PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUMI SAWAHLUNTO MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KOTA PEKALONGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 15

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pertambangan. Mineral. BatuBara. Jasa. Penyelenggaraan. Pencabutan.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAKA DARANANTE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2006 SERI D =================================================================

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU PADA PT. BANK SULTENG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

- 2 - Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 27 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 18 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Menimbang : Mengingat :

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

Array - Kota Bogor Online

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TIDUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH UPUN TAKA DI KABUPATEN TANA TIDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA SAWAHLUNTO PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 13 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAT PERGUDANGAN KOTA PEDARINGAN SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

WALIKOTA SAWAHLUNTO PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUMI SAWAHLUNTO MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong laju pertumbuhan perekonomian dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Sawahlunto dengan menggali potensi ekonomi yang dimiliki khususnya di bidang usaha pertambangan, maka perlu didirikan Perusahaan Daerah sebagai badan usaha untuk melakukan pengelolaan kegiatan pertambangan secara profesional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pendirian Perusahaan Daerah Bumi Sawahlunto Mandiri. Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19) jo Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1990 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Sawahlunto, Kabupaten Daerah Tingkat II Sawahlunto / Sijunjung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Solok (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3423); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962

2 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013); 3. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844); 7. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4441); 9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara

3 Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); 10. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara. 14. Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 11 Tahun 2007 tentang Badan Usaha Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2007 Nomor 11); 15. Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 16). 16. Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 5 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kota Sawahlunto (Lembaran Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2009 Nomor 5).; 17. Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Barang Daerah (Lembaran Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2009 Nomor 6); 18. Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 7 Tahun 2009 tentang Penyertaan Modal Pada Pihak Ketiga (Lembaran Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2009 Nomor 7).

4 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SAWAHLUNTO dan WALIKOTA SAWAHLUNTO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUMI SAWAHLUNTO MANDIRI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan prinsip otonomi seluas luasnya dengan sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Daerah adalah Kota Sawahlunto; 4. Walikota adalah Walikota Sawahlunto; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah; 7. Investasi Pemerintah Daerah adalah setiap usaha dalam menyertakan modal daerah pada suatu usaha bersama dengan pihak lain untuk memperoleh manfaat ekonomis

5 seperti bunga, deviden, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat; 8. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah bentuk investasi langsung pemerintah daerah bertujuan untuk jangka panjang yang bersifat permanen, bertujuan untuk dimiliki secara berkelanjutan tanpa ada niat untuk diperjualbelikan atau tidak ditarik kembali; 9. Perusahaan Daerah yang selanjutnya disingkat Perusda adalah Perusahaan Daerah Bumi Sawahlunto Mandiri; 10. Dewan Pengawas adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat / pertimbangan kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan dan pengelolaan perusahaan daerah; 11. Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggung jawab atas pengurusan dan pengelolaan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan daerah, serta mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan; 12. Kekayaan daerah yang dipisahkan adalah kekayaan daerah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) untuk dijadikan penyertaan modal pemerintah daerah pada Perusahaan Daerah; 13. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pascatambang. 14. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta pascatambang. 15. Jasa Pertambangan adalah jasa penunjang yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan.

6 16. Usaha Jasa Pertambangan adalah usaha jasa yang kegiatannya berkaitan dengan tahapan dan atau bagian kegiatan usaha pertambangan. BAB II PENDIRIAN Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan Badan Usaha Milik Daerah yang berbadan hukum. (2) Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi nama Perusda Bumi Sawahlunto Mandiri (BSM). BAB III TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 3 (1) Perusda berkedudukan di Kota Sawahlunto. (2) Perusda dapat membuka kantor cabang usaha di daerah lain yang ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV JANGKA WAKTU PENDIRIAN Pasal 4 Perusda didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. BAB V MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 5 Maksud pendirian Perusda adalah untuk mengembangkan perekonomian daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

7 Pasal 6 Tujuan pendirian Perusda adalah untuk: a. Menunjang pertumbuhan perekonomian daerah; b. Penyerapan tenaga kerja; dan c. Menambah pendapatan asli daerah. BAB VI BIDANG USAHA Pasal 7 (1) Bidang usaha Perusda adalah menyelenggarakan usaha pertambangan dan jasa pertambangan. (2) Bidang Usaha Pertambangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi: a. tahapan kegiatan penyelidikan umum; b. eksplorasi; c. studi kelayakan; d. konstruksi; e. penambangan; f. pengolahan dan pemurnian; g. pengangkutan dan penjualan; dan h. pascatambang. (3) Bidang Usaha Jasa Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. konsultasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengujian peralatan dibidang: 1. penyelidikan umum; 2. eksplorasi; 3. studi kelayakan; 4. konstruksi pertambangan; 5. pengangkutan; 6. lingkungan pertambangan; 7. pascatambang dan reklamasi; dan/atau 8. keselamatan dan kesehatan kerja.

