BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

dokumen-dokumen yang mirip
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

akan memberikan seseorang keterampilan hidup (life skill) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan memang sangatlah penting bagi kita, menurut UUD

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik oleh peserta didik maupun pendidik, sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB B Karnnamanohara Yogyakarta ) T E S I S

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Cita-cita ini ditindaklanjuti

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan tergantung dari bagaimana kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusianya. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarakat. UUD 1945 pasal 31 menyebutkan bahwa Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Amanat yang terkandung dalam pasal tersebut adalah mendapatkan pendidikan merupakan hak setiap individu tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun demikian, pendidikan yang diharapkan bukanlah sebatas pemberian atau pentransferan ilmu dari pengajar kepada peserta didik saja, tetapi pendidikan yang mampu menghantarkan peserta didik menjadi pribadi yang unggul dan dapat menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik dalam menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Untuk menciptakan peserta didik yang unggul tersebut, pendidikan harus berorientasi untuk menciptakan generasi muda yang mandiri dengan memberikan pendidikan yang bermutu. 1

2 Pendidikan yang bermutu harus mencakup dua dimensi yaitu orientasi akademis dan orientasi keterampilan hidup yang esensial. Berorientasi akademik berarti menjanjikan prestasi akademik peserta didik sebagai tolak ukurnya, sedangkan yang berorientasi keterampilan hidup ( life skill) yang esensinya adalah pendidikan yang dapat membuat peserta didik dapat bertahan (survive) di kehidupan nyata. Menyadari peran strategis pendidikan tersebut, pemerintah Indonesia senantiasa mendukung ide yang menempatkan sektor pendidikan, sebagai prioritas dalam pembangunan nasional. Untuk itu pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1. Pasal 3, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2. Pasal 5 ayat 4 warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. 3. Pasal 32 ayat 1, pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Dalam upaya mencapai suatu pendidikan yang selaras dengan dunia kerja, maka pembekalan keterampilan hidup merupakan orientasi yang utama harus diberikan kepada peserta didik. Pembekalan tentunya harus disesuaikan dengan lingkungan kehidupan yang dialami peserta

3 didik serta sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian peserta didik mendapatkan manfaat dari keterampilan yang diberikan. Dalam pelaksanaannya, pembekalan keterampilan hidup harus berintegrasi dengan semua sistem yang ada dalam suatu lembaga pendidikan. Disamping manajemen sekolah yang baik, sistem dan metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan tepat. Selain itu guru juga memegang peranan penting, dimana seorang guru yang professional akan mampu menjadi fasilitator dalam memberikan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dengan baik, dan yang tak kalah pentingnya yaitu sarana dan prasarana yang menunjang dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan hendaknya dapat melihat semua unsur yang ada sebagai sebuah kesatuan yang satu sama lainnya saling mempengaruhi sehingga dapat mencapai suatu mutu pendidikan. Akhirnya dapat mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada potensinya masing-masing untuk meraih masa depan mereka. Atas pemerataan kesempatan belajar yang merupakan penerapan dari asas demokrasi dan bertitik tolak pada kesempatan pendidikan yang sama harus diberikan kepada semua warga negara Indonesia baik normal, berkelainan maupun istimewa. Selain itu memberikan kesempatan pendidikan yang sama pada hakikatnya mengusahakan suatu lingkungan dimana semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk

4 mewujudkan potensi mereka secara optimal. Hal ini berarti pendidikan harus disesuaikan dengan bakat dan kemampuan anak didik. Implikasinya bahwa mereka memiliki bakat-bakat yang luar biasa diperlukan pelayanan pendidikan khusus. Strategi pendidikan yang ditempuh selama mempunyai kecenderungan bersifat massal, memberikan perlakuan standar atau ratarata kepada semua peserta didik sehingga kurang memperhatikan perbedaan antarpeserta didik dalam kecakapan, minat, dan bakatnya. Dengan strategi semacam ini keunggulan akan muncul secara acak dan sangat tergantung pada motivasi belajar peserta didik serta lingkungan belajar dan mengajarnya. Oleh karena itu dikembangkan model penyelenggaraan pendidikan yang memungkinkan potensi keunggulan peserta didik menjadi prestasi yang unggul. Anak-anak berbakat seharusnya mampu memberikan prestasi yang unggul, akan tetapi belum tentu terwujud. Ada anak yang sudah dapat mewujudkan bakat mereka yang unggul, tetapi ada yang belum terwujud. Bakat memerlukan pendidikan dan latihan agar dapat tampil dalam prestasi yang unggul. Pembibitan olahraga merupakan tahapan penting dalam pembinaan prestasi olahraga yang merupakan fondasi dari bangunan sistem pembinaan prestasi olahraga. Jadi untuk mencapai jenjang prestasi tinggi diperlukan sistem pembibitan yang bagus. Tanpa pembibitan yang tersistem dengan baik maka tahap pencapaian prestasi tidak akan tercapai

5 dengan baik. Sistem pembibitan yang baik adalah sistem pembibitan yang mampu memberikan fondasi yang kuat untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu spesialisasi yang selanjutnya secara berkelanjutan dibina menjadi prestasi tingkat tinggi. Pencapaian prestasi yang berkelanjutan adalah terciptanya sistem peralihan yang baik antara satu generasi atlit berprestasi ke generasi selanjutnya, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara satu generasi atlit berprestasi ke generasi penggantinya atau pelapisnya, sehingga prestasi tinggi dapat dicapai secara berantai dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Untuk itu pembibitan olahraga harus ditata dengan pola terstruktur sesuai dengan fungsi perkembangan atlit pada usia pembibitan. Usia pembibitan olahraga di Indonesia ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikan yaitu pada usia Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berlandaskan pada hal tersebut diatas, maka perlunya perhatian khusus kepada siswa berbakat istimewa (BI), selaras dengan fungsi utama pendidikan, yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara utuh dan optimal, serta mengaplikasikan ranah pendidikan yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu: aspek kognitif, afektif, psikomotor dan sosial. Saat ini telah banyak sekolah yang mengembangkan aspek kognitif dengan berbagai macam model antara lain dengan program Akselerasi, Inklusi dan lain sebagainya. Kenyataan dilapangan terkadang keseimbangan antara kemampuan kognitif dan psikomotor belum sepenuhnya proporsional

