III. METODELOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan. hal ini peneliti akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

I. METODOLOGI PENELITIAN. meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III. METODOLOGI PENELITIAN. kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

I. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

III. METODE PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suhardjomo (2007: 58) Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman peneliti tindak kelas (Clas

I. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan,

METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan atau mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas ( PTK )karena

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

I. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis, maka dalam penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam. pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Negeri 1 Tri Tunggal Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Classroom Action Research) CAR. Dari namanya sudah

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

I. METODE PENELITIAN. atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

III. METODE PENELITIAN. (classroom action research) yang mampu menawarkan cara baru untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes 2004)

I. METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58)

III. METODOLOGI PENELITIAN. mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh

I. PENDAHULUAN. diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masingmasing

METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

III. METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode tindak

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

BAB III METODE PENELITIAN. pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

Dedi Asmajaya

METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orientasi, rencana, diteruskan dengan

III. METODE PEMBELAJARAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN. dimana tempat ini sekaligus tempat penulis melaksanakan tugas mengajar. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : VIII/ 1 (Ganjil ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan. Kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

METODOLOGI PENELITIAN. tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas (Classroom Action Research)

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Februari 2011 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jasmanyah76.wordpress.com

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan class room action research

Transkripsi:

III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada Siswa SMP Negeri 5 Bandar Lampung. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Suharsimi Arikunto (1998 : 82) Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan.tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan professional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoritis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi.

2. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, produknya adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut : 1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja. 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik. 3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 ) dalam buku ( Arikunto 1991 : 105 ) Keterangan gambar a. Perencanaan ( Planning )

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. b. Tindakan ( Action ) Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. c. Oberservasi Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat suatu tindakan. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan basil yang lebih baik dari sebelumnya. B. Variabel Penelitian dan Data Penelitian 1. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yang terdiri dari :

a) Variabel bebas, yaitu penggunaan alat modifikasi berupa raket, ukuran lapangan, net dan bola. b) Variabel terikat, yaitu gerak dasar pukulan backhand dalam bulu tangkis. 2. Data Penelitian Data dalam penelitian ini merupakan data primer dengan teknik analisis data berupa data kuantitatif, yaitu data yang diolah melalui cara menghitung dan membilang. C. Subyek penelitian Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 kelas VIII D, Bandar Lampung tahun ajaran 2010/2011. D. Tempat dan Waktu. 1. Tempat Penelitian. Di lapangan SMP N 5 Bandar Lampung. 2. Pelaksanaan Penelitian Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. E. Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan

keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut : F. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Pukulan Backhand Pendek Bulutangkis Waktu yang digunakan dalam pembelajaran adalah 2x45 menit dan setiap siklusnya dilakukan sebanyak tiga kali pembelajaran, jumlah petugas observasi sebanyak 3 orang. 1. Siklus I Melakukan gerak dasar pukulan backhand bulutangkis dengan memodifikasi raket, Suttlecock, tinggi net, dan ukuran lapangan. Rencana : - Menyiapkan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu lapangan terbuka, net, raket papan/triplek 10 buah, Suttlecock modifikasi berupa bola plastik kecil yang didalamnya dimasukan gabus lalu ditancapkan bulu ayam 10 buah, serta kun sebagai pembatas ukuran lapangan yang dimodifikasi berukuran panjang 15 m dan lebar 10 m. - Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian dilaksanakan baik siswa, peraga, dan petugas observasi.

- Menyiapkan indikator-indikator keterampilan gerak dasar servis backhand pendek diantaranya tahap awalan, tahap pelaksanaan, gerak lanjutan berupa format penilaian sebanyak 35 siswa untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan. - Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes bermain bulutangkis. 1. Membariskan siswa menjadi empat ber-sab 2. Berdoa 3. Memberikan materi teori tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran. 4. Pemanasan secara umum. Tindakan : Waktu yang digunakan adalah 60 menit - Memberikan penjelasan, pengenaan model pembelajaran yang digunakan pada siklus pertama. - Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus pertama adalah pengenalan aturan model pembelajaran yaitu menggunakan modifikasi. Setiap lapangan digunakan oleh 10 siswa dan lapangan dibagi menjadi dua sisi, sehingga setiap sisi lapangan digunakan oleh lima siswa berhadapan dengan siswa di sisi lainnya, memodifikasi raket menjadi raket yang terbuat dari kayu/papan, Suttlecock berupa bola plastik kecil yang didalamnya dimasukan gabus lalu ditancapkan bulu ayam, mengurangi tinggi net menjadi 1 m dari ukuran yang sebenarnya 155 cm mengurangi ukuran

