KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : YOLANDA KOLO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: RISTI DYAH KURNIASARI NIM

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi selanjutnya. Salah satu masalah

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : MAGDALENA AMALO NPM :

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

KASUS FENOMENA ASFIKSIA PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) (Di RSUD Kota Semarang Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

DI BPS KOKOM KOSMAYATI PERIODE 10 NOVEMBER JANUARI 2016

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

Hardiana 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi pada ibu dan janin (Manuaba, 1998).

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk pada ibu yang mengandung dan melahirkan bayi BBLR (Berat

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni

ANALISA FAKTOR RISIKO KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSUD WATES

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

STUDI KASUS PADA By. Ny. T UMUR 2 HARI YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASFIKSIA DI RUANG TERATAI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh : YOLANDA KOLO 12.2.05.01.0045 PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 1

2

3

STUDI KASUS PADA By. Ny. T UMUR 2 HARI YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASFIKSIA DI RUANG TERATAI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI YOLANDA KOLO 12.2.05.01.0045 FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN Dosen Pembimbing I : Susi Ernawati S.Kep.,Ns,M.Kes Dosen Pembimbing II : Siti Aizah S.Kep.,Ns,M.Kes UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir (Mansjoer, 2007). Penyebab asfiksia pada bayi antara lain karena faktor gangguan pertukaran gas atau pengangkutan selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Beberapa dampak Bayi yang mengalami Asfiksia adalah hipoksia, hipotermi dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Tujuan penulisan adalah untuk mempelajari dan mempraktekkan asuhan keperawatan pada Bayi dengan kasus Asfiksia melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif. Metode yang digunakan studi kasus, yang berorientasi pada Bayi Asfiksia dirawat di Ruang Teratai RSUD Gambiran Kota Kediri. Berdasarkan studi kasus pada By. Ny. T ditemukan diagnosa keperawatan Pola nafas tidak efektif. Ada pun tindakan yang di lakukan adalah : mengkaji frekwensi pernapasan dan pola pernapasan, mengauskultasi suara nafas, meletakan bayi dengan menganjal bantal pada bahu, berkaloborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi Pola nafas tidak efektif pada By Ny. T dikarenakan kehamilan belum cukup bulan (premature) AS : 4-5, sehingga berdampak sebagian fungsi organ tubuh belum matang. Pola nafas tidak efektif apabila diabaikan akan mengakibatkan suplai oksigen ke otak tidak adekuat sehingga menyebabkan cyanosis dan menyebabkan kematian. Diharapkan tetap memberikan oksigen agar bayi tidak kekurangan oksigen Kata kunci: pola nafas tidak efektif, asfiksia 4

I. LATAR BELAKANG Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir. Biasanya terjadi pada bayi yang di lahirkan dari ibu dengan komplikasi, misalnya diabetes melitus. Preeklamsi berat atau eklamsi eritroblastosis fetalis. Kelahiran kurang bulan (< 34 minggu), kelahiran lewat waktu, plasenta previa, solusio plasentae, korioamnionitis, hidramnion dan oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anastesi atau narkotik sebelum kelahiran.(mansjoer, 2013) Asfiksia neonatorum merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa depresi pernafasan yang berlanjut sehingga menimbulkan berbagai komplikasi. Asfiksia paling sering terjadi pada periode segera setelah lahir dan menimbulkan sebuah kebutuhan resusitasi dan intervensi segera untuk meminimalkan mortalitas dan mordibitas. (Anik, 2012) Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi ini sebanyak 47% meninggal pada masa neonatal, setiap lima menit terdapat satu neonatus yang meninggal. Adapun penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia, salah satunya asfiksiayaitu sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). (Depkes RI, 2012). Penyebab asfiksia pada bayi antara lain karena faktor gangguan pertukaran gas atau pengangkutan selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. pada bayi asfiksia secara keseluruhan mengalami kematian sekitar 10-20%, sedangkan 20-45% dari yang hidup mengalami kelainan neurologi. Sekitar 60% dengan gejala sisa berat, dan sisanya adalah normal. (Proverawati, 2012) Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dilakukan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Hanifa,2013) Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh asfiksia neonatus adalah hipoksia, hipotermi, prematuritas, dan gangguan perdarahan otak. Meskipun terjadi penurunan jumlah angka kematian kasus asfiksia neonatus namun kita 5

