I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar dasar dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL LEADER CLASS SMA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN CILACAP. Oleh : Duki Iskandar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang dilaksanakan di Indonesia meliputi pembangunan disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di bidang pendidikan, pelaksanaan pendidikan di Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan bangsa yang berkualitas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan Nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan Nasional. Dengan demikian pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan yang sejalan dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mewujudkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama dengan masyarakat membangun bangsa dan negara Indonesia.

2 Pendidikan di sekolah tidak hanya memberikan pengetahuan saja, namun harus seimbang di segala aspek diantaranya, kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan siswa di sekolah yang sesuai dan sejalan dengan komponen kurikulum yang berarti kegiatan yang dilakukan di sekolah sudah terjadwal secara sistematik yang merupakan program utama dalam mendidik siswa. Program intrakurikuler ini berisi kemampuan dasar dan kemampuan minimal yang harus dimiliki siswa di suatu tingkat sekolah. Kemudian kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan menunjang serta membantu kegiatan intrakurikuler biasanya dilaksanakan diluar jadwal intrakurikuler dengan maksud agar siswa lebih memahami dan memperdalam materi yang ada di intrakurikuler, biasanya kegiatan ini berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun tindakan lainnya yang berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan oleh siswa. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler lebih bersifat sebagai penunjang kegiatan intrakurikuler, dan sifatnya tidak mengikat oleh karena itu keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler lebih bergantung pada minat dan bakat siswa. Jalur ekstrakurikuler dilaksanakan melalui jalur organisasi seperti kegiatan, Pramuka, Rohis, KIR, PMR, Paskibraka dan berbagai macam olah raga yang ada di sekolah. Dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa tidak hanya diasah minat dan bakatnya saja, melainkan juga diberikan materi-materi yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan watak dan kepribadian siswa yang meliputi,

3 bakat, minat, kreatifitas, kemampuan sosial, kemampuan belajar, kemampuan pemecahan masalah, kemandirian, dan kepemimpinan. Saat ini masalah kepemimpinan merupakan masalah yang urgen dihadapi oleh bangsa Indonesia. Munculnya fenomena krisis kepemimpinan yang terjadi tidak lain merupakan akibat dari krisis kepercayaan. Maraknya pemimpin yang terjerat kasus korupsi akhir-akhir ini, seolah memberikan pembenaran akan semakin tingginya ketidak percayaan publik terhadap para pemimpin. Salah satu solusi yang dapat dikemukakan adalah dengan menciptakan individu yang cakap untuk menjadi pemimpin. Stephen P. Robbins (2006) dalam Andang (2014:38) mengatakan kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Seorang pemimpin diharapkan dapat mengarahkan bawahannya dengan baik. Karismatik, inspirasional, dan cerdas merupakan beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh sebab itu penulis mengambil ektrakurikuler kepramukaan untuk di teliti karena ekstrakurikuler kepramukaan dianggap sebagai salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembentukan sikap kepemimpinan. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan kepramukaan yang membentuk sikap kepemimpinan adalah Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Kegiatan kepramukaan juga telah ditetapkan menjadi ekstrakurikuler wajib pada kurikulum 2013. Alasan dijadikannya pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib

4 adalah karena jelas tercantum dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditunjukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka; gerakan pramuka selaku penyeleggaraan pedidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. SMA Negeri 1 Talangpadang merupakan salah satu sekolah yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler Kepramukaan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pembina Pramuka SMA Negeri 1 Talangpadang ibu Zakiyah, S.Pd, beliau menuturkan bahwa saat ini seluruh siswa kelas X mengikuti kegiatan kepramukaan dikarenakan di SMA Negeri 1 Talangpadang masih menggunakan kurikulum 2013.