lapangan berukuran panjang 15 m dan lebar 10 m dari ukuran yang sebenarnya panjang 19,40 m dan lebar 12,10 m. - Memberikan contoh gerak dasar pukulan backhand dengan menggunakan modifikasi alat. - Setelah memperhatikan gerakan pukulan backhand dengan menggunakan modifikasi alat, siswa melakukan gerak dasar pukulan backhand yang sama menggunakan modifikasi alat secara bergantian dengan menggunakan dua sisi lapangan yang berbeda seara bergantian. - Jika waktu yang digunakan adalah 60 menit, satu sisi lapangan digunakan oleh 15 siswa dengan menggunakan 5 raket dan 5 shuttlecock secara bergantian, maka masing-masing siswa memiliki waktu kurang lebih 20 menit untuk melakukan pengulangan pukulan backhand. Setiap melakukan pukulan backhand satu anak akan membutuhkan waktu kurang lebih 30 detik, maka setiap anak akan melakukan pengulangan sebanyak 40 kali. Siswa yang telah melakukan pukulan backhand pindah ke baris belakang. Observasi : Waktu yang digunakan adalah 20 menit Setelah tindakan dilakukan, amati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan hasil siklus I.

Refleksi : - Hasil observasi disimpulkan - Merencanakan tindakan untuk siklus ke II 2. Siklus II Menggunakan modifikasi alat yang sama menambahkan kesulitan dari siklus I Rencana : Waktu yang digunakan adalah 10 menit - Menyiapkan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu lapangan terbuka, net, raket papan/triplek 10 buah, Suttlecock berupa bola plastik kecil yang didalamnya dimasukan gabus lalu diberi rumbai-rumbai dari tali rapiah yang dibentuk menyerupai Suttlecock yang sesungguhnya, serta kun sebagai pembatas ukuran lapangan yang dimodifikasi. - Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian dilaksanakan baik siswa, peraga, dan petugas observasi. - Menyiapkan indikator-indikator keterampilan gerak dasar pukulan backhand diantaranya tahap awalan, tahap pelaksanaan, gerak lanjutan berupa format penilaian sebanyak 35 untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan. - Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes bermain bulutangkis. 1. Membariskan siswa menjadi empat ber-sab

2. Berdoa 3. Memberikan materi teori tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran. 4. Pemanasan secara umum. Tindakan : Waktu yang digunakan adalah 60 menit - Memberikan penjelasan, pengenaan model pembelajaran yang digunakan pada siklus kedua. - Penambahan kesulitan yaitu menambah tinggi net menjadi 1,25m dari ukuran siklus I yaitu 1 m, mengganti Suttlecock berupa bola plastik kecil yang didalamnya dimasukan gabus lalu diberi rumbairumbai dari tali rapiah yang dibentuk menyerupai Suttlecock yang sesungguhnya, ukuran lapangan panjang 15 m dan lebar 10 m dari ukuran yang sebenarnya panjang 19,40 m dan lebar 12,10 m.. - Memberikan contoh gerak dasar pukulan backhand dengan menggunakan modifikasi alat. - Setelah memperhatikan gerakan pukulan backhand dengan menggunakan modifikasi alat, siswa melakukan gerak dasar pukulan backhand yang sama dengan siklus I menggunakan modifikasi alat secara bergantian dengan menggunakan dua sisi lapangan yang berbeda seara bergantian. Observasi : Waktu yang digunakan adalah 20 menit

