Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Mengubah Nazar

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

Tata Cara Sujud Tilawah

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Apakah Boleh Bekerja di Bank Kovensional?

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Pengertian Wasathiyah (Moderat) Dalam Agama

Tata Cara Shalat Malam

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Hukum Undian Keberuntungan dan Menginfakkan Hasilnya di Jalan Kebaikan

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Mandi Hari Jum'at

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Zakat Perhiasan Wanita

Apakah Wanita yang Dicerai Mendapat Warisan Dari Mantan Suaminya yang Wafat?

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Cara Terbaik Untuk Amar Ma ruf dan Nahi Munkar

Hukum Menghina Agama

Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong?

Membuka Wajah Di Hadapan Kerabat Bukan Mahram

PUASA DI BULAN RAJAB

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Hukum Mengganti Shalat dan Puasa yang Sengaja ditinggal Sebelum Bertaubat

Hukum Asuransi Jiwa Dan Harta

Lima Syarat Wajib Haji

Cara Menyisir Rambut

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid الشيخ مد صالح ملنجد. Penterjemah: Pengaturan:

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Tata Cara Qunut dan Kadarnya

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Haramnya Sihir Pengasih dan Pembenci

Membatalkan Shalat Witir

Makna Ayat Hijab. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh. Disusun oleh : Amin bin Yahya al-wazzan

Buah Keimanan. Abdul Jabbar. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Konsisten dalam kebaikan

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Bacaan dalam Shalat Malam

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Apa Yang Terjadi Pada Mayit Di Kuburnya

Makna Islam dan iman

Hukum Khitan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin - rahimahullah Dan Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa

Membalas Kebaikan Orang Lain

Hukum Memelihara Jenggot

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Mengangkat Kedua Tangan Saat Qunut

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

PENGERTIAN TENTANG PUASA

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

APAKAH ALLAH MENERIMA TAUBAT SEORANG HAMBA, SETIAP KALI BERDOSA KEMBALI BERTAUBAT, MESKIPUN HAL ITU BERULANG KALI?

Nabi Musa dan Hidhir alaihimassalam

KEUTAMAAN MENGANDUNG

Hukum Menyuap Dan Menerimanya حكم دفع الرشوة و أخذها

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Apakah Tasbih Termasuk Bid'ah?

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

AKHLAK & ETIKA BEKERJA DALAM ISLAM

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu Seorang Orator Ulung

Keutamaan Puasa Ramadhan

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م

Ramadhan Bulan Kesabaran

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

Sifat Shalat Istisqa (Minta Hujan)

HUKUM MEMBERI NAMA DENGAN NAMA MUKMIN ح م سمية لرب د لا لكرتو باسم ملو من

Bahaya Pandangan Materialistis, Bagi Kehidupan

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Tata Cara Transaksi dengan Perusahaan Kredit

Tips dalam Memahami Ilmu

Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Hadits-hadits Shohih Tentang

Transkripsi:

Pengertian Ikhlas ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin rahimahullah Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431

مع الا خلاص» باللغة الا ندونيسية «الشيخ مد بن صالح العثيم محه االله رمجة: مد إقل أمحد غزايل مراجعة: أبو ز اد إي و هار انتو 2010-1431

سم االله الرمحن الرحيم Pengertian Ikhlas Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Apakah pengertian ikhlas itu? Dan apabila seorang hamba menghendaki sesuatu yang lain dengan ibadahnya, apakah hukumnya? Jawaban: Ikhlas kepada Allah adalah: seseorang berniat dengan ibadahnya untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah semata dan untuk sampai ke negeri kemuliannya (surga). Dan apabila seseorang menghendaki sesuatu yang lain dengan ibadahnya, maka perlu diperinci menurut pembagian berikut ini: Bagian pertama, ia ingin mendekatkan diri kepada selain Allah dalam ibadah ini dan untuk mendapatkan pujian makhluk (riya, pent.). Maka ini menggugurkan amal ibadah dan ia termasuk syirik. Di dalam Shahih dari hadits Abu Hurairah, 3

sesungguhnya Nabi bersabda, Allah berfirman (hadits qudsi): م ت ه ي ر ع ه م ك ي م أ لا ح م م م ن ن ن ن ال ك ء ا ح ال (( ح ي (( كه ن 'Aku adalh orang yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amal ibadah yang ia menyekutukan selain-ku bersama-ku, niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya."0f1 Bagian kedua, ia bertujuan untuk sampai kepada tujuan duniawi semata seperti menjadi pemimpin, kedudukan dan harta, tanpa bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. Maka amal ini gugur, tidak bisa mendekatkannya kepada Allah : ع م ا ن وف إ ه م أ ل ه ه ت يا وز ن ٱ يو ة ٱ ر د ي ال االله تعاىل: من ن ار ٱ خ رة إ ٱ ه م ك ٱ ين ل يس ل ١ أ و ب خ س ون يها ه م يها و ١ [هود:.[١٦ ١٥ ل ون م ع يها و ط ل ا ن وا ب ط ما ص نع وا وح Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. * Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang 1 Muslim 2985. 4

telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Hud:15-16) Perbedaan di antara ini (bagian kedua) dan yang sebelumnya, bahwa yang pertama bertujuan agar dipuji (riya`) bahwa ia adalah orang yang menyembah Allah. Adapun kedua, maka ia tidak bertujuan untuk mendapat pujian bahwa ia adalah orang yang beribadah kepada-nya, dan ia tidak memperdulikan pujian manusia kepadanya dengan hal itu. Bagian ketiga, ia bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dan harta benda duniawi yang diperoleh dengannya. Seperti bertujuan bersama niat ibadah kepada Allah dengan bersuci adalah untuk mengaktifkan tubuh dan menghilangkan kotorannya. Dan dengan ibadah haji untuk menyaksikan masya'ir dan para jemaah haji. Ini mengurangi pahala ikhlas. Namun jika yang dominan adalah niat beribadah maka sungguh ia kehilangan pahala yang sempurna, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan ia berdosa, berdasarkan firman Allah terhadap para jemaah haji: 5

م ف ض غ وا ت ت ب م ال االله تعاىل: ل يس ع ل ي ناح أن ج م ن [بلقرة: ١٩٨] Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Rabbmu. (QS. al-baqarah:198) Dan jika niat yang dominan adalah bukan karena Allah maka tidak ada pahala untuknya di akhirat nanti. Pahalanya hanyalah apa yang ia dapatkan di dunia. Saya khawatir ia berdosa dengan hal itu, karena ia menjadikan ibadah yang merupakan tujuan tertinggi menjadi sarana untuk mendapatkan dunia yang hina. Maka ia sama seperti firman Allah pada mereka: ا ر ضوا ن أ طوا م نه ن ي لم ز ك لص د ت فإ ن م م وم نه ال االله تعاىل: ٥ ] تلو ة: [٥٨ ه م س خط ون ا ا إ ذ م ع ط وا م نه Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat; jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. (QS. at-taubah:58) Dan di dalam sunan Abu Daud, dari Abu Hurairah, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: 'Ya Rasulullah, seorang lelaki ingin berjihad di jalan Allah, sedangkan ia (juga) ingin mendapatkan harta benda dunia.' Rasulullah bersabda: 'Tidak ada 6

pahala untuknya." Ia mengulanginya tiga kali sedangkan Nabi tetap bersabda: 'Tidak ada pahala untuknya."1f2 ج م ل )) )) ح Dan di dalam Shahihain, dari Umar bin Khaththab, sesungguhnya Nabi bersabda: اج م ا ه ة ن ك ح ها فه ج م ر ه ن ل م م ح ن ام ا ح ب ه ص ي يا ي د ه ن ل ه ج م ر ي )) م ن "Barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia atau wanita ه )) ن ل yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah untuk sesuatu yang ia hijrah karenanya."2f3 Dan jika kedua niatnya itu sama, niat ibadah tidak lebih besar dari niat duniawi, maka perlu dilihat lagi. Yang lebih dekat (dengan kebenaran) bahwa tidak ada pahala baginya, seperti orang yang beribadah karena Allah dan karena yang selain-nya. Perbedaan di antara bagian ini dan yang sebelumnya: bahwa tujuan selain ibadah di bagian 2 Ahmad 2/290, 266, Abu Da'ud 2516. dalam sanadnya ada yang bernama Yazid bin Makriz, ia majhul (tidak dikenal). 3 Al-Bukhari 1 dan Muslim 1907. 7

sebelumnya sangat jelas. Maka tujuannya adalah tujuan yang diperoleh dengan ibadahnya sangat jelas, dan seolah-olah ia menghendaki dengan ibadahnya untuk kepentingan dunia. Jika ditanya: Apakah standar keadaan ibadahnya di bagian ini yang paling dominan adalah ibadah atau selain ibadah? Kami katakan: standarnya adalah apabila ia tidak memperdulikan selain ibadah, diperoleh atau tidak, hal itu menunjukkan bahwa yang dominan adalah niat ibadah, dan sebaliknya juga berarti sebaliknya. Dalam kondisi bagaimanapun, sesungguhnya niat yang merupakan suara hati, perkaranya sangat besar dan posisinya sangat penting. Terkadang bisa naik dengan hamba kepada derajat shiddiqin, dan terkadang bisa menjerumuskannya kepada tingkat paling rendah (hina). Sebagian salaf berkata: 'Aku tidak pernah mujahadah terhadap diriku atas sesuatu seperti mujahadahnya terhadap ikhlas.' Kami memohon kepada Allah untuk kami dan kamu 8

untuk mendapat ikhlas di dalam niat dan kebajikan di dalam amal perbuatan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin Majmu' Fatawa wa Rasa`il 1/98-100. 9