BAB I PENDAHULUAN. sebuah kehidupan. Tanpa pendidikan manusia tidak akan hidup teratur dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan. Pendidikan bertanggungjawab atas terciptanya generasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menjalani

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan social. Perubahan ke arah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. 1 Melalui pendidikan, kita

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi. bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arini Rahmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menjalani sebuah kehidupan. Tanpa pendidikan manusia tidak akan hidup teratur dan sistematis. Dalam kenyataannya hidup menunjukkan suatu proses sebuah pembelajran. Manusia tidak dirancang untuk dapat hidup langsung tanpa sebuah proses pembelajaran. Proses pembelajaran manusia dimulai dari orangorang terdekat disekitarnya dan selanjutnya proses belajar itulah yang menjadi basis pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan perubahan sosial. Perubahan kearah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang berkualitas. Pertanggung jawab atas terciptanya generasi bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar haluan Negara yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam adah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. 1 1 Achmad Patoni, Dinamika Pendidikan Anak.(Jakarta:PT.Bina Ilmu,2004), hal. 42.

2 Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna, baik secara individu maupun secara kelompok. Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengalaman dan pelatihan. 2 Pada dasarnya pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. 3 Oleh karena itu sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. 4 Pendidikan merupakan suatu fenomena manusia yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu maka pendidikan dapat dilihat dan dijelaskan dari berbagai sudut pandang. 5 Pendidikan berasal dari kata didik. Kata didik mendapatkan awalan me sehingga menjadi mendidik, berarti memelihara dan memberi latihan. Proses dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya sebuah pengajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. 6 Pengertian pendidikan dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, 2 Asrep Syafi i, Jurnal Dinamika Pendidikan Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Di UPTD SMPN 1 Sumbergempol, (Pusat Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat STAIN Tulungagung, 2012), hal. 119 3 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 3. 4 Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hal. 172. 5 Agua Tufik. Dkk, Materi Pokok Pendidikan di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hal. 1.2. 6 Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Belajar dan STAIN Jember, 2012), hal. 3.

3 kecenderungan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperuntukkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 7 Pendidikan berfungsi untuk mengarahkan berbagai potensi yang ada pada dirinya agar manusia mampu mengenali dirinya. Dengan pendidikan juga, manusia mampu meningkatkan harkat martabatnya sebagai manusia di dunia. Tetapi pada kenyataannya pendidikan yang layak di Indonesia belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Berbagai macam masalah seperti biaya pendidikan yang mahal, kesenjangan fasilitas dan tenaga pendidik yang professional antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan bahkan pedalaman. Padahal setiap masyarakat memilki hak yang sama dalam mendapat pendidikan yang layak. Pendidikan memberikan sebuah proses belajar yang seharusnya semua orang merasakannya Komponen yang paling penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 8 Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan belajar mengajar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, bahkan saling berhubungan erat. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar sendiri ialah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. 9 Belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan sadar yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik 7 UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 3. 8 Zainal Arifin, Perencanaan Pembelajaran dari Desain Sampai Implementasi, (Yogyakarta: PT. Pustaka Insani Madani, 2012), Hal. 7 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 10

4 dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang yang positif. 10 Pengalaman dan latihan ini bisa berbentuk interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.. Sehingga bagi peserta didik sendiri adalah penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dimaksud. Hal ini menjadi lebih penting lagi tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi calon-calon pendidik, pembimbing dan pengajar atau guru di dalam mengatur dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sedemikian hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal. Proses belajar yang optimal inilah yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal juga. Sedangkan mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. 11 mengajar merupakan suatu proses yang kompleks/rumit. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari pendidik kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Agar dapat mengajar dengan efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didik. Kesempatan belajar tersebut ditingkatkan dengan cara melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, dan guru harus menunjukkan keseriusan saat mengajar sehingga 10 Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012), hal. 2 11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2012), hal. 21

5 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 12 Guru merupakan ujung tombak dari semua pendidikan. Karena tanpa adanya seorang guru maka proses belajar mengajar akan tersendat dan tidak mampu untuk berjalan lancar. Guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis di dalam konteks pembelajaran, karena gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan guru mempunyai tugas merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi atau indikatornya, memilih dan menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan minat, kebutuhan, dan perkembangan peserta didik. Guru juga memilih metode dan media yang bervariasi serta menyusun alat evaluasi yang tepat. 13 Seorang guru memiliki tugas yang sangat berat untuk diemban tetapi tugas itu juga memiliki nilai yang sangat mulia. Seorang guru selayaknya memiliki berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugasnya, agar menjadi guru yang profesional. Guru dituntut harus profesional mengingat peran guru yang begitu besar dan sangat penting dalam kehidupan peserta didik. 14 Namun disini yang menjadi masalah pokok pembelajaran pada pendidikan formal adalah masalah pembelajaran itu sendiri, pembelajaran masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan, sehingga banyak pelajaran yang 12 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal. 7 13 Muhammad zaini.pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,( Yogyakarta:Teras.2009),hal. 130. 14 Masyukur Arif Rahman, Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Seorang Guru Dalam Belajar Mengajar, ( Yogyakarta: Diva Press, 2011), Hal 10