Setelah tindakan dilakukan, amati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan hasil siklus II. Refleksi : - Hasil observasi disimpulkan - Merencanakan tindakan untuk siklus ke III 3. Siklus III Menggunakan modifikasi alat yang sama menambahkan kesulitan mendekati ukuran lapangan dan tinggi net yang sebenarnya. Rencana : Waktu yang digunakan adalah 10 menit - Menyiapkan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu lapangan terbuka, net, raket papan/triplek 10 buah, Suttlecock modifikasi 10 buah, net, serta kun sebagai pembatas ukuran lapangan bulutangkis yang dimodifikasi. - Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mengambil gambar yang berhubungan saat penelitian dilaksanakan baik siswa, peraga, dan petugas observasi. - Menyiapkan indikator-indikator keterampilan gerak dasar pukulan backhand diantaranya tahap awalan, tahap pelaksanaan, gerak lanjutan berupa format penilaian sebanyak 35 untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan. - Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes bermain bulutangkis.

1. Membariskan siswa menjadi empat ber-sab 2. Berdoa 3. Memberikan materi teori tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran. 4. Pemanasan secara umum. Tindakan : Waktu yang digunakan adalah 60 menit - Memberikan penjelasan, pengenaan model pembelajaran yang digunakan pada siklus ketiga. - menambah tinggi net menjadi 1,40 cm dari ukuran yang digunakan pada siklus II yaitu 1,25 cm, ukuran lapangan panjang 15 m dan lebar 10 m dari ukuran yang sebenarnya panjang 19,40 m dan lebar 12,10 m. - Memberikan contoh gerak dasar servis backhand pendek dengan menggunakan modifikasi alat. - Setelah memperhatikan gerakan pukulan backhand dengan menggunakan modifikasi alat,setelah itu 10 siswa melakukan latihan melakukan pukulan backhand keatas selama 1 menit secara bergantian, lalu siswa melakukan gerak dasar pukulan backhand yang sama dengan cara pada siklus I dan II yaitu menggunakan modifikasi alat secara bergantian dengan menggunakan dua sisi lapangan yang berbeda seara bergantian. Observasi : Waktu yang digunakan adalah 20 menit

Setelah tindakan dilakukan, amati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan hasil siklus III. Refleksi : Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar pukulan backhand dihitung berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa. G. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir ( 1997 : 58 ).Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Alat itu berupa indikator indikator serta alat modifikasi yang digunakan dalam proses penelitian pada siklus 1 berupa raket berupa kayu / triplek yang dibentuk menyerupai raket yang sesungguhnya dan Suttlecock berupa bola plastik kecil yang didalamnya dimasukan gabus lalu ditancapkan bulu ayam yang dibentuk menyerupai Suttlecock yang sesungguhnya serta net yang tingginya 1 m dari ukuran yang sebenarnya 155 cm dan lapangan berukuran panjang 15 m dan lebar 10 m dari ukuran yang sebenarnya panjang 19,40 m dan lebar 12,10 m. pada siklus 2 menggunakan raket berupa kayu / triplek yang dibentuk menyerupai raket yang sesungguhnya dan Suttlecock berupa bola plastik kecil

yang didalamnya dimasukan gabus lalu diberi rumbai-rumbai dari tali rapiah yang dibentuk menyerupai Suttlecock yang sesungguhnya serta net yang tingginya 1,25 m dari ukuran yang sebenarnya 155 cm dan lapangan berukuran panjang 15 m dan lebar 10 m dari ukuran yang sebenarnya panjang 19,40 m dan lebar 12,10 m. pada siklus 3 menggunakan raket berupa kayu / triplek yang dibentuk menyerupai raket yang sesungguhnya dan Suttlecock berupa bambu yang didalamnya dimasukan gabus lalu diberi ekor dengan menancapkan bulu ayam yang dibentuk menyerupai Suttlecock yang sesungguhnya serta net yang tingginya 1,40 m dari ukuran yang sebenarnya 155 cm dan lapangan berukuran panjang 15 m dan lebar 10 m dari ukuran yang sebenarnya panjang 19,40 m dan lebar 12,10 m, dan serta penilaian gerak dasar pukulan backhand. Tabel 1 Indikator Penilaian ( Instrumen ) Format Lembar Penilaian Keterampilan Gerak Dasar Backhand Dalam Permainnan Bulutangkis LEMBAR PENILAIAN Nama :... Kelas :... Materi :... No Aspek Indikator Bobot Diskripsi Skor 1 Sikap awal a. Sikap berdiri berat badan bertumpu pada kaki depan dan pandangan 1 2 Berdiri dengan posisi badan bungkuk dan berat badan bertumpu pada kedua kaki 1 2 3