harus memperhatikannya, karena bagaimanapun juga kasus asfiksia neonatus merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi. Hal ini sering disebabkan karena banyak faktor, misalnya kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan janin, efek teratogen dari gaya hidup selama masa kehamilan, gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi yang buruk. (Wiknjosastro,2012) Dari latar belakang di atas perawat tidak hanya terfokus dalam masalah pemberian asuhan keperawatan akan tetapi juga berperan sebagai konsultan, diantaranya memberi informasi tentang penyakit asfiksia pada ibu yang hamil atau setelah melahirkan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membahas dan mempelajari lebih dalam tentang asuhan keperawatan asfiksia di RSUD Gambiran Kota Kediri. II. METODE PENELITIAN Tanggal MRS :01-07-2015 Jam masuk : 01.10 WIB Ruang/ kelas : R.Teratai / 1 No. register : 327977 Tanggal pengkajian : 02-07-2015 Jam pengkajian : 09.00 WIB Diagnosa medis : Asfiksia Sedang 1. Identitas Nama bayi Umur Jenis kelamin Anak ke : By.Ny T : 2 hari : Perempuan : II PENGKAJIAN Nama ibu : Ny. T Umur : 29 tahun Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Sambirejo, banyakan Status perkawinan : Menikah Nama Suami : Tn. S Umur : 33 tahun Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan :wiraswasta Alamat :sambirejo, banyakan 6

2. Riwayat kesehatan I. Keluhan utama 1. Saat MRS : Bayi lahir dengan spontan di rumah sakit Gambiran jam 00.30 WIB dengan AS=4-5, jenis kelamin perempuan, BB: 2700 gram, saat di ruang bayi, bayi tampak lemah, CRT 4 detik, suhu: 36,2 C, nadi : 137, RR : 64 2. Saat pengkajian : Bayi. Ny. T tampak lemah, akral dingin, cyanosis (+), sesak (+), RR = 64, BAB/BAK (+) II. Riwayat penyakit sekarang BBL dengan spt B, UK: 39-40 minggu, ketuban pecah ± 5 jam, warna hijau keruh kental, bau(+), AS: 4-5. Kemudian bayi langsung di antar oleh bidan ke ruang bayi, tiba di ruang bayi keadaan umum lemah, menangis lemah(+), cyanosis(+), hipersalivasi(+), anus(+), BB: 2700 gram, pada saat pengkajian bayi tampak lemah, CRT 4 detik, terpasang nasal 1 liter, bayi di dalam inkubator. III. Riwayat penyakit dahulu By. Ny. T tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu IV. Riwayat penyakit keluarga Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun, menahun, atau menular. V. Riwayat antenatal Ibu mengatakan hamil anak ke : II Usia kehamilan : 39 minggu ANC sejak umur kehamilan : 1 bulan di bidan ANC : TM I : Frekuensi pusing : 1 kali Keluhan Terapi TM II : Frekuensi Keluhan Terapi : - TM III: Frekuensi Keluhan Terapi : - : mual, :vitamin : 1 kali : muntah : 2 kali : sulit tidur Kenaikan BB selama hamil :3 kg Komplikasi selama hamil :tidak ada Kebiasaan waktu hamil ( makan, obat-obatan/ jamu, merokok ) Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu atau rokok VI. Riwayat intranatal Lahir tanggal / jam :01-07-2015 jam 00.30 WIB Jenis persalinan :spontan 7

