 Cirebon. Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan salah satu guru matematika di SMPN 1 Cirebon serta angket siswa,bahwa pada dasarnya siswa merasa senang terhadap pelajaran matematika, karena sesungguhnya matematika

EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 53 sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa menganggap bahwa matematika kurang bersifat aplikatif, tetapi hanya sebatas teori. Salah satu penyebabnya adalah metode yang biasa digunakan kurang bervariasi. Oleh karena itu, terkadang siswa merasa jenuh dan bosan, terlebih lagi jika dihadapkan dengan materi-materi yang lebih sulit dan membingungkan. Pemahaman konseptual dalam matematika mencakup kemampuan untuk merepresentasikan dan menerjemahkan masalah-masalah matematika dalam perhitungan maupun logika. Penyampaian konsepkonsep matematika yang pada umumnya bersifat abstrak sangat sulit divisualisasikan dalam bentuk verbal, sehingga menuntut kemampuan guru untuk mengorganisasi isi pelajaran yang dapat menstimulasi proses sebagai persiapan untuk membangun pengetahuan siswa. Sebagai contoh, konsep matematika yang butuh pemahaman yang lebih dalam adalah statistika. Pada matematika, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menerapkan matematika ke dalam masalahmasalah kontekstual pada kehidupan sehari-hari, agar lebih bermakna dan siswa merasa lebih termotivasi. Selain itu, dengan adanya tuntutan kurikulum 2013, lebih terpusat pada siswa, sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun berdasarkan observasi awal juga, bahwa fakta yang terdapat di SMPN 1 Cirebon menunjukkan belum semua siswa aktif di kelas, dan 60% hasil belajar siswa masih dibawah KKM. Hal ini terungkap, bahwa proses matematika membutuhkan metode yang kreatif dan inovatif, salah satunya adalah metode hands-on. Pembelajaran berbasis hands-on adalah suatu metode untukk mempelajari pengetahuan dengan menggunakan peraga/material objek yang disituasikan untuk dapat disentuh dan dimainkan sehingga menimbulkan fenomena ilmu pengetahuan yang dapat diobservasi dan diamati (Bop Script, 2004). Kegiatan hands-on menunjang sekali kontekstual dengan karakteristik sebagaimana disebutkan oleh Hatta (2003) (dalam Amin M, 2007) yaitu: kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sharing dengan teman, siswa kritis dan guru kreatif. Menurut Onitsuka (2011) aktivitas hands-on dapat meningkatkan daya ingatan murid tentang apa yang dipelajari dengan lebih cepat serta dapat mengingatinya dalam waktu yang lebih lama, aktivitas hands-on juga memudahkan murid untuk memahami apa yang dipelajari dengan lebih mudah, setelah melalui proses berbasis hands-on, murid akan dapat memindahkan pengalaman yang dipelajari dalam situasi kehidupan yang bersesuaian. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa penerapan hands-on sangat cocok untuk materi statistika, karena materi tersebut membutuhkan peraga/material objek yang disituasikan untuk dapat disentuh dan dimainkan sehingga menimbulkan fenomena ilmu pengetahuan yang dapat diobservasi dan diamati, dengan demikian siswa akan merasa senang, aktif dan fokus dalam proses, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat baik kognitifnya maupun afektifnya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto, at.al. (2006:3) mengemukakan Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