lurus kedepan b. Memegang raket di samping kepala dan tangan membentuk siku 3 1 2 3 Berdiri berat badan bertumpu pada kaki belakang. Sikap berdiri berat badan bertumpu pada kaki depan dan pandangan lurus kedepan Memegang raket di atas kepala dan tangan lurus Memegang raket di bawah dagu dan tangan berbentuk siku Memegang raket di samping kepala dan tangan membentuk siku 2. Pelaksanaan a. Jika menggunakan tangan kanan maka kaki kanan akan melangkah ke arah datangnya bola 1 2 3 menggunakan tangan kanan tetapi kaki kanan tidak melangkah Jika menggunakan tangan kanan maka kaki kiri akan melangkah kearah datangnya bola Jika menggunakan tangan kanan maka kaki kanan akan melangkah ke arah datangnya bola b. Pandangan 1 Pandangan mata

mata ke arah datang nya bola dan memiringkan badan ke kiri c. Memegang dengan pegangan backhand grip dan tangan mengarah lurus ke arah datang bola dan memukul tepat pada titik tertinggi bola dengan raket 3. Sikap akhir a. Pandangan lurus kedepan tidak fokus ke arah datangnya bola dan memiringkan badan ke kiri 2 Pandangan mata ke arah datangnya bola dan memiringkan 3 badan ke kanan Pandangan mata ke arah datang nya bola dan 1 memiringkan badan ke kiri Tidak memegang raket dengan backhand grip dan 2 tangan tidak lurus ke arah datangnya bola Memegang raket dengan pegangan backhand grip dan 3 tangan tidak mengarah lurus ke arah datangnya bola Memegang dengan pegangan backhand grip dan tangan mengarah lurus ke arah datang bola dan memukul tepat pada titik tertinggi bola dengan raket 1 Pandangan tidak fokus kedepan dan

dengan tumpuan berat badan berada pada kedua kaki dan memegang raket di samping kepala serta tangan membentuk siku 2 3 tumpuan berat badan berada dikedua kaki Pandangan lurus kedepan dan tumpuan kaki berada dikaki depan, tangan tidak lurus diatas kepala Pandangan lurus kedepan dengan tumpuan berat badan berada pada kaki depan, memegang raket di samping kepala serta tangan membentuk siku (Adopsi Roji 2004:121 ) Keterangan : Beri tanda ( ) pada skor setiap siswa dalam melakukan gerakan. 1= Kurang 2= Cukup 3= Baik H. Teknik Analisis Data Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut : P = 100 %

(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997) Keterangan : P : Prosentase keberhasilan. f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar. n : Jumlah siswa yang mengikuti tes. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Tabel 1. penetapan KKM Aspek yang dianalisis Kompleksitas Daya Dukung Intake Siswa Kriteria dan skala penilaian Tinggi Sedang Rendah < 65 65-79 80-100 Tinggi Sedang Rendah 80-100 65-79 <65 Tinggi Sedang Rendah 80-100 65-79 <65 Tabel 2. Poin/Skor pada setiap Kriteria yang ditetapkan Aspek yang dianalisis Kompleksitas Daya Dukung Intake Siswa Tinggi 1 Tinggi 3 Tinggi 3 Kriteria Pensekoran Sedang 2 Sedang 2 Sedang 2 Rendah 3 Rendah 1 Rendah 1 Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi, dan intakepeserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah ; 1 + 3 + 2 9 100 = 66,7 67 Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai 67 atau persentase ketercapaian 67 % secara perorangan. 1. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai 67( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79). Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.