6 tidak bisa dipahami siswa hanya karena kesalahan pada metode yang digunakan. Oleh sebab itu, setiap guru harus mampu menguasai berbagai metode mengajar dan mampu mengelola kelas dengan baik sehingga mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif, efisien dan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah sekumpulan kejadian atau peristiwa penting dari tokoh muslim 15. Dengan mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) siswa dapat memperoleh pelajaran yang berharga dari perjalanan dari seorang tokoh atau generasi zaman dulu. Siswa dapat memperoleh berbagai pelajaran dari proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang dilakukan. Keteladanan dari tokoh-tokoh/pelaku sejarah inilah yang ingin ditransformasikan kepada generasi muda, disamping nilai informasi sejarah penting lainnya. Berawal dari kurang berminatnya siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh Hasil pengamatan di MI Al- Ishlah Tiudan Gondang Kabupaten Tulungagung adalah pembelajaran yang digunakan masih memanfaatkan metode pembelajaran ceramah dan pemberian tugas, sehingga siswa kurang berfikir kreatif. Permasalahan umum yang dihadapai siswa adalah sulitnya 15 MuhammadHaidir.SejarahKebudayaanIslam.dalamhttp://muhammadhaidir.blogspot.com/2013/04/pengertian-sejarah-kebudayaan-islam.html diakses tanggal 29 September 2016.

7 memahami materi yang disampaikan hanya dengan ceramah saja, karena materi pelajaran yang mereka pelajari adalah ilmu sejarah.. 16 Kegiatan pembelajaran di kelas masih bersifat monoton. Media juga jarang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah materi pelajaran yang umumnya berisikan cerita. Melihat realita yang ada, proses pembelajaran di kelas saat ini masih banyak yang berpusat pada guru, dimana guru sebagai pusat belajar bagi siswa, sedangkan siswa hanya duduk dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Hal inilah yang terjadi yang terjadi ketika peneliti mengadakan observasi di kelas IV MI Al Ishlah Tiudan Gongang Tulungagung, dengan jumlah peserta didik 22, dalam mengikuti pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) perlu adanya perhatian. Guru masih jarang menggunakan metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik masih bersikap pasif selama proses pembelajaran berlangsung. 17 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung, beliau menuturkan bahwa, Selama ini metode pembelajaran yang saya terapkan adalah gabungan antara metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Untuk metode diskusi jarang sekali saya terapkan kalau tidak waktu praktikum. Bahkan waktu pembelajaran berlangsung siswa masih saja ramai sendiri. Yang mampu menyerap materi pembelajaran hanya anak-anak tertentu yang memang sudah punya bekal kepandaian. Nilai ujiannya pun juga hanya anak- 16 Hasil observasi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas pada tanggal 13 Oktober 2016 17 Hasil observasi terhadap peserta didik kelas IV MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung pada tanggal 13 Oktober 2016

8 anak itu saja yang bagus. 18 Adapun instrument wawancara sebagaimana terlampir. Berdasarkan dokumen prestasi prestasi belajar kelas IV pada hasil ulangan harian mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi hijrah nabi Muhammad Saw. ke kota Thaif tergolong masih rendah. Banyak dari peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKM. KKM yang ditetapkan adalah 75. Nilai tertinggi adalah 98 dan nilai terendah 56 Prosentase dari 22 peserta didik, 14 peserta didik atau 62% nya mendapat nilai dibawah KKM. Sehingga peserta didik yang mampu mendapat nilai diatas KKM hanya 38%. Nilai selengkapnya terlampir. 19 Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Bamboo Dancing (tari bambu. )Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa. Metode Bamboo Dancing adalah suatu teknik pengembangan metode inside outside circle dimana dalam pelaksanaannya siswa berdiri berhadapan dengan pasangannya sambil berdiskusi mengenai suatu topik untuk berbagi informasi dalam waktu yang bersamaan, kemudian siswa bergeser searah jarum jam untuk bertukar pasangan untuk berdiskusi dan berbagi informasi dengan pasangan yang baru. 20 18 Wawancara dengan Wali kelas IV MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung pada tanggal 13 Oktober 2016 19 Dokumentasi Nilai Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas IV MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung pada tanggal 13 Oktober Oktobe2016 20 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),hlm.249.