6 dalam pengembangannya. Anak yang cerdas dan berbakat istimewa dibidang olahraga belum sepenuhnya dikembangkan. Terkait dengan pengembangan bakat istimewa olahraga ini, maka SMA Negeri 1 Slogohimo mencoba merintis Kelas Khusus Bakat Istimewa Olahraga. Ditinjau dari sisi geografis kabupaten Wonogiri khususnya SMA Negeri 1 Slogohimo merupakan salah satu daerah yang berpotensi untuk mengembangkan olahraga prestasi baik ditingkat Nasional maupun Internasional. Kondisi lingkungan yang beragam serta kesempatan beraktivitas terutama pada anak-anak, merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kebugaran jasmani. Artinya meskipun kegiatan yang dilakukan tidak berorientasi pada gerak olahraga, tetapi secara alamiah kegiatan yang dilakukan telah membentuk kebugaran jasmani. Dengan demikian diduga anak-anak kabupaten Wonogiri khususnya SMA Negeri 1 Slogohimo memiliki potensi yang besar untuk berprestasi di bidang olahraga. Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Propinsi Jawa Tengah yang memiliki aset dalam menyumbangkan atlit berprestasi baik tingkat Nasional maupun Internasional. Pada setiap kegiatan kejuaraan baik tingkat remaja maupun dewasa, kontribusi atlit dalam menyumbangkan medali tentu ada. Untuk itu dapat dikatakan bahwa kabupaten Wonogiri termasuk salah satu daerah yang berpotensi untuk pembibitan atlit. Selain itu Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kepedulian untuk terlibat secara aktif dalam meningkatkan

7 prestasi olahraga Indonesia. Sebagai indikasi adalah keinginan untuk mewujudkan Kelas Khusus Bakat Olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo kabupaten Wonogiri. Menurut Direktorat PLSB (2010: 5) tujuan diselenggarakan pendidikan kelas khusus Bakat Olahraga adalah: a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik Bakat Olahraga untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kebakatan yang dimiliki. b. Memenuhi hak asasi peserta didik Bakat Olahraga sesuai kebutuhan pendidikan bagi dirinya. c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi peserta didik Bakat Olahraga. d. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial, dan intlektual, serta memiliki prestasi istimewa bidang olahraga. e. Mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Munculnya kelas olahraga pada SMA Negeri 1 Slogohimo diharapkan mampu meningkatkan prestasi olahraga di kabupaten Wonogiri. Oleh karena pembinaan yang masih dilakukan secara klasikal perlu adanya perubahan ke arah pembinaan yang memenuhi standar IPTEK olahraga. Berdasarkan kenyataan tersebut, Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY berkepentingan untuk dapat melayani dan

8 memfasilitasi kebutuhan masyarakat olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo, khususnya dalam pengembangan Kelas Khusus Bakat Olahrga. Dengan demikian, pengembangan Kelas Khusus Bakat Olahraga perlu untuk di sosialisasikan bagi kalangan atlit, praktisi atau pelatih, pengelola kelas, dan masyarakat olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri. Dengan adanya kerjasama yang baik antara kalangan akademisi dan organisasi, diharapkan dapat lebih meningkatkan prestasi olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo kabupaten Wonogiri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan kelas bakat istimewa olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo? 2. Bagaimana pelaksanaan kelas bakat istimewa olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo? 3. Bagaimana evaluasi pelaksanaan kelas bakat istimewa olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empirik tentang pengelolaan kelas bakat istimewa olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo. Sejalan dengan tujuan tersebut, secara khusus penelitian ini dimaksudkan untuk:

9 1. Mendeskripsikan perencanaan kelas bakat istimewa olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan kelas bakat istimewa olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo. 3. Mendeskripsikan evaluasi pelaksanaan kelas bakat istimewa olahraga di SMA Negeri 1 Slogohimo. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini baik secara teoritik substantif maupun secara empirik diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritik substantif a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan suatu model pengelolaan yang menunjukkan suatu khas dari sekolah yang mungkin dapat ditiru oleh sekolah lain dalam pengelolaan sekolah bakat istimewa olahraga untuk meningkatkan mutu pendidikan. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi dunia pendidikan dalam pengembangan konsep dan teori ilmu pendidikan khususnya teori-teori ilmu manajemen pendidikan. Sedang bagi lembaga pendidikan khususnya SMA Negeri 1 Slogohimo dapat melakukan upaya peningkatan mutu pengelolaan yang akan berguna bagi peningkatan mutu pendidikan secara umum.

10 2. Kegunaan secara empirik a. Masukkan bagi sekolah: dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sekolah bakat istimewa olahraga serta perbaikan proses pengelolaan yang nantinya berdampak pada upaya peningkatan mutu pendidikan selanjutnya. b. Masukkan bagi kepala sekolah: dapat lebih meningkatkan dalam bidang manajerial khususnya dalam mengelola kelas bakat istimewa olahraga sekolahnya. Masukkan bagi guru dan pegawai: akan dapat meningkatkan kemampuan atau keterampilannya dalam mengembangkan kemampuan dan profesionalisme.