54 EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Jadi PTK bisa dikatakan suatu tindakan yang disengaja untuk mendapatkan kegiatan belajar mengajar dengan hasil yang maksimal yang berfokus pada kegiatan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IX-E SMPN 1 Cirebon yang berjumlah 40 siswa. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang terdiri dari 4 tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan perbaikan rencana dalam setiap siklus. Data yang diperoleh melalui penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Data aktivitas siswa selama proses, data hasil tes akhir siswa dikumpulkan dan dianalisis baru kemudian dijabarkan dengan menguraikannya dalam bentuk statistik deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1) Lembar tes, dalam penelitian ini post test digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar yang dapat dicapai dengan menggunakan penerapan model Hands-on. Berdasarkan GBPP SMU tahun 2006, bahwa siswa akan tuntas belajar bila ia telah memperoleh skor 75% atau nilai 75. Tuntas dalam hal ini adalah siswa telah berhasil belajar pada materi barisan bilangan. 2). Lembar Observasi, digunakan berupa lembar pengamatan melalui penerapan model Hands-on dan lembar aktivitas siswa. hal ini dilakukan untuk menilai keterampilan-keterampilan siswa, apakah kegiatan tersebut berpusat pada siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada matematika, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menerapkan matematika ke dalam masalah-masalah kontekstual pada kehidupan sehari-hari, agar lebih bermakna dan siswa merasa lebih termotivasi. Selain itu, dengan adanya tuntutan kurikulum 2013, lebih terpusat pada siswa, sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun berdasarkan observasi awal juga, bahwa fakta yang terdapat di SMPN 1 Cirebon menunjukkan belum semua siswa aktif di kelas, dan 60% hasil belajar siswa masih dibawah KKM. Hal ini terungkap, bahwa proses matematika membutuhkan metode yang kreatif dan inovatif, salah satunya adalah metode hands-on. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan waktu 6 jam pelajaran. Penelitian ini berawal dari permasalahan matematika pada materi statistika siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan metode hands-on untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. 1. PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I a. Persiapan (planning) Siklus I ini diawali dengan persiapan guru dalam menentukan metode yang sesuai dengan materi yang disiapkan, dengan waktu masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa akan pengetahuan yang mereka butuhkan dalam pokok bahasan statistika, menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan (RPP) materi statistika, menyeleksi bahan dan masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan alat dan bahan

EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 55 matematika sebagai kebutuhan metode hands-on, serta membuat bahan ajar yaitu materi statistika. b. Pelaksanaan (acting) Kegiatan pendahuluan, guru menyampaikan tujuan, mengingatkan kembali materi pertemuan sebelumnya dan menginformasikan model Hands-on yang akan digunakan. Dalam kegiatan inti, guru meminta siswa berkelompok. Jumlah anggota kelompok berbeda. Hal ini dimaksudkan agar mendapat data yang bervariasi. Kemudian siswa mengerjakan LKS yang sudah dipersiapkan guru. Selama siswa mengerjakan LKS, guru memberikan bimbingan, bantuan dan mengarahkan siswa yang mendapatkan kesulitan. Kemudian setiap kelompok mempersentasikan di depan kelas, mentukan nilai mean dengan cara mengumpulkan benda (alat tulis) yang diterima, dijumlahkan kemudian dibagi banyak anggota kelompok, siswa yang mendapat benda (alat tulis) lebih dari teman-temannya langsung memberikan pada temannya yang mendapat sedikit dan mengaturnya, sehingga setiap anggota mendapat banyak alat tulis yang sama (nilai/ratarata mean). Kelompok lain dipersilahkan menanggapi, bertanya dan mencatat hasilnya. Guru memadu dan membimbing siswa dalam menentukan jawaban yang benar. Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran. Kemudian memberikan tugas mengerjakan latihan, siswa diminta menjawab angket yang telah disediakan, untuk mengetahui apakah hari ini menyenangkan atau tidak bagi siswa. Sedangkan untuk prosentase ketuntasan nilai siswa dalam proses statistika siswa kelas IX-E pada siklus I dapat dilihat pada Ketuntasan Hasil Belajar 49% Tuntas Tidak Tuntas 51% gambar 1. Gambar 4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara garis besar siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 sudah menunjukkan peningkatan. Dengan menggunakan metode hands-on siswa sudah mulai memahami materi statistika, serta aktivitas hands-on juga dapat meningkatkan daya ingatan murid tentang apa yang dipelajari dengan lebih cepat serta dapat mengingatinya dalam waktu yang lebih lama. c. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi aktivitas siswa Adapun data hasil observasi yang diperoleh metode hands-on dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai materi statistika, penyelesaian soal dengan menggunakan metode hands-on mampu meningkatkan minat untuk melibatkan diri dalam aktivitas pengajaran dan. Observer melakukan pengamatan gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama KBM. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 80 menit, yang disajikan dalam tabel :