8 b. konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di bidang: 1. penambangan; dan / atau 2. pengolahan dan pemurnian. (4) Bidang usaha jasa pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VII MODAL Pasal 8 (1) Modal Dasar Perusda ditetapkan sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) (2) Modal dasar Perusda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. (3) Penambahan Modal selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah. BAB VIII KEPENGURUSAN Pasal 9 (1) Kepengurusan Perusda adalah Direksi dan Dewan Pengawas. (2) Perusda dipimpin oleh Direksi (3) Dalam hal Direksi lebih dari 1 (satu) orang maka salah satunya diangkat menjadi Direktur Utama. (4) Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Walikota setelah mendapat pertimbangan dari DPRD (5) Masa Jabatan Direksi adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. (6) Kepengurusan Perusda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

9 Pasal 10 Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a. Menjalankan pengurusan Perusda untuk kepentingan Perusda sesuai dengan maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 berdasar prinsip tata kelola Perusahaan yang baik; b. Merencanakan dan menyusun program kerja Perusda 5 (lima) tahunan yang disahkan oleh Walikota setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas; c. Menyiapkan rancangan rencana kerja dan anggaran tahunan Perusda yang merupakan penjabaran dari rencana jangka panjang untuk disampaikan kepada Walikota guna memperoleh pengesahan; d. Mengurus dan mengelola kekayaan Perusda; e. Menyusun rencana dan melaksanakan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusda setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota; f. Membuat peraturan tata tertib dalam pelaksanaan pengurusan Perusda dengan persetujuan Dewan Pengawas; g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan Perusda; h. Melakukan pembinaan pegawai Perusda; dan i. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perusda setelah memperoleh pertimbangan Dewan Pengawas. Pasal 11 (1) Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota sesuai dengan mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 3 (tiga) orang, dengan susunan : a. Ketua merangkap anggota;

10 b. Sekretaris merangkap anggota; dan c. Anggota. (3) Tugas Dewan Pengawas adalah: a. melaksanakan pengawasan terhadap pengurusan Perusda oleh Direksi; b. memberikan nasehat kepada Direksi dalam melakukan tugasnya; c. mempelajari dan menyetujui rencana program kerja Perusda 5 (lima) tahunan dan tahunan; d. memberikan usul, saran dan/atau pendapat kepada Walikota terhadap: 1. pengangkatan dan/atau pemberhentian Direksi; 2. rencana perubahan status kekayaan perusahaan; 3. rencana pinjaman dan/atau pengikatan dengan pihak ketiga; dan 4. pengesahan laporan neraca dan perhitungan laba/rugi. BAB IX LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN KEGIATAN PERUSAHAAN Pasal 12 Laporan perhitungan hasil usaha secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali disampaikan kepada Walikota oleh Direksi melalui Dewan Pengawas dan tembusannya disampaikan kepada DPRD. BAB X LAPORAN TAHUNAN Pasal 13 (1) Paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun Buku berakhir, Direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan.

11 (2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diaudit oleh akuntan publik. (3) Pengesahan laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (4) Pengesahan laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (5) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Direksi dan disetujui Dewan Pengawas. (6) Laporan Tahunan yang telah disahkan oleh Walikota disampaikan kepada DPRD BAB XI PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA Pasal 14 (1) Penggunaan laba bersih, setelah terlebih dahulu dikurangi pajak, ditetapkan sebagai berikut: a. untuk dana pembangunan daerah 30% (tiga puluh perseratus) b. untuk Anggaran Belanja Daerah 25% (dua puluh lima perseratus) c. untuk cadangan umum, sosial dan pendidikan, jasa produksi dan sumbangan dana pensiun berjumlah 45% dengan rincian sebagai berikut: 1. cadangan umum 20% (dua puluh perseratus) 2. sosial dan pendidikan 10% (sepuluh perseratus) 3. jasa produksi 10 % (sepuluh perseratus) 4. sumbangan dana pensiun 5 % (lima perseratus) (2) Penggunaan laba untuk cadangan umum bilamana telah tercapai tujuannya dapat dialihkan kepada penggunaan lain dengan Keputusan Walikota. (3) Penggunaan Laba Bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b disetorkan ke Kas Daerah

12 BAB XII PEMBINAAN Pasal 15 (1) Walikota melakukan pembinaan umum terhadap Perusda. (2) Tata cara pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota. BAB XIII PENGAWASAN Pasal 16 (1) Walikota menunjuk Satuan Kerja Pengawas Fungsional Internal melakukan pemeriksaan dan / atau pengawasan atas pengurusan Perusda, tanpa mengurangi hak instansi dan badan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Hasil pemeriksaan dan/atau pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Walikota. (3) Tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

13 Pasal 18 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Sawahlunto. Ditetapkan di Sawahlunto pada tanggal 28 Desember 2011 WALIKOTA SAWAHLUNTO, AMRAN NUR Diundangkan di Sawahlunto pada tanggal 4 Januari 2012 SEKRETARIS DAERAH KOTA SAWAHLUNTO, ZOHIRIN SAYUTI LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2011 NOMOR 10