9 Pemilihan metode pembelajaran bamboo dancing dikarenakan untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari dan mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Metode bamboo dancing juga diharapkan sebagai sarana untuk lebih meningkatkan keaktifan dan kemampuan berbernalar siswa. sehingga lebih memudahkan peserta didik untuk berbagi dan mengolah informasi dengan pasangannya untuk memecahkan permasalahan yang diberikan Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Peserta Didik Kelas IV MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut 1. Bagamaina peningkatan keaktifan belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi hijrah Nabi Muhammad SAW. Ke Kota Thaif melalui metode pembelajaran bamboo dancing kelas IV A MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung? 2. Bagamaina peningkatan hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi hijrah Nabi Muhammad SAW. Ke Kota Thaif melalui metode pembelajaran bamboo dancing kelas IV A MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung?

10 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Memaparkan peningkatan keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi hijrah Nabi Muhammad SAW. Ke Kota Thaif melalui metode pembelajaran bamboo dancing kelas IV A MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung. 2. Memaparkan peningkatan hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi hijrah Nabi Muhammad SAW. Ke Kota Thaif melalui metode pembelajaran bamboo dancing kelas IV A MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada berbagai pihak yaitu: 1. Manfaat secara teoriti Secara teoritis hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya informasi dan khazanah ilmiah tentang upaya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) melalui penerapan metode bamboo dancing. 2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi Kepala MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung

11 Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk MI. b. Bagi Guru MI Al Islah Tiudan Gondang Tulungagung Dengan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, pendidik dapat mengidentifikasi kembali pembelajaran yang telah dilakukan dan dapat menvariasi strategi dan media pembelajaran yang lebih kreatif dalam membentu peserta didik meningkatkan hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) c. Bagi Peserta Didik MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Peserta Didik yang mengalami kesulitan belajar dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). d. Bagi peneliti lain Bagi penulis yang mengadakan penelitian sejenis, dalam hasil penelitiannya dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan metode pembelajaran bamboo dancing dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dan menjadikan bekal bagi guru yang profesional kelak. e. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Dapat digunakan sebagai bahan wawasan dan pengetahuan tentang sistem pembelajaran di sekolah, khususnya di tingkatan Sekolah Dasar.

12 Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan kajian dan sumbangan pemikiran bagi upaya pengembangan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, khususnya pada pengembangan konsep metode belajar, sehingga dapat bermanfaat sebagai referensi dalam memilih dan menerapkan suatu strategi, metode atau media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran tertentu. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah: Jika metode pembelajaran bamboo dancing diterapkan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi Hijrah Nabi Muhammad SAW. Ke Kota Thaif dengan baik, maka keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV MI Al- Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung akan meningkat. F. Definisi Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah dari Penerapan Metode Pembelajaran Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Peserta Didik Kelas IV-A MI Al Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung sebagai berikut: 1. Bamboo Dancing Metode pembelajaran bamboo dancing merupakan teknik belajar mengajar sebagai modifikasi lingkaran kecil lingkaran besar yang dapat memberi manfaat belajar siswa karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bamboo yang

13 digunakan dalam tari bambu. Metode bamboo dancing tentunya sangat bermanfaat guna pembelajaran dikelas agar lebih variatif sehingga tidak membosankan siswa. 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Perubahan ini diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan perilakusecara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. 3. Keaktifan Keaktifan yaitu kegiatan, kesibukan. Peserta didik aktif adalah peserta didik yang terlibat secara intelektual dan emosional dalam kegiatan belajar. 4. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Sejarah Kebudayaan Islam ialah kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang diabadikan di mana pada masa lampau islam merupakan pokok kekuatan dan sebab yang ditimbulkan dari suatu peradaban yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. G. Sistematika Pembahasan Setelah penelitian dilakukan, peneliti menuangkan hasil observasi penelitiannya kedalam sebuah laporan penelitian. Sistematika penulisan

14 laporan tersebut meliputi: 1. Bagian Awal, menunjukkan identitas peneliti dan identitas penelitian yang dilakukan. Dimana komponennya meliputi halaman judul, abstrak peneltian, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan lampiran 2. Bagian utama, menjelaskan inti ari kegiatan penelitian, meiputi: a. Bab I Pendahuluan Pendahuluan ini bertujuan untuk memberi pengantar kepada pembaca dalam memahami isi laporan penelitian. b. Bab II Kajian Pustaka Pada bab ini memuat uraian tentang tinjauan pustaka atau buku-buku teks yang berisi teori-teori besar dan hasil dari penelitian terdahulu. c. Bab III Metode Penlitian Berisi tentang pendekatan dan rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi tentang paparan data atau temuan yang disajikan dalambentuk topik sesuai dengan pernyataan-pernytaan penelitian dan hasil analisis data. e. Bab V Penutup Memuat tentang kesimpulan dan saran-saran