56 EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 Tabel 1 Persentase rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan metode hands-on pada siklus I N o Kategori Pengamat an 1 Siswa mengikuti pembelajara n dengan baik. 2 Siswa bersikap disiplin dalam KBM. 3 Siswa berusaha memahami materi. 4 Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya melalui pembelajara n dengan menerapka n metode Hands On 5 Siswa mempresen tasikan penyelesaia n soal dengan metode Hands-on 6 Siswa mampu memahami pokok bahasan statistika yang sedang Perse ntase aktivi tas siswa 75 60 76 60 75 50 diajarkan oleh guru. 7 Siswa mengerjaka n soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik 8 Siswa mengkomun ikasikan hasil presentasi kelompok lain 9 Siswa mengemuka kan pendapat dan menarik kesimpulan dari materi yang disampaika n. 1 0 Siswa mampu menggunak an waktu dengan baik. 65 60 76 60 Rata-rata 65,7 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 65,7dengan kriteria sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam statistika dengan menggunakan metode hands-on pada siklus 1 belum berhasil dan perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya. 2) Peningkatan hasil belajar siswa Selanjutnya mengenai data tes peningkatan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan statistika, disajikan dalam ringkasan tabel berikut:

EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 57 Tabel 2 Nilai tes hasil belajar siswa siklus I Juml ah siswa 39 Tot al nila i 299 2 Rat a- rat a 77 Persent ase Ketunta san 51,28%. Dilihat dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 77 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 51,28%. Hal ini berarti pada siklus I belum mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata 80 dengan persentase mencapai 75%. Hasil analisis data nilai aktivitass belajar siswa dalam statistika Siklus 1 di atas terlihat bahwa proses pada siklus I belum dinyatakan berhasil. Ketidak tuntasan atau belum berhasilnya siklus 1 tersebut disebabkan oleh proses statistika dengan penerapan metode hands-on yang belum terlaksana secara optimal, dan masih ada kekurangan selama proses pada aktifitas siswa. d. Refleksi Proses yang telah dilakukan pada siklus 1 menunjukkan bahwa statistika setelah diberi tindakan yang berupa penggunaan metode hands-on pada Siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 belum dikatakan berhasil. Belum berhasilnya tersebut dikarenakan masih banyak hal yang perlu diperbaiki baik dari segi aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa. Hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus I terdapat 1 aspek dalam kategori kurang dan 9 aspek dalam kategori sedang. Aspek yang termasuk dalam kategori kurang adalah siswa mampu menggunakan waktu dengan baik, dengan demikian waktu yang digunakan dalam proses dengan diterapkannya metode hands-on tidak efektif. Aspek penilaian yang masuk kategori sedang adalah sebagai berikut. a) Siswa mengikuti materi statistika dengan baik b) Siswa bersikap disiplin dalam kegiatan belajar mengajar c) Siswa berusaha memahami materi d) Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya melalui dengan menerapkan metode hands-on e) Siswa mempresentasikan penyelesaian soal dengan metode Hands-on f) Siswa mampu memahami pokok bahasan statistika yang sedang diajarkan oleh guru. g) Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik h) Siswa mengemukakan pendapat dan menarik kesimpulan dari materi yang disampaikan. 2. PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II Setelah berakhir siklus I, sesuai dengan hasil refleksi, untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus maka pada siklus II, akan dilakukan perubahan kegiatan sebagai berikut: 1. Persiapan (planning) Tindakan pada siklus II masih tetap menggunakan metode hands-on dengan materi yang sama yaitu statistika akan tetapi benda yang digunakan adalah sidol atau alat tulis lainnya sebagai alat penunjang metode hands-on. Tahap pertama pada siklus ini adalah tahap perencanaan yang meliputi: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa, yaitu kebutuhan akan pengetahuan mengenai statistika. 2) Menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan dan membuat perencanaan instrument penelitian (RPP, lembar observasi, lembar penilaian). 3) Menyeleksi bahan dan