5 Tabel 1.1 Daftar jumlah keseluruan siswa kelas X yang mengikuti pramuka di SMA Negeri 1 Talangpadang. No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 X MIPA 41 124 165 2 X IPS 73 77 150 Jumlah 114 201 315 Sumber: Data keseluruhan siswa kelas X yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMA Negeri 1 Talangpadang Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa, siswa kelas X yang mengikuti kegiatan kepramukaan berjumlah 315 atau siswa kelas X MIPA sebanyak 165 siswa dan siswa kelas X IPS berjumlah 150 siswa. Beliau juga menuturkan bahwa untuk SMA Negeri 1 Talangpadang latihan kegitan kepramukaan dilaksanakan pada hari jumat pukul 13:00 WIB sampai dengan selesai dengan koordinator pembina kepramukaan yaitu ibu Zakiyah, S.Pd. Adapun kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Gudep Raden Intan dan RA. Kartini adalah latihan gabungan, pengambilan bantara, pengambilan TKK, dan MOP yang dilaksanakan setiap tahun. Dengan mengikuti kegiatan kepramukaan ini siswa diharapkan untuk dapat menjadi pemimpin bangsa yang berkarakter. Kegiatan kepramukaan terus mengarjarkan kepemimpinan hingga hidup bergotong royong. Sehingga, dimanapun jika diberikan kesempatan menjadi seorang pemimpin dengan jiwa pramuka akan tetap tangguh, bertanggung jawab dan menjalankan amanah.

6 Namun pada kenyataannya ekstrakurikuler Kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah dinilai masih kurang maksimal. Hal ini diduga karena kurangnya kesiapan guru untuk menjadi pembina pramuka, banyak guru yang mempunyai title Kursus Mahir Dasar (KMD) kurang berminat untuk mengikuti pramuka, kemudian kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan dikarenakan masih melekatnya tradisi usang yang terus dipakai turun temurun dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega sekarang sehingga kegiatan kepramukaan menjadi kurang menarik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Pembentukan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Talangpadang Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka masalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Pembentukan sikap kepemimpinan siswa berkaitan dengan kegiatan kepramuakaan yang dilaksanakan di sekolah. 2. Adanya krisis kepemimpinan yang terjadi. 3. Hilangnya kepercayaan rakyat pada para pemimpin 4. Maraknya pemimpin yang terjerat kasus korupsi. 5. Kurangnya kesiapan guru untuk menjadi pembina pramuka.

7 6. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi permasalahan pada hubungan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap pembentukan sikap kepemimpinan siswa kelas X SMA Negeri 1 Talangpadang Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah adalah Apakah ada hubungan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap pembentukan sikap kepemimpinan siswa kelas X SMA Negeri 1 Talangpadang Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2014/2015. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap pembentukan sikap kepemimpinan siswa.

8 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini tentang pengaruh hubungan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap pembentukan sikap kepemimpinan siswa SMAN 1 Talangpadang. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memperkaya dan mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan upaya pembentukkan diri warga Negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai serta perilaku nyata dalam kehidupan masyarakat dan Negara, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. b. Kegunaan Praktis a. Bagi siswa agar lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan kepramukaan untuk mengembangkan kepribadian yang berkarakter terutama dalam sikap kepemimpinan. b. Bagi sekolah agar dapat memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dengan metode yang tepat, menarik dan menyenangkan agar kelak dapat menciptakan individu yang cakap untuk menjadi pemimpin.

9 F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan dengan ekstrakurikuler khususnya pramuka yang merupakan salah satu konsep kajian dalam pendidikan kewarganegaraan dalam upaya pembentukan kepribadian yang yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotisme, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup serta sehat jasmani dan rohani. 2. Ruang Lingkup Objek Objek dalam penelitian ini dalah hubungan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap pembentukan sikap kepemimpinan siswa. 3. Ruang Lingkup Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler kepramukaan di SMAN 1 Talangpadang Kabupaten Tanggamus. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Talangpadang.

10 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan Surat Izin Penelitian Pendahuluan oleh Dekan Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 14 Oktober 2014 sampai 30 Maret 2015.