14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUMI SAWAHLUNTO SEJAHTERA I. PENJELASAN UMUM Sesuai dengan amanat Undang-udang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintah Daerah diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Sehubungan dengan hal tersebut, Kota Sawahlunto sebagai sebuah kota tambang mempunyai potensi ekonomi yang cukup strategis untuk pengembangan perekonomian melalui usahausaha pertambangan yang belum dilakukan secara optimal sehingga perlu dikelola dan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah melalui kegiatan ekonomi yang berbasis bisnis. Semenjak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 pada Pasal 130 ayat (1) ditegaskan bahwa tidak ada lagi pemungutan pajak daerah dan retribusi dari pengusaha yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) ataupun Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) atas usaha pertambangan mineral dan batubara. Hal ini tentu saja memiliki dampak berkurangnya pendapatan daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, usaha pertambangan sebagai potensi daerah yang mempunyai prospek ekonomis yang cukup menjajikan dan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan daerah maka perlu dikelola melalui Badan Usaha Milik daerah yang berbentuk perusahaan daerah yang bergerak dibidang pertambangan termasuk bidang usaha perdagangan serta pengadaan barang dan jasa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup Jelas Pasal 2

15 Pasal 3 Pasal 4 : Cukup Jelas Pasal 5 : Cukup Jelas Pasal 6 : Cukup Jelas Pasal 7 Ayat (3) : Cukup Jelas Ayat (4) : Cukup Jelas Pasal 8 Pasal 9 Ayat (3) : Cukup Jelas Ayat (4) : Cukup Jelas Ayat (5) : Masa jabatan Direksi 1 (satu) kali periode adalah 5 (lima) Tahun dan dapat diangkat kembali setelah habis periode sesuai dengan peraturan perundang - undangan Ayat (6) : Cukup Jelas Pasal 10 : Cukup Jelas Pasal 11 Pasal 12 Ayat (1) : Jangka waktu tertentu adalah sebulan, triwulan, semester atau tahunan Pasal 13 Ayat (3) : Cukup Jelas Ayat (4) : Cukup Jelas Ayat (5) : Cukup Jelas

16 Pasal 14 Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 15 Pasal 16 Ayat (1) : Satuan Kerja Pengawas dalam hal ini adalah Inspektorat Pasal 17 : Cukup Jelas Pasal 18 Ayat (3) : Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2011 NOMOR 10

17 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR : TAHUN 2011 TANGGAL : DESEMBER 2011 TENTANG : PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BUMI SAWAHLUNTO MANDIRI. BIDANG DAN SUB BIDANG USAHA JASA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA BIDANG SUB BIDANG 1 2 1. Penyelidikan Umum 2. Eksplorasi 2.1. Manajemen Eksplorasi 2.2. Penentuan Posisi 2.3. Pemetaan 2.4. Geologi dan Fisika 2.5. Geokimia 2.6. Survei Bawah Permukaan 2.7. Geoteknik 2.8. Pemboran dan Percontohan Eksplorasi 3. Studi Kelayakan 3.1. AMDAL 3.2. Penyusunan Studi Kelayakan 4. Konstruksi Pertambangan 4.1. Tambang Bawah Tanah 4.2. Tambang Terbuka 4.3. Tambang Bawah air 4.4. Komisioning Tambang 4.5. Penyemenan Tambang Bawah Tanah 4.6. Ventilasi Tambang 4.7. Pengolahan dan Pemurnian 4.8. Jalan Tambang 4.9. Gudang Bahan Peledak 5. Penambangan 5.1. Pengupasan, Pemuatan dan Pemindahan Batuan Penutup 5.2. Pemberaian/ Pembokaran

18 1 2 5.3. Penggalian Mineral atau Batubara 5.4. Pemuatan dan Pemindahan Mineral atau batubara 6. Pengolahan dan Pemurnian 6.1. Pencampuran batubara 6.2. Pengolahan Batubara 6.3. Pengolahan Mineral 6.4. Pemurnian Mineral 7. Pengangkutan 7.1. Menggunakan Truk 7.2. Menggunakan Lori 7.3. Menggunakan Belt Conveyor 7.4. Menggunakan Tongkang 7.5. Menggunakan Pipa 8. Lingkungan Pertambangan 8.1. Pengelolaan Air Tambang 8.2. Audit Lingkungan Pertambangan 8.3. Pengendalian Erosi 9. Pascatambang dan Reklamasi 9.1. Reklamasi 9.2. Penutupan Tambang 9.3. Penyiapan dan Penataan Lahan 9.4. Pembibitan 9.5. Hydroseeding 9.6. Penanaman 9.7. Perawatan 10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 10.1. Pemeriksaan dan Pengujian Teknik 10.2. Audit K3 Pertambangan 10.3. Pelatihan K3 WALIKOTA SAWAHLUNTO, AMRAN NUR

19