58 EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan alat praktikum dan membuat bahan ajar yaitu materi statistika. 2. Pelaksanaan (acting) Pada pertemuan kali ini bertujuan untuk memperbaiki hasil tindakan pada siklus I yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Kegiatan pendahuluan, guru menyampaikan tujuan, mengingatkan kembali materi pertemuan sebelumnya dan menginformasikan model Hands-on yang akan digunakan. Dalam kegiatan inti, guru meminta siswa berkelompok. Jumlah anggota kelompok berbeda. Hal ini dimaksudkan agar mendapat data yang bervariasi. Kemudian siswa mengerjakan LKS yang sudah dipersiapkan guru. Selama siswa mengerjakan LKS, guru memberikan bimbingan, bantuan dan mengarahkan siswa yang mendapatkan kesulitan. Kemudian setiap kelompok mempersentasikan di depan kelas, mentukan nilai mean dengan cara mengumpulkan benda (alat tulis) yang diterima, dijumlahkan kemudian dibagi banyak anggota kelompok, siswa yang mendapat benda (alat tulis) lebih dari teman-temannya langsung memberikan pada temannya yang mendapat sedikit dan mengaturnya, sehingga setiap anggota mendapat banyak alat tulis yang sama (nilai/ratarata mean). Kelompok lain dipersilahkan menanggapi, bertanya dan mencatat hasilnya. Guru memadu dan membimbing siswa dalam menentukan jawaban yang benar. Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman materi pelajaran. Kemudian memberikan tugas mengerjakan latihan, siswa diminta menjawab angket yang telah disediakan, untuk mengetahui apakah hari ini menyenangkan atau tidak bagi siswa. 3. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi ativitas siswa Guru observer melakukan pengamtan aktivitas belajar siswa selama KBM sebagaimana siklus sebelumnya. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 90 menit, yang disajikan dalam table berikut: N o Tabel 3 Persentase rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan metode hands-on pada siklus II Kategori Pengamatan 1 Siswa mengikuti dengan baik. 2 Siswa bersikap disiplin dalam KBM. 3 Siswa berusaha memahami materi. 4 Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya melalui dengan menerapkan metode Hands On 5 Siswa mempresentasika n penyelesaian soal dengan metode Hands-on 6 Siswa mampu memahami pokok bahasan statistika yang sedang diajarkan oleh guru. 7 Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan Persenta se aktivitas siswa 83 79 82 76 80 82 83

EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 59 tugasnya dengan baik 8 Siswa mengkomunikasi kan hasil 82 presentasi kelompok lain 9 Siswa mengemukakan pendapat dan menarik 79 kesimpulan dari materi yang disampaikan. 10 Siswa mampu menggunakan 81 waktu dengan baik. Rata-rata 81 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 81 dengan kriteria baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam statistika dengan menggunakan metode hands-on pada siklus II telah berhasil. 2) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Selanjutnya mengenai data tes peningkatan hasil belajar siswa, disajikan dalam ringkasan table berikut 4.4. Tabel 4 Nilai tes hasil belajar siswa siklus II Juml ah siswa 39 Tot al nila i 308 1 Rat a- rata 79 Persenta se Ketuntas an 92 % Dilihat dari Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 81 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 92%. Hal ini berarti pada siklus II sudah mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata 80 dengan persentase mencapai 75%. 4. Refleksi Proses dan hasil pada siklus II, dapat dianalisis bahwa aktivitas siswa menunjukan peningkatan. Keberhasilan pada siklus II merupakan akibat dari proses yang sudah optimal yang dilakukan oleh guru. Dengan digunakannya metode hands-on dalam statistika keberhasilan yang diperoleh; 1) dapat memingkatkan minat siswa untuk melibatkan diri dalam aktivitas pengajaran dan. 2) dapat meningkatkan daya ingatan siswa tentang apa yang dipelajari dengan lebih cepat serta dapat mengingatinya dalam waktu yang lebih lama. 3) aktivitas hands-on juga memudahkan siswa untuk memahami apa yang dipelajari dengan lebih mudah. 4) setelah melalui proses pengajaran dan dengan menggunakan strategi hands on, siswa dapat memindahkan pengalaman yang dipelajari dalam situasi kehidupan yang bersesuaian. 5) Jumlah siswa yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) meningkat dari 20 siswa menjadi 36 siswa. 4) Rata-rata kelas dalam statistika meningkat dari 77 menjadi 79. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa tidak hanya diberi latihan terus menerus dengan metode yang sama. Dengan diterapkannya metode hands-on siswa dapat mengidentifikasi masalah, diberi pengalaman secara langsung dan bebas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Siswa mampu mengasah daya analisis dengan pengalaman langsung yang diberikan dalam menggunakan metode hands-on. Dengan keterlibatan siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi-potensi, menyadari apa bakatnya, bagaimana kemampuannya dan bagaimana pula keadaan orang lain, sehingga dimiliki

60 EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 pengertian tentang dirinya. Ia akan mampu berdiri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, akan merasa mampu memecahkan persoalannya tanpa tergantung pada orang lain. Kesulitan-kesulitan yang dhadapi akan ditanyakan pada orang lain, tetapi pemecahannya adalah atas dasar keputusannya sendiri. Pembelajaran yang dilakukan seluruhnya melibatkan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat menyelidiki secara kritis dan dapat menemukan suatu pengetahuan yang dijadikannya sebagai perubahan. SIMPULAN Penerapan metode hands-on dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 pada materi statsitika. Hal ini ditujukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 77 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 51% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 79 dengan persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 92% dalam kategori berhasil. Penerapan metode hands-on dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas IX-E SMPN 1 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 65,7 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 81 dalam kategori baik. DAFTAR PUSTAKA Amin, M. 2007. Apa Itu hands-on. http://lubisgrafura.wordpress.com Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Bob Script. 2004. Fasilitas Peragaman Ilmu Pengetahuan Dasar di Malang. http://www.geocities.com Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Arief, A. 2007. Membangun Motivasi Belajar Siswa. http://researchengines.com Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP. http://bpgdisdikjabar.com Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Juri, Mohamad. 2008. Penerapan E- Learning Dalam Pembelajaran Suatu Langkah Inovasi. http://researchengines.com Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muslikah. Pemberdayaan Sekolah Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Komputer. http://media.diknas.go.id Nasution, S. 2004. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara Nanath. 2008. Faktor personal yang mempengaruhi tingkah laku manusia. http://kuliahkomunikasi.com Onitsuka. 2011. Pembelajaran Secara Hands-on. Pyzam.com.

EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 61 Pujadi, Arko. 2007. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Motivasi Belajar. http://www.ubm.ac.id Robinson, D.N. Adjai. 1988. Asas Asas Praktik Mengajar. Jakarta: Penerbit Bhratara Rahadi, Aristo. 2008. Pembelajaran Dalam Pendidikan Jarak Jauh. http://aristorahadi.wordpress.com Ryanti. 2009. Pembelajaran Biologi Dengan Group Investigation Melalui Hands On Activities dan Elearning Ditinjau http://digilib.uns.ac.id Ruseffendi. 2005. Dasar Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Essakta Lainnya. Bandung: Tarsito Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Triluqman, Heri. 2007. Belajar dan Motivasi. http://heritl.blogspot.com