Penolong :bidan Lama persalinan : Kala I :- Kala II : - Komplikasi persalinan : tidak ada VII. Keadaan bayi baru lahir Berat badan bayi Panjang badan :2700 gram :48 cm Nilai APGAR : 4-5 III. HASIL DAN KESIMPULAN Dalam bab ini akan dibahas kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang nyatapada asuhan keperawatan Anak By.Ny.T dengan Asfiksia di Ruang Teratai RSUD Gambiran Kota Kediri. A. Pengkajian Pada tinjauan kasus pengkajian didapatkan data pasien atas nama By.Ny.T, umur 2 hari, dengan jenis kelamin perempuan, dengandiagnosa medis Asfiksia, dengan berat badan 2700 gram, AS 4-5, suhu 36,2ºc, RR 64x/mnt, sesak(+),terpasang O2 1 liter, terpasang infus. Pada tinjauan teori,asfiksia disebabkan karena faktor gangguan pertukaran gas atau pengangkutan selama kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat,preeklamsi berat atau eklamsi eritroblastosis fetalis,kelahiran kurang bulan (< 34 minggu ), kelahiran lewat waktu, plasenta previa, solusio plasentae, korioamnionitis, hidramnion dan oligohidramnion, gawat janin, serta pemberian obat anastesi atau narkotik sebelum kelahiran. (Mansjoer, 2012). Kesenjangan yang terjadi antara hasil pengkajian secara langsung dengan teori asfiksia adalah penulis tidak menemukan suara wheezing, reflek tendon hiperaktif, tremor karena tidak semua kasus pada teori ditemukan di lahan praktek. B. Diagnosa Keperawatan Pada tinjauan kasus penulis menemukan 2 diagnosa keperawatan antara lain : a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan b. Ketidak seimbangan suhu tubuh (hipotermi) berhubungan dengan paparan lingkungan dingin Padatinjauanpustakaditemukandiagn osa keperawatanantaralain: a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang menumpuk dijalan nafas b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengandiafragma tidak dapat mengembang dengan sempurna 8

c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kontriksi arteri pulmonar. d. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh atau hipotermi berhubungan dengan paparan lingkungan dingin Berdasarkan diagnosa diatas penulis menemukan kesenjangan bahwa tidak selamanya diagnosa yang ada dalam teori terdapat pula dalam praktek, adapun kesenjangan antara lain : bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang menumpuk dijalan nafas, dan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kontriksi arteri pulmonal, 2 diagnosa ini tidak diangkat karena tidak ditemukan data yang mendukung untuk menegakan 2 diagnosa tersebut. KESIMPULAN setelah membahas tentang uraian asuhan keperawatan pada neonatus dengan Asfiksia, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada By. Ny. T di temukan keadaan umum bayi lemah, sesak,, berat badan 2700 gram, panjang bayi 48 cm 2. Pada By. Ny. T diagnosa keperawatan utama yaitu pola nafas tidak efektif b/d kelemahan otot pernafasan. 3. Intervensi keperawatan pada diagnosa pola nafas tidak efektif b/dkelemahan otot pernafasan yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital anak sesuai prosedur, atur posisi bayi sedikit ekstensi dengan menaruh bantal pada bahu bayi, memantau status pernafasn, auskultasi jalan napas,kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan. 4. Implementasi keperawatan pada By. Ny. T sesuai dengan intervensi yang telah disusun. 5. Evaluasi keperawatan pada diagnosa pola nafas tidak efektif b/d kelemahanotot pernafasan sudah teratasi pada hari ke-2 perawatan sehingga intervensi dihentikan dan pasien pulang. IV. DAFTAR PUSTAKA Anik, (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Buku 2. Jakarta:Salemba Medika. Hanifa, (2013). Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 2. Jakarta : EGC. Mansjoer A, dkk. (2013).Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media Aesculapius. FKUI Jakarta. Maryunani A& Eka P. (2013). Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatus. Jakarta: Trans Info Media. Maryunani A&Nurhayati. (2012). Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta: Trans Info Media. NANDA.(2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC-NOC.Jakarta. 9

Proverawati A dan Ismawati C. (2012). Berat badan lahir rendah Yogyakarta : Nuha Medika. Saifudin. (2012). Asuhan Perinatal dan Antenatal. Jakarta : NuhaMedika. Supartini Y.(2013).Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Wiknjosastro H, dkk, (2012). Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Cetakan Kesembilan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Wiknjosastro H. (2012). Asuhan Neonatus Bayi Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. Yogyakarta : D- Medika. Wong, Donna L, dkk, (2012). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 10